Share

Bab 0008

Penulis: Zayn Z
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-01 16:29:19

Tubuh Tian Fan ambruk ke lantai, bermandikan keringat dan wajah memucat. Nafasnya tersengal-sengal, terdengar berat sesaat kemudian. Tian Yuwen, yang memperhatikan putranya dalam kondisi itu, hanya tersenyum seringai. Ia merasa senang karena sang putra semata wayangnya melebihi ekspektasinya. "Hmm, tidak buruk!" gumamnya.

Ia mendekati Tian Fan yang terkapar di lantai, lalu berjongkok di sampingnya sambil menunjukkan senyum lebarnya. "Kukira kau akan menyerah?" ujarnya dengan nada mengejek. Tian Fan memalingkan wajahnya, menatap sinis pada sang ayah. Ia ingin mengumpat, namun jangankan bicara, untuk bernafas saja ia merasa kesulitan. Maka, ia hanya bisa memancarkan tatapan sinis sebagai bentuk protesnya.

Tian Yuwen terbahak, matanya menyipit menatap putranya yang sedang melakukan gestur yang ia kenali. Setelah tertawa puas, ia menghela napas lalu berkata, “Modal utama untuk menjadi seorang kultivator adalah niat dan tekad. Namun, untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik, membutuhkan usaha dan kerja keras yang luar biasa!"

"Jika orang lain berusaha sebanyak satu, maka kau harus dua, bahkan tiga kali lebih keras dari usaha mereka," sambungnya dengan semangat, lalu menatap tajam putranya, "Jangan pernah berpikir kau akan mencapai puncak dunia jika usahamu hanya sebatas itu-itu saja. Lampaui batasanmu dan yang paling penting, selalu rendah hati. Jangan pernah menjadi angkuh atau sombong karena itu akan membuat batasan pada dirimu sendiri. Apa kau paham, Fan'er?"

Dalam detik itu, mata Fan'er bersinar penuh pengertian. Kebijaksanaan yang disampaikan ayahnya telah menyentuh hati bocah itu dan membangkitkan tekad untuk menjadi kultivator terbaik yang pernah ada.

Tian Fan tidak menjawab pertanyaan ayahnya, bukan karena dia tidak tahu jawabannya, melainkan karena itu merupakan penekanan prinsip hidup yang harus dipegang teguh dan tertanam di hati, pikiran, serta kepalanya.

Ayahnya, Tian Yuwen, tersenyum menyaksikan ekspresi penuh pemikiran pada wajah Tian Fan, kemudian bangkit dan berdiri di depannya. "Biasakan dirimu dengan pemberat itu," ujarnya, sambil menatap tajam ke arah Tian Fan. "Latihlah dirimu selama sebulan dengan pola latihan seperti tadi. Setelah itu, baru kita akan lanjutkan ke tingkat berikutnya." Ucapannya diakhiri dengan senyuman dan tatapan hangat.

Tian Fan menatap ayahnya dengan kembali, merasa terdorong semakin kuat. Ia mampu merasakan dukungan besar yang ditawarkan, meskipun ayahnya tidak secara eksplisit mengungkapkannya. Perasaan itu semakin membangkitkan semangatnya untuk bertahan dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Tian Yuwen meninggalkan Tian Fan dalam kesendirian, melangkah keluar ruangan dengan langkah yang mantap. Begitu pintu terbuka, sosok sang istri, Xiao Ling, sudah menantinya dengan tatapan hangat yang membuat hatinya berdebar. Senyuman kecil menghiasi wajah Tian Yuwen, menanggapi tatapan penuh makna dari istri tercinta. "Sayang, kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Tian Yuwen lembut.

Xiao Ling tersenyum memandang suaminya, lalu berkata, "Tidak ada, hanya saja aku merasakan sesuatu yang berbeda darimu dalam memperlakukan Fan'er." Matanya bersinar penuh cinta saat menatap wajah Tian Yuwen. Mendengar itu, Tian Yuwen hanya tersenyum semakin lebar, lalu berkata, "Aku juga merasakan hal yang sama, sehingga aku memutuskan untuk menyerahkan pelatihan fisik Fan'er pada tiga orang tangan kananku." Mendengar jawaban suaminya, Xiao Ling terkejut, namun rasa bangga dan cinta semakin tumbuh di dalam hatinya.

"Kenapa begitu? Kenapa tidak kau saja yang melatihnya?" tanya Xiao Ling dengan tatapan serius yang menggali inti perasaan suaminya. Tian Yuwen menarik nafas panjang, berusaha meredam rasa tidak tega yang muncul di hatinya. "Bagaimanapun juga, Fan'er adalah anak kita satu-satunya. Di relung hatiku yang terdalam, pastilah muncul rasa seperti itu," jawabnya dengan kesungguhan.

