“Kita harus memberitahu Charlie bahwa kau sudah transform, jadi kekhawatiran Devanna tak perlu lagi menghambatnya meneyelesaikan urusannya dengan Ibu. Semakin cepat ia pergi…semakin cepat kita bisa meninggalkan tempat ini.” Jelas Xander kepadaku. Kami berhasil melewati sebuah percintaan panas di pagi hari. Jemima membisikkan berbagai macam godaan erotis di kepalaku, yang akhirnya Xander ketahui..karena dirinya saat ini bisa membaca kepalaku dengan leluasa, begitu juga denganku. Kami sudah resmi menjadi Erasthai sesame Lycan.
Apa yang kurasakan saat ini? Overpower, aku merasa lebih kuat, lebih bugar, lebih sehat..seakan semua penyait di dalam tubuhku hilang entah kemana. Migrainku yang sering mengganggu di pagi hari…sudah tak kurasakan lagi, semua rasa pegal di otot tak ada lagi, bahkan aku merasa bisa melihat lebih jelas, mendengar lebih jernih dan suaraku lebih bagus. Apakah itu mungkin?
‘Absolutely, thanks t
“Kau tahu darimana?”“Salah satu informanku, menangkap perbincangan salah satu sahabat Balthier yang kebetulan sedang bericara lewat sambungan telepon.”“Ah…bisa jadi ia bohong. Tapi kenapa kau harus gusar kalau Balthier memiliki Erasthai?”“Bukan itu masalahnya, aku merasa Balthier memiliki hubungan yang lebih dekat dengan ibumu.”“Ya. Betul. Memang sedari dulu, kan?” Balas Xander. Aku sejak tadi hanya memperhatikan mereka berdua berbincang. Aku hanya paham bahwa Balthier telah menemukan Erasthainya. Apa aku senang? Mmh…tidak, lalu apa aku sedih atau kecewa? Jauh di dalam hatiku..aku ada merasa sedikit kekecewaan. Sebuah perasaany yang seharusnya tak terjadi kepadaku saat ini, mengingat statusku sebagai pasangan hidup Xander.“Balthier membantu ibumu. Mereka sedang menyusun rencana pemberontakan di pack i
“Kita mau kemana Balthier?” Ucap Lidya berulang kali. Kami sedang berada di bandara Internasional London. Tujuan kami adalah Russia, aku sudah memesan sebuah pesawat pribadi dari pusat kota untuk melanjutkan perjalanan agar jara tempuh darat menuju pack ayah tak terlalu jauh.Aku memutuskan untuk kembali ke pack ayahku, dibanding bertolak ke pack pamanku, Abraham. Ia memiliki hubungan yang teramat dekat dengan ibu, bisa saja sewaktu-waktu ibu datang dan menemuiku di sana, dan aku masih meragukan loyalitasnya. Paman Abe pasti akan membela adiknya papaun itu. Itulah mengapa aku mengambil resiko untuk kembali ke Black Blood pack. Pack milik ayahku yang mungkin sebentar lagi akan diwariskan kepada Xander.Aku tahu Xander dan Nadja ada di sana..dan kuyakin Xander akan menghajarku seperti kemarin saat aku berusaha melarikan Nadja darinya. Aku tak peduli, nyawa Lidya sekarang jadi taruhan. Banyak orang yang mengira Lid
Aku adalah Beta dari black blood pack, Tidus Riddick namaku..orang-orang lebih sering memanggilku Ty. Aku sudah menjadi manusia serigala nomor 2 di pack ini sejak usiaku dua puluh tahun. Charlie, sang alpha yang memilihku langsung. Sejak kecil aku tumbuh dan dibesarkan berdampingan dengan Xander dan Balthier..walaupun aku jauh lebih tua dari mereka. Di usia matangku ini, yang menginjak empat puluh tahun..aku sama sekali tak pernah berhubungan dengan wanita, aku menunggu mate-ku yang entah kapan akan kutemukan. Sampai detik ini, aku belum berkesempatan keluar dari pack ini untuk mencarinya…yang jelas dia tak berada di pack ini.Saat mendengar Xander mendapatkan Erasthainya aku merasa sedikit iri, sungguh beruntung pria itu..bahkan untuk menemukan seorang Erasthai jauh lebih sulit dibandingkan menemukan mate bagi manusia serigala..karena jumlah manusia serigala yang lebih banyak daripada lycan..membuat mencari Erasthai bagi lycan jauh lebih sulit. Sangat sulit, yet...
Aku menunggu dua puluh menit sebelum papan informasi menunjukkan sebuah pesawat pribadi telah landing. Dalam beberapa menit aku akan kembali ke dalam mobil dan mengemudikannya menuju pack. Dari kejauhan aku melihat pria bermata hijau dengan tubuh tegak, memakai pakaian semia formal dan berjalan penuh charisma ke arahku. Di belakangnya ada seorang perempuan berambut merah sepunggung dengan wajah sedikit pucat dan bibir merah merona. Jantungku mencelos. Tak mungkin!Serigalaku berteriak keras dan lantang di dalam kepalaku.‘Mate…itu mate…itu dia! Selama ini yang kau tunggu…itu dia! Mate cantik…aku cinta mate! Temui ia..peluk..cium dan tandai ia! Aku ingin cepat bertemu mate!’Serigalaku sangat excited, sementara aku memucat, memandangi perempuan yang sejak tadi menunduk dan berjalan di belakang Balthier. Ia bersama dengan anak seorang alpha yang merupakan lycan, bahkan semua orang yang kukenal, menebaknya sebagai Erasthai dari Balthier. Mate yang selama in
“Aku merasakan aura sumber masalah itu mendekat.” Bisik Devanna kepada Charlie. Aku, Xander, Devanna dan Charlie sedang berkumpul di kabin milik Devanna. Setelah ini kami tidak akan mengunjungi Devanna lagi, demi keselamatannya.“Jadi maksudmu, sumber masalah itu adalah Balthier? Karena sebentar lagi ia akan datang.” Jawab Xander melirik penuh arti ke arahku dan ayahnya.“Semoga in icepat berlalu. Ah…shoot aku semakin frustrasi dengan semua ini. Kenapa masalah harus serumit ini!” Umpat Charlie menggosok wajahnya kasar.Aku hanya memandangnya penuh simpati. Ia hanya ingin bisa bersama dengan perempuan yang dicintainya, Devanna..namun terlalu banyak hal yang harus ia tempuh demi mewujudkan mimpinya itu.“Tapi..entah kenapa..aku juga merasakan sebuah aura baik bahkan sangat baik bersamanya…”“Lidya.” Timpalku
Mereka sudah datang!Aku diberi kabar oleh Ty yang mengetuk pintu kamarku, ia memberitahu bahwa mereka sudah datang dan menunggu di ruang kerja Charlie.“Apa Charlie sudah datang?” Tanyaku. Aku sedikit cemas mengenai Lidya, Xander saat ini sedang mengurus sesuatu, ia bilang akan kembali dalam waktu setengah jam.“Ya. Charlie memintaku memanggilmu untuk menyambut Lidya, dan hilangkan semua formalitas alpha kepadanya di depan Lidya.” Jawab Ty, entah kenapa aku merasa wajahnya sangat muram. Walaupun Ty bukan orang yang bubbly..tapi saat ini terlihat wajahnya sangat sedih..seperti orang yang baru kehilangan seseorang untuk selamanya.“Ty..maaf. Bukan aku lancang, tapi kenapa wajahmu muram sekali?” AKhirnya aku membernarikan diri bertanya.“Hm..nothing.” Jawabnya, awalnya ia terlihat ingin mengatakan sesuatu, namun akhirnya ia berkata ta
“I want you to know that… I wont ever do that again! Promise!”Xander mengangkat kedua tangannya ke atas dan langsung mengucapkan kalimat rasa bersalah begitu ia melihatku duduk dengan baju tidur dan kedua tangan terlipat di depan. Aku memandangnya dengan kesal…kesal karena membuatku cemas setengah mati. Ia tahu kesalahannya dan meminta maaf. He better be!“Kenapa kau tak bilang kalau kau mengantar Devanna ke tempat lain, aku akan lebih siap kalau tahu lebih awal.” Ucapku masih dengan posisi bersendekap.Xander berjalan pelan ke arahku, ia sepertinya paham betul kalau aku marah dan kesal dengannya. “Siapa yang tidak kesal kalau kau hanya bilang akan keluar dalam setengah jam…dan ternyata dua jam setelah kepergianmu kau tak juga datang, sampai Charlie memberitahuku bahwa kau memiliki tugas darinya…dan ia memintaku melihatmu lewat koneksi Erasthaiku…dan kau t
“Enough Xander!” Rintihku dengan berbisik.Xander menggendongku dan masuk ke dalam bathtub bersamaku.Ia menggendongku dan duduk di belakangku di dalam bath tub yang belum terisi air. Ia menyalakan kran air hangat. Selama menunggu air untuk penuh, tangan Xander menjelajah dan beberapa kali meremas buah dadaku. Aku menggigit bibir bawahku, menahan desahan yang memaksa ingin keluar dari mulut.“Xander…ini sudah malam..aku lelah…ingat!” Rengekku, aku tak berdaya kalau Xander sudah menyentuhku seperti ini. Tangannya memiliki sihir yang bisa membuatku bergelinjang dalam sensasi terbang ke angkasa…sangat nikmat.“Sush….” Jawab Xander masih mengelus beberapa area intimku.“Tapi….”“I want to do so many thing… right now! I could kiss you in every inch…and you will l