Andrew membayar tagihan di cafe ini, kami sekali lagi berada di dalam mobil...menuju hotel. Di cafe tadi Andrew bilang, ia tak mau memakai pelindung, jadi aku yang dimintanya meminum pil. Hampir semua pria seperti ini.
Ia memilih sebuah hotel dengan level elite. Sepertinya ia ornag kaya, karena setahuku hotel ini semalamnya membutuhkan biaya sewa diatas lima ratus dolar. Andrew memarkir mobilnya dan berjalan ke lobby, ia memesan kamar untuk satu malam. Aku hanya membatin...kenapa satu malam? Bukankah...hanya... Dan tak membutuhkab waktu selama itu?
"Kenapa kau memesan satu malam?" Tanyaku saat kami berada di lift.
Ia mengangkat bahunya, "minimal di sini memesan untuk satu malam." Jawabnya santai. Seperti mengajariku angka satu lalu dua lalu tiga.
Kami diam di dalam lift, begitu lift terbuka menampilkan sebuah koridor panjang beralaskan
Aku sedang berkemas barang-barangku yang terakhir, sebagian besar pakaianku sudah dikemas oleh Xander."Xander, kau tak memasukkan piyamaku?" Tanyaku saat melihat beberapa tumpuk piyama masih tersimpan di dalam lemari."Kau tak akan butuh piyama!" Jawabnya. Ia sedang memasak makan siang. Aku berkeras meminta dimasakkan olehnya. Kapan lagi aku membuatnya repot."Hah? Kenapa?" Tanyaku ragu. Aku menghampiri Xander yang sedang memasak stirfry daging dan sayur. Hmm..yumm."Kau tak butuh piyama untuk tidur di sana." Ucapnya lagi tanpa menoleh."Kenapa?" Aku masih belum paham."Karena aku takkan membiarkanmu tidur berpakaian. Kau sudah tak ujian lagi kan?" Jawabnya sambil menyeringai."Huh...dosen mesum!" Protesku. Aku mengambil sebuah
Aku dan Xander sedang dalam perjalanan menuju bandara. Xander bilang ia sudah menyewa sebuah pesawat pribadi, dengan ukuran kecil agar bisa lebih dekat dengan pack.“Kita akan sampai dalam berapa jam?” Tanyaku gugup.“Sekitar empat sampai lima jam, kita tak pakai pesawat komersil, jadi sedikit berbeda.” Jawabnya masih focus dengan jalanan ibukota yang mecet di tambah hujan mengguyur kota ini dengan sangat deras beberapa menit yang lalu. Jalan menjadi becek dan macet parah. Balze seperti tak terpengaruh, ia menikmati kemacetan tanpa kerutan di dahinya.“Kau tak gugup?” Tanyaku.“Kenapa aku harus gugup.”“Ah..ya. Akulah yang harus gugup, aku manusia yang akan berubah menjadi serigala dalam beberapa hari…ditambah aku akan dibawa ke sarang manusia seriga yang berjumlah ratusan lebih.” Ucapku sedikit sarkas. Ap
Kami sedang berada di dalam pesawat pribadi yang disewa. Ada dua orang pramugari yang bertugas dan seorang pilot dan asistennya. Mereka sebelum bekerja telah memperkenalkan diri mereka kepada kami. Total ada lima petugas yang bekerja. Satu lagi adalah orang ahli mesin yang berjaga.“Good. Setidaknya kita terbang tidak perlu khawatir mesin akan mati tiba-tiba, karena ada orang yang ahli mesin!” Ucapku berkata sarkas kepada Xander, ia sejak tadi asyik mengobrol dengan salah satu pramugari yang ternyata adalah teman lamanya di Russia. Aku tak cemburu…don’t get me wrong, but…seharusnya ia tahu situasi kan?“Kau cemburu?”“Hah…you wish!”“Taka pa cemburu, Rossane adalah mantan pacarku dulu waktu kuliah.” Ucapnya lagi tak berekspresi, ia sedang membuka sebuah majalah yang di sediakan pesawat ini sebagai hiburan selain layar tv
"Aku harus menjelaskan ini kepadamu Nadja, dalam sebuah pack selain ada Alpha yang menjadi pimpinan tertinggi, juga ada beta dan ada enforcer. Beta bisa dibilang adalah wakilnya alpha, kau tahu? Seperti wakil presiden dan hal-hal yang sifatnya lebih kecil dan apabila alpha berhalangan, dia yang menangani urusan pack atau saat berpergian. Enforcer berurusan dengan sistem pertahanan pack dan mengurus jadwal patroli, latihan fisik dan sebagainya. Mereka juga yang akan mengawasi perbatasan apabila ada serigala asing yang masuk ke dalam pack." Jelas Xander."Mereka yang mengurusi serigala asing? Lalu aku?" Tanyaku gugup. "Apakah aku harus berhadapan dengan enforcer itu?""Ha...kau kan masih setengah serigala! Lagi pula kau datang bersama aku. Tentu saja tidak akan dicurigau siapapun. Aku menjelaskan ini...Maksudku, aku ingin memperkenalkanmu orang-orang yang penting di dalam pack. Selain 3 orang itu, ada juga para tetua, mereka biasanya adalah pejabat se
“Sini biar kuantar.” Tawar Xander kepadaku, kenapa aku merasakan ada sesuatu yang salah, namun aku seperti tak bisa menggapai dan tak bisa berpikir…apa yang sekiranya salah. Xander membawaku ke sebuah kabin pribadi berukuran lumayan luas. Ada sebuah kasur berukuran medium dan sebuah sofa, ada kamar mandi pribadi. Aku tersenyum dan meletakkan pakaian ganti di sebuah meja di depan kamar mandi. Aku melangkah menuju kamar mandi, saat aku mau menutupnya kaki Xander menghalangi pintu tertutup sempurna.“Not so fast, Babe.” Ucapnya menyeringai. Aku mendengus kesal. Aghh…dia berulah lagi.“Kau.. kau mau apa?” Tanyaku mengerenyitkan dahi.“ Mempelajari anatomimu lebih baik. Aku masih penasaran di beberapa bagian.”Xander melepaskan satu persatu aritikel pakaian yang menempel ditubuhku, lalu bergantian ia melepaskan pakainnya dengan pelan. Aku mengikuti dengan mataku setiap gerakan tangan dan mata pria dingin i
Sebentar lagi pesawat akan mendarat, Xander sudah memberikan banyak sekali informasi mengenai packya membuatku sangat gugup, lebih gugup daripada sebelumnya. Seharusnya ia tidak usah memberitahukan apapun kepadaku, agar aku tidak segugup ini. Bagaimana nanti kalau semua para manusia serigala itu membenciku? Apalagi aku masih belum seperti mereka dan sudah akan merebut calon Alpha mereka, aku pasti akan jadi bahan bully-an para perempuan di sana. Matilah aku! Xander menoleh ke arahku.“Ada apa Nadja?”“Bagaimana kalau nanti para perempuan di sana, membullyku? Mereka pasti jauh lebih kuat daripadaku dan sudah pasti aku akan kalah, satu saja kalah apalagi dikeroyok ribuan katamu? Jadi aku harus berhadapan dengan berapa banyak wanita serigala nanti? Kalau tiba-tiba mereka semua fans beratmu? Bagaimana? Aku menghadapi 3 senior mahasiswa yang berstatus manusia saja, sudah bergetar dan kewalahan… Bagaimana dengan manusia jadi-jadian?” Ucapku sarkas.
Ty benar-benar melewati jalur yang diminta oleh Xander. Dari jendela mobil, aku bisa melihat pemandanga yang seperti d negeri dongeng. Ini adalah kawasan alam yang dilindungi…tak sembarangan orang bisa masuk…hanya beberapa orang yang memiliki kepentingan khusus atau pemerhati lingkungan. Rasanya aku jadi ingin beralih profesi…dari mahasiswa menjadi pemerhati lingkungan…agar aku bisa masuk ke dalam pagar itu dan menikmati pemandangan alam yang luar biasa itu.aku tak sadar telah tersenyum sendirian, hanya dengan melihat keindahan alam dan pemikiranku…aku tertawa lebar.“Kau suka? Atau memikirkan hal yang berbeda?” Tanya Xander berbisik kepadaku.Aku mengangguk.“AKu berharap jadi pemerhati lingkungan. Aku tadi berpikir akan alih profesi…sementara aku baru sadar..aku tak punya profesi apapun saat ini, aku masih sekolah. Ha…”“Kau…dan isi kepalamu. Selalu menggemaskan.” Ucap Xander meng
“We almost there.” Ucap Ty. “Kau sudah beritahu iakan…tentang peraturan pack?”“Ya. Sedikit.” Jawab Xander, aku menengok dengan wajah gugup.“Peraturan pack. Aku sudah bilang kan?”Aku memelototinya dan menggeleng kencang.“Kau sama sekali tak bilang apapun! Xander!” Protesku sedikit histeris.“Ah…tak usah kau jadikan beban. Perturan mudah seperti. Jangan memandang alpha tepat di matanya, lalu lua…maksudnya di sini ibuku. Dan memang sebainya kau tak usah bertemu dengannya sama sekali. Intinya kau harus berada di dekatku agar aman. Mereka adalah mahluk yang mudah teruslut emosi…jadi yaa…sebaiknya kau tetap di sampingku.” Jelas Xander santai.Aku kesal dan memukul lengan Xander dengan kencang, “Kenapa kau baru bilang sekarang!”“Kukira aku sudah bilang…aku lupa.. terlalu banyak yang terjadi.”“Jadi aku harus bagaimana?”