“Well. Sebenarnya, berdasarkan bukti yang kudapat. Aku hanya menemukan pelaku dari teror yang menimpa Evelyn. Dan untuk pelaku pembunuh Sonia Horn dan Edmund Mayer, aku masih belum yakin tentang itu,”
***
“Benarkah?! Siapa pelakunya? Apa Polisi sudah menangkapnya?” tanya Robert dengan sangat antusias.
Tapi reaksi itu sepertinya tidak terjadi pada Evelyn. Ya, Evelyn memang sebagai korban dalam hal ini. Tapi ketika kukatakan bahwa pelaku dari teror yang menimpanya telah ditemukan, ia justru terlihat pucat dan sedikit gugup.
“Tidak. Kami belum melakukan penangkapan terhadap pelaku. Tapi, sebelumnya aku ingin mengajukan pertanyaan sekali lagi pada Nyonya Mayer!” kataku dengan nada tegas.
“Apa? Bukankah aku sudah memberi keterangan padamu sebelum ini? Kenapa kau harus bertanya lagi?” tanya Evelyn bingung.
“Anggap saja aku butuh pernyataanmu agar aku meraasa yakin. Jadi, pada tanggal 29 bulan J
Dengan masih menggunakan baju tidur Evelyn berjalan menuju pos di mana Penjaga di rumahnya bersiaga. Kembali terjadi percakapan dan kali ini antara Penjaga dan Evelyn.***Ketika adegan itu menayangkan tentang Evelyn dan Penjaga Rumahnya, ternyata bukan hanya aku yang merasakan ada reaksi aneh dari Evelyn. Robert pun merasakan itu bahkan ia sempat berkata pada Evelyn, “Kau baik-baik saja, Evelyn? Apa kau sakit?”Dengan senyum yang terlihat dipaksakan, Evelyn menggelengkan kepalanya yang berarti ia baik-baik saja. Tapi nyatanya ia malah semakin tegang ketika perbincangannya dengan Penjaga didengar oleh kami semua.Dalam rekaman itu Penjaga Berkata, “Nyonya? Ada yang bisa kubantu?”“Tidak. Sebenarnya aku hanya mengantarkan kopi dan kudapan untukmu. Ya setidanya kau tidak akan ngantuk ‘kan saat berjaga?”“Um...trimakasih Nyonya. Tapi...ada apa? Tidak biasanya Nyonya....”Sampai pada a
Tentu saja, Robert tidak tau akan hal itu karna sudah pasti Nyonya Horn tidak pernah menceritakan luka itu pada Putranya. Tapi bagaimanapun juga, Robert harus tau kalau kenyataannya Evelyn adalah saudarinya sendiri. ***Seketika Robert pun lemas dan menyandarkan dirinya pada kursi yang ia duduki. Ia tidak percaya dengan kekacuan yang terjadi dalam keluarganya. Sejak kecil, ia pikir keluarganya baik-baik saja dan orang tuanya adalah orang tua yang sangat baik.Dan ia tidak pernah tau, bahwa Ayahnya telah menghancurkan hidup seorang wanita. Menelantarkan Putrinya sendiri hanya karna tidak ingin skandal yang ia lakukan diketahui oleh publik. Bahkan Ibunya pun telah berbuat tidak adil meski alasannya mungkin tidak salah.Bayangkan saja, wanita mana yang rela setelah mengetahui bahwa sang Suami ternyata punya hubungan dengan wanita lain. Apalagi, wanita itu datang dan mengatakan kalau ia sedang hamil anak dari Suaminya.Tapi semua itu justru akan
Petugas itu pun menunjuk pada pria dengan setelan hitan yang sedang duduk itu. Meski sebenarnya tidak ingin bertemu siapapun, tapi dengan langkah yang berat akhirnya Evelyn pun menemui pria itu.***Semakin dekat, ia merasa tidak asing dengan sosok yang ada di hadapannya itu. Evelyn pun duduk tepat di depan pria itu dan menatapnya dengan nanar. Pria itu pun mengangkat kepalanya ketika menyadari kehadiran Evelyn.Seulas senyum yang sehangat mentari pagi pun tersungging di wajah pria yang tidak lain adalah Robert. Ya, sejak Evelyn dinyatakan bersalah dan harus mendekam dalam penjara. Robert kerap datang meski berulang kali Evelyn menolak untuk ditemui.Tapi entah kenapa kali ini Evelyn bersedian menemui Robert. Seolah tak pernah terjadi apapun Robert masih bersikap sama pada Evelyn. Dan tiba-tiba, Robert mengeluarkan aneka makanan ala Chines Food yang biasanya menjadi kesukaan Evelyn.Dengan cekatan Robert kemudian menyiapkan makanan itu dan berkata,
“Tapi...dari mana kau tau kalau gadis kecil itu adalah aku?”***“Ketika acara ulang tahunmu di Bibury, aku sengaja mencari foto-foto masa kecilmu. Dan ternyata benar, Gwen ku adalah gadis kecil yang membuatku jatuh cinta,”“Kau tau, Drag? Sejak kejadian itu aku selalu merasa kesal pada diriku sendiri. Aku menyesal kenapa aku tidak menemuimu ketika kau membuka mata,”“Aku pun menyesal kenapa aku harus pingsan dan kehilangan ingatan tentangmu! Maafkan aku, Gwen. Maaf selama ini membiarkanmu sedih sendirian, mengingat luka itu sendirian...”Gwen pun kembali tersenyum dan kali ini ia beranjak dari duduknya dan berdiri di tepi kapal. Semilir angin malam itu membuat rambut panjangnya seolah menari-nari dengan indahnya. Aku tidak tahan membiarkannya sendirian seperti itu.Aku pun mendekat padanya dan dengan lembut kupeluk ia dari belakang dan membiarkan helaian rambutnya membelai wajahku. Tak seperti
Suatu ketika Paman memberiku sebuah kalung yang sangat indah. Sebuah kalung berbentuk Naga yang terbuat dari emas. Itu bukanlah kalung biasa, tapi warisan turun temurun dari leluhur kami. Seharusnya kalung itu diberikan pada Pangeran Putra Mahkota, tapi aku tidak tau kenapa Paman memberikannya padaku.***Pernah kucoba untuk menolaknya, karna bagaimanapun juga sepupuku jauh lebih berhak mendapatkan kalung pusaka itu. Tetap saja Paman bersikeras untuk memberikan kalung itu padaku. Meski begitu aku bisa merasakan kalau sepupuku Aden tidak suka dengan cara Paman memperlakukanku.Meski Aden tidak begitu suka padaku, tapi tidak begitu dengan adik perempuannya. Agwen, Putri dari Kerajaan Dragon yang tak kalah hebat dari Ayahnya. Pemikirannya yang sangat jenius sering kali menggeser tugas Perdana Mentri.Tapi bagiku, dia adalah mentariku. Senyumnya mampu menghangatkan jiwaku, tatapan matanya membuatku seolah terhipnotis. Wajah cantiknya yang seperti rembulan mem
Kembali kulajukan kuda putih menuju sungai dan berharap semoga kali ini aku masih bisa menyelamatkan Putri. Aku merasa lega, Putri Agwen ternyata memang ada di sana. Dengan berlinang air mata ia menghambur padaku dan menceritakan ulah Kakaknya yang sudah tidak waras itu.***Tapi seketika pandangan matanya mulai menjelajah ke segala arah. Aku tau ada seseorang yang ingin ia lihat dengan mata sendunya. Hingga ketika melihat kuda putih kesayangan sang Panglima, Putri Agwen menatapku penuh tanya.Ia pun semakin terpukul setelah kukatakan kalau Panglima Dragori telah tewas dalam pertempuran itu. Dan ia memintaku untuk membawa Putri pergi meninggalkan Kerajaan Dragon. Sayangnya Putri Agwen menolak untuk pergi bersamaku.Ia bersikeras untuk tetap berada di sana. Tapi keesokkan harinya, tanpa kuduga Putri Agwen berniat bunuh diri dengan melompat dari atas air terjun. Samar-samar kudengar ia berguman, ‘Aku akan menagih janji yang kau buat, meski aku h
“Okay! Kita taruhan. Kalau aku benar, maka kau harus melakukan semua perintahku. Tapi kalau kau yang benar...”“Kita akan bercinta semalaman! Deal!”***“Apa!!! Ini tidak adil. Jangan mengambil kesempatan!” kata Gwen dengan mata yang mulai melotot.Aku pun terkekeh dan aku sangat terhibur dengan tingkah Gwen itu. Dan segera saja kuangkat panggilan dari Albert, tak lupa kukeraskan suaranya karna itu adalah bagian dari taruhan ini. Aku sangat percaya diri kalau aku pasti akan menang taruhan.“Ya. Ada apa?” sapaku pada Albert.“Aku tau kau akan menggerutu dan memakiku. Tapi aku harus menghubungimu karna pekerjaan sudah menantimu,”“Aku tau. Cepat katakan apa yang terjadi!”“Apa kau sudah baca surat kabar pagi ini? Seantero London mulai heboh dengan berita pencurian mayat-mayat di pemakaman. Karna itu, Kepolisian London ingin agar kau mengurus masalah ini
Suara wanita itu sangat mengganggu telingaku hingga akhirnya aku pun bangkit dan mencoba mencari tau. Ternyata, seorang wanita muda yang lumayan cantik dan seksi sedang memaki seorang pria. Tapi ini terlihat aneh karna pria yang dimaki adalah pria berkaca mata tebal yang sepertinya sangat lugu.***Pria berkaca mata itu hanya menunduk ketakutan menghadapi cercaan wanita itu. Aku tidak habis pikir melihat pemandangan yang ada di hadapanku. Kenapa wanita itu sampai memaki seorang pria yang sepertinya bahkan tidak akan sanggup membunuh lalat sekalipun.Tapi aku tidak bisa mendapatkan informasi apapun tentang kebisingan itu jika hanya duduk di sini. Lagipula, wanita itu sudah menghancurkan istirahatku ini. Akhirnya aku pun terpaksa bangkit dari dudukku dan pergi menghampiri mereka.“Maaf, ada apa ini?” tanyaku.“Bagus kau datang, Tuan! Apa kau tau? Pria ini adalah orang yang kurang ajar! Dia sengaja mendekatiku dan dengan santainya ia