Xiao Ling tersenyum lembut saat mendengar penuturan suaminya. Dia tahu betul betapa besar kecintaan Yuwen pada putra mereka, namun ia juga memahami bahwa Yuwen tak ingin memanjakan Tian Fan hingga lupa diri. "Apapun keputusanmu, aku akan selalu mendukungmu, sayang. Aku yakin apa yang kau pilih untuknya pasti yang terbaik untuknya," ucap Xiao Ling dengan keyakinan yang mendalam.

Mengingat cerita dari Tian Fan sebelumnya, Xiao Ling melanjutkan, "Menurutmu, apakah di samping latihannya sekarang ia bisa berlatih hal lainnya? Aku bisa membawakan banyak buku dan kitab untuk dipelajari. Bagaimana menurutmu, Suamiku?" sambil menatap mata Yuwen, penuh harap.

"Lakukanlah, aku yakin kau juga memikirkan yang terbaik untuknya. Lagipula, pelatihan dengan pemberat akan membantu menguatkan otot-otot tersembunyinya. Itu akan membuatnya lebih mahir dalam mengatur dan mengontrol tubuhnya," jelas Yuwen.

Mendapat dukungan dari Tian Yuwen, Xiao Ling tersenyum sumringah. Ia segera menyiapkan berbagai rencana yang sudah dibuat sebelumnya. Sementara itu, Tian Yuwen melangkah menuju ruang utama keluarga, di mana tiga orang kepercayaannya telah menunggu. Melihat kedatangan Tian Yuwen, ketiga orang itu - dua pria dan satu wanita - segera berdiri tegak. Mereka menangkupkan tangan dan memberi hormat kepadanya. "Tuan!" seru mereka bersamaan.

Tian Yuwen mengangguk pelan, lalu berdiri di depan mereka. Matanya menatap tajam ke arah masing-masing, bergantian."Ada tugas khusus untuk kalian bertiga. Aku ingin kalian yang melatih putraku selama enam bulan kedepan sebelum dia membuka jalur meridian dan dantiannya. Apa kalian bersedia? Jika tidak pun, tidak masalah," ujar Tian Yuwen dengan tenang.

Ketiganya tampak terkejut mendengar perintah dari pemimpin mereka. Mereka saling menatap, seakan mencari kesepakatan dalam tatapan mata, sebelum memberikan jawaban. Namun sebelum mereka bisa menjawab, Tian Yuwen kembali angkat bicara, "Kenapa aku menyerahkan tugas ini pada kalian? Karena aku tahu kalian bisa melatihnya dengan keras. Dan aku tekankan, kalian tak perlu sungkan padaku dalam melatihnya!" ucapnya sambil tersenyum seringai, menegaskan keseriusannya.

Melihat senyum seringai Tian Yuwen, ketiganya langsung menunjukkan senyum lebar mereka. Mereka paham bahwa jika sang perwira seribu pasukan itu telah menunjukkan senyuman menakutkannya, itu adalah tanda keseriusan dalam perkataannya. Tanpa ragu, mereka menjawab serentak, "Kami siap, Tuan!" seru ketiganya dengan penuh kepastian.

"Bagus, aku tidak akan melihat prosesnya, yang akan kulihat hasil akhirnya. Sanggup tidaknya Fan'er menjalaninya itu tergantung pada dirinya sendiri," ujar Tian Yuwen santai. Sorot matanya yang bercahaya menunjukkan harapan besar pada keberhasilan Tian Fan.

"Semuanya kuserahkan pada kalian baik pola latihannya, teknik yang dilatih dan juga metodenya. Lakukan yang menurut kalian terbaik untuknya!" tegas Tian Yuwen tanpa keraguan.

Di dalam ruangan latihan.

Tian Fan sedikit mulai terbiasa dengan pemberat yang ada di tubuhnya. Ia kini duduk di atas lantai, menarik napas panjang, sambil menatap kehadiran sang ibunda yang datang mendekat ke arahnya. "Bagaimana latihan hari pertamanya?" tanya Xiao Ling lembut, seraya membuka dua tumpukan yang diikat kain putih di depan Tian Fan. Senyumnya yang hangat menyiratkan dukungan yang tulus.

"Cukup melelahkan," jawab Tian Fan sambil tersenyum. Ibu Tian Fan merasa lega mendengar semangat putranya dan jawabannya yang masih rasional. "Kau terdengar bersemangat dan jawabanmu masih rasional. Ibu kira kau akan mengatakan latihannya berat dan akan membuatmu mati," ujarnya santai, membuat Tian Fan mencibir kesal.

