Kui Long, yang kini terkenal sebagai Pendekar Mabuk, diundang ke istana Kaisar Qing. Undangan itu datang dengan alasan mulia: penghormatan kepada pendekar yang telah menegakkan keadilan di Dunia Pendekar. Namun, di balik senyum hangat Kaisar Qing, tersembunyi siasat licik. Kaisar Qing merasa kehadiran Kui Long adalah ancaman bagi kedudukannya sebagai penguasa.Kui Long tiba di istana dengan hati waspada, namun rasa penasaran mengalahkan instingnya. Ia ingin mengetahui informasi rahasia tentang tubuh aslinya yang telah lama terpisah darinya. Dalam jamuan megah yang dipenuhi hidangan mewah, Kui Long mulai mencicipi makanan yang ternyata telah dicampur dengan Racun Tanpa Raga, ramuan mematikan yang bekerja perlahan, menyerang organ dalam tanpa meninggalkan jejak.Di tengah pesta, tubuh Kui Long mulai melemah. Penglihatannya kabur, dan rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya. Ia menyadari bahwa dirinya telah diperdaya. Kaisar Qing berdiri, menatapnya dengan senyum dingin. “Pendekar Mabuk,
Kui Long meninggalkan Dunia Naga dengan kekuatan baru dan tekad yang semakin kuat. Namun, saat ia kembali ke Dunia Pendekar, ia menemukan bahwa Kaisar Qing telah memperkuat kekuasaannya, menciptakan pasukan elit yang dilatih khusus untuk memburunya.Di sebuah kota kecil di perbatasan, Kui Long mendengar kabar bahwa Kaisar Qing sedang mempersiapkan senjata rahasia untuk menghancurkan siapa pun yang menentangnya. Kui Long tahu bahwa waktunya untuk bertindak telah tiba. Dengan kekuatan yang ia peroleh di Dunia Naga, ia bersumpah untuk mengakhiri tirani Kaisar Qing dan membawa keadilan ke Dunia Pendekar.Namun, meskipun tubuh dan kekuatannya telah pulih, hati Kui Long tetap gelisah. Ia tahu bahwa Kaisar Qing tidak akan tinggal diam, dan pertempuran berikutnya akan menjadi ujian terbesar dalam hidupnya.“Shiu Ling,” katanya suatu hari. “Aku tidak akan melupakan semua yang telah kau lakukan untukku. Tapi, saatnya aku kembali ke Dunia Pendekar. Kaisar Qing harus dihentikan, bukan hanya untuk
Di kota kecil perbatasan itu, Kui Long melihat bahwa kekuasaan Kaisar Qing telah menyebar luas. Penduduk hidup dalam ketakutan, dengan penjaga berseragam emas patroli setiap saat. Kaisar Qing mengirim salah satu komandan pasukan elitnya, Jenderal Naga Langit, untuk menguji kekuatan Kui Long.Di alun-alun kota, Jenderal Naga Langit berdiri tegak dengan senyuman penuh ejekan. “Pendekar Mabuk yang legendaris, kau telah menjadi ancaman bagi Kaisar Qing. Tapi di sinilah perjalananmu berakhir.”Kui Long tidak menjawab. Ia hanya berdiri tenang dengan tangan menggenggam pedangnya, Pedang Iblis Suci, yang bersinar dengan aura biru gelap.Jenderal Naga Langit menyerang lebih dulu, menggunakan jurus Tarian Naga Membakar Langit, yang menciptakan gelombang api besar. Kui Long melompat menghindari serangan itu, lalu membalas dengan Langkah Naga Membelah Langit, membuat tanah di bawah mereka terbelah dan menghentikan gelombang api.Pertarungan berlangsung sengit. Setiap serangan Jenderal Naga Langit
Ruangan megah di dalam istana berubah menjadi medan pertempuran yang mengguncang. Kaisar Qing berdiri dengan angkuh di atas singgasananya, memegang Tombak Kaisar Langit, senjata kuno yang memancarkan aura emas menyilaukan.“Pendekar Mabuk, hari-harimu sudah berakhir,” kata Kaisar Qing dengan penuh keyakinan. Ia mengayunkan tombaknya, menciptakan gelombang energi raksasa yang menyapu ruangan.Kui Long segera bertindak. Dengan Langkah Naga Tanpa Batas, ia melompat menghindari serangan, tetapi energi dari tombak itu membuatnya terlempar ke dinding, darah segar mengalir dari sudut bibirnya.“Tombak itu bukan hanya senjata,” pikir Kui Long. “Itu adalah alat pemusnah.”Kaisar Qing tertawa, menyadari bahwa tombaknya memberinya keunggulan. Ia menyerang lagi, kali ini menggunakan jurus pamungkasnya, Tombak Langit Membelah Dunia, sebuah teknik yang membuat pilar-pilar energi turun dari langit dan menghantam bumi dengan kekuatan dahsyat.Kui Long merasakan tekanan besar, tetapi ia tidak menyerah
Malam itu, langit di atas Pulau Arak gelap pekat. Angin laut berhembus lembut, membawa aroma garam dan kelembapan, membelai wajah Shin Kui Long yang duduk bersila di tepi tebing. Suara ombak menghantam karang terdengar berirama, seperti alunan musik alam yang mengiringi pikirannya yang kalut.Shiu Ling melangkah mendekatinya, mengenakan jubah putih berkilauan yang tampak menyatu dengan cahaya rembulan. Rambut panjangnya tertiup angin, menambah aura mistisnya. Ia berhenti di belakang Kui Long, matanya yang tajam namun lembut mengamati siluet pria itu.“Kui Long,” katanya dengan suara tenang yang hampir seperti bisikan. “Jika kau ingin benar-benar siap menghadapi dunia yang semakin gelap, ada satu makhluk yang bisa membantumu.”Kui Long menoleh, pandangannya penuh rasa ingin tahu. “Apa maksudmu?”Shiu Ling duduk di sebelahnya, menatap cakrawala yang tak berujung. “Naga Legenda Shiryuken. Ia tinggal di Pulau Legenda Naga, sebuah tempat yang hanya bisa dijangkau oleh mereka yang memiliki
Satu tahun telah berlalu sejak kekalahan Kaisar Qing, dan Dunia Pendekar mulai merasakan kedamaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Desas-desus tentang kemunculan sekte misterius dari Dunia Iblis yang dipimpin oleh seorang ahli bela diri yang disebut Iblis Rambut Putih mulai menyebar di Negeri Qing. Iblis rambut Putih dikenal memiliki kekuatan yang mampu memanipulasi raga dan jiwa orang lain, membuat musuh-musuhnya tidak berkutik. Tidak hanya itu, para pengikutnya, yang disebut Laskar Neraka, memiliki teknik yang mampu menandingi para pendekar ternama. Di tengah rumor tersebut, seorang utusan dari Dunia Iblis datang menemui Kui Long. Dengan napas terengah-engah dan luka yang parah, ia menyerahkan gulungan surat berisi tantangan dari Iblis Rambut Putih. "Shin Kui Long," tulisnya, "jika kau adalah Pendekar sejati, temui aku di Lembah Iblis Putih di Negeri Shu . Dunia ini hanya memiliki ruang untuk satu penguasa sejati." Kui Long meng
Negeri Shu dulunya adalah sebuah negeri subur yang dipenuhi oleh padang hijau dan sungai yang berkilauan. Namun, semuanya berubah ketika Raja Shu, seorang Immortal Iblis, mengambil alih takhta dengan kekuatan kegelapannya. Dengan bantuan kultivator iblis, ia menguasai negeri itu dan mengubahnya menjadi tanah tandus yang diliputi hawa iblis. Para kultivator iblis yang menjadi pelindung Raja Shu dikenal dengan kemampuan mereka untuk menggabungkan roh manusia dan iblis, menciptakan energi Qi hitam yang begitu kuat hingga dapat menghancurkan siapa saja yang berani menentang mereka.Kekuatan utama Raja Shu adalah Mustika Iblis Suci, sebuah artefak kuno yang menjadi inti dari teknik kultivasi kegelapan. Mustika ini menyerap energi dari penderitaan dan kematian, menjadikannya sumber Qi murni yang tiada tanding. Namun, kekuatan Mustika Iblis Suci tidak hanya menjadi pelindungnya, melainkan juga kunci yang menjaga keseimbangan negeri Shu. Tanpa mustika itu, seluruh energi kegelapan yang menopa
