Ya, sekali lagi aku terlihat seperti orang bodoh. Dengan konyolnya kubiarkan Gwen meninggalkanku bersama pria brengsek itu. Dan aku? Ya, aku bahkan hanya terdiam dengan ekspresi syok diwajahku.
***
Kucoba kembali menghubungi Albert untuk menanyakan apakah sampai hari ini ada motor sport hitam yang pernah mengubah warna motornya di bengkel. Tapi dari apa yang dikatakan oleh Albert, bahkan tidak ada motor dengan ciri-ciri itu di setiap bengkel.
Ya. Hal itu sedikit membuat kepalaku pusing. Kubenamkan kepalaku di bak mandi yang kuisi air sampai beberapa detik lamanya. Ya, setidaknya itu mengurangi rasa panas di otakku. Karna sepertinya kali ini wisky dan alunan musik klasik saja tidak cukup untuk membuatku kembali rileks.
Sepanjang hari aku terus berpikir bagaimana cara membuktikan kalau kecurigaanku pada Vlad itu benar. Tapi bukti yang kupunya hanya sebuah goresan di tangki motornya. Dan jelas-jelas warna motornya dan pencuri yang kukejar sangat berbeda.
Baru saja akan kutanyakan apakah dia ingin minum kopi, tapi Gwen selalu lebih dulu berkata, “Apa yang terjadi?! Kenapa jadi kacau seperti ini?!”***Kali ini akulah yang merasa sangat bingung. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa sikap Gwen mendadak aneh seperti ini. Aku pun menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal kemudian berkata, “Um...sebaiknya kita duduk. Bukankah aneh jika kita bicara sambil berdiri?”Akhirnya kami pun duduk meski jelas kami berdua merasa sangat canggung. Hingga akhirnya Gwen kembali mengulang pertanyaannya, “Jangan bertele-tele! Katakan apa yang terjadi padamu?! Kenapa kau sampai kehilangan izin kerjamu?!”Tidak tau harus menjelaskan dari mana, akhirnya aku pun hanya bisa menghela nafas dan memijat kepalaku. Tapi tatapan intimidasi dari Gwen selalu membuatku tidak bisa menyembunyikan apapun.“Yang terjadi, seperti yang telah kukatakan pada Media. Kenapa kau masih bertanya?&rdq
Sontak Gwen pun mulai gelagapan dan tidak tau harus menjawab apa untuk pertanyaan Vlad. Hingga akhirnya ia pun berkata, “Um...ya...kupikir akan ada berita penting. Tapi ternyata, hanya kabar yang tidak bermutu!”***“Tidak bermutu? Apa maksudmu?” tanya Vlad bingung.Entah kenapa terbesit dalam pikiran Gwen untuk mencari kebenaran tentang Vlad. Bukan berarti ia sepenuhnya percaya pada ucapan Draco. Tapi ia pun sangat paham kalau selama ini Draco memang tidak pernah berbohong padanya.Karna itu, ia berniat untuk mencari tau kebenaran tentang Vlad dan siapa Vlad yang sebenarnya. Bagaimanapun juga Draco memang benar. Gwen memang belum lama mengenal Vlad dan ia juga tidak tau seperti apa Vlad yang sebanarnya meski selama ini Vlad telah sangat baik padanya.“Ya. Hanya sebuah klarifikasi permintaan maaf dari seorang Draco Black!” kata Gwen dengan wajah ia buat agar terlihat kesal.“Kenapa dia meminta maaf?&
