Bab 75. Kabut hitam. Chapter - Benalu Tian Fan kini berada di salah satu kamar tamu di serikat dagang merah, di tempat tersebut sambil dirinya bermalam ia mengingat ulang catatan kitab yang diberikan manajer Wang sebelumnya. Dari sana ia semakin yakin jika resep pil dalam salinan kitab tersebut sa
“ Itulah kenapa sosok jiwa dari artefak yang kau miliki masih berupa kabut hitam, ia belum bisa berkomunikasi denganmu karena ranah yang kau miliki belum cukup untuk melakukan kontak dengannya.” Terang Dian Ning yang kembali membuat Tian Fan tersenyum canggung tanda tak paham dengan maksudnya. Dian
Tian Fan membuat pil dengan resep yang diberikan Dian Ning, ia juga membuat pil dengan metodenya sendiri, dengan bahan yang sebelumnya ia beli dari manajer Wang membuat ia tak khawatir dengan masalah bahan dan juga kegagalan yang mungkin terjadi. Tiga hari berlalu. Mata Tian Fan berbinar saat arom
Bab 76. Misi. Tian Fan keluar dari ruangan manajer Wang dengan wajah penuh sukacita,tentu saja wajahnya berbinar karena kini ia mendapatkan apa yang diinginkannya. Sesuai dengan dugaannya, manajer Wang membeli semua pil yang dibuatnya. Tak hanya itu saja, selain manajer Wang memberikan harga terba
Meski begitu, tentu Guild Paviliun merah tidak akan sembarangan memberikan tanda pengenalnya. Hening tercipta diantara mereka berempat, yang ada diantara mereka hanya saling tatap dengan penuh tanda tanya. “ Tuan Shu Lin rupanya kau dan kelompokmu telah tiba disini bersama dengan master muda, sung
Bab 77. Sepele. Chapter - Keanehan. Dengan mengendarai kuda bertanduk kini Tian Fan dan party milik Shu Li mengawal tiga kereta kuda yang ditumpangi enam orang tuan muda dan nona muda tersebut. Xun Yu, Yu Jin dan Yang Xiu, tiga orang rekan Shu Li menjadi pemimpin jalan di depan rombongan sedangkan
Tampak ketiganya dengan santai melawan empat beast tingkat tiga itu dimana hanya membutuhkan waktu sebentar saja untuk mereka melumpuhkan mereka. Dua cultivator bertipe martial dan seorang kultivator bertipe perapal mantra dengan ranah bumi tingkat menengah tentu saja cukup untuk mengalahkan empat
“ Tuan, itu memang resiko tapi bukanlah lebih beresiko lagi jika mereka sampai terluka? Daripada seperti itu lebih baik mencegah di awal, jika tidak bisa maka lebih baik berhenti.” “ Luka bisa diobati, namun luka berat apalagi kehilangan anggota tubuh atau mati tidaklah sepadan dengan koin emas ya
Trang….Blaar. Trang….Blaar. Setiap aduan pedang terjadi,gelombang elemen api menghempas ke arah Tian Fan, namun gelombang yang tercipta tersebut tidak mencapai tubuh Tian Fan karena pedang hitamnya memunculkan perisai transparan yang mementalkan elemen api yang tercipta. Sosok berjubah hijau sema
Bab 227. Kenyataan. Dari tempatnya, Tian Fan menyaksikan pertarungan Omega, Lao Ren dan ketiga sesepuh. Meski mereka hanya berlima namun mereka dapat bertarung seimbang dengan belasan Banshen yang datang. Yang cukup mengejutkan untuknya adalah tatkala melihat pertarungan Omega, pengikut setia sang
Bab 226. Menggunakan. Tian Fan bersama dengan Lao Ren, Omega dan tiga sesepuh pergi dari gua tempat tinggal Alaia,Alatra dan Alasha. Kini mereka menuju Kota Kabut untuk mengetahui apa yang terjadi disana. Tian Fan menghentikan langkahnya ketika ia memasuki hutan kabut. “ Ada apa tuan?” Tanya Alas
Bab 225. Seimbang. Tian Fan mempelajari cara menggunakan teknik yang ada di dunia bawah, ia mempraktekan apa yang baru dipelajarinya itu sampai ia terbiasa. Tak berselang lama Lao Ren dan Omega datang menghampirinya, tampak olehnya jika raut wajah Lao Ren begitu serius seperti dipenuhi oleh kekhaw
Bab 224. Benang merah. Dengan aura yang masih berkobar di tubuhnya Tian Fan pun membuka matanya, perlahan ia mendaratkan kakinya ke tanah sambil merasakan satu gejolak sensasi yang masih terjadi di tubuh dan jiwanya. “ Jadi ini kekuatan dari seorang raja iblis, sangat besar sekali!” Ujar Tian Fan
Bab 223. Pengorbanan dan penyucian. Tian Fan muncul dari balik dari portal besar yang membawanya masuk kedalam Shijie Tian bawah, tampak olehnya Alaia, Alatra dan Alasha masih fokus mempertahankan formasi yang mereka buat. Tian Fan kembali ke pusat formasi, baru setelah itu mereka mengakhiri diagr
Bab 222. Sesuai dugaan. Tian Fan beradu tatap dengan sosok berjubah putih yang masih duduk santai di singgasananya, meski ia dan sosok berjubah putih sama sama tertutupi setengah wajahnya, namun dengan mata jiwanya mereka bisa mengetahui jika kini mereka sedang saling menelisik satu sama lainnya.
Disisi lain, sosok berjubah putih tersenyum tipis melihat aura yang Tian Fan tunjukan tersebut. Di posisinya, Tian Fan yang telah merasakan luapan energi di tubuhnya tidak menyia nyiakan waktu yang ada. Ia mulai melangkah kembali, hanya dalam waktu singkat ia pun telah mencapai anak tangga ke dela
Bab 221. Anak tangga. Tian menaiki anak tangga yang di permukaannya berisikan mantra dan diagram sihir, setiap ia menjejakan kakinya di atas anak tangga ia bisa merasakan ada tekanan yang dirasakan tubuh dan jiwanya. Dengan tenang ia melangkahkan kakinya ke setiap anak tangga yang ada. “ Jumlah a