Hancurnya Mustika Iblis Suci menciptakan ledakan energi yang mengguncang Lembah Jiwa Hitam, memaksa semua yang hadir mundur. Kui Long, berdiri di tengah kehancuran, merasakan beban berat yang hilang namun tergantikan oleh hawa dingin yang menusuk. Dia menatap Putri Shu, yang tubuhnya mulai berubah.Kulit yang sebelumnya bercahaya kini perlahan memutih, seperti marmer yang kehilangan kehidupannya. Rambut hitam panjangnya memutih sepenuhnya, berkilauan di bawah sinar bulan. Namun, yang paling mencolok adalah perubahan pada wajahnya—tetap muda tetapi kini pucat, seperti mayat hidup. Matanya yang dulu penuh kasih berubah menjadi dingin dan dipenuhi kebencian.Putri Shu memandang dirinya dengan tatapan kosong, lalu menatap Kui Long dengan kebencian yang membakar dadanya."Kau... menghancurkanku," suaranya kini dingin, tanpa emosi yang pernah ia miliki. "Aku memberimu hatiku, dan ini balasanmu? Kau adalah monster yang lebih buruk dari ayahku!"Kui Long mencoba mendekatinya, tetapi dia mundu
Petir biru berkilat di udara, membentuk jaring cahaya yang berdenyut di sekitar sosok Shen Wu Tian. Meski hanya berupa kesadaran yang tertanam dalam Pusaka Dewa Petir, auranya begitu menggentarkan, seolah keberadaannya menandingi para dewa sejati. Tubuh transparannya melayang di atas tanah, diselimuti percikan listrik yang berdesis seperti bisikan kemarahan langit.Kui Long berdiri tegak, matanya menyipit saat menatap entitas di hadapannya. Ia menggenggam erat Pedang Kultivasi Kegelapan, jari-jarinya sedikit bergetar, entah karena adrenalin atau kegembiraan yang tersembunyi. Bibirnya melengkung tipis."Kui Long," suara Shen Wu Tian menggema, berat dan penuh wibawa. "Kau mungkin telah kembali sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka, tetapi kekuatanmu belum cukup untuk mengendalikan pusaka ini. Buktikan dirimu, atau tinggalkan tempat ini selamanya."Angin di ruang bawah tanah berputar kencang, membawa aroma ozon dari petir yang berkumpul di langit-langit. Kui Long tertawa kecil, langkahnya pe
Kui Long dan Song Lien Hwa melanjutkan perjalanan mereka ke Lembah Api Abadi, lokasi artefak kedua. Lembah ini terkenal sebagai wilayah terlarang di Dunia Dewa, dikelilingi oleh api abadi yang tidak pernah padam. Bahkan udara di sana beracun, mematikan siapa pun yang tidak memiliki perlindungan kuat.Song Lien Hwa memandang lembah itu dengan raut tegang. "Api ini bukan api biasa. Ini adalah Api Abadi yang berasal dari energi kosmik. Bahkan kultivator tingkat tinggi pun akan sulit bertahan di sini."Kui Long mengangguk. "Itulah sebabnya artefak ini disembunyikan di sini. Tapi aku tidak akan berhenti hanya karena tantangan seperti ini."Keduanya melangkah ke lembah dengan perlindungan energi petir dan kegelapan. Setiap langkah membawa mereka lebih dalam ke panas yang menyengat, seolah-olah api itu mencoba menembus perlindungan mereka. Di tengah lembah, mereka menemukan sebuah altar batu yang dikelilingi oleh kolam lava mendidih. Di atas altar itu, artefak kedua bersinar dengan cahaya em
Kui Long berdiri di puncak Gunung Langit Biru, tubuhnya diselimuti aura gelap dan petir yang saling bertaut, menciptakan perpaduan energi yang memancarkan kekuatan luar biasa. Udara di sekelilingnya menjadi berat, dan bahkan Song Lien Hwa, yang biasanya tak tergoyahkan, merasakan getaran energi dari tubuh Kui Long."Ini... bukan kekuatan seorang manusia biasa," gumam Song Lien Hwa dengan nada bergetar.Kui Long membuka matanya perlahan. Cahaya merah keemasan menyala dari irisnya, melambangkan perpaduan sempurna antara kegelapan dan kekuatan petir. Pedang Kultivasi Kegelapan di tangannya bergetar seperti hidup, seolah-olah merayakan kembalinya pemilik sejatinya."Aku telah kembali," bisiknya dengan suara berat, yang terasa bergema di seantero gunung. "Aku adalah Dewa Iblis Gerbang Neraka."Namun, sebelum Kui Long bisa melanjutkan langkahnya, langit di atas mereka berubah menjadi gelap gulita. Awan hitam berputar-putar seperti pusaran raksasa, dan dari tengah pusaran itu muncul sosok be
Kui Long memutuskan untuk tetap tinggal di Kota Kahyangan sementara, membalas budi pada Song Lien Hwa yang telah membantunya dalam pertarungan dengan Shen Wu Hei. Namun, pikirannya selalu tertuju pada Pusaka Dewa Petir, artefak legendaris yang menjadi sumber kekuatan utama Song Lien Hwa dan sektenya, yang kini telah hilang selama bertahun-tahun."Jadi," kata Kui Long pada suatu malam saat mereka duduk di balkon paviliun, menikmati angin malam. "Pusaka Dewa Petirmu. Apa kau tahu siapa yang mencurinya?"Song Lien Hwa memandangnya tajam, matanya menyala dengan kilat amarah yang terpendam. "Itu adalah malam ketika gerbang sekte kami ditembus oleh bayangan yang tidak terdeteksi. Mereka bergerak seperti angin dan meninggalkan kehancuran. Pusaka itu hilang, dan sejak saat itu sekte kami kehilangan kekuatan terbesarnya."Kui Long mengangguk pelan. "Aku mendengar sesuatu yang serupa saat aku masih menjadi Dewa Iblis Gerbang Neraka. Ada desas-desus bahwa sebuah artefak petir diselundupkan kelua
Bayangan gelap yang muncul di cakrawala berubah menjadi sosok seorang pria berjubah hitam dengan mata merah menyala. Udara di sekitar mereka tiba-tiba menjadi berat, seperti dunia sendiri menolak kehadirannya. Kui Long langsung mengenali auranya."Shen Wu Hei," gumamnya dengan nada dingin. "Kau kembali."Shen Wu Hei, penjaga dimensi kegelapan. "Kui Long, aku tidak pernah benar-benar pergi. Apa kau pikir pertarungan di Ruang Kekekalan sudah cukup untuk mengakhiriku? Kini aku membawa kekuatan yang bahkan kau tidak bisa bayangkan."Song Lien Hwa mengangkat Pedang Petirnya, bersiap menyerang. "Siapa dia?" tanyanya dengan tajam.Kui Long menjawab tanpa berpaling dari Shen Liang. "Penjaga dimensi kegelapan yang tidak bisa musnah!”Shen Liang terkekeh, suara tawanya bergema seperti gema kehancuran. "Kau tidak akan bisa menghentikanku, Kui Long!”Shen Wu Hei mengangkat tangannya, dan dari tubuhnya keluar gelombang energi gelap yang menyelimuti langit. Petir hitam menyambar, menghantam tanah d
Langit memerah, seolah-olah bumi dan surga sendiri menyadari ancaman yang mendekat. Dari cakrawala, bayangan besar menyeruak ke langit, membentuk sosok raksasa yang mengerikan. Itu adalah Avatar Bayangan, sebuah manifestasi dari energi kegelapan yang selama ini tersegel di negeri itu. Suara gemuruhnya seperti ribuan jiwa yang merintih, menciptakan teror di setiap jiwa yang mendengar.Kui Long, yang baru saja kembali ke tubuh aslinya, masih merasakan lelah dari pertarungan melawan Song Kui. Namun, ia tidak punya pilihan. Dengan Pedang Kultivasi Kegelapan di tangannya, ia menatap sosok raksasa itu dengan tatapan penuh tekad."Ini... kekuatan yang dilepaskan Shen Liang," gumamnya. "Aku tidak bisa membiarkan ini menghancurkan dunia ini."Song Lien Hwa berdiri di sampingnya, menggenggam erat Pedang Petir miliknya. Energi petir yang menyelimuti pedangnya memancarkan cahaya biru yang memukau. "Aku akan membantumu, Kui Long. Kegelapan ini tidak hanya mengancammu, tapi juga semua yang ada di d