Tapi sayangnya usaha Draco sepertinya tidak berhasil. Karna meski ia mengatakan pada Draco apa yang ia curigai, Gwen tidak mau lagi ikut campur dengan urusan Draco. Baginya semua informasi yang telah ia berikan itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa ia tidak memihak pada Penjahat.***Tapi bukan Draco namanya kalau ia akan membiarkan Gwen pergi tanpa menyetujui permintaannya. “Begitu? Jadi karna sekarang dia adalah pacarmu lalu kau berusaha melindunginya!”“Apa maksudmu Drag?! Jika aku melindunginya maka tidak akan kukatakan padamu semua informasi ini!”“Kalau begitu kenapa setengah-setengah?! Gwen yang selama ini kukenal tidak akan membiarkan Penjahat lepas begitu saja. Tapi kini dia telah jatuh cinta pada sang Penjahat dan melindunginya dari hukum!”“Diam kau! Aku tidak seperti itu karna aku tidak....” seketika Gwen menghentikan ucapannya karna ia tidak ingin mengungkapkan yang sebenarnya pada Drac
Karna sudah cukup lama ia berada di tempat itu, akhirnya Gwen pun memutuskan pergi dan segera kembali ke Unit sebelum Vlad datang. Ia berusaha tidak merubah apapun yang ada di sana agar Vlad tidak curiga padanya.***Gwen berusaha melangkahkan kakinya secepat mungkin agar ketika Vlad kembali, ia sudah berada di dalam Unit dan tidak menimbulkan kecurigaan. Ya, usahanya memang berhasil. Ia kembali tepat pada waktunya.Bahkan, ia pun masih sempat untuk kembali mengacak-acak rambutnya agar ia terlihat sakit. Benar saja, beberapa saat kemudian Vlad pun datang dengan membawa obat yang ia beli untuk Gwen. Tanpa merasa curiga sama sekali, ia pun kembali mengetuk kamar Gwen untuk memberikan obat yang ia bawa.Tentu saja, akting Gwen pun kembali dimulai. “Apa kau sudah makan, Gwen? Kubelikan obat untukmu. Minumlah obatnya dan istirahat. Kalau sampai malam nanti belum juga membaik, kau harus mau kubawa ke Rumah sakit!” kata Vlad.Gwen mengangguk p
Sebenarnya, inilah yang tidak ingin Gwen alami. Karna meski bagaimanapun juga, ia benar-benar menganggap Vlad sebagai sahabatnya yang sangat baik terlepas dari profesi yang dilakukan oleh Vlad.***Dengan mata yang mulai berkaca-kaca Gwen pun bertanya, “Siapa kau sebenarnya? Apakah benar kau adalah orang yang sedang dicari-cari oleh Polisi?”Tapi bukannya menjawab pertanyaan Gwen, Vlad malah tersenym dan kembali meneggak habis wine dalam gelasnya. Dan dengan tenang ia pun berkata, “Baiklah. Karna kau sudah tau maka akan kukatakan semua padamu.”“Ya. Kau memang harus mengatakannya. Karna kenyataannya di sini aku adalah orang yang paling bodoh. Karna bukan hanya Draco, kau pun dengan tega membohongiku sebesar ini!” kata Gwen dengan kesal.“Jika kau ada dalam posisiku, apakah kau akan mengatakan pada orang yang kau cintai kalau kau adalah seorang Pencuri?”“Tentu saja tidak karna aku tidak a
Entah apa yang ia pikirkan. Tapi dari yang kulihat, ia bahkan sengaja menunjukkan dirinya padaku lewat kamera pengawas cctv. Baiklah Jagoan. Mari kita main balap motor!***Tak ingin kehilangan lebih banyak waktu lagi, akhirnya segera kulajukkan motor sport berwarna biru milik Calvin sepupuku. Untung saja Calvin selalu merawat motornya dengan baik. Setidaknya kuharap aku mampu menyamai kemampuan si brengsek itu.Ya, aku memang jarang sekali mau menggunakan motor selama ini. Tapi bukan berarti aku tidak bisa mengendalikan motor layaknya pembalap international.Setelah kulajukan motor yang kukendarai dengan kecepatan tinggi, akhirnya dalam hitungan menit kini aku sudah berada di jalanan sekitar London Euston Station. Tapi sial! Si brengsek itu cerdik juga. Jalanan di sini bahkan cukup padat.Bagaimana mungkin aku akan menemukannya di tengah kerumunan kendaraan seperti ini. Tapi bagaimanapun juga aku tidak akan mau kalah darinya. Aku pun berusaha berp
Setelah kutekan gigi pada motor itu, akhirnya aku pun meluncur dari atas jalan tol menuju jalanan yang ada di bawahnya. Motor yang kunaiki mulai tidak seimbang dan menukik dengan tajam. Aku berusaha dengan keras agar motor itu tidak terlalu menukik agar bisa mendarat di tempat yang telah kuincar.***Tak bisa kupungkiri jantungku berdetak dengan kencang. Dalam hati aku selalu berguman, “Semoga ini bukan akhir dari hidupku!”Gravitasi semakin membuatku jatuh dan meluncur ke bawah dengan cepatnya. Untuk beberapa detik, aku bahkan sempat memejamkan mataku karna ngeri. Hingga akhirnya, aku dan juga motorku mendarat tepat di atas sebuah truk besar yang telah kuincar.“Astaga! Seharusnya kau lihat ini Gwen!”Well. Aku pun tidak bisa berlama-lama berada di atas truk. Untungnya, penutup belakang truk itu terbuka akibat hentakkan ketika motorku mendarat. Tentu saja itu adalah jalan yang sangat sempurna.Tak butuh waktu waktu l
Anehnya, ia malah menatapku dengan tatapan yang berbeda. Sebuah tatapan yang tidak bisa diartikan. Tapi sepertinya, tersirat sedikit kesedihan di wajahnya. Dan tidak kusangka, kali ini Vlad membuat tindakkan yang membuatku tercengang.Bukannya pergi dan kabur dengan motornya seperti sebelumnya, kini ia malah mengarahkan motornya padaku.***“Apa yang direncanakan oleh si brengsek itu sebenarnya?!” batinku dalam hati.Meski ia tau kalau api di bagian belakang motornya semakin berkobar, tapi Vlad malah semakin kuat memutar tuas gas motornya. Entah karna dia sudah gila atau memang berniat bunuh diri. Yang pasti aku harus selalu siaga karna bisa saja dia akan melakukan hal tak terduga lagi.Tapi sebelum Vlad sempat bergerak, aku bahkan semakin terkejut saja. Ya. Tak kusangka tiba-tiba terdengar suara sirine dari Polisi dan kemudian Albert muncul bersama satuan Kepolisian. Sekitar lima puluh personil Polisi diturunkan untuk mengepung Vlad.
Aku tidak tahan melihat itu. Maka kubuat satu tanda merah di lehernya, tapi nyatanya memberi satu tanda pada Gwen tidaklah cukup. Akhirnya kini hampir seluruh leher dan dada Gwen dipenuhi dengan tanda kepemilikkan dariku.***Hingga akhirnya, aksi panas di atas ranjang pun terjadi pada malam pertama pernikahanku dan Gwen. Kupikir hanya aku saja yang terlalu bersemangat untuk ini, tapi nyatanya Gwen pun sangat luar biasa di atas ranjang.Tak kusangka rupanya Istriku sangat luar biasa dan panas. Astaga! Bahkan di luar ekspektasi kami pun terus bercinta sampai berkali-kali dalam semalam. Aku bahkan sudah lupa berapa ronde kami lakukan. Tak ayal hal itu akhirnya membuat kami kelelahan.Hingga akhirnya ramainya kicauan burung mulai membangunkanku. Entah sudah berapa lama aku tidur, yang pasti sampai aku bangun pun Gwen masih terlelap di sampingku. Tidak biasanya ia bangun lebih siang dariku. Biasanya Gwen selalu bangun pagi karna ia suka menyiapkan sarapan.
