Home / All / Devil (Indonesia) / 63. Posesif, I Like It!

Share

63. Posesif, I Like It!

Author: Abarakwan
last update Last Updated: 2021-04-25 09:45:32

“Jadi bagaimana ini?” Tanyaku kesal. Xander bukannya membantu malah memanfaatkan keadaan. Sejak tadi ia hanya duduk menyender di kursi kerjanya dengan mata ditutup. Ia terlalu puas hari ini.

“Kenapa? Kau mau pulang?”

“Xander…ayo selidiki Andrew! Kau jangan mau enaknya saja….ikut bantu aku!” Pintaku padanya, sambil menarik lengannya agar berdiri.

“Kubilang…tak ada yang salah dengan pria itu…you don’t have to worry. Kau temani aku saja…aku harus membeli sesuatu di department store.” Xander akhirnya berdiri.

“Okay. Kau yakin tak ada yang salah dengan pria itu?”

“Ya. Nadja.” Ucapnya sabar.

Kami berada di mobil Xander menuju department store, ia bilang mau membeli beberapa bahan makanan, dengan nafsu makanku yang seperti ini…sepertinya ia sedikit

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Devil (Indonesia)   64. Ujian Matkul Xander

    Hari ini adalah hari ujian mata kuliah Xander. Aku sejak pagi sudah menolak untuk diganggu oleh Blase yang dengan sengaja mencoba, agar membuatku tidak bisa mengulang pelajaran. Bukannya membantu, ia malah justru membuatku terkecoh untuk melakukan hal yang lain. Xander berkali-kali memintaku untuk merapihkan pakaian, untuk merapihkan makanan atau mencuci piring, lalu ia juga berusaha untuk memelukku dari belakang saat aku mau memulai mengulang materi. Semua ia lakukan dan itu sangat menyebalkan.Mata kuliahnya adalah salah satu mata kuliah dengan SKS terbesar, aku setidaknya harus mendapatkan nilai di atas B, agar nanti nilaiku bagus. Karena apabila aku mendapatkan nilai buruk di mata kuliahnya, akan sangat mempengaruhi GPA ku nanti."Nadja.... tolong aku! Tolong aku di sini!" Teriak Xander dari dalam kamar.Aku sedang berada di ruang makan dan menyantap sandwich buatan Xander. Aku juga memegang buku materi dan sejak tadi berusaha

    Last Updated : 2021-04-25
  • Devil (Indonesia)   65. Quickie Express

    Aku masih menggerak-gerakkan bokongku....Xander sesekali menggeram pelan...aku hanya tinggal menunggu ia tak tahan dan akhirnya menyerah. Untuk menambah sensasi... Aku membuka tiga kancing kemejaku yang teratas, membuat Xander bisa menikmati isi di dalamnya."Ada apa sebenarnya denganmu Nadja?" Keluh Xander dengan suara tertahan dan mata menuju area depanku. Ia menahan kedua tangannya di samping, ia tak berani menyentuhku walau ia mau."Don't you want me?" Aku mendekatkan dadaku ke wajahnya. Xander menggeram kencang. Aku tertawa dalam hati. Sekarang akan kugunakan ini sebagai senjata mendapatkan keinginanku."Nadja... walaupun aku membocorkannya, bukankah kau jadinya tak puas kalau kau mendapatkan nilai hasil berbuat curang? Bukankah mendapatkan nilai murni itu...Lebih memuaskan dibandingkan hasil curang?" Tanya Xander yang sekarang menutup matanya... badannya sedikit be

    Last Updated : 2021-04-26
  • Devil (Indonesia)   66. Fans Xander

    Aku berjalan langsung ke kamar mandi terdekat di aula kampus. Salah satu kamar mandi terbesar dan terdekat dari parkiran. Xander lebih memilih berjalan super cepat ke ruang kerjanya. Aku menolak saat ia mengajakku ke sana. Karena bukannya bersih…malah ia dijamin akan meminta tambahan. Aku sedag membasuh tangan di kamar mandi wanita, hendak keluar. Ada sekelompok mahasiswa senior yang sedang mengaplikasikan make up, mereka sesekali tertawa kencang. Aku mengambil tasku yang ku taruh di meja dekat watafel.“Kau mahasiswa tingkat satu ya?” Tanya salah satu mahasiswi senior kepadaku. Ia seorang perempuan berpakaian feminime dan memiliki rambut berhighlight merah. Apakah warna rambut merah sedang trend saat ini?“Mmh…Iya?” Jawabku bingung.“Kau. Jangan kecentilan sama Tuan DeVille! Kami mengawasimu.” Ucapnya menunjuk dadaku dengan jari telunjuknya.“Mmh…aku tidak…” Aku tak bisa melanjutkan kalimatku karena tig

    Last Updated : 2021-04-26
  • Devil (Indonesia)   67. Feisty and I like it

    Bel sudah berbunyi dan aku sudah mengumpulkan lembar jawabanku ke depan. Aku mengambil tas lalu berjalan mencari Lidya. Aku harus member tahunya. Aku berjalan menuju kelas Lidya.“Lidya!” Panggilku pada sahabat berambut merahku. Ia memakai pakaian yang sangat seksi hari ini, membuat aku mengerenyitkan dahi saat pertama kali melihat. Ia mengenakan sebuah jeans hitam yang robek di bagian paha dan berjaring, atasannya ia memakai sebuah blouse dengan bahu terbuka. Lidya tampil all out dengan wajahnya yang terpoles make-up natural.Lidya menoleh dan tersenyum kepadaku.“Hai.” Sapanya dengan santai.“Oh…Lidya. Kau tak tahu siapa yang mengawasku barusan.” Ucapku antusias. Aku menggiringnya ke cafeteria, aku tahu Lidya masih ada jam ujian berikutnya, jadi ia pasti beristriahat untuk makan di cafeteria.“Siapa?&rdq

    Last Updated : 2021-04-27
  • Devil (Indonesia)   68. Menerkamnya!

    Aku menyelesaikan ujianku dan setelah bel berbunyi, aku langsung mengumpulkannya di depan. Hari ini aku sudah berdandan dengan maksimal. Hari ini aku dengan Andrew sudah berjanji akan akan bertemu di kafe yang sama, tempat pertama kali kami berbicara di luar. Aku akan memberikan jawabanku mengenai tawarannya saat itu.Sejak tadi Nadja sudah mengusikku dan memberikan pendapatnya mengenai Andrew, sahabatku yang satu itu memang sangat keras kepala kalau urusan seperti ini, tapi tak bisa kusalahkan, karena dia melakukannya... karena ia menyayangiku.Selama ini aku dan Andrew hanya bertemu di luar sebatas hanya meminum kopi tapi tidak pernah membahas lagi tawarannya saat itu. Ia merasa nyaman dengan kehadiranku. Mungkin karena ia tinggal sendiri di kota ini dan ia membutuhkan teman, ia merasa nyaman dan bisa berbicara banyak denganku.Andrew seorang pria kelahiran Jepang. Aya

    Last Updated : 2021-04-29
  • Devil (Indonesia)   69. Wanna Taste You

    Andrew membayar tagihan di cafe ini, kami sekali lagi berada di dalam mobil...menuju hotel. Di cafe tadi Andrew bilang, ia tak mau memakai pelindung, jadi aku yang dimintanya meminum pil. Hampir semua pria seperti ini.Ia memilih sebuah hotel dengan level elite. Sepertinya ia ornag kaya, karena setahuku hotel ini semalamnya membutuhkan biaya sewa diatas lima ratus dolar. Andrew memarkir mobilnya dan berjalan ke lobby, ia memesan kamar untuk satu malam. Aku hanya membatin...kenapa satu malam? Bukankah...hanya... Dan tak membutuhkab waktu selama itu?"Kenapa kau memesan satu malam?" Tanyaku saat kami berada di lift.Ia mengangkat bahunya, "minimal di sini memesan untuk satu malam." Jawabnya santai. Seperti mengajariku angka satu lalu dua lalu tiga.Kami diam di dalam lift, begitu lift terbuka menampilkan sebuah koridor panjang beralaskan

    Last Updated : 2021-04-29
  • Devil (Indonesia)   70. Mesum!

    Aku sedang berkemas barang-barangku yang terakhir, sebagian besar pakaianku sudah dikemas oleh Xander."Xander, kau tak memasukkan piyamaku?" Tanyaku saat melihat beberapa tumpuk piyama masih tersimpan di dalam lemari."Kau tak akan butuh piyama!" Jawabnya. Ia sedang memasak makan siang. Aku berkeras meminta dimasakkan olehnya. Kapan lagi aku membuatnya repot."Hah? Kenapa?" Tanyaku ragu. Aku menghampiri Xander yang sedang memasak stirfry daging dan sayur. Hmm..yumm."Kau tak butuh piyama untuk tidur di sana." Ucapnya lagi tanpa menoleh."Kenapa?" Aku masih belum paham."Karena aku takkan membiarkanmu tidur berpakaian. Kau sudah tak ujian lagi kan?" Jawabnya sambil menyeringai."Huh...dosen mesum!" Protesku. Aku mengambil sebuah

    Last Updated : 2021-05-01
  • Devil (Indonesia)   71. Hal Menyenangkan Di Udara

    Aku dan Xander sedang dalam perjalanan menuju bandara. Xander bilang ia sudah menyewa sebuah pesawat pribadi, dengan ukuran kecil agar bisa lebih dekat dengan pack.“Kita akan sampai dalam berapa jam?” Tanyaku gugup.“Sekitar empat sampai lima jam, kita tak pakai pesawat komersil, jadi sedikit berbeda.” Jawabnya masih focus dengan jalanan ibukota yang mecet di tambah hujan mengguyur kota ini dengan sangat deras beberapa menit yang lalu. Jalan menjadi becek dan macet parah. Balze seperti tak terpengaruh, ia menikmati kemacetan tanpa kerutan di dahinya.“Kau tak gugup?” Tanyaku.“Kenapa aku harus gugup.”“Ah..ya. Akulah yang harus gugup, aku manusia yang akan berubah menjadi serigala dalam beberapa hari…ditambah aku akan dibawa ke sarang manusia seriga yang berjumlah ratusan lebih.” Ucapku sedikit sarkas. Ap

    Last Updated : 2021-05-01

Latest chapter

  • Devil (Indonesia)   145. Nadja-The Luna (End)

    “Nadja…”“Nadja..” Bisikku.Aku melihat kelopak matanya bergerak perlahan. Sebuah kemajuan.“Nadja…”“Nadja..”Kepalaku terasa berat sekali, aku merasa berada di dalam dunia yang sangat gelap dengan tubuh yang sangat sakit. Seongatku...m Aku tadi memakan sebuah kue, lalu mengantuk. Tapi kenapa aku jadi seperti ini? Aku seperti sadar namun tidak bisa membuka mataku dan aku tidak bisa mengontrol tubuhku. Aku tidak bisa merasakan Jemima berada di dalam tubuhku lagi. Apakah aku sudah mati? Apakah kue itu beracun?Aku, dalam keadaan seperti ini... Dan merasa sangat lama, mungkin berhari-hari atau berminggu-minggu atau berbulan-bulan? Yang jelas, aku berada dalam kehampaan yang sangat lama. Sampai aku merasa ada sebuah sentuhan di tanganku yang sangat dingin, teramat dingin seperti aku terkena frost note, seperti aku tertimpa oleh es batu yang teramat b

  • Devil (Indonesia)   144. Perut Roti Sobek

    “Tidurkan ia di kasur!” Perintah Devanna saat tiba di kabin. Aku sangat khawatir dengan Nadja, karena tubuhnya tak sehangat biasanya.Setelah Nadja kutidurkan di ranjang, Devanna memeriksa tangannya…mungkin memeriksa nadinya, Chralie terlihat memucat… pandangannya beralih dari Nadja kepadaku.“Kau tak merasakan apapun, Xander?” Tanya ayah kepadaku, apa maksudnya?“Nope. Aku baik-baik saja. Apa maksudnya?”“Kalau terjadi apapun yang berbahaya kepada Nadja, kau akan merasakannya… setidaknya kau tak merasakan apapun…berarti tak ada yang serius dengan Nadja.” Jelas Charlie.Aku mengembuskan napas lega, ia benar. Aku tak merasakan apapun, tak ada rasa sakit. Masalahnya adalah aku tak bisa memanggil Jemima, dan Nadja di kepalanya. Aku sama sekali tak bisa menghubungi mereka scara telepati.Devanna, berdiri dan memandang Charlie dengan pandangan cemas. “Ini jauh lebih berbahaya daripada lu

  • Devil (Indonesia)   143. Leher Paman Abe

    Aku mencari Charlie dan Devanna di kabinnya. Ya, dugaanku benar. Mereka ada di sana."Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanyaku heran."Xander? Dimana Nadja?" Tanya Devanna menghampiriku dengan wajah gusar. Aku melihat ke arah ayahku yang duduk bersandar di sofa. Ada sebuah cast di kakinya yang terluka."Aku menyembunyikannya di trap door di kamar." Jawabku terus terang.Devanna tak langsung menjawab, ia menengok ke arah Charlie. Aku bisa merasakan ada yang salah di sini."Pamanmu datang!" Ucap Charlie! "Ia mau membunuhku! Sepertinya ia sudah mengambil alih pack house, entah yang lain." Jelas Charlie dengan wajah suram.Aku ingin percaya bahwa Nadja baik-baik saja. Ia aman, hanya aku yang tahu tempat itu...ya ia aman."Xander, ka

  • Devil (Indonesia)   142. Packhouse yang Sepi

    Aku dan Xander sampai di pack house, aku sempat kebingungan bagaimana cara kembali berubah menjadi manusia...karena aku akan berubah dalam keadaan telanjang, atau aku naik ke atas dalam bentuk serigala?"Wait! Kau pakai pakaianku!" Ucap Xander di dalam kepalaku.Aku menengok ke arahnya, serigala Xander berubah menjadi bentuk pria tinggi besar dan tanpa pakaian, ia dengan cepat memakai celana bahannya yang ternyata ia simpan di moncongnya, jadi selama ini ia membawa pakaian dengan menggigitnya! Wow! Smart!Ia lalu memberikan kausnya dan menunjukkannya kepadaku. Aku berubah...aku membayangkan diriku berkaki dua, dan rambutku yang sebahu... Jemari tangan, dan detik berikutnya aku berubah menjadi tubuh manusiaku. Xander langsung meloloskan kaus lewat kepalaku dan memasangkannya dengan sempurna.Jadilah aku dan Xander berada di depan pack house,

  • Devil (Indonesia)   141. Test Pack

    ‘Kau penghianat!’ Ucapku kesal kepada Jem.‘Aku hanya memberitahu Cain!’ Jawabnya merasa tak bersalah.‘Sama saja!’Setengah jam setelahnya, Xander datang dengan membawa satu buah plastic berisi beberapa test pack. Ia sudah gila!Aku memandang aneh ke arahnya. “Kau beli berapa?”“Satu…untuk setiap merek.” Jawabnya menyerahkan semuanya kepadaku. Ada sekitar dua puluh stik pemeriksaan kehamilan dalam plastic itu.“Kau kira aku bisa mengeluarkan urin satu gallon? Untuk mengetes semua alat yang kau beli?” Jawabku kesal, aku berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi, setelah membaca instruksi aku melakukannya, walau dalam box instruksi dikatakan bahwa terbaik dilakukan pada urin pertama di pagi hari…ini hanya untuk memastikan saat ini. Besok pagi aku akan men

  • Devil (Indonesia)   140. Japan or Korea?

    Aku dan Lidya ada di kelas ke dua dan terakhir kami di kampus hari ini.“Praktically, Kau akan keluar dari kampus ini…jadi kurasa kau di skors atau tidak, tak akan berpengaruh dnegan IPKmu? Kan?” Tanya Lidya.“Kau mengingatkanku atas derita hidupku Lidya!” Ucapku kesal.“Kapan kau pergi?” Tanyanya.“Xander bilang dalam dua minggu, ia harus berada di dalam pack. Aku meminta liburan, jadi mungkin kami akan pergi lebih awal.”“Kemana?”“Entahlah… Japan or Korea.”“Japan is cool. South Korea…is mouth watering.”“Mungkin Jepang. Ada yang ingin kulakukan di sana.”Lidya mengangguk dan diam, dosen kami telah datang. Aku berpikir, memang Lidya ada benarnya, mau aku belajar atau dapat skors sekalipun…tak akan berpengaruh dengan nilai akhirku. Karena pada akhirnya aku takkan berkuliah di sini lagi.

  • Devil (Indonesia)   139. Pengganti Ty

    "Ty akan di sini bersama Lidya, sebagai gantinya ayah memintaku datang menggantikan tugas Ty. Ayah dan Devanna sepertinya kewalahan mengurus segalanya." Jelas Xander."Lalu...kalau kau nanti menjadi Alpha... Siapa yang menjadi Beta?""Aku masih harus mencari pengganti Ty, akan sangat egois kalau aku memilihnya lagi. Ia berhak menikmati hidupnya."Aku bergegas ke kelas pertamaku, hari ini sepanjang hari aku akan berada di kelas yang sama dengan Lidya. Sejak pagi aku menghiraukan Xander setelah berdebatan kami mengenai kembali ke pack.Ah…Itu dia, Lidya sudah duduk di kursi kelas dengan wajah merona dan berseri, pasti ia semalaman bersama Ty dan ia sudah mendengar kabar itu. Pantas sekali kalau ia sumringah seperti itu!“Lidya!” Sapaku dan langsung duduk di sampingnya.Lidya tersenyum sangat lebar melihatku.“Nadja,

  • Devil (Indonesia)   138. Win-Lose

    Aku duduk di samping Lidya seperti biasa, kami mengikuti kelas seperti biasa. Aku tiba-tiba ingin ke toilet dan meminta ijin kepada dosen untuk keluar.Toilet di gedung ini terletak di pojok koridor. Hanya ada satu di lantai ini. Aku masuk dan menyelesaikan urusanku, setelah selesai aku mencuci tanganku di wastafel dan kudengar suara pintu bilik toilet terbuka dan tertutup. Aku bisa melihat seorang perempuan berjalan menuju wastafel di sampingku. Ia tersenyum, perempuan itu berambut merah dan berpakaian seksi...wajah yang sangat aku kenali. Cindy."Hai!" Sapaku berusaha tenang."Hai. Dunia sangat sempit, kita bertemu lagi di sini!" Ucapnya ia mencuci tangannya perlahan. Mata kami saling bertemu lewat cermin."Aku duluan. Bye!" Ucapku setelah selesai mencuci tanganku. Jujur saja aku ingin cepat keluar dari tempat ini....pergi menjauhinya...ja

  • Devil (Indonesia)   137. Sangat Menyeramkan

    “Mmh…Andrew…ia sengaja memantraiku.”Aku dan Xander berbarengan menjawab. “What?!”“Saat aku pulang ke kota ini, aku tak tahu…aku merasakan sebuah ketertarikan yang luar biasa kepada Andrew..bahkan melebihi perasaanku kepadanya dulu.” Jelas Lidya, ia menggenggam tangan Ty.Ty mengangguk. “Ya. Aku juga merasakan ada yang aneh dengan Lidya, beruntung aku datang ke sini.”“Ya. Dan Devanna memberinya waktu di sini lebih lama. Thanks God. Aku merasa seperti duniaku di selimuti nafsu dengan Andrew…di hari pertama kuliah… di parkiran..bahkan saat aku bersama Ty… aku membayangkannya dengan erotis.”“Lalu?” Xander bertanya sangat penasaran.“Ia manusia biasa. Itu jawaban atas pertanyaanmu. Tapi ia menggunakan seorang shaman untuk memantrai Lidya.” Ty yang menjawab.“Apakah itu mungkin?” Tanyaku.“Ya. Aku gila Nadja. Aku bertanya kepad

DMCA.com Protection Status