Song Kui berdiri dengan tubuh Kui Long yang asli, dikelilingi oleh aura kegelapan yang mengerikan. Mata merahnya menatap dingin ke arah Kui Long yang memegang Pedang Kultivasi Kegelapan, sementara Shen Liang berdiri tak jauh dengan tombak hitam yang berdenyut dengan energi destruktif."Lucu sekali," ejek Song Kui. "Kau sibuk mencoba menjadi pahlawan, sementara aku hidup lebih baik dalam tubuhmu. Kau harusnya menyerah saja."Kui Long tidak terprovokasi. Ia menggenggam pedangnya lebih erat, energi gelap dan cahaya yang bersatu di bilahnya bersinar semakin terang. "Kau mencuri tubuhku, Song Kui. Kau mencuri segalanya. Tapi aku akan mengambilnya kembali hari ini."Shen Liang tertawa sinis dari kejauhan. "Pertarungan ini semakin menarik. Kalau begitu, aku akan membiarkan kalian saling membunuh, lalu mengambil kekuatan yang tersisa untuk diriku sendiri."Namun, sebelum ada yang bisa bereaksi, Shen Liang mengayunkan tombaknya, menciptakan gelombang energi gelap yang menyapu ke arah Kui Long
Naga bayangan mengaum, menggetarkan seluruh gunung. Shen Liang berdiri di atas makhluk itu dengan senyum penuh kemenangan. Energi gelap menyelimuti tubuhnya, semakin menguatkan auranya yang memancar kehancuran.Kui Long dan Song Lien Hwa berdiri berdampingan, memandang makhluk raksasa itu dengan waspada. Pedang Kultivasi Kegelapan di tangan Kui Long bergetar, seolah merespons ancaman yang ada di depan mereka. Pedang Petir Song Lien Hwa memancarkan kilauan cahaya biru yang memancar seperti kilat, siap menyambar kapan saja."Kui Long," kata Song Lien Hwa, matanya tetap terpaku pada naga bayangan, "aku tahu kau keras kepala, tapi jika kita tidak bekerja sama dengan benar, kita tidak akan bertahan.""Aku tahu," balas Kui Long tanpa berpaling. "Kita harus menyerang bersamaan. Kau hadapi Shen Liang, aku akan menangani naga ini."Song Lien Hwa tersenyum tipis. "Berani sekali kau mengaturku." Namun, tidak ada tanda-tanda ketidaksenangan di suaranya. Hanya keyakinan."Kita tidak punya pilihan
Kui Long berdiri di puncak Gunung Kun Lun, tempat yang tertera pada gulungan kuno. Angin dingin menghempas, membawa aroma logam dari air terjun yang mengalir deras di bawahnya. Di depan matanya, sebuah pintu batu raksasa berdiri kokoh, dihiasi ukiran petir yang berkilauan saat diterpa cahaya bulan. Pintu itu tampaknya menjadi gerbang menuju tempat tersembunyinya Pusaka Dewa Petir.Namun, ia tidak sendiri. Langkah-langkah kaki yang nyaris tak terdengar muncul dari kegelapan. Kui Long segera mencabut Pedang Kultivasi Kegelapan.“Kau terlalu percaya diri datang ke sini sendirian, Kui Long,” suara dingin itu terdengar. Dari balik bayangan, Shen Liang muncul bersama tiga orang bertopeng. Aura gelap mengelilingi mereka, menunjukkan bahwa mereka adalah kultivator kegelapan tingkat tinggi.Kui Long menyipitkan matanya. “Kalian benar-benar tak pernah menyerah.”Shen Liang tersenyum sinis. “Bagaimana mungkin aku menyerah, ketika Pusaka Dewa Petir ada di depan mata? Dengan itu, aku bisa menjadi