“Untuk apa harus menunggu selama itu? Apa kau tau, Sayang? Diberi kesempatan sekali lagi untuk hidup dan bersama, adalah hal yang tidak boleh disia-siakan. Jadi, ayo kita menikah!”***“Ta-tapi...ada apa denganmu? Kenapa mendadak kau ingin kita menikah dengan cepat?” kata Gwen bingung.“Sudah kubilang untuk memenuhi janjiku padamu. Lagipula apa yang kau tunggu? Bagaimana kalau sebelum kita sempat menikah ternyata aku atau kau lebih dulu meninggal?! Kau mau seperti itu?!”Aku tau aku sedikit memaksa. Tapi tidak ada cara lain karna bahkan Gwen juga lupa kalau dulu dialah membuatku berjanji untuk segera menikahinya. Tapi dari apa yang kukatakan pada Gwen, sepertinya ia pun mulai berpikir. Hingga akhirnya ia berkata, “Baiklah. Aku setuju untuk menikah. Tapi kau janji tidak akan ada yang berubah bukan?”“Tentu saja ada yang berubah. Kita tidak akan lagi hanya berdua, karna akan ada anak-anak kita buk
Aku pun berpaling ke belakang dan lagi-lagi aku kembali dikejutkan dengan apa yang kulihat. Aku bahkan tidak percaya dengan semua ini. Aku bahkan berpikir mungkin benturan itu membuat kepalaku cidera dan aku mulai gila!***Bagaimana semua ini adalah nyata? Bagaimana bisa aku melihat diriku sendiri? Berdiri di hadapanku dan menatapku dengan sorot mata yang tajam. Tidak! Semua ini pasti hanyalah sebuah mimpi. Tapi...kenapa meski sudah berkali-kali kugosok mataku dan menampar pipiku sendiri, sosok yang mirip sepertiku itu tetap saja ada?Malahan, kini ia mulai melangkahkan kakinya dan berjalan mendekatiku. Bersama dengan itu, aku pun melangkahkan kakiku mundur semakin menjauh darinya. Bukannya aku takut padanya. Tapi aku takut pada diriku sendiri.Hingga akhirnya kulihat liontin Naga yang tergantung di leher pria yang wajahnya sama denganku itu. Aku pun mulai berpikir, apakah mungkin dia adalah Panglima Dragori? Tapi...kenapa wajahnya mirip sepertiku?
“Benarkah? Kalau begitu mari kita duel satu lawan satu! Dan kita lihat siapa pecundang di antara kita!”***Seperti yang kuduga, akhirnya Edi pun semakin kesal. Ia pun akhirnya meletakkan senapan yang ia bawa dan ia berkata, “Baiklah, kuterima tantanganmu! Tapi tidak akan seru kalau tidak ada hadiahnya!”“Begitu? Apa yang kau inginkan? Setumpuk mayat untuk membuat parfum?”Edi pun mnyeringai dan dengan wajah dingin ia berkata, “Aku bisa mendapatkan mayat dengan sangat mudah. Yang kuinginkan adalah Nona Gwen Gringer. Kalau aku menang dalam duel ini, maka Gwen akan menjadi milikku dan aku bebas melakukan apapun padanya!”Dasar brengsek! Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini ia mengambil kesempatan. Tapi kalau aku sampai menolak, maka artinya aku mengakui kalah sebelum bertarung. Dan sudah pasti aku tidak akan sudi harga diriku direndahkan manusia seperti dia.Tidak ada pilihan. Akhinya kusetujui
Sementara itu, diam-diam aku pun membuka lantai kayu yang ternyata adalah sebuah pintu menuju tempat lain di dalam rumah itu.***Kubuka dengan perlahan lantai kayu itu dan kucoba mengamati sekitar ruangan bawah tanah yang tersembunyi di bawah sana. Rupanya tidak ada siapapun di sana. Aku pun mulai menuruni tangga kayu yang merupakan akses untuk menuju ruangan bawah tanah itu.Seperti sebelumnya, tidak ada siapapun di ruangan bawah tanah. Meski begitu, tetap saja aku harus bersiaga dengan menodongkan pistol ke depan.Kulangkahkan kakiku menyusuri setiap sudut ruangan. Dan aku baru sadar, ternyata ruangan bawah tanah itu dilapisi oleh lapisan kedap suara. Pantas saja tidak terdengar apapun dari luar meski Edi mungkin telah banyak melakukan tindakan melanggar hukum di rumah ini.Masih tidak kutemukan keberadaan Edi dan juga Gwen. Dan itu membuatku semakin frustasi. Aku sangat takut kalau Edi membawa Gwen pergi dan ia melakukan hal yang buruk pada Gwe
Melihat Gwen yang mulai berteriak itu, tak membuat Edi menjadi panik. Ia bahkan kembali terbahak dan semakinmenjadi-jadi layaknya orang gila. Lalu ia mendekatkan wajahnya pada Gwen dan berkata, “Percuma saja kau berteriak. Ruangan ini kedap saura, jadi si bodoh itu tidak akan bisa menemukan kita....”****Draco Pov*Kulajukkan mobilku dengan kecepatan sangat tinggi sembari berusaha menghubungi ponsel Gwen. Tapi bahkan sudah lebih dari lima puluh kali kucoba, tetap saja Gwen tidak menjawab panggilan telpon dariku.Tentu saja hal itu semakin membuatku panik dan khawatir. Hingga akhirnya ponselku tiba-tiba berdering dan kupikir itu adalah Gwen. Tapi sayangnya aku salah. Ternyata itu adalah panggilan dari Edi Tomb yang bahkan sedang kami buru.Segera saja kusambar ponsel yang tadinya kuletakkan di kursi mobil dan kuangkat panggilan telpon itu. “Hallo, Tuan Black! Kau senang mendengar suaraku? Atau mungkin kau ingin mendengar suara yan
Benar saja, anak-anak nakal itu mulai menyeringai melihat kehadiran Gwen di sana. Sementara itu, Gwen pun mulai menelan salivanya dan ia merasa kakinya mulai bergetar.***Benar saja. Kawanan remaja liar itu pun mulai mendekati Gwen. Bahkan kini kondisi Gwen layaknya seekor domba yang terjebak di hadapan kawanan serigala lapar. Tapi Gwen tidak sebodoh itu. tentu saja sejak awal ia sudah menyiapkan alat-alat yang beguna untuk melindungi diri.Diam-diam ia mulai merogoh ke dalam saku celananya dan mengambil sebuah botol semprotan merica. Gwen mulai memasang ancang-ancang untuk melindungi dirinya kalau nantinya anak-anak nakal itu mulai mengganggunya.Seorang remaja laki-laki bertubuh kurus dengan rambut hitam yang berantakkan mulai mendekat pada Gwen dan ia berkata, “Apa kau tersesat, Nyonya? Kurasa kau bukan penduduk di wilayah ini?”Dan pemuda lainnya menimpali, “Wow! Kurasa kami bisa mengantarmu pulang, tapi dengan sedikit upah t
Kalau begitu, kecurigaanku pada Edi ternyata salah. Kalau bukan Edi, lalu siapa sosok berjubah hitam yang telah mencuri mayat-mayat selama ini?***Tanpa membuang banyak waktu aku pun segera menuju pemakaman seperti yang dikatakan oleh Albert. Sejujurnya aku sangat penasaran dengan sosok berjubah hitam itu. kalau memang bukan Edi, lalu siapa orang itu?Dengan kecepatan tinggi akhirnya aku pun sampai di pemakaman kurang dari sepuluh menit. Albert dan sekitar sepuluh orang Polisi ternyata sudah mengintai di sana ketika aku datang. Albert memberi isyarat padaku untuk mendekat ketika melihatku datang.Aku pun segera bergabung bersama Albert dan seperti instruksi yang diberikan Albert aku berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Ya, karna terakhir kali aku kehilangan sosok berjubah hitam itu bahkan membuatku berkubang dengan lumpur.Dengan aba-aba dari Albert, kami pun mendekat pada sosok berjubah hitam yang sedang berada di sebuah makam dengan perlahan
Sontak Edi pun mulai beraksi dengan ucapan Gwen. ia memang tidak mengatakan apapun, tapi jelas kalau wajahnya kini terlihat cemas dan ia mulai menjadi tegang. ***Bahkan cukup lama ia terdiam hingga akhirnya, Gwen pun kembali berkata, “Tuan Tomb? Bagaimana?”“Oh...yah. A-apakah harus di rumah? M-maksudku...mungkin kita bisa wawancara di tempat lain?”“Masalahnya, aku bisa sekalian mengambil gambar tentang proses pembuatan produkmu,”Sebenarnya Edi merasa sangat enggan jika Gwen masuk ke dalam rumahnya. Tapi ia juga tidak punya alasan untuk menolak Gwen masuk ke dalam rumahnya. Akhirnya, dengan terpaksa Edi pun membiarkan Gwen masuk ke dalam rumahnya.Benar saja, baru sampai di depan gang. Gwen mulai mencium aroma aneh seperti yang dikatakan oleh Draco. Antara bau busuk, anyir tapi juga wangi yang aneh. Mendadak bulu kuduknya pun mulai merinding. Entah kenapa ia merasa suasana di sana mulai terasa me