Ketika Dario dan sepuluh master Alam Detak Janin di belakangnya mendengar ucapan Xavier, ekspresi mereka menjadi sangat muram."Sudah sampai saat ini pun kamu masih saja berpura-pura kuat!" Dario memandang Xavier dengan ekspresi sinis.Dario tidak paham, kenapa Xavier masih bisa berpura-pura kuat begini?Ada sebelas master Alam Detak Janin di hadapan Xavier, bahkan kalau dia sudah mencapai Alam Kondensasi, dia tetap tidak bisa mengalahkan sebelas orang ini sekaligus."Berhenti bicara omong kosong dan menyeranglah secara bersama-sama." Melihat Dario yang masih mengoceh, Xavier pun segera berkata dengan tidak sabar.Nada bicara Xavier begitu tenang.Xavier benar-benar tidak menganggap serius orang-orang seperti Dario ini."Oke, kalau begitu, aku akan mengabulkan permintaanmu! Ha ha …." Dario mengedipkan mata pada sepuluh master Alam Detak Janin di belakangnya."Matilah kamu!"Sebelas master Alam Detak Janin segera menyerang pada saat yang bersamaan.Ketika Graciela melihatnya, dia dengan
Dario terkejut.Dario dapat merasakan kekuatan tak kasat mata sedang menekan lehernya. Kalau Xavier memberikan sedikit saja kekuatan pada kakinya, leher Dario akan patah.Saat ini, Dario dapat merasakan hasrat membunuh yang kuat."Jangan … jangan bunuh aku!" Dario buru-buru memohon belas kasihan.Namun sudah terlambat, Xavier menginjak dan mematahkan leher Dario.Hanya karena Xavier tidak ingin Graciela terluka lagi, Dario begitu berani sampai ingin mengancam Xavier dengan menculik Graciela. Bukankah ini sama saja dengan cari mati?Xavier mendengkus dingin, lalu menoleh untuk melihat delapan master Alam Detak Janin yang tersisa."Apakah kalian mau mati?"Delapan master Alam Detak Janin tersebut saling memandang dan mengambil tindakan pada saat yang bersamaan. Mereka meluncurkan serangan lain pada Xavier.Xavier mengangkat alisnya dan berpikir kalau orang-orang ini tidak akan menyerah sampai ajal mereka menjemput.Meskipun mereka tahu kalau Xavier sudah berada di Alam Kondensasi, mereka
Graciela membawa Xavier ke ruang kerja Neneknya, Nathalia dengan penuh keraguan.Xavier bertanya, "Apa kamu memerhatikan ada yang aneh dengan Paman Simon?""Kamu juga menyadarinya?" Graciela berkata dengan terkejut, "Dia tidak pernah begitu sopan padaku.""Ya, aku juga merasakannya. Biasanya dia melihatku dengan tatapan muram, tapi tadi malah tersenyum," kata Xavier juga dengan curiga.Mendengar Xavier mengatakan ini, Graciela bahkan lebih kebingungan.Apalagi perjalanan dari ruang tamu hingga ke ruang kerja Neneknya Nathalia, tidak ada kelihatan seorang pun.Ini hal yang tidak mungkin.Kalaupun tidak kelihatan seseorang dari Keluarga Martinez, seharusnya bisa bertemu dengan para bawahan atau pelayan dari Keluarga Martinez, bukan?Namun, mereka tidak bertemu dengan siapa pun di sepanjang jalan.Bahkan, seluruh ruangan di dalam Keluarga Martinez sangat sunyi dan keheningannya terasa mencekam.Xavier dan Graciela menjadi makin bimbang.Namun, mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi.Me
"Meskipun kamu bukan cucu dari Nyonya Nathalia, dia selalu memperlakukanmu sebagai cucu, tetapi kamu malah melakukan hal keji seperti ini? Kenapa hati kamu begitu tega?""Graciela, kenapa kamu begitu kejam? Nenekmu berbuat demi Keluarga Martinez bukan dirinya sendiri. Kita semua melihatnya juga, tapi bagaimana kamu bisa seperti ini? Bukan hanya tidak mematuhi Nenekmu, tapi juga sampai membunuhnya!"Para Tetua Keluarga Martinez terus memarahi Graciela dengan penuh emosi.Graciela menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak! Aku tidak membunuh Nenek. Ketika aku masuk, Nenek sudah hampir meninggal.""Saat ini, hanya kamu yang datang ke ruang kerjanya. Kalau bukan kamu, siapa lagi yang bisa?" hardik Simon tiba-tiba dengan emosi, sepasang matanya berapi-api hendak meletus.Graciela tiba-tiba menatap Simon, paman ketiganya ini, yang baru saja bersikap sopan padanya, kenapa malah menjadi marah seperti ini?Graciela samar-samar menyadari ada sesuatu hal yang salah, tetapi dia tidak tahu apa it
Graciela melirik Simon, kemudian ke arah Miriam.Graciela mencibir. "Mbak Miriam, aku tidak punya dendam apa pun denganmu. Kenapa kamu juga menudingku? Dari mana kamu lihat aku memaksa Nenek untuk makan?"Miriam melirik Graciela, dia terlihat sedikit takut, tetapi masih bersikeras, "Nona Graciela, lebih baik Anda mengakuinya! Saya melihat dengan jelas, Anda yang telah membunuh Nyonya Besar Martinez!"Graciela mencibir. "Apakah kamu memiliki bukti?Miriam menunjuk ke pintu dan berkata, "Sup yang aku rebus untuk Nyonya Besar Martinez barusan masih di pintu. Kalau tidak percaya, silakan pergi melihatnya!"Graciela hendak keluar dan melihatnya, tetapi dia lebih ingin mengetahui apa yang telah disiapkan si pembunuh untuk menyalahkannya.Tepat ketika hendak pergi, seorang Tetua dari Keluarga Martinez berkata, "Graciela, kamu tidak perlu melihatnya lagi. Saat aku hendak masuk tadi, memang ada semangkuk sup di depan pintu.""Tapi apa maksudnya itu? Mungkinkah dia menaruhnya sebelum kalian data
Begitu suara itu terdengar.Tiga sosok masuk ke ruang kerja.Mereka adalah ayah Graciela, Louis dan Paman kedua Graciela, Oswald serta orang terakhir adalah Sean Graham.Setelah mereka berjalan ke ruang kerja, Louis pertama-tama berjalan ke samping tempat tidur Nathalia dan membungkuk hormat.Setelah membungkuk, Louis berjalan di depan semua orang.Graciela melihat ayahnya akan datang, dia berteriak sedih, "Ayah!"Louis melirik putrinya dengan tatapan penuh kasih dan berkata, "Putriku, jangan takut, Ayah ada di sini. Tidak ada yang bisa memfitnahmu!"Pada saat ini, Simon berkata dengan tidak sabar, "Louis, apa maksudmu dengan kembali saat ini?"Louis menengadah dan melirik Simon dan berkata, "Simon, kenapa kelakuanmu begitu buruk sekarang. Melihat kedatanganku, seharusnya kamu menyapaku terlebih dulu."Simon pun membeku dan tidak mengatakan sepatah kata pun.Louis tidak memandang Simon, tetapi menoleh ke para Tetua Keluarga Martinez dan berkata, "Aku kembali hari ini untuk mengambil al
Semua orang di ruang kerja memandang Xavier.Victor bertanya dengan heran, "Maksudmu ... kamu tahu siapa pembunuhnya?""Ya, benar!" Xavier dengan tenang menyapu ke arah kerumunan Keluarga Martinez.Dia tidak berbicara sekarang, hanya memikirkan siapa pembunuhnya. Awalnya, Xavier tidak tahu kenapa dan sulit mengetahuinya, sampai dia teringat apa yang dikatakan Nathalia sebelum dia meninggal, Xavier mengerti segalanya."Siapa pembunuhnya?" tanya Victor dan Louis serempak.Xavier menyipitkan mata ke arah Simon, mengulurkan tangannya untuk menunjuk ke arahnya dan berteriak, "Pembunuhnya adalah dia!"Simon tertegun sejenak dan berkata dengan marah, "Sialan! Bagaimana aku bisa membunuh ibuku sendiri!"Xavier tersenyum dan tidak menjelaskan.Wilson menggoda di sampingnya, "Xavier, aku rasa kamu memang gila! Kalau kamu memikirkannya dengan otakmu, Simon tidak bisa menjadi pembunuhnya, pernahkah kamu melihat seseorang membunuh ibunya?"Victor awalnya berpikir Xavier tahu siapa pembunuhnya, teta
"Tidak, bukan begitu. Hanya spekulasi dari aku dan tentu saja bukan bukti." Xavier tersenyum dan menggelengkan kepalanya.Kemudian, dia memandang Wilson dengan santai dan berkata, "Apakah kamu benar-benar berpikir aku tidak punya bukti?"Wilson berkata dengan tidak setuju, "Kalau ada bukti, kamu harus segera mengeluarkannya, jangan buang waktu untuk berkoar-koar di sini.""Ya, kalau kamu punya bukti, cepat keluarkan!" Anggota Keluarga Martinez lainnya juga mendesak.Simon berkata dengan ekspresi datar, "Aku mengizinkan kalian untuk memfitnahku, tetapi tolong tunjukkan bukti. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena bersikap kasar padamu."Xavier tersenyum, "Jangan panik, aku akan segera memberikan bukti dan membuka kedok kemunafikan kamu."Simon mendengkus dingin dan tidak berbicara.Xavier melanjutkan. "Pernahkah kalian terpikirkan sebuah pertanyaan? Apakah Nenek Nathalia secara sukarela atau dipaksa meminum racun itu? Apa dia tanpa sadar mencicipinya?"Pertanyaan ini membuat semua ora