“Itulah yang menjadi kesalahan kebanyakan orang. Mereka cenderung melihat sesuatu hanya dari luarnya saja. Apa kau tau, Gwen? Koin ini adalah koin emas pertama yang pernah dibuat secara besar-besaran. Terbuat dari emas murni 24 karat. Dan mungkin nilainya sekarang setara...dua juta Dolar!” ungkap Vlad.
***
Sontak mata Gwen pun terbelalak disertai dengan mulut yang menganga. Ia sangat terkejut dan tidak percaya jika koin yang terlihat biasa saja itu ternyata memiliki nilai yang sangat fantastis. Dan ia pun sangat penasaran, bagaimana Vlad bisa serba tau tentang banyak hal lebih dari dirinya. Padahal ia bahkan sudah banyak membaca buku-buku tebal.
“Wow! Luar biasa! Tapi dari mana kau tau semua itu?” tanya Gwen.
“Kau ingat buku yang kubeli ketika di Bylburi? Cobalah baca buku itu! Nanti kau pasti akan tau,” jawab Vlad dengan santainya.
*Draco pov*
Hari ini entah kenapa aku ingin bersantai sembari melep
“Sebenarnya kau yang tidak menggunakan matamu dengan baik! Siapa suruh bermain ponsel sambil berjalan?!”***Sontak aku pun tersentak karna suara itu terdengar sangat familiar di telingaku. Seketika kualihkan pandangan dari ponsel dan betapa terkejutnya aku ketika melihat seseorang yang kini ada di hadapanku.“Gwen? Ka-kau?” ucapku dengan terbata.Beberapa hari saja tidak bertemu dengan Gwen kini mataku tak bisa berkedip dan tidak bisa beralih dari wajah Gwen. Seolah sedang mendapat sebuah keberuntungan, tak disangka aku bertemu Gwen di supermarket.Tapi tak seperti yang kurasakan meski terkejut namun aku cukup senang bisa bertemu Gwen. Sebaliknya Gwen malah terlihat tidak senang karna bertemu denganku. Apalagi setelah tanpa sengaja aku menabrak troli belanjanya dan memakinya.Tanpa berkata apapun lagi, Gwen kemudiaan memutar troli belanjanya dan pergi meninggalkanku. Sadar bahwa aku akan kehilangan kesempatan bersama
Kurebahkan diriku di atas tempat tidur dan mencoba untuk tidur. Tapi anehnya, sudah lima belas menit kupejamkan mata tapi begitu sulit untuk terlelap. Dan aku pun mulai berpikir, “Apa benar selama ini aku tidak peka? Memangnya apa yang diinginkan Gwen sebenarnya?”***Entah sudah berapa lama dan sejak kapan aku tertidur. Kukerjapkan mataku yang terasa silau dengan sinar matahari pagi ini. Kulirik jam yang kuletakkan di meja samping tempat tidur. Dan ternyata sudah pukul 07.00.Kepalaku terasa sedikit pusing. Mungkin karna semalam aku terlalu banyak menenggak wisky. Dengan langkah lunglai kupaksakan diriku menuju kamar mandi. Dan lagi-lagi acara mandiku kembali terganggu.Kali ini bukan karna gedoran pintu dari Calvin. Tapi suara dering ponselku yang terus saja berbunyi meski sudah sepuluh menit kuabaikan. Terpaksa aku pun harus keluar dari kamar mandi dan mengambil ponsel yang kuletakkan di nakas.“Ya. Ada apa?!” sahutku den
Tapi sayangnya saat itu Draco sedang pergi makan siang dan Albert lah yang menerima laporannya. Karna banyaknya laporan yang masuk, akhirnya Albert mencatat semua laporan dari tiap Tim.***Tidak mendapat intruksi apapun dari Albert, maka polisi itu pun menganggap keadaan saat ini terkondisi. Sang Petugas Anginering akhirnya keluar dari ruang Gelery dan melapor pada Polisi yang bertugas.“Lampunya sudah kuperbaiki pak. Karna tidak ada lagi yang kukerjakan, bolehkah aku pergi?”Polisi mengizinkannya untuk pergi karna memang tidak ada lagi yang harus ia kerjakan. Tanpa merasa curiga sama sekali, petugas polisi yang berjaga membiarkan Petugas Enginering pergi begitu saja.Hingga akhirnya, beberapa saat kemudian handy talky dari Polisi yang baru saja melapor pada Albert itu pun berbunyi, “Tim C, peringatan bahaya! Kuulangi Tim C peringatan bahaya!”Sontak Polisi itu pun segera menekan tombol handy talky milikn
