Sita mengangkat alisnya, âSebenarnya maksud nenek bukan berarti dia baru mau dioperasi jika aku hamil. Dia berharap kamu bisa secepatnya punya anak, lagi pula, kamu sudah cukup umur, kamu akan makin tua jika tidak segera memiliki anak.ââSita, siapa yang kamu bilang tua?ââBukan itu intinya. Jika Tuan Husein ingin meminta nenek segera melakukan operasi, anda harus berusaha lebih keras untuk memberikan cucu. Lagi pula, banyak perempuan di luar sana yang menunggu untuk memiliki anak denganmu. Ini bukan hal yang sulit, satu malam tidur dengan satu perempuan, dan akan ada perempuan yang hamil.Husein mengerutkan alisnya, âMenurutmu aku pria gampangan?âApakah dia tidak berkaca pada dirinya sendiri, tidur dengan seorang pria dalam satu malam?âBahkan yang terburuk, masih ada Nona Linda yang menunggumu. Lagi pula kalian cocok, dan semestinya menjadi keluarga.âSita menatapnya, tatapannya tidak menunjukkan keraguan.Husein mendengarkan perkataannya, dalam lubuk hatinya tidak hanya tidak senan
âTablet asam folat biasanya digunakan untuk program hamil.âProgram hamil?Husein melihat botol kecil di depannya dengan tatapan sayu. Sita meminum ini untuk program hamil?Apakah Sita berencana untuk hamil?Saat ini, telepon Husein berdering, tetapi dia tidak melirik ponselnya, matanya hanya melihat ke arah botol tablet asam folat di tangannya.Sekretaris Lia berkata, âBos, ini telepon dari ibumu.âHusein baru mengambil ponselnya, âHalo, Bu.âNak, setelah mempertimbangkan dengan baik, aku memutuskan untuk memberitahu sesuatu yang sangat penting. Beberapa hari lalu, aku ke rumah sakit untuk menjenguk teman lama. Tebak aku bertemu siapa?Husein memainkan botol tablet asam folat di tangannya, âIbu, langsung intinya saja.ââAku bertemu dengan Sita yang sedang diam-diam memeriksakan kandungannya di rumah sakit. Pasti dia diam-diam ingin hamil anak kamu, lalu dengan bantuan nenek, dia bisa sepenuhnya tinggal bersama keluarga Handoyo. Kamu harus lebih berhati-hati agar Sita tidak hamil, jika
Setelah Sita dengan sengaja mengatakan itu, Wendy benar-benar terpancing.Wendy berbisik, âSita, aku saja yang pergi. Lagi pula, aku sudah tidak ada kerjaan.ââOke, terima kasih.âSita menyerahkan desainnya ke Wendy, sebenarnya dia sedikit khawatir tidak punya alasan untuk tidak pergi.Saat ini, Wendy sampai merias wajahnya dengan riasan tipis lalu naik taksi pergi ke rumah Husein.Ketika Wendy sampai, dia memperhatikan bahwa hanya orang-orang kaya yang bisa tinggal di kompleks ini. Karena Sita bilang bahwa pemilik rumah ini masih muda dan tampan, dia mungkin adalah generasi kedua dari keluarga kaya ini.Wendy tiba di rumah Husein dengan penuh semangat. Dia melihat para pekerja mengganti semua perabotan dengan soft furnishing. Namun, dia tiba-tiba merasa bahwa para pekerja mengirim tirai yang salah saat dia melihat tirai berwarna merah terang. Tidak selang lama, Husein pulang dan dia turun dari mobil.Husein tersenyum tipis melihat para pekerja di luar, jadi Sita di dalam?âHusein mas
âJangan sungkan, kita keluarga. Jangan terlalu lelah bekerja.âDoni memberikan beberapa arahan sebelum menutup telepon. Lalu dia melihat ke arah para manajer di ruang rapat sambil dengan memasang ekspresi ding, âApa yang kalian lihat? Jika laporan bulan depan masih seburuk ini, kalian semua aku pecat!â Para manajer saling pandang, bos baru mengangkat telepon dari siapa? Apakah itu istrinya?Detik sebelumnya masih seperti raja neraka, detik setelahnya berubah menjadi baik dan lembut.Di sisi lain, setelah menutup telepon, Sita diam-diam mencatat uang itu.Namun, perkataan ibu angkat Sita waktu itu mengingatkannya bahwa dia masih memiliki hadiah 2 miliar dan dapat mengambil pinjaman untuk membeli rumah dengan lift serta di lingkungan yang lebih baik.Itu juga bermanfaat untuk rematik Bibinya.Setelah Sita mengambil keputusan, dia keluar kamar untuk berdiskusi tentang pembelian rumah dengan bibinya.Bibi sedikit menghela napas, âSita, aku mendukungmu untuk membeli rumah. Seorang gadis ha
Sita menelepon beberapa kali, tapi di sana tetap tidak ada yang menjawab.Dia membuka Whatsappnya dan mengirim Husein pesan: [Desain mana yang menurutmu bermasalah?]Sita sudah menunggu lama tapi juga belum ada jawaban.Dia langsung tahu jika pria itu sengaja!Bagaimanapun jika aduan ini tidak dicabut, maka akan berdampak pada kredibilitas studio dan Sita harus menyuruh Husein untuk mencabut aduannya.Setelah kembali ke studio, Wendy berkata dengan ekspresi aneh, âMeskipun beberapa orang menang penghargaan, tapi kemampuan mereka tidak bagus. Bagaimanapun, menggambar desain untuk bekerja sungguhan. Jika ada keluhan masuk ke studio, kredibilitas studio pasti akan menurun saat akhir tahun.âSita mengacuhkan perkataannya, dia langsung berkata dengan Felix, âSenior, masalah ini akan segera kuselesaikan.ââAku percaya padamu, tapi Sita kamu ada masalah dengan pemilik rumah itu ya? Aku sudah melihat desainmu, ini bukan seperti gaya gambaranmu.âEkspresi Sita sedikit janggal, âIni adalah permi
Mendengar ucapan Linda, Sita meletakkan desain itu di atas meja dengan percaya diri, âYa ini desainku. Kapan Husein pulang?ââDia lembur, dan tidak pasti kapan pulangnya. Tapi kamu bisa mengatakannya padaku. Lagi pula, nanti aku yang akan tinggal di rumah ini bersamanya.âLinda berjalan mendekat mengambil desain tersebut. Dia duduk di sofa sambil membolak-balik desain Sita.Ruang tamu menjadi sangat sunyi, hanya terdengar suara kertas yang dibolak-balikSita hanya berdiri diam, waktu yang singkat terasa sangat lama.Linda meletakkan kertas desain itu, âSita, desainmu sangat bagus, tapi ada beberapa bagian yang perlu diubah. Misal, nanti kamu bisa mendesain dinding untuk meletakkan foto pernikahanku dengannya. Menurutmu, di mana letak yang cocok untuk menggantung foto itu?âFoto pernikahan?Sita teringat akan foto pernikahannya dengan Husein. Jika bukan karena nenek meminta untuk memajang foto itu di kamar, Husein tidak akan membiarkan foto pernikahannya dipajang di sana.Tapi sekarang,
Linda menoleh ke arah Sita, âOh, saran apa?âSita berkata dengan tenang dan tegar, âKamu yang meminta kepala pelayan untuk mengganti soft furnishing di rumah ini, tapi Husein tidak puas. Ini menunjukkan bahwa kamu tidak cukup memahami Husein. Orang ketiga yang tidak berusaha keras pada akhirnya akan tersingkirkan.âLinda dengan cepat berdiri, âSiapa yang kamu katakan orang ketiga?ââBukan aku yang mengatakannya, tapi aturan hukum. Bagaimanapun, aku dan Husein belum melakukan proses perceraian. Kamu pikir kamu siapa?âSita mengucapkan kalimat itu dan pergi, tapi tiba-tiba kepalanya terasa sakit karena seseorang menjambak rambutnya.Raut wajah Linda menjadi pucat karena marah, âKamu pikir kamu siapa sehingga kamu pantas bersaing denganku. Seorang wanita dari daerah kumuh seumur hidup seharusnya menurut seperti pelacur yang lusuh, siapa yang memberimu keberanian untuk melawan?Sita balik menjambak rambut Linda dan memutar pinggang Linda dengan kuat, âJadi, kamu siapa? Bahkan jika kamu ber
Berhadapan dengan tatapan tajam Husein, Linda sedikit mengedipkan matanya, âBenar-benar seperti itu. Jika kamu tidak percaya, tanya saja ke pelayan Sonya. Dia ada di sini dari tadi.âHusein menoleh dan melihat pelayan Sonya. Namun, pelayan Sonya menundukkan kepalanya karena menyadari tatapan peringatan dari Linda, âTuan, sebenarnya saya dari tadi ada di dapur, jadi saya tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.âTatapan mata Linda menjadi jauh lebih dingin. Pelayan itu berani menentang maksud darinya.Linda segera menjelaskan, âHusein, aku tidak menyangka Sita akan menjadi desainer baru. Meskipun aku telah mencarikan banyak desainer untukmu, tapi kamu tidak pernah puas. Sebelumnya, memang Sita yang bertanggung jawab atas dekorasi rumah, jadi aku pikir kamu akan puas dengan desain yang dia buat untukmu. Itulah mengapa dia berinisiatif.â Husein berjalan ke sofa dengan wajah dingin untuk mengambil desain Sita.Dia membolak-balik halaman desain dengan santai. Kali ini desain Sita terl
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, âNak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.âSisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, âIbu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.âNada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, âMeskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, âIbuku masih di rumah itu.ââAku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?âSisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.âJadi bagaimana caramu menangani masalah ini?ââKamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.âSisi berbalik dan menatap sekretarisnya, âKamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.âHusein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, âAku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.ââItu adalah pilihan yang terbaik.âSetelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, âPersiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.âSisi bertanya kepada asistennya, âApakah helikopter sudah siap?âAsisten mengangguk, âSudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.ââBaguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.âSelama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, âBisakah kita bicara empat mata?âSisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, âApa yang ingin kamu bicarakan?âTadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, âDengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?âSisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, âAku tidak merasa begitu.âHusein mengerutkan kening, âJika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, âBahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?ââApa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.âSisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, âKak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.âNada bicara Husein dingin, âAku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.âVina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, âBibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!âNyonya Handoyo terkejut dan berkata, âNak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?âVina segera menyela, âTaufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?âNyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
âJika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.âSisi berbicara dingin, âSepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.âDia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, âApakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?âAda seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, âDasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?ââAku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.âVina segera menatap Husein, âKak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, âAku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.ââJaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!âSisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, âBu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!âNyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, âNak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?âApakah perempuan ini benar-benar Sita?âBu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.ââNak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?ââBu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
âBukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.âSisi mencengkeram leher Vina dan berkata, âAku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?âVina berkata dengan dingin, âBeraninya kamu!âSisi berkata dengan tenang, âTiga, dua âĶ.âPada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, âAku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.âSisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, âSangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.âHanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, âKa