Share

Bab 584

Author: Queencard
Langkah kaki Sita terhenti, dia menoleh menatap pelayan toko di sebelahnya, “Keluarkan gelang termahal di tokomu, aku ingin melihatnya.”

Wanita pelayan toko itu menunjukkan ekspresi terkejut, “Baik, tidak masalah. Ini perhiasan terbaru dan edisi terbatas dari toko kami, anda bisa melihatnya. Ini adalah satu-satunya di kota Surabaya.”

“Boleh juga.”

Setelah Sita menjawab, dia berbalik untuk melirik Sandi, “Aku lihat kamu tidak memiliki perhiasan yang layak. Apakah kamu ingin aku meminta mereka untuk meminjamkan satu set untukmu juga?”

Sandi seketika langsung marah, “Sita, aku adalah putri Keluarga Handoyo. Aku memiliki segalanya yang aku inginkan, apa gunanya kamu meminjamkannya?”

“Benarkah? Tapi aku ingat kartu kreditmu dibekukan, dan kamu hanyalah anak perempuan yang bergantung pada Keluarga Handoyo untuk menafkahimu, dan hanya sedikit uang saku dalam satu bulan. Apakah kamu bisa membeli perhiasan ini?”

Sita sengaja mengatakan itu untuk mengompori Sandi.

Bagaimanapun, setelah menghabis
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 585

    Ketika Sita mendengar bahwa perhiasan itu telah dipesan, dia sebenarnya sedikit terkejut, tetapi dia berpikir tidak ada yang salah. Lagi pula, dia tadi memang sengaja mengatakan itu untuk didengarkan Sandi.Tapi Anggi tampak jauh lebih kesal darinya. Dia memandang manajer toko dan berkata, “Jelas-jelas aku baru mengatakannya tadi, mengapa bisa terjual begitu cepat?”Ekspresi Boni dingin, “Siapa yang memesannya?”Manajer toko ragu-ragu untuk sesaat lalu berkata, “Tuan Husein yang memesannya. Saya benar-benar minta maaf.”Yoga sedikit tidak terima, “Husein?”Manajer toko mengangguk canggung, “Saya benar-benar minta maaf.”Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Husein secara khusus menghubungi dan memesan perhiasan itu, jadi manajer toko tidak berani menolaknya.Mata Sita mencibir setelah mengetahui Husein yang memesan perhiasan itu. Sekilas, dia bisa menebak untuk siapa pria anjing itu memesannya.Tentu saja, perempuan yang ada di file komputernya. Dia memang berbeda bagi Husein.Anggi sedik

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 586

    Husein mendongak, “Kenapa datang ke perusahaan?”“Kak Husein, aku secara khusus memilihkan syal untuk Nenek. Tetapi aku tidak tahu mana yang disukai Nenek, jadi aku ingin bertanya padamu. Siapa tahu dia tidak menyukai hadiah yang aku siapkan.”Ketika Husein melihat syal itu, dia teringat jika Sita juga menyiapkan syal merek ini ketika dia ke rumah Nenek terakhir kali. Bahkan mengungkap di tempat kalau kerabat aneh dari jauh telah membeli barang palsu.Sita menjadi semakin sulit diatur sekarang. Persis seperti kucing liar, dan temperamennya juga menjadi liar.Vina melihatnya melamun dan berkata dengan heran, “Kak Husein?”Husein kembali tersadar, “Nenek sudah memiliki banyak syal. Kamu bisa membelikan hadiah yang lain.”“Kak Husein, mengapa kamu tidak menemaniku membelinya?”“Aku sangat sibuk dan tidak punya waktu.”Seusai berbicara, Husein terus menatap komputernya dan mengurus pekerjaannya.Vina tidak berani terus mengganggu, sehingga dia hanya bisa meninggalkan kantor dengan patuh. D

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 587

    Lincoln Limousine hitam terparkir di halaman. Enam pria tampan dan tinggi berdiri di luar pintu. Mereka semua mengenakan tuksedo hitam dan sarung tangan putih, menyerupai vampir tampan di komik-komik.Seluruh tamu yang hadir di sana berbisik, “Dari mana asal keenam pria tampan ini?”“Seingatku pria itu sepertinya Yoga, aktor dari Manado, dan ada satu lagi yang tampak familiar. Apakah mereka semua adalah anggota Keluarga Syailendra, orang kaya dari Manado?”“Lalu, siapa orang yang belum keluar dari mobil? Sampai ada enam pria tampan yang menunggu di sampingnya. Pemandangan ini sungguh menakjubkan.”“Anggota Keluarga Syailendra, orang kaya dari Manado datang? Aku sudah mendengar lama jika Husein akan menikah dengan Keluarga Syailendra, orang kaya dari Manado setelah bercerai. Rumor itu seharusnya benar.”Ketika semua orang membicarakan mereka, ada seseorang yang memandang Nyonya Handoyo, “Selamat, Nyonya Handoyo. Apakah Keluarga Handoyo dan Keluarga Syailendra akan menjadi keluarga?”“Be

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 588

    Perempuan yang operasi plastik itu seketika tidak senang lalu menoleh ke arah Nyonya Handoyo dan berkata, “Sita, janda yang diusir dari Keluarga Handoyo itu telah mengambil kartu member platinum Dior untuk berfoya-foya dan membeli begitu banyak perhiasan mahal. Semua itu bukan sesuatu yang bisa dibeli oleh seorang perempuan yatim piatu. Aku rasa Sita menjadi simpanan seorang pria!”Ibu dari perempuan yang operasi plastik itu juga turut mengangguk, “Benar, kami melihat Sita menggunakan kartu member platinum itu di mall dengan mata kepala kami sendiri sebelumnya. Aku ingat nilai dari kartu itu tidak sedikit, dan bahkan Nyonya Handoyo tidak memilikinya.”Nyonya Handoyo hampir kehilangan wajah, berapa kali disebutkan fakta bahwa Nyonya Handoyo tidak memiliki kartu member platinum Dior? Apakah dia belum cukup dipermalukan?Detik berikutnya, wajah Doni seketika menjadi gelap. Dia menatap tajam ke arah ibu dan anak yang melakukan operasi plastik itu, “Siapa pun, bersihkan mulut perempuan berw

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 589

    Sita melihat Anggi menampar wanita paruh baya itu, dalam hatinya tidak bisa untuk tidak mengagumi Kakak iparnya. Sita tidak menyangka jika kakak iparnya yang biasanya begitu lembut, ternyata juga memiliki sisi yang begitu berani.Wanita paruh baya yang ditampar itu kebingungan, “Yang kamu maksud adalah Sita?”“Benar!”Ada orang lain yang turut berkata, “Keluarga Syailendra dari Manado? Keluarga Syailendra yang mana? Apakah Keluarga Syailendra yang kaya raya dari Manado itu?“Bukan, bukankah Nona Linda adalah putri Keluarga Syailendra dari Manado? Mengapa dia tidak muncul hari ini? Jika dia disini, dia pasti paham situasi yang terjadi di Manado.Doni menoleh dan berkata dengan tatapan dingin, “Linda adalah putri angkat Keluarga Syailendra, dan bukan putri keluarga kami. Masalah ini bukan rahasia umum di kalangan Keluarga kaya di Manado.”Itu juga alasan mengapa Linda merencanakan ingin menikah di Surabaya, karena tidak ada seorang pun di sini yang mengetahui latar belakangnya.Ryan meli

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 590

    Mengapa masih ada orang lain yang menambah masalah saat Nyonya Handoyo sudah dalam keadaan cemas?Husein menoleh, “Karena kamu sedang tidak enak badan, kembalilah dan beristirahat lebih awal.”Perempuan kaya paruh baya itu ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi dia langsung diminta pergi oleh Husein.Beberapa yang lain hanya menonton dan tidak mengatakan apa pun. terutama para perempuan kaya yang sebelumnya merendahkan Sita. Mereka semua sekarang menundukkan kepala atau menyingkir ke samping bersembunyi. Mereka tidak ingin berhadapan dengan Sita.Keluarga Syailendra adalah keluarga kaya di Manado. Mereka memiliki kedudukan yang sama dengan Keluarga Handoyo di Surabaya.Sebagian besar keluarga yang hadir memiliki cabang di Manado. Jika mereka menyinggung Keluarga Syailendra, mereka tidak akan bisa menjalankan bisnis apa pun lagi di Manado.Doni menatap Nyonya Handoyo, “Sepertinya orang-orang dari keluarga Handoyo cukup bijaksana.”Senyuman Nyonya Handoyo getir, “Tidak juga, ucapkan selam

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 591

    Sita merasakan sedikit perubahan suasana di dalam aula, sehingga dia menoleh dan melihat Husein berjalan ke arahnya.Senyumannya terhenti, dia dengan cepat mengalihkan pandangannya dari pria itu setelah teringat saat dia melihat pria itu bersama wanita lain di restoran sebelumnya. Keenam pria tampan yang duduk di sofa melihat Husein bersamaan dengan tatapan ketidaksenangan.Husein mendekati Nenek, “Nenek, hampir semua tamu sudah datang.”“Kita semua sudah ada di sini. Jadi, Sita, kalian keluarlah dulu untuk makan. Aku akan menyusul.”Sita berdiri dan melirik kakak-kakaknya, “Ayo!”Keenam pria itu berdiri satu persatu. Mereka menoleh untuk melihat Husein dengan tatapan mereka yang gelap dan sangat menekan.Husein berdiri di tempatnya, menghadapi tatapan enam pria.Kepala pelayan di sebelahnya tidak bisa menahan diri untuk tidak menyeka keringat di dahinya saat melihat pemandangan itu. Jika tatapan bisa membunuh orang, tuan muda mungkin akan terbunuh berkali-kali.Keenam kakak beradik d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 592

    “Baguslah kalau begitu, pergilah.”Nenek menunjukkan ekspresi lega, akhirnya anak itu tercerahkan.Saat Husein memegang kotak perhiasaan itu, dia menatap neneknya, “Nenek, Vina ada di sini.”Ekspresi Nenek seketika berubah drastis, “Apa yang dia lakukan di sini?”“Dia mendengar kalau kamu telah menjalani operasi, dan dia ingin datang untuk menjengukmu.”“Aku masih belum mati, aku tidak butuh siapa pun untuk menjengukku.”Seusai Nenek berbicara, dia beranjak pergi.Husein tahu bahwa neneknya akan bersikap seperti itu. Dia berjalan mendekat kepada kepala pelayan dan berkata, “Bantu aku mengganti perhiasannya, dan juga beritahu kepada Vina, lebih baik dia tidak datang ke pesta untuk sementara waktu.”Kepala pelayan mengambil kotak hadiah, “Saya mengerti.”Kepala pelayan berjalan untuk mengganti kotak hadiah yang telah disiapkan sebelumnya, dan membawanya ke tempat penyimpanan di luar. Dia kebetulan bertemu Sandi berjalan dengan Vina.Kepala pelayan berkata kepada Vina, “Tuan muda memberi

Latest chapter

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status