Husein selalu merasa waspada terhadap perempuan bernama Sisi itu di dalam lubuk hatinya.Dia begitu mirip dengan Sita, tetapi dengan latar belakang yang misterius dan kepribadian yang sangat berbeda.Gilang terbatuk dan berkata, “Kak Husein, kamu juga curiga dia adalah Sita, bukan? Sebenarnya, aku curiga saat dia setuju memberikan Ganoderma Lucidum kepadamu tanpa mengajukan syarat. Bagaimanapun, sebenci-bencinya dia padamu, dia memiliki hubungan yang baik dengan Nenek Handoyo. Jadi, perempuan itu pasti akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan Nenek.”Husein mengerutkan bibirnya dengan dingin, tetapi tidak membantah perkataan Gilang. Dia juga merasa hal itu sedikit aneh.Jika dia benar-benar Sita, maka semua ini masuk akal.Gilang berkata sambil tersenyum, “Oh, ketika kamu diajaknya berkencan, kamu setuju tanpa mengucapkan sepatah kata pun, jadi ternyata kamu sudah lama curiga.”Ekspresi Husein tetap tenang. Dia memasukkan tangannya ke dalam saku, “Kamu terlalu banyak omong kosong.”G
Dia juga bukan putri Keluarga Syailendra.——Sisi sampai di perumahan elit blok sembilan. Matanya menunjukkan kepuasan saat melihat rumah mewah itu.Harus diakui jika desain interior yang disiapkan Kak Doni sesuai dengan seleranya.Setelah pengawal menggendong putrinya, sudah ada pelayan yang menunggu di sana, dan langsung mengambil Dela dari tangan pengawal.Sisi langsung berjalan masuk ke aula dan melihat tata letak yang familiar di dalamnya. Sekarang dia ingat bahwa ini adalah desain yang dia rancang sebelumnya, tetapi dia tidak menyangka jika Kak Doni akan menggunakannya untuk mendesain rumahnya.Namun rumah yang dirinya desain sendiri nyaman untuk ditinggali.Sisi baru duduk di sofa, dia langsung menerima telepon dari Zidan. Suara pria itu dingin, “Sudah sampai?”“Iya, baru pulang dari rumah sakit.”“Ada orang yang mencoba menyelidikimu”Sisi menyipitkan matanya, “Aku tahu itu siapa. Bagaimanapun, informasi tentang identitasku sangat jelas saat membeli tiket pesawat. Bodoh jika ti
Keterkejutan muncul di mata Sisi. Semua itu hadiah dari Husein?Setelah melihat hadiah itu, mata Dela berbinar dan dia langsung mengambil langkah kecil untuk bergegas menuju ke depan kotak hadiah. Tubuhnya yang mungil tampak kecil di depan boneka besar itu.Sisi melihat hadiah itu dengan tatapan yang rumit. Mengapa pria itu melakukan semua ini?Dela awalnya cukup bahagia ketika memeluk kado tersebut, tetapi spontan dia menatap ibunya. Ekspresinya ragu-ragu sejenak, setelahnya dia meletakkan kembali hadiah itu.Sisi melihat putrinya menepuk-nepuk tangannya yang gemuk dan mungil itu, lalu menjawab dengan berpura-pura tenang, “Bu, apakah kamu menginginkan hadiah ini?”Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas ketika mendengar pertanyaan dari putrinya. Dia juga tidak bisa mengelak bahwa dia melihat kegembiraan di mata putri kecilnya, karena reaksi spontannya tidak bisa dibohongi. Dia selalu ingin tahu mengapa putrinya tiba-tiba sangat menyukai Tuan Husein, tetapi sepetinya hu
Setelah mendengar hal itu, Jackson seketika sedikit tidak senang, “Siapa yang memintamu melakukan hal membosankan seperti itu. Aku tidak akan mati tanpa sumsum tulangnya.”Dela berkata dengan mata yang memerah, “Tapi ibu bilang, jika mendapatkan sumsung tulang belakang, Kakak akan baik-baik saja.”Dia berharap Jackson bisa pulih kembali, masuk ke TK seperti dirinya, dan berteman dengan anak-anak seusianya.Dela berkata dengan suara lembut, “Kakak, jangan bilang ke paman, huhuhu.”Jackson melihat adiknya menangis tak terkendali di dalam video itu, sehingga ekspresinya yang tegang sedikit mereda, “Jangan menangis.”“Huhuhu, Kakak, tolong berjanjilah padaku dulu.”“...”Beberapa saat kemudian, Jackson berkata dengan enggan, “Aku berjanji padamu.”Dela langsung berhenti menangis dan mengangkat tangan untuk menyeka air matanya. Ingus masih mengalir di antara hidung dan bibirnya. Dia melihat Jackson di dalam video sambil tersenyum lebar.Jackson menghela napas karena mengetahui bahwa adik pe
Husein turun tangan dan langsung membuat kondisi menjadi stabil.Dia melihat lawannya di halaman komputer, dan bibir tipisnya sedikit melengkung dengan dingin. Dia segera melakukan serangan balik.Namun, peretas yang menyerang itu juga tidak mau menyerah. Keduanya saling serang di dalam sistem jaringan internal grup, dan tak satu pun dari mereka menyerah.Rekan-rekan di departemen keamanan saling memandang dengan bingung. Apa yang terjadi?Manajer departemen keamanan menyeka keringat di dahinya, “Semuanya, tolong mundur. Ini sudah bukan urusan kita lagi.”Itu adalah pertarungan antara master, jadi orang-orang biasa itu tidak bisa ikut campur.Seorang pria muda dan energik dari departemen keamanan berseru kaget, “Manajer, jadi Tuan Husein juga seorang ahli komputer? Jadi dia yang hebat atau Anda yang hebat?”Manajer keamanan menghela napas, “Saat itu, aku masih muda dan bertenaga sepertimu. Aku hanya datang bekerja dengan patuh untuk melunasi hutangku setelah aku dibebaskan dari hukuman
Jackson sedikit enggan menerima kalah dari pria itu.Dia mengerutkan bibirnya dan menjawab: [Aku meretas karena ingin, apakah butuh alasan?]Mata Husein sedikit menyipit. Dia seketika berubah menjadi tidak sopan: [Aku telah mengalahkanmu, apakah kamu mengakuinya?][Tidak, kamu tadi curang!]Jackson sangat tidak terima. Ketika pria itu melawannya, bahkan dia memiliki kesempatan untuk menyelidiki alamat IP-nya. Hal itu menunjukkan bahwa ayah brengsek itu juga seorang ahli komputer.Tetapi dia tidak rela.Husein melihat kalimat itu, dan dia merasa bahwa tulisannya sedikit aneh, seperti seorang anak kecil.Pada saat ini, manajer keamanan berjalan mendekat dan berkata, “Alamat IP ini palsu.”Mendengar hal itu, Husein sedikit mengangkat alisnya. Dia tidak menyangka bahwa dia akan menemukan alamat IP palsu. Itu artinya bahwa ada orang di belakang peretas itu yang juga kuat.Dia terus mengetik: [Jenderal tidak pernah berbohong, prosesnya tidak penting, dan yang terpenting adalah hasilnya.]Set
Setelah mendengar kalimat itu, detak jantung Sisi berdebar lebih kencang karena itulah alasan dia pergi ke Surabaya.Dia menjawab dengan tenang, “Untuk sementara tidak perlu. Aku sudah menghubungi dokter keluarga untuknya, dan seharusnya dengan sedikit istirahat sudah baikan.”Jika dia langsung berakting sekarang, bukankah akan terlihat terlalu disengaja?Selama dua hari memberi petunjuk dulu saja.Setelah menutup telepon, Sisi merasa sedikit lega. Dia kembali melirik Nenek Handoyo yang terbaring di ranjang rumah sakit. Dia tidak tahan untuk tidak mengirim pesan ke Zidan: [Apakah Ganoderma Lucidumnya masih?]Dia mungkin juga harus mempersiapkan Ganoderma Lucidum lagi.Setelah Sisi meninggalkan rumah sakit dan masuk ke dalam mobil. Asisten yang duduk di kursi sebelah sopir berkata, “Nona, hari ini sistem Grup Handoyo tiba-tiba terhenti. Saya dengar bahwa ada peretas yang menginvasi sistem. Namun, klarifikasi dari Grup Handoyo adalah sistemnya telah mengalami kerusakan dan tidak ada tang
“Sandi, Keluarga Nona Cherly memiliki hubungan yang baik dengan Dior. Dia selalu menggunakan nama kakaknya setiap kali dia datang ke Dior untuk membeli barang. Bersaing untuk mendapatkan gaun terbaru, kita belum tentu menang.”“Hmm, apa yang kamu takutkan? Hari ini, aku tidak hanya harus menang, tapi aku juga akan membuat Cherly, wanita jalang itu tidak bisa masuk ke pintu Dior.”Seusai berbicara, Sandi tidak tahan untuk tidak segera menuju Dior. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak membuat Cherly malu di depannya.Bagaimanapun, dia menggunakan kartu member VIP Nona Sisi hari ini, jadi dia dapat langsung menyewa tempat dan menyuruh pergi orang-orang yang tidak ada hubungannya.Hanya dengan memikirkan adegan itu saja, Sandi sangat kegirangan. Dia tidak akan lupa untuk mempostingnya di media sosial nanti.Sisi menyaksikan adegan itu tidak jauh di belakangnya, sehingga bibirnya yang merah sedikit melengkung, dan asisten di sampingnya membawakan sebungkus kacang. Bagaimanapun, itu adala
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka