"Mmh...Xander, sebenarnya apa yang dilakukan ibumu sampai ia tak tinggal lagi di sini?" Tanyaku bermalas-malasan di pelukan Xander. Mereka berada di atas kasur dengan keadaan telanjang. Aku memainkan beberapa bulu halus di dada Xander.
"Bukan moment yang pas." Ucap Xander masih berusaha menormalkan detak jantungnya.
"Huft...kau selalu bilang begitu. Terus kapan pasnya?" Omelku. Sebentar lagi jam makan malam. Pasti kami dipanggil turun untuk makan bersama. Xander sudah mempertimbangkan itu. Jadi ia memilih bercinta habis-habisan, agar saat selesai kami dalam keadaan lapar berat...lalu makan. Kkeh...benar-benar mesum.
"Nanti malam. Moodku sekarang sedang bagus."
"Terus nanti malam? Aku maunya sekarang." Keluhku kesal.
"Nope." Ia memejamkan matanya tak menggubris pintaku.
A
Kami berusaha menormalkan wajah dan nafas kami. Aku tersenyum lebar, ternyata bukan hanya sang ayah yang duduk di sini. Ada beberapa pria dan wanita yang hadir. Aku juga bisa melihat Ty dan seorang pria muda yang sedang berbisik kepadanya."What take you so long?" Tany Charlie memandang menggoda ke arahku.Aku hanya tersenyum dan menunduk."Kau sudah tahu jawabannya Dad!" Jawab Xander tersenyum lebar.Aku duduk di samping Xander dan sudah melihat dengan air liur yang hampir menetes. Sebuah steak daging tebal yang berlumur saus lada hitam yang baunya menusuk hidungku. Aku tak berani mengambil garpu dan pisau untuk memulai santapan luar biasa ini. Bukankah sebuah perjamuan selalu diawali oleh sang pimpinan?Charlie berdeham. "Semua sudah lengkap. Silahkan dimulai makan malamnya." Ia tersenyum kecut dan mulai
Aku, seorang Balthier DeVille sudah sebulan..atau dua bulan..atau entahlah, aku bahkan sudah melupakan berapa lama aku mengurung diriku di kota dengan sejuta keindahan di lautan, Athens. Aku menyibukkan diriku dengan berbagai urusan bisnis, selama aku di sini…aku setidaknya berhasil memergoki beberapa kecurangan di dalam perusahaanku dan anak perusahaanku. Aku sudah melupakan perempuan yang bernama Lidya atau Nadja. Aku menghapus dua nama itu dalam kepalaku. Lidya membuatku gerah…sedangkan Nadja membuatku babak belur karena Xander yang ngamuk berat.Aku sedang di depan layar komputerku. Aku mencari data yang aku butuhkan untuk tender yang akan aku usahakan berada di genggamanku. Aku beberapa kali mengutus seorang mata-mata untuk mengetahui keberadaan Nadja..sesekali aku memantau Lidya, walau dengan setengah hati.Entah mengapa, aku merasa bersaing dengan Xander kalau berhubungan dengan Nadja, tapi memang s
“Sir…pria Jepang itu…sepertinya ada rencana untuk membuat tendermu gagal.” Ucap intel sewaanku.“Ha…tak mungkin, dalam hitungan detik aku bisa membuatnya hancur.” Ucapku sejujurnya, aku hanya perlu menelepon anak buahku untuk membunuhnya dalam sekejap. Keganasan seorang lycan tak perlu dipertanyakan lagi..bahkan kami bisa menghancurkan sebuah kota sebesar New York dalam hitungan jam seorang diri dan tanpa menggunakan senjata apapun. Aku membiarkan pria Mizugawa hidup sampai sekarang karena aku masih mempunyai rencana berhubungan dengannya.Aku berjalan dan berniat pulang ke apartemenku. Selama ini aku melampiaskan kebutuhan biologisku dengan seorang perempuan asli Yunani dengan kulit kecoklatan eksotis…ia yang sekarang bestatus menjadi kekasihku. Aku akan meregangkan tubuhku yang sudah sangat pegal dan kaku. Sudah beberapa hari ini aku berkutik di depan layar computer mengerjakan tender ke
Seharian ini aku menghabiskannya dengan Andrew, ia benar-benar membuatku kewalahan. Walaupun hubungan kami hanya sebatas pelepasan tensi seksual semata…terkadang ia mengajakku mengobrol di sela-sela aktivitas ranjang kami. Apakah aku merasa disukai olehnya? Tidak. Apakah aku merasa digunakan? Ya.Saat aku sedang menyesap sebuah kopi hangat yang dipesan Andew sore tadi..aku duduk di balkon hotel sambil memandang matahari terbenam, aku melihat keindahan ciptaan Tuhan itu dengan kehangatan kopi..hanya itu. Andrew masih dengan laptopnya terbuka dan duduk bersila. Entah kenapa hatiku seakan mencelos dan hampa saat ini. Aku merasa kesepian… sendiri.Aku mengungkapkannya kepada Andrew saat itu juga, kalau aku masih menyimpannya…aku yang akan lebih dalam terluka.“Andrew…aku sudah tak merasa nyaman dengan hubungan ini.” Ucapku padanya saat itu.“Lal
Aku diantar menuju bandara, anak buah Balthier tak berbicara sama sekali, mereka hanya menyerahkan amplop yang berisi visa, tiket penerbangan dan beberapa jumlah uang. Aku menerimanya dengan senang hati. Aku berjalan melenggang di bandara, penerbanganku setengah jam lagi, aku langsung check-in dan menunggu dipersilahkan masuk ke dalam pesawat. Penerbangan akan sangat lama..mungkin aku akan tiba di Athena pagi hari. Aku membeli sebuah roti dan minuman hangat. Aku membutuhkannya agar perutku tak terlalu berdemonstrasi, karena memang belakangan ini jadwal makanku kacau balau. Aku menimbang berat badanku sudah turun total lima kilo, entah…sepertinya makanan apapun tak terasa nikmat di lidahku. Aku membeli sebuah roti isi dan sebuah kopi susu hangat.Ada sebuah pesan dari nomor yag kusimpan barusan. Nomor Balthier di Athena.‘Sudah sampai bandara?’ Ucap pesan itu.Aku tersenyum dan
Aku sedang bersama Balthier di dalam pesawat menuju London. Kami berada di kelas Vip, dan pria yang setelah berbulan-bulan menghilang di sampingku sejak tadi masih berkutik dengan laptopnya. Ia tadi bilang bahwa perjalanan kami ke London kali ini terkait dengan tender besar yang sudah berbulan-bulan ia persiapkan, itu juga yang membuatnya terurung di Athena, ia memusatkan semua tenaga dan konsentrasinya kepada tender ini. Aku merasa tak enak hati setelah mendengarkannya, aku kira selama ini ia melupakanku…tapi ternyata ia sedang bekerja keras dan mengurus perusahaannya…sama dengan alasannya saat awal pergi. Bagaimana caranya aku membertahu mengenai hubunganku dengan Andrew? Mungkin aku akan menunggu sampai tender ini ia menangkan…menunggu saat ia lebih rileks dan tenang.Aku melirik ke arahnya, ia sedang merevisi beberapa chart. Ia sangat focus dan beberapa kali mencebik karena ternyata ada beberapa kesalahan yang ia temui, chart itu adalah
Balthier mengontrol dirinya dan melepaskan pagutannya. Ia pergi ke kamar mandi dan keluar lima menit berikutnya dengan penampilan yang jauh lebih segar. Ia sudah lebih wangi dan sepertinya siap untuk berangkat.“Aku sudah memesan pakaian untukmu…sebentar lagi personal shopper yang kusewa akan datang…ambillan semua yang kau mau.”Aku mengangguk mengerti, memang ia berjanji akan membelikan semua kebutuhanku selama pergi bersamanya..ini adalah kali pertama kami liburan sampai ke luar negeri..bukan liburan sebenarnya..tapi you know kan?“Aka nada petugas yang memberikan makan malam untukmu…kuharap kau bisa beristirahat selama aku pergi..karena setelahnya kau membutuhkan banyak tenaga.” Ucapnya lagi dengan mata menggoda.“Ya. Kau pergilah…sebelum ada hal gila yang akan terjadi. Kita berdua tahu…kita sedang sekuat tenaga menahan hasrat seksual kit
Tender kali ini memang membuat banyak mata tertuju ke arahku. Aku salah satu kandidat terkuat selain Alessandro’s holding. Tapi bukan sebuah rahasia..kalau Alessandro sudah sedikit terintervensi olehku. Aku beberapa kali memenangkan sebuah tender darinya. Semoga saja hal ini juga terjadi kepadaku. Aku sudah menghabiskan banyak waktuku mempersiapkan ini semua.Rapat akan dimulai jam tujuh, lima menit lagi. Aku membereskan dokumen di mejaku dan berdiri, sebentar lagi para anggota rapat akan datang. Anak buahku sudah menyiapkan salinan dokumen yang akan di berikan kepada peserta rapat.Sang pemilik tender datang, ia tersenyum ke arahku. Tuan Romires pria asal Brazil namun tinggal di London bersama istrinya…istrinya yang ternyata seorang manusia serigala. Aku mengetahuinya dari pria itu sendriri. Ia seperti sangat tertarik denganku…lalu pernah sekali meminta bertemu secara pribadi, ia membawa istrinya…dan dalam deti