Rencana KeduaSeketika jalanan pun menjadi macet akibat kejadian itu. Beberapa petugas Polisi termasuk Albert akhirnya tiba di lokasi kejadian di mana pencuri itu hampir meledakkanku. Tidak ada yang bisa kukatakan selain menunjukkan wajah kesalku.***“Apa yang lakukan?! Kau diminta untuk menagkap Pencuri itu, bukan membuat kerusuhan!” kata Albert dengan berkacak pinggang.“Apa maksudmu?! Sudah jelas aku mengejar pencuri itu! Apa kau tidak lihat dia bahkan hampir membuatku meledak?!”“Ya, kau memang mengejar Pencurinya. Tapi kau juga melaju di jalur yang salah. Dan itu jelas-jelas tindakan melanggar karna bisa membahayakan orang lain!” kata Albert kesal.“Mau bagaimana lagi? Jika tidak begitu maka aku tidak akan bisa menyusul Pencurinya!”“Percuma saja, kau juga tetap saja kehilangan dia! Tapi...apa kau melihat seperti apa wajahnya?” tanya Albert.&ldq
“Ya...mau bagaimana lagi? Mungkin sebentar lagi aku tidak bisa melakukan ini karna temanku tersayang akan pergi meninggalkanku!” kata Vlad.***“Oh ayolah Vlad! Aku bukannya akan pindah ke luar kota. Kau berlebihan sekali!” kata Gwen kemudian menggigit roti lapis buatan Vlad.“Ngomong-ngomong, apa kau butuh sopir pagi ini?”“Um...bukannya tidak mau. Tapi mana mungkin naik motor dengan rok seperti ini!”Ya, memang tidak akan mungkin naik motor bersama Vlad dengan rok model sempit yang membuat Gwen nampak lebih sexi dari biasanya. Sebenarnya Gwen sendiri juga tidak begitu suka dengan model berpakaian yang kaku seperti itu.Tapi mau bagaimana lagi. Kini ia harus menyesuaikan dengan kantor di mana ia bekerja. Terpaksa pagi ini Gwen harus mengeluarkan biaya lebih untuk naik taxi. Setelah memakan sepotong roti lapis dengan lahapnya, ia pun segera berangkat ke kantor.Ia sengaja naik taxi meski
Akhirnya! Setelah sekian lama aku pun mendapat kesempatan untuk bicara dengan Gwen. Ia pun pergi meninggalkanku di depan eskalator dengan wajahnya yang masih datar itu. Meski begitu aku cukup puas, aku bertekat tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku, harus membuatmu kembali Gwen!***Setelah seharian berharap waktu cepat berlalu sehingga aku bisa cepat bertemu Gwen, akhirnya sekarang sudah pukul enam juga. Tanpa menunggu banyak waktu aku pun segera pergi menuju Kedai kopi di mana biasanya aku dan Gwen sering menghabiskan waktu bersama.Sebenarnya janji yang kubuat dengan Gwen adalah jam tujuh. Tapi karna tidak sabar akhirnya kuputuskan lebih baik menunggu dari pada nantinya Gwen yang menungguku dan membuatnya kesal lagi padaku.Untuk meyakin kalau Gwen akan datang, maka kukirimkan pesan padanya “Gwen, aku sudah menunggu di Kedai kopi Jack.”Dan dia pun membalas, “Baiklah.”Ya, pesan balasan yang sangat singkat
Ya, sekali lagi aku terlihat seperti orang bodoh. Dengan konyolnya kubiarkan Gwen meninggalkanku bersama pria brengsek itu. Dan aku? Ya, aku bahkan hanya terdiam dengan ekspresi syok diwajahku.***Kucoba kembali menghubungi Albert untuk menanyakan apakah sampai hari ini ada motor sport hitam yang pernah mengubah warna motornya di bengkel. Tapi dari apa yang dikatakan oleh Albert, bahkan tidak ada motor dengan ciri-ciri itu di setiap bengkel.Ya. Hal itu sedikit membuat kepalaku pusing. Kubenamkan kepalaku di bak mandi yang kuisi air sampai beberapa detik lamanya. Ya, setidaknya itu mengurangi rasa panas di otakku. Karna sepertinya kali ini wisky dan alunan musik klasik saja tidak cukup untuk membuatku kembali rileks.Sepanjang hari aku terus berpikir bagaimana cara membuktikan kalau kecurigaanku pada Vlad itu benar. Tapi bukti yang kupunya hanya sebuah goresan di tangki motornya. Dan jelas-jelas warna motornya dan pencuri yang kukejar sangat berbeda.
Baru saja akan kutanyakan apakah dia ingin minum kopi, tapi Gwen selalu lebih dulu berkata, “Apa yang terjadi?! Kenapa jadi kacau seperti ini?!”***Kali ini akulah yang merasa sangat bingung. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa sikap Gwen mendadak aneh seperti ini. Aku pun menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal kemudian berkata, “Um...sebaiknya kita duduk. Bukankah aneh jika kita bicara sambil berdiri?”Akhirnya kami pun duduk meski jelas kami berdua merasa sangat canggung. Hingga akhirnya Gwen kembali mengulang pertanyaannya, “Jangan bertele-tele! Katakan apa yang terjadi padamu?! Kenapa kau sampai kehilangan izin kerjamu?!”Tidak tau harus menjelaskan dari mana, akhirnya aku pun hanya bisa menghela nafas dan memijat kepalaku. Tapi tatapan intimidasi dari Gwen selalu membuatku tidak bisa menyembunyikan apapun.“Yang terjadi, seperti yang telah kukatakan pada Media. Kenapa kau masih bertanya?&rdq
Aku tidak tahan melihat itu. Maka kubuat satu tanda merah di lehernya, tapi nyatanya memberi satu tanda pada Gwen tidaklah cukup. Akhirnya kini hampir seluruh leher dan dada Gwen dipenuhi dengan tanda kepemilikkan dariku.***Hingga akhirnya, aksi panas di atas ranjang pun terjadi pada malam pertama pernikahanku dan Gwen. Kupikir hanya aku saja yang terlalu bersemangat untuk ini, tapi nyatanya Gwen pun sangat luar biasa di atas ranjang.Tak kusangka rupanya Istriku sangat luar biasa dan panas. Astaga! Bahkan di luar ekspektasi kami pun terus bercinta sampai berkali-kali dalam semalam. Aku bahkan sudah lupa berapa ronde kami lakukan. Tak ayal hal itu akhirnya membuat kami kelelahan.Hingga akhirnya ramainya kicauan burung mulai membangunkanku. Entah sudah berapa lama aku tidur, yang pasti sampai aku bangun pun Gwen masih terlelap di sampingku. Tidak biasanya ia bangun lebih siang dariku. Biasanya Gwen selalu bangun pagi karna ia suka menyiapkan sarapan.
“Untuk apa harus menunggu selama itu? Apa kau tau, Sayang? Diberi kesempatan sekali lagi untuk hidup dan bersama, adalah hal yang tidak boleh disia-siakan. Jadi, ayo kita menikah!”***“Ta-tapi...ada apa denganmu? Kenapa mendadak kau ingin kita menikah dengan cepat?” kata Gwen bingung.“Sudah kubilang untuk memenuhi janjiku padamu. Lagipula apa yang kau tunggu? Bagaimana kalau sebelum kita sempat menikah ternyata aku atau kau lebih dulu meninggal?! Kau mau seperti itu?!”Aku tau aku sedikit memaksa. Tapi tidak ada cara lain karna bahkan Gwen juga lupa kalau dulu dialah membuatku berjanji untuk segera menikahinya. Tapi dari apa yang kukatakan pada Gwen, sepertinya ia pun mulai berpikir. Hingga akhirnya ia berkata, “Baiklah. Aku setuju untuk menikah. Tapi kau janji tidak akan ada yang berubah bukan?”“Tentu saja ada yang berubah. Kita tidak akan lagi hanya berdua, karna akan ada anak-anak kita buk
Aku pun berpaling ke belakang dan lagi-lagi aku kembali dikejutkan dengan apa yang kulihat. Aku bahkan tidak percaya dengan semua ini. Aku bahkan berpikir mungkin benturan itu membuat kepalaku cidera dan aku mulai gila!***Bagaimana semua ini adalah nyata? Bagaimana bisa aku melihat diriku sendiri? Berdiri di hadapanku dan menatapku dengan sorot mata yang tajam. Tidak! Semua ini pasti hanyalah sebuah mimpi. Tapi...kenapa meski sudah berkali-kali kugosok mataku dan menampar pipiku sendiri, sosok yang mirip sepertiku itu tetap saja ada?Malahan, kini ia mulai melangkahkan kakinya dan berjalan mendekatiku. Bersama dengan itu, aku pun melangkahkan kakiku mundur semakin menjauh darinya. Bukannya aku takut padanya. Tapi aku takut pada diriku sendiri.Hingga akhirnya kulihat liontin Naga yang tergantung di leher pria yang wajahnya sama denganku itu. Aku pun mulai berpikir, apakah mungkin dia adalah Panglima Dragori? Tapi...kenapa wajahnya mirip sepertiku?
“Benarkah? Kalau begitu mari kita duel satu lawan satu! Dan kita lihat siapa pecundang di antara kita!”***Seperti yang kuduga, akhirnya Edi pun semakin kesal. Ia pun akhirnya meletakkan senapan yang ia bawa dan ia berkata, “Baiklah, kuterima tantanganmu! Tapi tidak akan seru kalau tidak ada hadiahnya!”“Begitu? Apa yang kau inginkan? Setumpuk mayat untuk membuat parfum?”Edi pun mnyeringai dan dengan wajah dingin ia berkata, “Aku bisa mendapatkan mayat dengan sangat mudah. Yang kuinginkan adalah Nona Gwen Gringer. Kalau aku menang dalam duel ini, maka Gwen akan menjadi milikku dan aku bebas melakukan apapun padanya!”Dasar brengsek! Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini ia mengambil kesempatan. Tapi kalau aku sampai menolak, maka artinya aku mengakui kalah sebelum bertarung. Dan sudah pasti aku tidak akan sudi harga diriku direndahkan manusia seperti dia.Tidak ada pilihan. Akhinya kusetujui
Sementara itu, diam-diam aku pun membuka lantai kayu yang ternyata adalah sebuah pintu menuju tempat lain di dalam rumah itu.***Kubuka dengan perlahan lantai kayu itu dan kucoba mengamati sekitar ruangan bawah tanah yang tersembunyi di bawah sana. Rupanya tidak ada siapapun di sana. Aku pun mulai menuruni tangga kayu yang merupakan akses untuk menuju ruangan bawah tanah itu.Seperti sebelumnya, tidak ada siapapun di ruangan bawah tanah. Meski begitu, tetap saja aku harus bersiaga dengan menodongkan pistol ke depan.Kulangkahkan kakiku menyusuri setiap sudut ruangan. Dan aku baru sadar, ternyata ruangan bawah tanah itu dilapisi oleh lapisan kedap suara. Pantas saja tidak terdengar apapun dari luar meski Edi mungkin telah banyak melakukan tindakan melanggar hukum di rumah ini.Masih tidak kutemukan keberadaan Edi dan juga Gwen. Dan itu membuatku semakin frustasi. Aku sangat takut kalau Edi membawa Gwen pergi dan ia melakukan hal yang buruk pada Gwe
Melihat Gwen yang mulai berteriak itu, tak membuat Edi menjadi panik. Ia bahkan kembali terbahak dan semakinmenjadi-jadi layaknya orang gila. Lalu ia mendekatkan wajahnya pada Gwen dan berkata, “Percuma saja kau berteriak. Ruangan ini kedap saura, jadi si bodoh itu tidak akan bisa menemukan kita....”****Draco Pov*Kulajukkan mobilku dengan kecepatan sangat tinggi sembari berusaha menghubungi ponsel Gwen. Tapi bahkan sudah lebih dari lima puluh kali kucoba, tetap saja Gwen tidak menjawab panggilan telpon dariku.Tentu saja hal itu semakin membuatku panik dan khawatir. Hingga akhirnya ponselku tiba-tiba berdering dan kupikir itu adalah Gwen. Tapi sayangnya aku salah. Ternyata itu adalah panggilan dari Edi Tomb yang bahkan sedang kami buru.Segera saja kusambar ponsel yang tadinya kuletakkan di kursi mobil dan kuangkat panggilan telpon itu. “Hallo, Tuan Black! Kau senang mendengar suaraku? Atau mungkin kau ingin mendengar suara yan
Benar saja, anak-anak nakal itu mulai menyeringai melihat kehadiran Gwen di sana. Sementara itu, Gwen pun mulai menelan salivanya dan ia merasa kakinya mulai bergetar.***Benar saja. Kawanan remaja liar itu pun mulai mendekati Gwen. Bahkan kini kondisi Gwen layaknya seekor domba yang terjebak di hadapan kawanan serigala lapar. Tapi Gwen tidak sebodoh itu. tentu saja sejak awal ia sudah menyiapkan alat-alat yang beguna untuk melindungi diri.Diam-diam ia mulai merogoh ke dalam saku celananya dan mengambil sebuah botol semprotan merica. Gwen mulai memasang ancang-ancang untuk melindungi dirinya kalau nantinya anak-anak nakal itu mulai mengganggunya.Seorang remaja laki-laki bertubuh kurus dengan rambut hitam yang berantakkan mulai mendekat pada Gwen dan ia berkata, “Apa kau tersesat, Nyonya? Kurasa kau bukan penduduk di wilayah ini?”Dan pemuda lainnya menimpali, “Wow! Kurasa kami bisa mengantarmu pulang, tapi dengan sedikit upah t
Kalau begitu, kecurigaanku pada Edi ternyata salah. Kalau bukan Edi, lalu siapa sosok berjubah hitam yang telah mencuri mayat-mayat selama ini?***Tanpa membuang banyak waktu aku pun segera menuju pemakaman seperti yang dikatakan oleh Albert. Sejujurnya aku sangat penasaran dengan sosok berjubah hitam itu. kalau memang bukan Edi, lalu siapa orang itu?Dengan kecepatan tinggi akhirnya aku pun sampai di pemakaman kurang dari sepuluh menit. Albert dan sekitar sepuluh orang Polisi ternyata sudah mengintai di sana ketika aku datang. Albert memberi isyarat padaku untuk mendekat ketika melihatku datang.Aku pun segera bergabung bersama Albert dan seperti instruksi yang diberikan Albert aku berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Ya, karna terakhir kali aku kehilangan sosok berjubah hitam itu bahkan membuatku berkubang dengan lumpur.Dengan aba-aba dari Albert, kami pun mendekat pada sosok berjubah hitam yang sedang berada di sebuah makam dengan perlahan
Sontak Edi pun mulai beraksi dengan ucapan Gwen. ia memang tidak mengatakan apapun, tapi jelas kalau wajahnya kini terlihat cemas dan ia mulai menjadi tegang. ***Bahkan cukup lama ia terdiam hingga akhirnya, Gwen pun kembali berkata, “Tuan Tomb? Bagaimana?”“Oh...yah. A-apakah harus di rumah? M-maksudku...mungkin kita bisa wawancara di tempat lain?”“Masalahnya, aku bisa sekalian mengambil gambar tentang proses pembuatan produkmu,”Sebenarnya Edi merasa sangat enggan jika Gwen masuk ke dalam rumahnya. Tapi ia juga tidak punya alasan untuk menolak Gwen masuk ke dalam rumahnya. Akhirnya, dengan terpaksa Edi pun membiarkan Gwen masuk ke dalam rumahnya.Benar saja, baru sampai di depan gang. Gwen mulai mencium aroma aneh seperti yang dikatakan oleh Draco. Antara bau busuk, anyir tapi juga wangi yang aneh. Mendadak bulu kuduknya pun mulai merinding. Entah kenapa ia merasa suasana di sana mulai terasa me