Ibu Tian Fan mengelus kepala putranya, "Jangan berwajah masam seperti itu. Ibu dengar ayahmu akan menyerahkan pelatihanmu saat ini pada tiga tangan kanannya di pasukan. Jadi, jika jawabanmu seperti tadi, Ibu tidak akan khawatir lagi. Karena di tangan Guan Yu, Guan Fei, dan Zhang Yi, latihanmu akan berat setengah mati. Jawabanmu membuat Ibu tenang karena kau tidak akan mati nantinya." Jelas Xiao Ling sambil tersenyum lembut dan menyerahkan sebuah wadah makanan pada Tian Fan.

Mendengar jawaban ibunya yang tak terduga, Tian Fan hanya bisa terbelalak tak percaya. Ia menghela nafas panjang dan kasar, menyadari betapa ayah dan ibunya memang pasangan yang serasi dengan dua sifat hampir sama. "Aish, sepertinya ibu dan ayah sangat senang melihat anak kalian tersiksa? Tampaknya aku harus mencari tahu siapa orang tua kandungku yang sebenarnya!" ujar Tian Fan kesal, sembari berusaha menyantap makanannya dengan nafsu.

Xiao Ling mendengar keluh kesah Tian Fan dan langsung tertawa renyah karenanya, perkataan Tian Fan menggelitik hatinya. "Oh ya, ada satu hal lagi. Ibu akan memberikanmu banyak kitab ilmu untuk dipelajari, dan mengajak tabib keluarga Xiao mengajarkanmu teknik pengobatan dasar setiap malamnya. Jadi, ayo semangat dalam berlatih!" ucap Xiao Ling dengan penuh semangat sambil mengepalkan satu tangan, memberikan tanda dukungan kepada Tian Fan.

“ Terima kasih ibu. “ Jawab Tian Fan tulus sambil menatap hangat pada kedua bola mata biru sang ibu.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dewa Alkemis   Bab 0009

    Satu purnama berlaluDalam rentang waktu tersebut Tian Fan fokus pada pelatihan tertutupnya, meski hanya menggunakan pemberat dan berlatih secara monoton metode yang diperintahkan sang ayah namun hal itu tidak menurunkan minatnya dalam berlatih. Bahkan tanpa diketahui semua orang Tian Fan berlatih

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Dewa Alkemis   Bab 0010

    BrukkTian Fan merebahkan dirinya di lantai, nafasnya tersengal dan terdengar berat, keringat mengucur deras dari seluruh tubuhnya dimana hal itu membuat pandangannya berkunang kunang karena lelah yang amat sangat.Tanpa sadar ia pun terlelap dalam tidurnya akibat hal tersebut Tian Fan terkejut ket

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Dewa Alkemis   Bab 0011

    Bab 10. Dunia Ziran.Purnama keduaTian Fan dipertemukan dengan Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi oleh Tian Yuwen, dari sana mereka bertiga kemudian membawa Tian Fan menuju gunung api yang ada di sebelah selatan kerajaan Huo untuk melatih Tian Fan secara nyata. Ketiga tangan kanan Tian Yuwen itu mengam

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Dewa Alkemis   Bab 0012

    Bab 11. Membuka dantianChapter - Hasil latihanTrang….Trang….Trang…Duagh….Dugh…Bugh….Tian Fan menyeringai pada Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi, begitupun ketiganya yang membalas seringai Tian Fan dengan senyum kecutnya. Bagaimana tidak! Tuan mudanya itu berhasil melewati ambang batas waktu yang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Dewa Alkemis   Bab 0013

    Mendengar penjelasan Dian Ning tersebut sontak membuat Tian Fan tercengang, ia tak menyangka jika awal pembukaan dantian tersebut ternyata sangat berpengaruh dalam kultivasi kedepannya.“ Jadi,bagaimana saranmu dan baiknya yang harus kulakukan ?” Tanya Tian Fan cepat.Dian Ning tak menjawab, ia menu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Dewa Alkemis   Bab 0014

    “ Aku yakin ayah! “ Jawab Tian Fan sungguh sungguh.Tian Yuwen menganggukan kepalanya, ia kemudian menoleh ke arah tiga tangan kanannya, dari sana ia menganggukan kepalanya tanda untuk mereka agar memberi ruang untuk keduanya berbicara empat mata.Segera Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi undur diri, me

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Dewa Alkemis   Bab 0015

    Bab 12. Membuka dantian (2)Chapter - Api jiwa.Tian Fan mengerang kesakitan tatkala ia menekan titik mula di tubuhnya dengan sekuat tenaga. Pada saat itu ia merasakan seperti adanya api yang membawa persis di bawah perutnya. Hal itu membuat nafasnya berantakan, aliran darahnya melaju cepat dimana i

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Dewa Alkemis   Bab 0016

    Bab 13. Cara.Chapter - Cara.Tian Fan menunjukan wajah suka citanya, ia kemudian melihat ke arah kedua tangan dan berlanjut menatap ke arah sekujur tubuhnya. Kembali tubuhnya basah oleh keringat dan cairan pekat yang mengotori pakaian serta tubuhnya itu.Tian Fan mengingat kembali proses yang baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07

Bab terbaru

  • Dewa Alkemis   Bab 0476

    Bab 262. Ramah? Tian Fan mengalirkan Qi miliknya ke dalam bola kristal ingatan yang diberikan Dewa Zhi padanya. Bola kristal bersinar, dari sana bola kristal tersebut mengalirkan energi balik melalui jalan energi Tian Fan untuk memberikan isi di dalamnya. Pikiran Tian Fan kini dipenuhi kilasan da

  • Dewa Alkemis   Bab 0475

    Bab 261. Tempat para dewa. Dewa Zhi memberikan sebuah bola kristal putih pada Tian Fan,ia lalu berkata. “Waktumu tidak banyak, kau harus menjadi seorang Dewa sejati secepatnya!” ujarnya sambil menatap bulan hitam di langit. “Ini apa?” tanya Tian Fan sambil menunjuk bola kristal putih di tangannya.

  • Dewa Alkemis   Bab 0474

    Bab 260. Hal lain. Tian Fan menatap perubahan yang terjadi pada Dalu Zhi, kini satu benua itu dilindungi oleh sebuah kekkai berbentuk setengah bola. Kekkai hemisfer berwarna bening kehitaman itu menetralisir efek sihir bulan hitam. Dengan kejadian tersebut tentunya membuat para monster terkutuk t

  • Dewa Alkemis   Bab 0473

    Dewa Zhi tak berkata, ia hanya tersenyum sebagai jawaban atas pernyataan Tian Fan tersebut. Ia pun berkata kembali, “ Ternyata kau menyadarinya.” “Begitulah!” jawab Tian Fan dengan tenang. Dewa Zhi mengalihkan pandangannya ke arah lautan monster terkutuk yang terlihat sejauh mata memandang. “Ja

  • Dewa Alkemis   Bab 0472

    Bab 259. Fermata. Tian Fan dan para pengikutnya keluar dari Kuil Emas, seketika mereka tertegun dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana tidak? Mata mereka disuguhkan dengan pemandangan tidak biasa. Tiga lapisan kekkai dan lautan monster terkutuk menjadi dua hal yang terlihat pada saat itu. Tian Fa

  • Dewa Alkemis   Bab 0471

    Bab 257. Warisan. Dewa Zhi menatap serius pada lautan monster terkutuk yang kini berlari menuju Kuil Emas, raut wajahnya menunjukan keraguan yang menjelaskan dilema yang sedang ia hadapi. Bagaimana tidak! Semua monster terkutuk yang menuju ke Kuil Emas adalah orang orang yang berasal dari seluruh

  • Dewa Alkemis   Bab 0470

    “Akhirnya aku bisa bertemu dengan kalian, keenam bawahan dari sang Raja Dewa Terkuat.” ujar sosok berjubah putih dengan simbol naga dan Phoenix di jubahnya dengan nada datar. “Simbol itu…kau pastinya Dewa Zhi, pemimpin dari pasukan Dewa.” ujar Arael dengan nada datar. “Kau mengenalku? Aku tidak m

  • Dewa Alkemis   Bab 0469

    “Pantas saja para Banshen dan para Dewa tidak membunuh mereka,ternyata ini alasannya mereka dibiarkan hidup, ditangkap dan diteliti.” “Itu berarti…mereka juga sebenarnya mengincar bola ingatan ini!” ujar Tian Fan menyimpulkan. Pikirannya buyar tatkala ia melihat lingkaran segel cahaya mulai pecah

  • Dewa Alkemis   Bab 0468

    Bab 257. Tian Fan menelaah semua informasi yang masuk ke kepalanya, dengan ingatan Chen Tuan dan yang lainnya ia bisa menelaah dan mendapat sedikit petunjuk atas apa yang terjadi. Bersamaan dengan itu, Alpha dan yang lainnya datang dengan tergesa gesa. Melihat Tuannya dalam keadaan baik baik saja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status