“Aku mau ke Carlton Hotel!”Sekretaris Lia di kursi depan segera angkat bicara, “Bos, karena dia ingin pergi ke tempat yang sama dengan kita, bagaimana kalau kita membawanya ke sana.”“Benar, aku akan menurut!”Gadis kecil itu menganggukkan kepalanya dengan patuh. Rambutnya yang dikepang bergoyang beberapa kali di depan Husein. Dia akhirnya setuju dengan ekspresi dingin. Dia menoleh ke luar jendela dan melihat cuaca berkabut, dia teringat dimana hujan empat tahun lalu.Semenjak hari itu, dia sangat tidak menyukai hujan.Mobil terus melaju, melaju dengan perlahan.Di dalam mobil sangat hening.Tidak lama kemudian, lengan baju Husein ditarik, dan terdengar suara manis dari gadis kecil di sebelahnya, “Om, apakah aku boleh bertanya?”“Tidak boleh.”Husein langsung menolak, dan harus dikatakan bahwa anak-anak tidak akan menurut begitu saja.“Om, aku ingin bertanya pertanyaan yang hanya bisa dipahami orang dewasa. Jika om tidak ingin menjawab, atau apakah om takut tidak bisa menjawab, ya? Ti
Husein juga tidak pernah menyangka jika suatu hari dia akan bertemu seorang anak kecil di luar bandara dan berbaik hati mengantarkannya ke hotel.Dia tidak akan mengakui hal itu demi menjaga wajahnya.Gadis kecil itu menoleh dan menatapnya, “Om, apa kamu juga ingin mendekati ibuku?”Husein mengangkat alisnya, “Kamu terlalu banyak bermimpi.”“Om, ibuku sangat cantik dan banyak orang yang mengejarnya. Tetapi, om adalah orang yang baik, dan aku bisa membujuk ibuku untuk bersamamu.”Kesabaran Husein sudah habis, sehingga dia menatap sekretaris Lia, “Kamu urus dia.”Dia tidak tertarik pada ibu anak itu!Hanya karena dia melihat wajah itu, tiba-tiba muncul keinginan melakukan sesuatu yang baik.Sekretaris Lia di kursi depan, mengambil alih pembicaraan “Nak, bosku meminta nomor telepon ibumu untuk menjemputmu. Kami juga ingin memastikan keselamatanmu. Bagaimana pun, kami yang membawamu kemari dari bandara.”Gadis kecil itu memberikan nomor telepon. Kemudian sekretaris Lia menghubungi nomor te
Husein berkata dengan wajah dingin, “Panggil pemilik hotel ini.”Dia harus mencari tahu kemana perginya anak kecil itu.Husein masih membawa payungnya!Tidak lama kemudian, manajer hotel bergegas menghampiri, “Maafkan saya, Tuan Husein. Staf kami tidak mengetahui identitas anda. Saya akan membawa anda untuk memeriksa CCTV sekarang. Tolong ikut dengan saya.”Husein mengikuti manajer itu ke ruang tunggu terdekat. Manajer hotel membawa laptop yang mengambil video CCTV di lobi tadi.Husein melihat anak kecil itu berlari cepat masuk ke dalam, lalu berbalik untuk berjalan ke sisi tangga, dan menghilang.Manajer hotel mengerutkan keningnya dan berkata, “Tuan Husein, anda juga mengetahui keunikan hotel kami, beberapa tempat tidak dipantau.”“Meskipun terdapat tempat yang tidak ada CCTV, apakah seorang anak kecil boleh masuk?”“Tentu saja tidak boleh masuk. Mungkin karena terlalu banyak tamu hari ini, dan saya tidak menyadarinya. Anda tenang saja, saya akan menyuruh seseorang untuk mencari anak
Punggung tangan Husein penuh dengan air mata. Air mata gadis kecil yang jatuh di pelukannya itu seperti hujan.Husein bahkan tidak tahu dari mana asal begitu banyak air mata gadis kecil itu?Dasar cengeng!Gadis kecil itu menangis dengan suara lembut. Husein yang awalnya membenci tangisan anak-anak, tapi akhirnya luluh oleh tangisan.Husein berdiri sambil menggendong gadis kecil itu, kapan seorang pria yang selalu sendirian itu pernah menghibur anak kecil?Situasi itu menjadi sedikit menemui jalan buntu.Husein menatap manajer hotel, “Apa yang sebenarnya terjadi?”“Tuan Husein, kami juga tidak begitu tahu pasti. Dia sangat pandai melarikan diri untuk seorang anak kecil, dan dia benar-benar bisa bersembunyi di tempat ini. Orang-orang kami bahkan sudah mencarinya, tetapi mereka tidak menemukannya.”Bibir Husein mengerut dingin, “Tapi dia bilang ada yang ingin menculiknya?”“Tuan Husein, hal itu tidak mungkin terjadi. Mengapa kami menculik anak kecil di hotel kami sendiri? Dia mungkin tak
Gadis kecil menatapnya dengan menunjukkan senyum yang cerah. Dia berkata dengan lugu, “Om, kamu benar-benar orang yang baik.”“Kenapa mereka ingin menculikmu? Apa yang sebenarnya dilakukan ibumu?”Husein sedikit menyipitkan matanya. Orang-orang di Carlton Hotel tidak akan menculik seorang anak kecil tanpa alasan, kecuali ada sesuatu.Gadis kecil itu menunduk dengan ekspresi bersalah dan menggoyangkan kakinya, “Aku juga tidak tahu mengapa mereka ingin menculikku.”“Jujur!”Husein sekilas mengetahui bahwa gadis kecil itu ingin mengubah topik pembicaraan. Dia berkata dengan tenang, “Aku tidak suka orang yang berbohong.”Gadis kecil itu menjawab dengan cemberut, “Aku bertanya kepada staf hotel untuk mengetahui kamar yang ditempati ayahku, mereka berkata akan membawaku ke tempat ayahku, tapi mereka malah mengurungku.”Husein mengerutkan keningnya, “Bukankah kamu di sini untuk mencari ibumu?”Gadis kecil itu menatapnya dengan ekspresi bersalah dan mata yang berkaca-kaca, “Om, maaf aku berboh
Seusai berkata demikian, Husein langsung menutup telepon tanpa memberi Gilang kesempatan untuk bertanya.Setelah meletakkan ponselnya, dia melihat gadis kecil di depannya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulurkan tangan dan mencolek wajahnya yang bulat, “Siapa nama ibumu?”“Om, ibuku bilang tidak boleh memberitahu nama atau nomor teleponnya ke orang lain.”Pria itu mengangkat alisnya, “Mengapa?”“Karena dia memiliki terlalu banyak penggemar, jadi ibu tidak ingin diganggu.”Setelah mendengar hal itu, kesan Husein kepada ibu gadis kecil itu menjadi kurang baik. Terkesan seperti perempuan yang suka “bermain” di luar.Tenggorokannya bergerak sedikit, “Jadi siapa namamu?”“Namaku Dela, aku berumur empat tahun dan berzodiak Taurus. Makanan favoritku adalah es krim, permen buah, marshmallow, permen lolipop, cokelat, dan tiramisu!”Suara gadis kecil itu terdengar nyaring dan dia mengatakannya dengan cepat.Husein mengangkat alisnya, “Bukankah kamu perlu merahasiakannya, dan tidak bi
Husein tertegun untuk beberapa saat. Senyuman gadis kecil itu sepertinya langsung menyentuh hatinya. Hatinya yang keras dan dingin itu seketika melunak.Gadis kecil itu dengan hati-hati bergerak ke arahnya dan menyodorkan wajahnya ke arah Husein, dia bermaksud agar Husein membersihkannya.Pria yang biasanya tenang itu sekarang menjadi sedikit bingung.Dia berbicara dengan ekspresi yang tidak wajar, “Kamu bersihkan sendiri.”Gadis kecil itu dengan canggung meletakkan kotak kue itu, mengambil tisu basah dari tangan Husein, dan perlahan-lahan membersihkan krim yang menempel di wajahnya. Namun, dia tidak bisa melihat di mana letak krimnya. Dia belum menyeka semua krim yang ada di wajahnya, sehingga masih kotor. Husein mengerutkan kening dengan kuat. Dia mengambil tisu basah lagi untuk menyekanya hingga bersih.Saat ini, Gilang akhirnya membuka pintu dan masuk, “Kak Husein, mengapa kamu memanggilku dengan terburu-buru? Eh… Siapa anak kecil di sebelahmu?”“Kamu lah biang masalahnya!”Gadis
Husein juga sedikit terkejut sampai dia menoleh karena ingin tahu siapa ibu dari gadis kecil itu.Apakah dia juga mirip dengan perempuan itu?Gadis kecil itu mengedipkan matanya, “Nama ibuku adalah Peri Kecil.”Ruangan itu seketika hening.Bibir Husein sedikit mengerut, dia benar-benar anak cengeng yang bisa mengejutkan orang. Kalian tidak akan pernah bisa menebak apa yang akan dia katakan selanjutnya.Gilang seketika juga sangat kesal hingga dia kehilangan kesabarannya dan berkata dengan putus asa, “Aku menanyakan nama asli ibumu.”“Itu nama asli ibuku.”Gilang seketika menghela napas pasrah lalu menatap Husein lagi, “Bagaimana menurutmu?”Orang normal mana yang bernama Peri Kecil?Husein menatap gadis kecil itu, “Apakah ini juga diajarkan oleh ibumu?”Gadis kecil itu mengangguk dengan manis.Gilang sedikit tak berdaya, “Tapi jika kamu tidak memberitahuku siapa nama ibumu, bagaimana bisa aku menemukannya?”“Ayah apakah kamu tidak mengingat ibu?”Gilang menatap mata lebar gadis kecil i
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka