Yang paling menjadi prioritas utamanya tentu saja alkimia, teknik sihir dan juga pembelajaran pengetahuan yang didapatnya.Kini semua pengetahuan tersebut seluruhnya telah berada di luar kepalanya. Yang paling membuat Tian Fan senang tentunya beast sihirnya, Su. Ia bisa bertarung layaknya manusia de
Bab 150. Ketukan. Sebulan berlalu. Senyum lebar terlukis di wajah Tian Fan ketika memainkan esensi dari tanaman spirit dan esensi jiwa beast di kedua telapak tangannya. Dari kedua esensi yang telah diuraikan dengan menggunakan teknik sihirnya jelas ada yang didapatnya dari kedua inti tersebut. “
Bab 151. Leluhur. Tian Fan berbincang dengan ayah dan ibunya secara pribadi, keduanya menyampaikan apa yang telah dibicarakan kelima klan dan kekaisaran dimana pembicaraan utama ketiganya adalah mengenai jam naga yang akan digunakan sebagai alat untuk menghentikan gelombang malapetaka beserta deng
Bab 152. Gelombang Malapetaka. Hari berlalu dengan cepat, Tian Fan beserta seluruh anggota klan Tian berkumpul di area utara kekaisaran Lang. Tampak keempat klan pun berada di sisi arah mata angin lainnya dimana setiap klan dipimpin para tuan muda terpilih didampingi para patriark klannya. “ Klan
“ Berhati-hatilah, yang datang bukan saja perwujudan kumpulan esensi jiwa terkutuk dari para manusia suci, beast alam rahasia dan juga sisa jiwa yang mencari tubuh fana.” Isi pesan master Zhao Yun itu ia artikan dengan seksama. Tian Fan menoleh kembali ke area tengah dimana master Zhao Yun dan se
Bab 153. Serangan kedua. Sambil bergerak maju ke area tengah Tian Fan menebaskan pedang yang ada di tangannya pada monster monster terkutuk yang menghadang jalannya. Tak diduga,ternyata monster dan pecahan jiwa dari manusia terkutuk itu lebih beragam jenisnya. “ Benar benar berbeda dari informasi
Klan Tian yang terlebih dahulu menyelesaikan banyak penyegelan bola cahaya hitam, dengan pengaturan dan arahan Tian Yuwen dan Tian Kang membuat pola serangan dan bertahan klan menjadi lebih terencana dengan baik. Hal itu didukung dengan ranah mereka yang mumpuni ditambah senjata sihir yang dibagika
“ Jika kau bisa melakukannya maka silakan lakukan.” Jawab Zhao Yun datar. Yi Sun terdiam, wajahnya berubah kusut setelahnya karena merasa diremehkan. Yi Sun menatap Xi Shi, sorot matanya terlihat mengajak saingannya itu untuk bertindak. Tanpa perintah, keduanya bersiap. Hal itu membuat para penda