Share

Bab 589

Penulis: Queencard
Sita melihat Anggi menampar wanita paruh baya itu, dalam hatinya tidak bisa untuk tidak mengagumi Kakak iparnya. Sita tidak menyangka jika kakak iparnya yang biasanya begitu lembut, ternyata juga memiliki sisi yang begitu berani.

Wanita paruh baya yang ditampar itu kebingungan, “Yang kamu maksud adalah Sita?”

“Benar!”

Ada orang lain yang turut berkata, “Keluarga Syailendra dari Manado? Keluarga Syailendra yang mana? Apakah Keluarga Syailendra yang kaya raya dari Manado itu?

“Bukan, bukankah Nona Linda adalah putri Keluarga Syailendra dari Manado? Mengapa dia tidak muncul hari ini? Jika dia disini, dia pasti paham situasi yang terjadi di Manado.

Doni menoleh dan berkata dengan tatapan dingin, “Linda adalah putri angkat Keluarga Syailendra, dan bukan putri keluarga kami. Masalah ini bukan rahasia umum di kalangan Keluarga kaya di Manado.”

Itu juga alasan mengapa Linda merencanakan ingin menikah di Surabaya, karena tidak ada seorang pun di sini yang mengetahui latar belakangnya.

Ryan meli
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 590

    Mengapa masih ada orang lain yang menambah masalah saat Nyonya Handoyo sudah dalam keadaan cemas?Husein menoleh, “Karena kamu sedang tidak enak badan, kembalilah dan beristirahat lebih awal.”Perempuan kaya paruh baya itu ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi dia langsung diminta pergi oleh Husein.Beberapa yang lain hanya menonton dan tidak mengatakan apa pun. terutama para perempuan kaya yang sebelumnya merendahkan Sita. Mereka semua sekarang menundukkan kepala atau menyingkir ke samping bersembunyi. Mereka tidak ingin berhadapan dengan Sita.Keluarga Syailendra adalah keluarga kaya di Manado. Mereka memiliki kedudukan yang sama dengan Keluarga Handoyo di Surabaya.Sebagian besar keluarga yang hadir memiliki cabang di Manado. Jika mereka menyinggung Keluarga Syailendra, mereka tidak akan bisa menjalankan bisnis apa pun lagi di Manado.Doni menatap Nyonya Handoyo, “Sepertinya orang-orang dari keluarga Handoyo cukup bijaksana.”Senyuman Nyonya Handoyo getir, “Tidak juga, ucapkan selam

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 591

    Sita merasakan sedikit perubahan suasana di dalam aula, sehingga dia menoleh dan melihat Husein berjalan ke arahnya.Senyumannya terhenti, dia dengan cepat mengalihkan pandangannya dari pria itu setelah teringat saat dia melihat pria itu bersama wanita lain di restoran sebelumnya. Keenam pria tampan yang duduk di sofa melihat Husein bersamaan dengan tatapan ketidaksenangan.Husein mendekati Nenek, “Nenek, hampir semua tamu sudah datang.”“Kita semua sudah ada di sini. Jadi, Sita, kalian keluarlah dulu untuk makan. Aku akan menyusul.”Sita berdiri dan melirik kakak-kakaknya, “Ayo!”Keenam pria itu berdiri satu persatu. Mereka menoleh untuk melihat Husein dengan tatapan mereka yang gelap dan sangat menekan.Husein berdiri di tempatnya, menghadapi tatapan enam pria.Kepala pelayan di sebelahnya tidak bisa menahan diri untuk tidak menyeka keringat di dahinya saat melihat pemandangan itu. Jika tatapan bisa membunuh orang, tuan muda mungkin akan terbunuh berkali-kali.Keenam kakak beradik d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 592

    “Baguslah kalau begitu, pergilah.”Nenek menunjukkan ekspresi lega, akhirnya anak itu tercerahkan.Saat Husein memegang kotak perhiasaan itu, dia menatap neneknya, “Nenek, Vina ada di sini.”Ekspresi Nenek seketika berubah drastis, “Apa yang dia lakukan di sini?”“Dia mendengar kalau kamu telah menjalani operasi, dan dia ingin datang untuk menjengukmu.”“Aku masih belum mati, aku tidak butuh siapa pun untuk menjengukku.”Seusai Nenek berbicara, dia beranjak pergi.Husein tahu bahwa neneknya akan bersikap seperti itu. Dia berjalan mendekat kepada kepala pelayan dan berkata, “Bantu aku mengganti perhiasannya, dan juga beritahu kepada Vina, lebih baik dia tidak datang ke pesta untuk sementara waktu.”Kepala pelayan mengambil kotak hadiah, “Saya mengerti.”Kepala pelayan berjalan untuk mengganti kotak hadiah yang telah disiapkan sebelumnya, dan membawanya ke tempat penyimpanan di luar. Dia kebetulan bertemu Sandi berjalan dengan Vina.Kepala pelayan berkata kepada Vina, “Tuan muda memberi

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 593

    Pada saat Sita melihat Husein, dia menyeruput susu di cangkir dengan tenang. Sita sedikit pun tidak merasa bersalah karena ketahuan membicarakannya di belakang.Dia hanya bisa menghela napas. Terkadang takdir itu tidak terduga.Setelah meletakkan cangkirnya, Sita melihat pria itu berjalan ke arahnya dari sudut matanya.Pada saat ini, Sandi merasa sedikit bangga dan langsung berkata pada Husein, “Sepupu, apakah kamu mendengar ucapan Sita tadi? Bukan aku yang memfitnahnya.”Sita mendengar ucapan Sandi, dan matanya menunjukkan cibiran. Namun, dia juga tidak berniat untuk menjelaskan apa pun.Pria itu sudah berdiri di depan Sita dan menatapnya, “Sebenarnya perhiasan itu…”Sita menyela dengan nada datar, “Tolong beri jalan, kamu menghalangi jalanku.”Dia juga tidak mendengarkan Husein sampai selesai berbicara, bahkan langsung pergi dengan sepatu hak tingginya.Dia tidak berminat mendengar apa pun penjelasan Husein.Husein memberikan perhiasan kepada siapa pun itu tidak ada hubungannya denga

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 594

    Vina menurunkan kelopak matanya, nada suaranya lemah, “Jika mereka menikah kembali, Nenek seharusnya sangat senang. Setidaknya itu juga merupakan acara yang membahagiakan bagi Keluarga Handoyo.”“Kak Vina, kamu bodoh. Jika mereka menikah kembali, apakah masih ada tempat untuk kita di keluarga? Sekarang Sita adalah putri Keluarga Syailendra, siapa yang berani mengganggunya? Selain itu, Sita sedang mengandung anak sepupuku.”Raut wajah Vina seketika berubah, “Apa?”Sandi sengaja menurunkan suaranya, “Hanya aku di Keluarga Handoyo yang mengetahui masalah ini, Sita menyembunyikannya dengan sangat baik.”“Tapi tidak masuk akal jika Sita tidak mengatakannya, kan?”“Dulu aku mengira Sita ingin bermain tarik ulur dan memanfaatkan anak itu untuk mengancam sepupuku, tapi kemudian aku menyadari jika anak itu bukan anak sepupuku. Sampai sekarang aku masih belum tahu pasti apakah anak itu anak Husein. Jika Sita benar-benar menikah kembali dengan sepupuku, maka nantinya aku akan menderita.”Vina mel

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 595

    Sita bahkan mendengar seorang gadis di sebelahnya berseru, “Tampan sekali! Ibu!”“Tampan, kan? Kamu tidak senang saat aku memintamu untuk datang. Sekarang kamu menyesal karena tidak berdandan,”“Bu, apakah masih sempat untukku berdandan sekarang?”Gadis itu mengeluarkan cermin kecil dari tasnya dan langsung mengenakan lipstik.Yoga menyeringai dan tertawa, “Apakah seperti dia bisa disebut tampan?”Setelah mendengar suara itu, ibu dan anak perempuan yang berdiri di dekatnya menoleh untuk melihat siapa yang berani mengatakan hal seperti itu. Ketika mereka melihat enam pria yang sangat tampan, mereka benar-benar terkejut.Perempuan paruh baya itu melirik Sita dan tidak mengatakan apa pun.Namun, gadis muda itu menatap Yoga, “Apakah kamu aktor terkenal dari Manado?”“Iya, itu aku.”“Astaga! Ya Tuhan, aku benar-benar melihat pria idamanku. Bu, cubit aku untuk memastikan apakah ini mimpi. Kenapa ibu tidak memberitahuku dari tadi?”Wanita paruh baya itu terlihat sedikit marah karena tidak ses

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 596

    Ryan turut mengangguk dan berkata, “Benar. Sita adalah putri tercinta dari keluarga Syailendra. Dia akan menghabiskan sisa hidupnya dengan menikmati kebahagiaan di Keluarga Syailendra.”Salah satu perempuan paruh baya yang baik berkata, “Apakah Sita tidak akan pernah menikah seumur hidupnya?”Anggi menjawab dengan tenang, “Menikah bukanlah suatu hal yang mustahil, tetapi keluarga kami sudah berencana untuk mencarikan suami untuknya.”Pernyataan itu benar-benar mematikan. Bagaimanapun, bisnis Keluarga Handoyo sangat besar sehingga mereka pasti tidak akan hanya menjadi menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya. Bahkan Nyonya Handoyo yang tadinya sedikit berantusias, sekarang menjadi sedikit tidak senang. Bagaimana mungkin dia akan membiarkan Husein menjadi menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya? Itu benar-benar mustahil!”Sita berdiri di tempat yang sama dengan percaya diri. Beberapa perempuan yang bergosip tadi sengaja menyuruhnya menikah lagi, mereka sebenarnya hanya in

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 597

    Ketika Husein membuka kotak kayu cendana itu, hampir semua orang menoleh.Sita juga melihat kotak itu dengan sedikit terkejut. Tetapi ketika dia melihat apa yang ada di dalam kotak itu, ekspresinya tertegun.Di dalam kotak itu terdapat sebuah mahkota emas berkilau dan tampaknya sudah ada sejak lama. Meskipun demikian, permata di atasnya masih mengkilat, bahkan ada sebuah daun tanduk rusa yang terlihat hidup. Apakah itu mahkota Kerajaan Singasari?Para tamu yang berdiri di dekat situ semua menarik napas setelah melihat mahkota Kerajaan Singasari di dalam kotak.Setelah melihat putranya benar-benar membuka kotak itu, Nyonya Handoyo sangat marah sampai tidak bisa berdiri dengan mantap. Itu jelas karena dia menunggu perhiasan itu sangat lama, dirinya baru bisa mendapatkan itu setelah menunggu Nenek menghembuskan napas terakhirnya.Di sebelahnya ada orang yang mengompori Nyonya Handoyo, “Bukankah ini adalah mahkota Kerajaan Singasari yang digosipkan itu? Katanya mahkota itu dikenakan oleh

Bab terbaru

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status