Pada saat Sita melihat Husein, dia menyeruput susu di cangkir dengan tenang. Sita sedikit pun tidak merasa bersalah karena ketahuan membicarakannya di belakang.Dia hanya bisa menghela napas. Terkadang takdir itu tidak terduga.Setelah meletakkan cangkirnya, Sita melihat pria itu berjalan ke arahnya dari sudut matanya.Pada saat ini, Sandi merasa sedikit bangga dan langsung berkata pada Husein, “Sepupu, apakah kamu mendengar ucapan Sita tadi? Bukan aku yang memfitnahnya.”Sita mendengar ucapan Sandi, dan matanya menunjukkan cibiran. Namun, dia juga tidak berniat untuk menjelaskan apa pun.Pria itu sudah berdiri di depan Sita dan menatapnya, “Sebenarnya perhiasan itu…”Sita menyela dengan nada datar, “Tolong beri jalan, kamu menghalangi jalanku.”Dia juga tidak mendengarkan Husein sampai selesai berbicara, bahkan langsung pergi dengan sepatu hak tingginya.Dia tidak berminat mendengar apa pun penjelasan Husein.Husein memberikan perhiasan kepada siapa pun itu tidak ada hubungannya denga
Vina menurunkan kelopak matanya, nada suaranya lemah, “Jika mereka menikah kembali, Nenek seharusnya sangat senang. Setidaknya itu juga merupakan acara yang membahagiakan bagi Keluarga Handoyo.”“Kak Vina, kamu bodoh. Jika mereka menikah kembali, apakah masih ada tempat untuk kita di keluarga? Sekarang Sita adalah putri Keluarga Syailendra, siapa yang berani mengganggunya? Selain itu, Sita sedang mengandung anak sepupuku.”Raut wajah Vina seketika berubah, “Apa?”Sandi sengaja menurunkan suaranya, “Hanya aku di Keluarga Handoyo yang mengetahui masalah ini, Sita menyembunyikannya dengan sangat baik.”“Tapi tidak masuk akal jika Sita tidak mengatakannya, kan?”“Dulu aku mengira Sita ingin bermain tarik ulur dan memanfaatkan anak itu untuk mengancam sepupuku, tapi kemudian aku menyadari jika anak itu bukan anak sepupuku. Sampai sekarang aku masih belum tahu pasti apakah anak itu anak Husein. Jika Sita benar-benar menikah kembali dengan sepupuku, maka nantinya aku akan menderita.”Vina mel
Sita bahkan mendengar seorang gadis di sebelahnya berseru, “Tampan sekali! Ibu!”“Tampan, kan? Kamu tidak senang saat aku memintamu untuk datang. Sekarang kamu menyesal karena tidak berdandan,”“Bu, apakah masih sempat untukku berdandan sekarang?”Gadis itu mengeluarkan cermin kecil dari tasnya dan langsung mengenakan lipstik.Yoga menyeringai dan tertawa, “Apakah seperti dia bisa disebut tampan?”Setelah mendengar suara itu, ibu dan anak perempuan yang berdiri di dekatnya menoleh untuk melihat siapa yang berani mengatakan hal seperti itu. Ketika mereka melihat enam pria yang sangat tampan, mereka benar-benar terkejut.Perempuan paruh baya itu melirik Sita dan tidak mengatakan apa pun.Namun, gadis muda itu menatap Yoga, “Apakah kamu aktor terkenal dari Manado?”“Iya, itu aku.”“Astaga! Ya Tuhan, aku benar-benar melihat pria idamanku. Bu, cubit aku untuk memastikan apakah ini mimpi. Kenapa ibu tidak memberitahuku dari tadi?”Wanita paruh baya itu terlihat sedikit marah karena tidak ses
Ryan turut mengangguk dan berkata, “Benar. Sita adalah putri tercinta dari keluarga Syailendra. Dia akan menghabiskan sisa hidupnya dengan menikmati kebahagiaan di Keluarga Syailendra.”Salah satu perempuan paruh baya yang baik berkata, “Apakah Sita tidak akan pernah menikah seumur hidupnya?”Anggi menjawab dengan tenang, “Menikah bukanlah suatu hal yang mustahil, tetapi keluarga kami sudah berencana untuk mencarikan suami untuknya.”Pernyataan itu benar-benar mematikan. Bagaimanapun, bisnis Keluarga Handoyo sangat besar sehingga mereka pasti tidak akan hanya menjadi menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya. Bahkan Nyonya Handoyo yang tadinya sedikit berantusias, sekarang menjadi sedikit tidak senang. Bagaimana mungkin dia akan membiarkan Husein menjadi menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya? Itu benar-benar mustahil!”Sita berdiri di tempat yang sama dengan percaya diri. Beberapa perempuan yang bergosip tadi sengaja menyuruhnya menikah lagi, mereka sebenarnya hanya in
Ketika Husein membuka kotak kayu cendana itu, hampir semua orang menoleh.Sita juga melihat kotak itu dengan sedikit terkejut. Tetapi ketika dia melihat apa yang ada di dalam kotak itu, ekspresinya tertegun.Di dalam kotak itu terdapat sebuah mahkota emas berkilau dan tampaknya sudah ada sejak lama. Meskipun demikian, permata di atasnya masih mengkilat, bahkan ada sebuah daun tanduk rusa yang terlihat hidup. Apakah itu mahkota Kerajaan Singasari?Para tamu yang berdiri di dekat situ semua menarik napas setelah melihat mahkota Kerajaan Singasari di dalam kotak.Setelah melihat putranya benar-benar membuka kotak itu, Nyonya Handoyo sangat marah sampai tidak bisa berdiri dengan mantap. Itu jelas karena dia menunggu perhiasan itu sangat lama, dirinya baru bisa mendapatkan itu setelah menunggu Nenek menghembuskan napas terakhirnya.Di sebelahnya ada orang yang mengompori Nyonya Handoyo, “Bukankah ini adalah mahkota Kerajaan Singasari yang digosipkan itu? Katanya mahkota itu dikenakan oleh
Nyonya Handoyo buru-buru menjawab, “Benar, yang dikatakan itu benar. Pelayan, tolong segera ambil kotaknya. Barang berharga itu harus disimpan dengan baik.”Untungnya, Sita tidak menginginkannya. Jika tidak, dia pasti akan sangat marah sampai tidak bisa tidur malam ini.Barang itu adalah warisan Keluarga Handoyo yang diwariskan turun temurun dari beberapa generasi. Bagaimana mungkin bisa diberikan kepada orang asing begitu saja?Nenek menghela napas dalam diam dan langsung mencairkan suasana dengan berkata, “Baiklah, semuanya silahkan menikmati makanan dan minumannya.”Semua orang juga menurut, seolah-olah hal memalukan seperti tadi tidak ada.Tapi masih banyak orang yang membicarakan tentang mahkota emas barusan dengan iri dan ingin memiliki dalam ucapan mereka. Siapa pun yang menikah dengan Keluarga Handoyo pasti akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan mahkota emas itu.Seseorang menyanjung Nyonya Handoyo, “Mahkota emas itu pasti akan diwariskan kepadamu. Entah gadis beruntung man
Sita menyentuh perhiasan di pergelangan tangannya, tampaknya tidak satu set dengan kalung yang melingkar di lehernya.Perempuan yang berbicara tadi langsung melihat pergelangan tangan Sita dan berkata, “Apakah itu sapphire and diamond bracelet from Christie’s yang dirancang oleh desainer ulung untuk seorang gadis yang diam-diam dikaguminya? Itu satu-satunya!”Sita melihat pergelangan tangannya dengan terkejut. Meskipun dia bukan seorang desainer perhiasan, namun dia juga pernah mendengar nama desainer ulung itu. Bagaimanapun juga, nama itu sangat terkenal di industri perhiasan.Perhiasan yang disebut sapphire and diamond bracelet itu masuk ke dalam sepuluh desain terbaik desainer ulung itu.Saat ini, Dior memiliki perhiasan yang merupakan replika dari sapphire and diamond bracelet itu.Para perempuan kaya di sekelilingnya semua menarik napas.Nyonya Handoyo menatap pergelangan tangan Sita dengan masam. Keluarga Syailendra juga terlalu memanjakan Sita.Anggi menjawab dengan tenang, “Ben
“Grand Arya Hotel? Apakah itu hotel misterius dan terbesar yang bisa memenuhi semua kebutuhan tamu yang melakukan reservasi?”Anggi mengangguk, “Benar, hanya tempat itu cocok untuk mengumumkan Sita ke publik pertama kalinya.”Suasana hati Nyonya Handoyo menjadi tidak karuan lagi setelah mendengar nama hotel itu.Sandi di sebelahnya berkata dengan sedikit sinis, “Itu hanya sebuah hotel, apa hebatnya?”Setelah berkata demikian, seorang perempuan kaya di sebelahnya tertawa terbahak-bahak, “Hotel ini bukan hotel biasa. Jika orang biasa sama sekali tidak bisa melakukan reservasi, bahkan aku dulu pernah bertanya lewat telepon, dan reservasi paling awal akan dijadwalkan dua tahun kemudian.”Sandi sedikit kesal, “Kalau begitu, bagaimana Sita bisa memesan hotel itu? Apakah dia bisa memotong antrean? Terakhir kali, bibiku ingin pergi ke hotel itu untuk liburan, tetapi dia tidak bisa melakukan reservasi.”“Sandi, kenapa kamu banyak omong?”Nyonya Handoyo benar-benar malu. Dia memang sudah pernah
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka