Aku bisa merasakan diriku yang sedang beridiri dengan keempat kakiku. Aku shock..sat ini aku berada dalam diri seekor serigala. Apakah ini rasanya menjadi serigala?
“Diamlah..aku sedang ingin berdekatan dengan Erasthaiku.” Ucap sebuah suara perempuan yang memiliki nada yang lebih kasar dan serak dibanding suaraku.
“Jemima..apa kau merasa ada Nadja di dalam dirimu?” Tanya Xander yang sekarang berjongkok di depan kami.
Serigala itu menganggukkan kepalanya pelan. Dari mataku aku bisa melihat Xander dengan pandangan takjub?
Aku melihat ke bawah. Ada empat kaki berbulu berwarna coklat tua, dan semua memiliki cakar yang sangat tajam. Entahlah..tapi menurutku serigala ini cukup besar. Walau jauh lebih besar Xander saat menjadi serigala.
“Jemima… Apa kau bisa memberi kembali kepada Nadja..agar kalian bisa berubah
“Ceritakan tentang pria itu!” Pintaku kepada Lidya. Wajahnya masih terlihat sedikit memerah. Aku bukan orang yag paing suci di dunia ini…aku mengakui bahwa aku sleep-around a lot, tapi..ah entahlah, aku hanya tak setuju kalau ia melakukan hubungan itu dengan pria lain. No-string-attached?“Balthier..” Ia masih enggan menjelaskannya.“Kau tahu..aku bisa mendapatkan semua informasi yang kumau dalam hitungan menit? Aku punya banyak agen yang bekerja untukku?” Ancamku padanya.Ia menunduk, dan menggelengkan pelan kepalanya.“Kalau kau bercerita..mungkin aku tak akan membunuhnya..”“Kenapa kau mau membunuhnya Balthier? Ia tak salah apa-apa kan?”“It will be fair..karena semua mantanku di sini sudah mati..” Silahkan sebut aku brengsek, aku tak peduli.
“Kita harus memberitahu Charlie bahwa kau sudah transform, jadi kekhawatiran Devanna tak perlu lagi menghambatnya meneyelesaikan urusannya dengan Ibu. Semakin cepat ia pergi…semakin cepat kita bisa meninggalkan tempat ini.” Jelas Xander kepadaku. Kami berhasil melewati sebuah percintaan panas di pagi hari. Jemima membisikkan berbagai macam godaan erotis di kepalaku, yang akhirnya Xander ketahui..karena dirinya saat ini bisa membaca kepalaku dengan leluasa, begitu juga denganku. Kami sudah resmi menjadi Erasthai sesame Lycan.Apa yang kurasakan saat ini? Overpower, aku merasa lebih kuat, lebih bugar, lebih sehat..seakan semua penyait di dalam tubuhku hilang entah kemana. Migrainku yang sering mengganggu di pagi hari…sudah tak kurasakan lagi, semua rasa pegal di otot tak ada lagi, bahkan aku merasa bisa melihat lebih jelas, mendengar lebih jernih dan suaraku lebih bagus. Apakah itu mungkin?‘Absolutely, thanks t
“Kau tahu darimana?”“Salah satu informanku, menangkap perbincangan salah satu sahabat Balthier yang kebetulan sedang bericara lewat sambungan telepon.”“Ah…bisa jadi ia bohong. Tapi kenapa kau harus gusar kalau Balthier memiliki Erasthai?”“Bukan itu masalahnya, aku merasa Balthier memiliki hubungan yang lebih dekat dengan ibumu.”“Ya. Betul. Memang sedari dulu, kan?” Balas Xander. Aku sejak tadi hanya memperhatikan mereka berdua berbincang. Aku hanya paham bahwa Balthier telah menemukan Erasthainya. Apa aku senang? Mmh…tidak, lalu apa aku sedih atau kecewa? Jauh di dalam hatiku..aku ada merasa sedikit kekecewaan. Sebuah perasaany yang seharusnya tak terjadi kepadaku saat ini, mengingat statusku sebagai pasangan hidup Xander.“Balthier membantu ibumu. Mereka sedang menyusun rencana pemberontakan di pack i
“Kita mau kemana Balthier?” Ucap Lidya berulang kali. Kami sedang berada di bandara Internasional London. Tujuan kami adalah Russia, aku sudah memesan sebuah pesawat pribadi dari pusat kota untuk melanjutkan perjalanan agar jara tempuh darat menuju pack ayah tak terlalu jauh.Aku memutuskan untuk kembali ke pack ayahku, dibanding bertolak ke pack pamanku, Abraham. Ia memiliki hubungan yang teramat dekat dengan ibu, bisa saja sewaktu-waktu ibu datang dan menemuiku di sana, dan aku masih meragukan loyalitasnya. Paman Abe pasti akan membela adiknya papaun itu. Itulah mengapa aku mengambil resiko untuk kembali ke Black Blood pack. Pack milik ayahku yang mungkin sebentar lagi akan diwariskan kepada Xander.Aku tahu Xander dan Nadja ada di sana..dan kuyakin Xander akan menghajarku seperti kemarin saat aku berusaha melarikan Nadja darinya. Aku tak peduli, nyawa Lidya sekarang jadi taruhan. Banyak orang yang mengira Lid
Aku adalah Beta dari black blood pack, Tidus Riddick namaku..orang-orang lebih sering memanggilku Ty. Aku sudah menjadi manusia serigala nomor 2 di pack ini sejak usiaku dua puluh tahun. Charlie, sang alpha yang memilihku langsung. Sejak kecil aku tumbuh dan dibesarkan berdampingan dengan Xander dan Balthier..walaupun aku jauh lebih tua dari mereka. Di usia matangku ini, yang menginjak empat puluh tahun..aku sama sekali tak pernah berhubungan dengan wanita, aku menunggu mate-ku yang entah kapan akan kutemukan. Sampai detik ini, aku belum berkesempatan keluar dari pack ini untuk mencarinya…yang jelas dia tak berada di pack ini.Saat mendengar Xander mendapatkan Erasthainya aku merasa sedikit iri, sungguh beruntung pria itu..bahkan untuk menemukan seorang Erasthai jauh lebih sulit dibandingkan menemukan mate bagi manusia serigala..karena jumlah manusia serigala yang lebih banyak daripada lycan..membuat mencari Erasthai bagi lycan jauh lebih sulit. Sangat sulit, yet...
Aku menunggu dua puluh menit sebelum papan informasi menunjukkan sebuah pesawat pribadi telah landing. Dalam beberapa menit aku akan kembali ke dalam mobil dan mengemudikannya menuju pack. Dari kejauhan aku melihat pria bermata hijau dengan tubuh tegak, memakai pakaian semia formal dan berjalan penuh charisma ke arahku. Di belakangnya ada seorang perempuan berambut merah sepunggung dengan wajah sedikit pucat dan bibir merah merona. Jantungku mencelos. Tak mungkin!Serigalaku berteriak keras dan lantang di dalam kepalaku.‘Mate…itu mate…itu dia! Selama ini yang kau tunggu…itu dia! Mate cantik…aku cinta mate! Temui ia..peluk..cium dan tandai ia! Aku ingin cepat bertemu mate!’Serigalaku sangat excited, sementara aku memucat, memandangi perempuan yang sejak tadi menunduk dan berjalan di belakang Balthier. Ia bersama dengan anak seorang alpha yang merupakan lycan, bahkan semua orang yang kukenal, menebaknya sebagai Erasthai dari Balthier. Mate yang selama in
“Aku merasakan aura sumber masalah itu mendekat.” Bisik Devanna kepada Charlie. Aku, Xander, Devanna dan Charlie sedang berkumpul di kabin milik Devanna. Setelah ini kami tidak akan mengunjungi Devanna lagi, demi keselamatannya.“Jadi maksudmu, sumber masalah itu adalah Balthier? Karena sebentar lagi ia akan datang.” Jawab Xander melirik penuh arti ke arahku dan ayahnya.“Semoga in icepat berlalu. Ah…shoot aku semakin frustrasi dengan semua ini. Kenapa masalah harus serumit ini!” Umpat Charlie menggosok wajahnya kasar.Aku hanya memandangnya penuh simpati. Ia hanya ingin bisa bersama dengan perempuan yang dicintainya, Devanna..namun terlalu banyak hal yang harus ia tempuh demi mewujudkan mimpinya itu.“Tapi..entah kenapa..aku juga merasakan sebuah aura baik bahkan sangat baik bersamanya…”“Lidya.” Timpalku
Mereka sudah datang!Aku diberi kabar oleh Ty yang mengetuk pintu kamarku, ia memberitahu bahwa mereka sudah datang dan menunggu di ruang kerja Charlie.“Apa Charlie sudah datang?” Tanyaku. Aku sedikit cemas mengenai Lidya, Xander saat ini sedang mengurus sesuatu, ia bilang akan kembali dalam waktu setengah jam.“Ya. Charlie memintaku memanggilmu untuk menyambut Lidya, dan hilangkan semua formalitas alpha kepadanya di depan Lidya.” Jawab Ty, entah kenapa aku merasa wajahnya sangat muram. Walaupun Ty bukan orang yang bubbly..tapi saat ini terlihat wajahnya sangat sedih..seperti orang yang baru kehilangan seseorang untuk selamanya.“Ty..maaf. Bukan aku lancang, tapi kenapa wajahmu muram sekali?” AKhirnya aku membernarikan diri bertanya.“Hm..nothing.” Jawabnya, awalnya ia terlihat ingin mengatakan sesuatu, namun akhirnya ia berkata ta
“Nadja…”“Nadja..” Bisikku.Aku melihat kelopak matanya bergerak perlahan. Sebuah kemajuan.“Nadja…”“Nadja..”Kepalaku terasa berat sekali, aku merasa berada di dalam dunia yang sangat gelap dengan tubuh yang sangat sakit. Seongatku...m Aku tadi memakan sebuah kue, lalu mengantuk. Tapi kenapa aku jadi seperti ini? Aku seperti sadar namun tidak bisa membuka mataku dan aku tidak bisa mengontrol tubuhku. Aku tidak bisa merasakan Jemima berada di dalam tubuhku lagi. Apakah aku sudah mati? Apakah kue itu beracun?Aku, dalam keadaan seperti ini... Dan merasa sangat lama, mungkin berhari-hari atau berminggu-minggu atau berbulan-bulan? Yang jelas, aku berada dalam kehampaan yang sangat lama. Sampai aku merasa ada sebuah sentuhan di tanganku yang sangat dingin, teramat dingin seperti aku terkena frost note, seperti aku tertimpa oleh es batu yang teramat b
“Tidurkan ia di kasur!” Perintah Devanna saat tiba di kabin. Aku sangat khawatir dengan Nadja, karena tubuhnya tak sehangat biasanya.Setelah Nadja kutidurkan di ranjang, Devanna memeriksa tangannya…mungkin memeriksa nadinya, Chralie terlihat memucat… pandangannya beralih dari Nadja kepadaku.“Kau tak merasakan apapun, Xander?” Tanya ayah kepadaku, apa maksudnya?“Nope. Aku baik-baik saja. Apa maksudnya?”“Kalau terjadi apapun yang berbahaya kepada Nadja, kau akan merasakannya… setidaknya kau tak merasakan apapun…berarti tak ada yang serius dengan Nadja.” Jelas Charlie.Aku mengembuskan napas lega, ia benar. Aku tak merasakan apapun, tak ada rasa sakit. Masalahnya adalah aku tak bisa memanggil Jemima, dan Nadja di kepalanya. Aku sama sekali tak bisa menghubungi mereka scara telepati.Devanna, berdiri dan memandang Charlie dengan pandangan cemas. “Ini jauh lebih berbahaya daripada lu
Aku mencari Charlie dan Devanna di kabinnya. Ya, dugaanku benar. Mereka ada di sana."Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanyaku heran."Xander? Dimana Nadja?" Tanya Devanna menghampiriku dengan wajah gusar. Aku melihat ke arah ayahku yang duduk bersandar di sofa. Ada sebuah cast di kakinya yang terluka."Aku menyembunyikannya di trap door di kamar." Jawabku terus terang.Devanna tak langsung menjawab, ia menengok ke arah Charlie. Aku bisa merasakan ada yang salah di sini."Pamanmu datang!" Ucap Charlie! "Ia mau membunuhku! Sepertinya ia sudah mengambil alih pack house, entah yang lain." Jelas Charlie dengan wajah suram.Aku ingin percaya bahwa Nadja baik-baik saja. Ia aman, hanya aku yang tahu tempat itu...ya ia aman."Xander, ka
Aku dan Xander sampai di pack house, aku sempat kebingungan bagaimana cara kembali berubah menjadi manusia...karena aku akan berubah dalam keadaan telanjang, atau aku naik ke atas dalam bentuk serigala?"Wait! Kau pakai pakaianku!" Ucap Xander di dalam kepalaku.Aku menengok ke arahnya, serigala Xander berubah menjadi bentuk pria tinggi besar dan tanpa pakaian, ia dengan cepat memakai celana bahannya yang ternyata ia simpan di moncongnya, jadi selama ini ia membawa pakaian dengan menggigitnya! Wow! Smart!Ia lalu memberikan kausnya dan menunjukkannya kepadaku. Aku berubah...aku membayangkan diriku berkaki dua, dan rambutku yang sebahu... Jemari tangan, dan detik berikutnya aku berubah menjadi tubuh manusiaku. Xander langsung meloloskan kaus lewat kepalaku dan memasangkannya dengan sempurna.Jadilah aku dan Xander berada di depan pack house,
‘Kau penghianat!’ Ucapku kesal kepada Jem.‘Aku hanya memberitahu Cain!’ Jawabnya merasa tak bersalah.‘Sama saja!’Setengah jam setelahnya, Xander datang dengan membawa satu buah plastic berisi beberapa test pack. Ia sudah gila!Aku memandang aneh ke arahnya. “Kau beli berapa?”“Satu…untuk setiap merek.” Jawabnya menyerahkan semuanya kepadaku. Ada sekitar dua puluh stik pemeriksaan kehamilan dalam plastic itu.“Kau kira aku bisa mengeluarkan urin satu gallon? Untuk mengetes semua alat yang kau beli?” Jawabku kesal, aku berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi, setelah membaca instruksi aku melakukannya, walau dalam box instruksi dikatakan bahwa terbaik dilakukan pada urin pertama di pagi hari…ini hanya untuk memastikan saat ini. Besok pagi aku akan men
Aku dan Lidya ada di kelas ke dua dan terakhir kami di kampus hari ini.“Praktically, Kau akan keluar dari kampus ini…jadi kurasa kau di skors atau tidak, tak akan berpengaruh dnegan IPKmu? Kan?” Tanya Lidya.“Kau mengingatkanku atas derita hidupku Lidya!” Ucapku kesal.“Kapan kau pergi?” Tanyanya.“Xander bilang dalam dua minggu, ia harus berada di dalam pack. Aku meminta liburan, jadi mungkin kami akan pergi lebih awal.”“Kemana?”“Entahlah… Japan or Korea.”“Japan is cool. South Korea…is mouth watering.”“Mungkin Jepang. Ada yang ingin kulakukan di sana.”Lidya mengangguk dan diam, dosen kami telah datang. Aku berpikir, memang Lidya ada benarnya, mau aku belajar atau dapat skors sekalipun…tak akan berpengaruh dengan nilai akhirku. Karena pada akhirnya aku takkan berkuliah di sini lagi.
"Ty akan di sini bersama Lidya, sebagai gantinya ayah memintaku datang menggantikan tugas Ty. Ayah dan Devanna sepertinya kewalahan mengurus segalanya." Jelas Xander."Lalu...kalau kau nanti menjadi Alpha... Siapa yang menjadi Beta?""Aku masih harus mencari pengganti Ty, akan sangat egois kalau aku memilihnya lagi. Ia berhak menikmati hidupnya."Aku bergegas ke kelas pertamaku, hari ini sepanjang hari aku akan berada di kelas yang sama dengan Lidya. Sejak pagi aku menghiraukan Xander setelah berdebatan kami mengenai kembali ke pack.Ah…Itu dia, Lidya sudah duduk di kursi kelas dengan wajah merona dan berseri, pasti ia semalaman bersama Ty dan ia sudah mendengar kabar itu. Pantas sekali kalau ia sumringah seperti itu!“Lidya!” Sapaku dan langsung duduk di sampingnya.Lidya tersenyum sangat lebar melihatku.“Nadja,
Aku duduk di samping Lidya seperti biasa, kami mengikuti kelas seperti biasa. Aku tiba-tiba ingin ke toilet dan meminta ijin kepada dosen untuk keluar.Toilet di gedung ini terletak di pojok koridor. Hanya ada satu di lantai ini. Aku masuk dan menyelesaikan urusanku, setelah selesai aku mencuci tanganku di wastafel dan kudengar suara pintu bilik toilet terbuka dan tertutup. Aku bisa melihat seorang perempuan berjalan menuju wastafel di sampingku. Ia tersenyum, perempuan itu berambut merah dan berpakaian seksi...wajah yang sangat aku kenali. Cindy."Hai!" Sapaku berusaha tenang."Hai. Dunia sangat sempit, kita bertemu lagi di sini!" Ucapnya ia mencuci tangannya perlahan. Mata kami saling bertemu lewat cermin."Aku duluan. Bye!" Ucapku setelah selesai mencuci tanganku. Jujur saja aku ingin cepat keluar dari tempat ini....pergi menjauhinya...ja
“Mmh…Andrew…ia sengaja memantraiku.”Aku dan Xander berbarengan menjawab. “What?!”“Saat aku pulang ke kota ini, aku tak tahu…aku merasakan sebuah ketertarikan yang luar biasa kepada Andrew..bahkan melebihi perasaanku kepadanya dulu.” Jelas Lidya, ia menggenggam tangan Ty.Ty mengangguk. “Ya. Aku juga merasakan ada yang aneh dengan Lidya, beruntung aku datang ke sini.”“Ya. Dan Devanna memberinya waktu di sini lebih lama. Thanks God. Aku merasa seperti duniaku di selimuti nafsu dengan Andrew…di hari pertama kuliah… di parkiran..bahkan saat aku bersama Ty… aku membayangkannya dengan erotis.”“Lalu?” Xander bertanya sangat penasaran.“Ia manusia biasa. Itu jawaban atas pertanyaanmu. Tapi ia menggunakan seorang shaman untuk memantrai Lidya.” Ty yang menjawab.“Apakah itu mungkin?” Tanyaku.“Ya. Aku gila Nadja. Aku bertanya kepad