Sinar matahari masuk lewat celah-celah jendela kamar yang terbuka, mengusik seorang wanita yang masih terlelap. Keningnya mengerut, perlahan kedua matanya terbuka dan ia langsung bisa merasakan sinar yang menganggu penglihatannya. Tubuhnya sedikit merenggang sembari tatapan mengedar. Ia terdiam sebentar. Ini bukan kamarnya, lalu Zee menatap ke samping, di sana terbaring seorang laki-laki dengan posisi telengkup. Punggungnya yang polos bisa Zee lihat karena selimut hanya menutupi sebatas pinggang. Tanpa Zee bertanya ia sudah tau siapa pemilik punggung tegap tersebut, dan Zee tentunya sangat tidak terkejut kali ini. Semalam dirinya memang sedikit mabuk tetapi ingat betul apa yang mereka lakukan. Aktivitas panas yang membawa Zee hingga berada di sini. Ia tatap laki-laki di sampingnya yang kebetulan sekali wajah Ken menoleh ke arahnya. Ia perhatikan bagaimana pahatan wajah sempurna yang laki-laki itu miliki, oh tetapi tidak dengan sifat brengsek Ken yang masih melekat padanya,
Hari ini tidak ada jadwal pemotretan bagi Zee—yang artinya ia bisa pergi ke kampus karena terhitung sejak menjadi model Zee hanya pergi ke kampus seminggu tiga kali. Gadis itu mengenakan celana jeans panjang berwarna hitam dengan sobekan di bagian lutut, kaos hitam polos dibalut Coat berwarna cokelat. Di sampingnya ada Evelyn yang sibuk bercerita. Evelyn tampak sangat penasaran dengan kehidupan Zee—setelah Zee bercerita telah menghabiskan satu malam panas dengan billioner Paris. Siapa sih yang tidak penasaran akan sosok yang disebut sebagai Pangeran tampan seperti Ken? Orang yang sering masuk ke dalam berita karena bisnisnya yang berada di mana-mana, belum lagi orang-orang begitu penasaran dengan kehidupan percintaan Ken yang tertutup, Er ... Laki-laki tersebut belum membawa atau mengenalkkan wanita manapun sebagai kekasihnya. Banyak juga orang yang berpikir jika Ken itu tidak menyukai wanita, namun setelah skandal tahun lalu, berita menggegerkan
Ken tidak bercanda saat mengatakan akan membuat sebuah kontrak resmi, aksi gilanya hanya mendapatkan tatapan remeh oleh sepupunya tersebut, bahkan Patrick yang membuatkannya kontrak hanya menganga karena tidak percaya. Bagaimana tidak ia bertahun-tahun kerja di De Angelo membuatkan macam-macam dokumen untuk pekerjaannya dan sekarang Ken meminumnya untuk membuatkan sebuah kontrak—berisi hubungan palsu Ken dan Zee.Memikirkan ide gila Ken yang berpura-pura pacaran dengan Zee saja sudah aneh, apalagi dengan kontrak dan materai yang Ken minta."Memangnya harus seperti ini?" tanya Plan yang tak mengerti dengan jalan pikiran Ken. Sebenarnya ia sendiri juga tak tau apa tujuan Ken melakukannya.Ken yang sedari tadi berdiri di depan kaca berbalik menatap Plan yang duduk di kursi. "Kalau kau menginginkan sesuatu kau pasti akan melakukan apapun bukan?" Iya Plan akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan ha
Wajah Zee itu terlihat naas sekali, tampak menyedihkan karena wanita itu malam-malam pergi ke apartemen Evelyn. Sebenarnya Evelyn juga tidak tau mengapa Zee bisa kemari, karena jika biasanya Evelyn yang akan menginap karena lokasi tempat kost Zee dengan kampus jaraknya begitu dekat.Wanita itu tampak dalam mood yang tidak baik. Wajahnya murung dan frustasi berkali-kali ia menghela nafas secara panjang. Cara duduknya juga resah."Kau ini kenapa sih?" Komentar Evelyn begitu tak tahan melihat Zee yang terus menghembuskan nafasnya dengan keras."Aku tidak punya tempat tinggal." Zee akhirnya meluapkan apa yang membuatnya kesal."Maksudmu Madam Elsa mengusir mu? Astaga Zee sudah kubilang jika tak ada uang untuk bayar kost biar ku pinjamkan." Mungkin jika permasalahannya seperti itu akan lebih baik. Tetapi yang Zee alami lebih sulit dari ini."Bukan karena tunggakan uang kost.""
Happy reading***Setelah melakukan pertemuan dengan keluarga Dinson, Ken mengajak Zee untuk pergi ke sebuah tempat, mengajak wanita tersebut berjalan-jalan di sekitar Paris, sebenarnya Zee masih sedikit kesal dengan laki-laki yang berjalan di sampingnya, Ken yang memaksa dirinya untuk pergi ke rumah laki-laki tersebut, berakhir dengan Zee yang bertemu dengan keluarga Dinson. Pertemuan mereka tidak buruk, Zee pikir keluarga Dinson tipikal keluarga yang selalu memandang orang dari derajatnya, maksudnya orang-orang kaya pasti akan lebih selektif dalam memilih sahabat atau pasangan. Zee pikir dirinya akan dipandang rendah karena bisa dibilang ia bukan siapa-siapa, hanya seorang wanita biasa yang berasal dari kota kecil dan kebetulan menjadi model De Angelo.Itu yang awalnya Zee pikir tentang keluarga Dinson, tetapi pikiran buruknya hilang ketika tau ia begitu disambut dan dilayani dengan baik, selama makan malam yang
Happy reading***Di kediaman Dinson, tiga laki-laki muda tengah duduk di sebuah ruangan khusus, sebuah ruangan yang sengaja di desain untuk menyimpan minuman alkohol. Di tengah ruangan terdapat sebuah sofa yang mengelilingi meja yang berada di tengah-tengahnya. Tiga orang laki-laki tersebut duduk sambil menikmati segelas vodka, ditemani angin malam yang berhembus melalui jendela yang terbuka hingga gorden putih terbang melambai."Bagaimana hubunganmu dengan Zee?" tanya Plan menatap Ken yang duduk sambil memainkan MacBook di tangannya, mata tajamnya menatap benda tersebut dengan serius, di tangan kanannya terselip sebuah nikotin, Ken menghisap benda itu lalu asap langsung keluar dari bibir dan hidungnya, asapnya mengepul di dalam ruangan. Kepala laki-laki tersebut menoleh menatap Plan yang menunggunya untuk menjawab pertanyaan."Kau berharap apa? Aku pacaran dengan Zee?" tanya Ken dengan tawa hambar. Setelah dipikir-pikir sulit juga mendapatkan w
Sebelum membaca aku ingatkan cerita ini ada unsur dewasanya. So happy reading***"I want to play with you!" Zee menggeleng, ia tak mau, tangannya mendorong dada Ken lagi namun sialnya laki-laki tersebut semakin menghimpitnya membuat Zee tak punya peluang untuk kabur dari cengkeraman laki-laki yang menatapnya penuh nafsu. Oh my God! Zee ingin sekali kabur, demi apapun ia tak siap melihat Ken yang seperti ini, iblis itu menatapnya tajam dengan senyuman kecil yang menyeramkan, detik berikutnya Ken kembali menyatukan bibirnya, melumat bibir Zee penuh nafsu. Zee kewalahan, ia menepuk dada Ken karena kehabisan oksigen, laki-laki di depannya mencium bibirnya dengan kasar dan penuh tuntutan. Zee tidak bisa menyebutnya sebagai ciuman karena laki-laki di depannya melahap habis mulutnya hingga ia tak bisa berbicara, lidahnya dibelit, bahkan Zee tidak bisa menikmati ciuman mereka, yang ia rasakan bahwa Ken sedang dalam kondisi penuh 'nafsu' tangan Zee meng
Happy reading***Zee baru tau jika ada laki-laki yang sama brengseknya dengan Erick, ia pikir Ken tidak seperti itu-meninggalkan Zee dalam keadaan telanjang setelah menikmati malam panas lalu laki-laki tersebut pergi begitu saja dan hanya mengucapkan kaliamat 'selamat tinggal'. Umpatan-umpatan kecil ia layangkan kepada sosok yang sekarang menampakkan diri, untuk melihat laki-laki tersebut saja rasanya muak, rasa benci, kesal, marah, dan dendam membuat Zee semakin malas bertemu Ken. Sebenarnya yang membuat ia semakin kesal adalah perubahan dirinya sendiri, sejak Ken meninggalkannya Zee merasa sedikit ... sepi. Ken tidak lagi menggodanya seperti dulu, bahkan pagi ini mereka tidak mengobrol, yang Zee tau mungkin Ken memang sengaja menghindar.Ken tidak tau diri, semalam setelah meninggalnya kini laki-laki tersebut berdiri dengan senyum mengembang. Really? Yang benar sa
Happy reading***Zee mengaduk minumannya dengan tatapan datar. Matanya melirik seisi bar yang ramai pengunjung karena hari semakin malam, wanita tersebut duduk dengan anggun, di depannya ada Evelyn yang masih sadar karena belum menyentuh alkohol sama sekali, berbeda dengan Zee yang sudah menghabiskan dua botol wine. Wajahnya bahkan memerah dengan tatapan mata sayu."Berhenti Zee!" tangan Evelyn langsung menarik Zee yang akan kembali menuangkan botol ketiga ke dalam gelas, Evelyn langsung memasang wajah galak sambil menatap kesal ke arah wanita di depannya. "Jangan mabuk, please for this night.""Why?" tanya Zee heran. "Bukannya di bar emang harus menikmati setidaknya segelas wine?" Zee tertawa kecil sambil menatap Evelyn dengan tatapan geli. Evelyn menatap Zee datar, ia tau ada yang berbeda dari Zee, meskipun wanita tersebut tidak cerita kepadanya, tetapi yang Evelyn tangkap Zee sedang ada dalam masalah, mana mungkin Zee akan mengajaknya pergi ke bar? Ka
Bagaimana bisa kau mendapatkan luka sebanyak ini?" Bella mendengus kesal melihat luka-lukanya di wajah Ken, laki-laki itu memang arogan dan pemarah, sering kali terlibat perkelahian tetapi baru kali ini Bella mendapatkan Ken dengan luka-luka di wajahnya.Bella mendekatkan wajahnya, wanita itu meniup luka di wajah Ken, lalu tangannya mengambil kapas yang berada di laci kamar Ken, tak lupa ia menuangkan cairan alkohol. Ken mendesis pelan ketika merasakan perih ketika cairan alkohol mengenai lukanya, keduanya matanya terpejam dengan bibir yang terbungkam.Bella menatap wajah itu sambil fokus mengobati luka Ken, tidak ada pembicaraan di antara keduanya selain aktivitas yang Bella lakukan sementara Ken yang hanya duduk diam."Kau mendapatkan luka ini darimana?" tanya Bella lagi."Berkelahi.""Dengan siapa?" Laki-laki itu menghembuskan nafas berat." Laki-laki asing dan saat itu aku sedang mabuk." Ken tidak mungkin bilang yang sebenarnya tentang luka di wajahnya, lebih baik ia berbohong di
Happy reading***Zee tak pernah punya pikiran akan terjebak pada situasi membingungkan bersama seorang Ken Algarev Dinson, hubungan yang awalnya hanya sebatas one night stand semakin rumit kala tanpa sengaja dirinya masuk berita sebab terekam jelas sedang bersama Ken dalam kegiatan yang tak seharusnya, entah apa yang ada dipikirannya saat itu, lagipula bagaimana dari sekian banyaknya laki-laki yang ia temui harus Ken orang yang paling tidak Zee harapkan, Zee juga tidak mengenal sang billioner Paris sebelum malam itu, malam terjadinya perubahan besar dalam hidupnya.Wanita itu memijat pelipisnya yang sedikit pusing, sudah dua hari kepalanya tak berhenti memikirkan Ken, wajah laki-laki tersebut terbayang-bayang di otaknya, Zee benci ketika harus mengingat kembali senyum menyebalkan milik laki-laki yang diagungkan oleh banyak wanita, senyum yang katanya mempesona. Sial, bibirnya langsung mengumpat, kepalanya ia letakkan di atas meja, pipinya merasakan dinginnya permukaan meja yang terk
Happy reading***Setelah hari itu semuanya berubah Zee maupun Ken menyadari mereka memiliki perubahan—bukan soal status ataupun hal lainnya, jika ditanya perubahan apa yang mereka berdua alami, masing-masing dari mereka tidak memiliki jawaban yang tepat karena mereka juga bingung harus menjawab pertanyaan tersebut. Hubungan keduanya masih sama seperti biasanya, sebatas partner kerja di kantor, jika soal tersebut memang tidak ada yang berubah. Hubungan mereka masih sama. Tetapi atmosfer yang Zee rasakan berbeda. Rasanya yang berbeda, perasaan Zee yang semula biasa saja semuanya berubah. Zee masih sering menjalankan aktivitas seperti biasanya, pergi kuliah, kerja sebagai model, menghabiskan waktu sendiri, dan ia juga masih tinggal di apartemen mewah milik Ken. Tidak ada kejelasan atau pembahasan tentang hubungan keduanya selain drama kontrak yang Ken minta. Semuanya masih berjalan dengan kepura-puraan, Zee yang terkadang harus menjadi kekasih pura-pura Ken di depan media. Ya mereka
Happy reading***Zee masih berdiam diri di tempat, tatapan matanya kosong menatap satu objek pemandangan di depannya, sebuah kaca besar yang berada di kelas yang menampilkan pemandangan kota dengan hiruk pikuk kehidupan orang-orang di Paris, pagi ini ia memakai kemeja hitam dipadukan celana Levis panjang berwarna abu-abu, rambutnya diikat asal, ketika matanya menatap ke arah jendela, fokusnya teralihkan pada sosok laki-laki dengan postur tubuh yang tidak asing, melihat postur itu membuat Zee memikirkan satu nama. Ken Algarev Dinson.Otaknya langsung memikirkan kejadian saat malam hari, di mana Ken yang menemuinya di bar, rasanya sangat amat aneh melihat perubahan pada diri laki-laki tersebut. Semuanya terjadi begitu cepat hingga membuatnya terkejut sampai-sampai otaknya tidak bisa berpikir dengan jelas, karena Ken sukses membuat perasaannya berantakan. Sepanja
Happy reading***Zee mengaduk minumannya dengan tatapan datar. Matanya melirik seisi bar yang ramai pengunjung karena hari semakin malam, wanita tersebut duduk dengan anggun, di depannya ada Evelyn yang masih sadar karena belum menyentuh alkohol sama sekali, berbeda dengan Zee yang sudah menghabiskan dua botol wine. Wajahnya bahkan memerah dengan tatapan mata sayu."Berhenti Zee!" tangan Evelyn langsung menarik Zee yang akan kembali menuangkan botol ketiga ke dalam gelas, Evelyn langsung memasang wajah galak sambil menatap kesal ke arah wanita di depannya. "Jangan mabuk, please for this night.""Why?" tanya Zee heran. "Bukannya di bar emang harus menikmati setidaknya segelas wine?" Zee tertawa kecil sambil menatap Evelyn dengan tatapan geli. Evelyn menatap Zee datar, ia tau ada yang berbeda dari Zee, meskipun wanita tersebut tidak cerita kepadanya, tetapi yang Evelyn tangkap Zee sedang ada dalam masalah, mana mungkin Zee akan mengajaknya pergi ke bar? Ka
Happy reading***Zee baru tau jika ada laki-laki yang sama brengseknya dengan Erick, ia pikir Ken tidak seperti itu-meninggalkan Zee dalam keadaan telanjang setelah menikmati malam panas lalu laki-laki tersebut pergi begitu saja dan hanya mengucapkan kaliamat 'selamat tinggal'. Umpatan-umpatan kecil ia layangkan kepada sosok yang sekarang menampakkan diri, untuk melihat laki-laki tersebut saja rasanya muak, rasa benci, kesal, marah, dan dendam membuat Zee semakin malas bertemu Ken. Sebenarnya yang membuat ia semakin kesal adalah perubahan dirinya sendiri, sejak Ken meninggalkannya Zee merasa sedikit ... sepi. Ken tidak lagi menggodanya seperti dulu, bahkan pagi ini mereka tidak mengobrol, yang Zee tau mungkin Ken memang sengaja menghindar.Ken tidak tau diri, semalam setelah meninggalnya kini laki-laki tersebut berdiri dengan senyum mengembang. Really? Yang benar sa
Sebelum membaca aku ingatkan cerita ini ada unsur dewasanya. So happy reading***"I want to play with you!" Zee menggeleng, ia tak mau, tangannya mendorong dada Ken lagi namun sialnya laki-laki tersebut semakin menghimpitnya membuat Zee tak punya peluang untuk kabur dari cengkeraman laki-laki yang menatapnya penuh nafsu. Oh my God! Zee ingin sekali kabur, demi apapun ia tak siap melihat Ken yang seperti ini, iblis itu menatapnya tajam dengan senyuman kecil yang menyeramkan, detik berikutnya Ken kembali menyatukan bibirnya, melumat bibir Zee penuh nafsu. Zee kewalahan, ia menepuk dada Ken karena kehabisan oksigen, laki-laki di depannya mencium bibirnya dengan kasar dan penuh tuntutan. Zee tidak bisa menyebutnya sebagai ciuman karena laki-laki di depannya melahap habis mulutnya hingga ia tak bisa berbicara, lidahnya dibelit, bahkan Zee tidak bisa menikmati ciuman mereka, yang ia rasakan bahwa Ken sedang dalam kondisi penuh 'nafsu' tangan Zee meng
Happy reading***Di kediaman Dinson, tiga laki-laki muda tengah duduk di sebuah ruangan khusus, sebuah ruangan yang sengaja di desain untuk menyimpan minuman alkohol. Di tengah ruangan terdapat sebuah sofa yang mengelilingi meja yang berada di tengah-tengahnya. Tiga orang laki-laki tersebut duduk sambil menikmati segelas vodka, ditemani angin malam yang berhembus melalui jendela yang terbuka hingga gorden putih terbang melambai."Bagaimana hubunganmu dengan Zee?" tanya Plan menatap Ken yang duduk sambil memainkan MacBook di tangannya, mata tajamnya menatap benda tersebut dengan serius, di tangan kanannya terselip sebuah nikotin, Ken menghisap benda itu lalu asap langsung keluar dari bibir dan hidungnya, asapnya mengepul di dalam ruangan. Kepala laki-laki tersebut menoleh menatap Plan yang menunggunya untuk menjawab pertanyaan."Kau berharap apa? Aku pacaran dengan Zee?" tanya Ken dengan tawa hambar. Setelah dipikir-pikir sulit juga mendapatkan w
Happy reading***Setelah melakukan pertemuan dengan keluarga Dinson, Ken mengajak Zee untuk pergi ke sebuah tempat, mengajak wanita tersebut berjalan-jalan di sekitar Paris, sebenarnya Zee masih sedikit kesal dengan laki-laki yang berjalan di sampingnya, Ken yang memaksa dirinya untuk pergi ke rumah laki-laki tersebut, berakhir dengan Zee yang bertemu dengan keluarga Dinson. Pertemuan mereka tidak buruk, Zee pikir keluarga Dinson tipikal keluarga yang selalu memandang orang dari derajatnya, maksudnya orang-orang kaya pasti akan lebih selektif dalam memilih sahabat atau pasangan. Zee pikir dirinya akan dipandang rendah karena bisa dibilang ia bukan siapa-siapa, hanya seorang wanita biasa yang berasal dari kota kecil dan kebetulan menjadi model De Angelo.Itu yang awalnya Zee pikir tentang keluarga Dinson, tetapi pikiran buruknya hilang ketika tau ia begitu disambut dan dilayani dengan baik, selama makan malam yang