Share

Bab 4

Author: Queencard
last update Last Updated: 2023-11-30 11:32:49
Lubuk hati Linda senang sekali, dengan munafiknya dia berkata, “Demi Kak Husein, aku memaafkanmu.”

Sita meluruskan punggungnya, menatap ke arah Husein, “Apakah aku boleh pergi?”

Sita juga tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi.

Sita membereskan Perjanjian Perceraian di lantai dan diberikan kepada Husein. Sikap dia kali ini sangat tegas.

Husein melirik Perjanjian Perceraian, tanpa sadar alisnya berkerut, kali ini semudah itu dia menandatanganinya. Dulu Sita mencari nenek sebagai tameng. Awalnya dia sudah memikirkan bagaimana membujuk nenek, tapi sekarang tidak perlu.

Lubuk hati Husein sedikit tidak nyaman tanpa alasan ketika melihat koper di lantai. Sita sudah berkemas?

Husein mengangkat kepala, “Sudah ketemu tempat tinggal?”

“Belum.”

Setelah Sita tersadar menjawab, dia melihat Husein dengan terkejut, apakah dia baru saja peduli kepada dirinya?

Husein buru-buru mengalihkan pandangan, “Ambilkan dan kompreskan es batu ke Linda. Kaki dia keseleo karenamu, bagaimana bisa kamu pergi begitu saja?”

Oh, jadi karena Linda.

Untuk sesaat, Sita mengira Husein peduli padanya. Tiga tahun menikah, dirinya tidak sebanding dengan sehelai rambut cinta pertama Husein.

Sita keluar dari kamar dengan langkah yang berat. Orang ketiga tidur di kamar mereka, bahkan dia akan mengkompres kaki orang ketiga itu dengan es batu.

Sita, apakah dirimu murahan?

Saat turun dari tangga, Sita memijak tangga yang salah, dia langsung mengulurkan tangan dan meraih pot bunga terdekat. Sita terguling bersama dengan pot tersebut.

Pada saat itu, ada seseorang yang menarik tangannya.

Sita menatap Husein dengan tatapan kosong, ternyata Husein yang menyelamatkan dirinya.

Husein menarik Sita sekuat tenaga, kepalanya membentur dada Husein, sisi wajahnya menempel di jantung Husein. Dia mendengarkan detak jantung Husein berdegup cepat.

Sita gugup dan mundur, mencoba menjaga jarak antara mereka berdua.

Alhasil, tubuhnya menjadi ringan dan ia digendong menuruni tangga, wajahnya menempel erat di dadanya, seketika Husein terlihat maskulin.

Husein menurunkan Sita, wajah Sita mulai memanas.

Meski sudah menikah selama tiga tahun, keduanya belum pernah melakukan kontak fisik, kecuali kecelakaan bulan lalu.

Suara dingin Husein terdengar dari atas kepalanya, “Ingatlah untuk menggunakan otakmu saat berjalan, agar tidak terjatuh seperti orang bodoh.”

Sita tersenyum tipis, suasana hatinya mulai tenang. Dia melihat pot bunga jatuh dari atas tangga, dan tanah liat berserakan di tanah, “Akan segera kubersihkan.”

“Panggil saja pelayan, apakah kamu tidak ada pekerjaan lain?”

Alis Husein makin berkerut, dia sudah mempekerjakan banyak pelayan jadi tidak perlu bersusah payah lagi.

Sita kemudian teringat apa yang harus dia lakukan di bawah – mengambilkan es batu untuk Linda.

Mata Sita menertawakan dirinya sendiri, Dia mendongak dan melihat kemeja Husein terkena tanah liat. Demi menyelamatkan Sita, Husein harus terpercik tanah.

Husein memiliki fobia terhadap sesuatu yang kotor, dapat dipastikan jika dia tidak akan mentolerir beberapa hal itu.

Sita awalnya ingin memperingatkannya dengan keras, tapi Husein sudah terlanjur naik dan mengarah ke kamar tidur utama. Apakah dia sebegitu mengkhawatirkan Linda? Bahkan dia tidak peduli pada tanah liat yang menempel di tubuhnya.

Sita menghela napas, dia membawa es batu ke lantai atas. Setelah membuka pintu dan masuk, dia tidak melihat Husein. Dimana yang lain?

Linda bersandar di sandaran kasur, bibir merahnya tersenyum tipis, “Taruh saja es batunya disitu. Mungkinkah kamu benar-benar ingin melayaniku? Atau kamu masih ingin melihatku bercinta dengan Kak Husein? Aku sudah tiga tahun tidak bertemu dengannya.

Perkataan Linda seperti menyiratkan sesuatu!

Pada saat ini, Sita mendengar suara air mengalir dari kamar mandi, Husein sedang mandi di kamar mandi.

Rona merah di wajah Sita seketika memudar.

Tidak lama setelah Sita dan Husein bercerai, Husein tidak sabar untuk berhubungan badan dengan Linda.
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Nova Vaw
nu puguh mah fobia
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Ga punya harga diri......msh mau ngompres kaki selkngkuhan nya Husein.....pergi sana dari situ. Minta tolong neneknya Husein, utk numpang bebrp hari asal jgn disitu....
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Tolol banget si Sita....pergi ajah kemana kek....ke tmpt nenek nya..si Husein....blaga pamit, dan minta waktu utk nginel......asal jgn disitu. Mau2 an ngompres kaki nya selingkuhan si Huseeiin......lebayyy.....jd pembantu yaa , abis jd istri....hahahaha.....ditindas lo sm pelayan lain nya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 5

    Sita memikirkan apa yang selanjutnya akan terjadi di ranjang, dia langsung merasa mual. Tapi dia mampu menenangkan dirinya, Sita berbalik ke ruang penyimpanan pakaian untuk mengemas barang-barangnya. Sudah dikemas dengan cepat di sebuah koper.“Pelayan, koper itu sepertinya dari merek terkenal. Carikan dia kantong untuk mengemas barang bawaannya.”Dengan cepat, pelayan menemukan tas karung yang kotor dan melemparkannya ke Sita, “Gunakan tas ini.”Sita berjongkok untuk membuka koper, di belakangnya terdengar suara Linda, “Periksa kembali barang bawaanya untuk menghindari pencurian dan mengambil barang yang seharusnya tidak dia ambil.”Mendengar perkataan itu, Sita teringat apa yang dikatakan Husein tentang pengguguran anak. Husein ada di kamar mandi sebelah, jika ada yang mengetahui tentang hasil tes kehamilan, anak itu pasti tidak selamat.Pelayan dan Linda melihat dengan seksama dan menunggu peluang dari luar ruang penyimpanan pakaian. Sita sekilas melihat hasil tes kehamilan yang dia

    Last Updated : 2023-11-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 6

    Husein melihat barang-barang berserakan di lantai, semuanya adalah pakaian biasa, tidak ada satu pun barang mewah dari merek terkenal yang Sita bawa.Bukankah itu alasan Sita menikahi Husein? Anehnya, Sita tidak pernah meminta apa pun.Pandangan Husein tertuju pada tas karung yang sangat kotor, dia berkata sambil mengerutkan dahi, “Sok jual mahal lagi, kali ini dia ingin mendapat belas kasihan dari siapa? Nenek juga tidak ada di sini.”Selama tiga tahun menikah, secara finansial dia tidak pernah memperlakukannya tidak adil, kecuali untuk menyukai Sita. Meskipun bercerai, Husein juga memberi Sita kompensasi dalam jumlah besar, cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar Sita.Apakah dia benar-benar ingin pergi atau hanya berpura-pura?Sita menggenggam erat ponselnya yang mati, dia masih belum mencerna berita yang disampaikan Bibi padanya jika keluarganya sudah ketemu. Bahkan Sita juga bermimpi kalau dirinya ditemukan oleh keluarganya, sejak saat itu dia tidak lagi sendirian.Sita agak linglun

    Last Updated : 2023-11-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 7

    Pada awalnya Husein tidak pernah terpikir untuk menikahi Sita. Sejak mereka menikah, selama Sita berperilaku baik dan patuh, Husein tidak akan peduli dengan latar belakang keluarganya yang miskin, karena kekayaannya mampu menghidupinya.Tapi Sita sudah berkali-kali membuat keributan, bahkan sekarang dia sudah tidak mau berpura-pura, akhirnya Sita menunjukkan identitas aslinya.Seharusnya Husein merasa lega, tapi melihat Sita menandatangani Perjanjian Perceraian, dia tiba-tiba seperti meninju kapas, sangat tidak berdaya.Sita menyembunyikan kesedihan di matanya. Dia berpura-pura tidak peduli, dia tidak ingin saat akhirnya harus pergi, harga dirinya diinjak-injak oleh Husein.Linda melihat keadaan memburuk dan dengan cepat berkata, “Sita, kenapa kamu terburu-buru menandatangani perjanjian perceraian? Apakah sudah menemukan tempat tinggal?”Raut wajah Husein berubah lebih dingin, alisnya mengerut menatap Sita lekat-lekat.Sita melihat raut tidak percaya Husein. Tidak ingin terlihat lemah,

    Last Updated : 2023-11-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 8

    Pergi menjemput Sita?Sita melihat helikopter di depannya, tiba-tiba dia baru teringat kalau bibinya menelepon dan mengatakan kalau sudah menemukan keluarga Sita.Apakah mungkin keluarganya mengirim mereka untuk menjemputnya?Sita mencubit pipinya, masih mengira dirinya sedang bermimpi, akankah ada helikopter yang muncul tak terduga lalu menjemputnya?Akankah angan-angan Sita selama 20 tahun akan terwujud sekarang?Raut wajah Linda mencibir, “Sita, kamu benar-benar pandai bermain peran. Kamu dan kelompok teatermu berakting senatural mungkin. Ayam tetaplah ayam, penyamaran seperti apa pun tidak akan mengubah penampilanmu yang miskin. Helikopter itu juga, sepertinya pertama kali dalam hidupmu naik helikopter, kampungan!”Belum sempat Sita berbicara, pengawal di sampingnya melayangkan tamparan ke mulut besar Linda hingga membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh tersungkur.Linda berteriak, “Sita, beraninya kamu membiarkan orang ini memukulku? Kamu tidak tahu aku siapa? Apakah kamu tah

    Last Updated : 2023-11-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 9

    Saat ini, bibi meraih pundak Sita, “Jangan khawatir, saudara-saudaramu yang lain akan segera datang. Belum terlambat untuk bertemu kembali dengan mereka, ke tempat yang disebut rumah yaitu keluarga.”Doni melirik dengan penuh rasa terima kasih pada bibi di depannya. Jika bukan karena wanita yang selama ini mengasuh adiknya dengan sepenuh hati, hidup Sita akan menjadi lebih buruk. Doni berkata dengan sopan, “Kamarnya sudah dipesan, mari kita ke restoran terlebih dahulu untuk makan malam.”Sita berjalan bersama bibinya. Di depan, ada kakak laki-lakinya yang baru saja dia temui. Dia menyadari jika Doni sedikit bicara, dan agak sulit bergaul.Tapi tampaknya Doni cukup kaya.Sita turun dari lantai atas hotel bintang lima yang lingkungannya sangat mewah. Dia belum pernah ke tempat seperti itu sebelumnya.Doni sangat patah hati hingga terasa sesak saat memikirkan adiknya akan kembali tinggal di rumah tua itu.Sita memandang Doni, “Kamu kenapa?”“Tidak apa-apa, hanya kelilipan. Sita, apakah ka

    Last Updated : 2023-11-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 10

    Ketika Sita melihat orang tua angkatnya, senyum di wajahnya tiba-tiba menghilang, “Kalian juga masih memiliki muka untuk mengatakan kalau kalian adalah orang tuaku? Ketika aku hampir mati kelaparan di rumah, bibi lah yang memberiku makan. Kemudian, kalian juga yang menitipkanku ke bibi untuk membesarkanku.”Bibi agak terkejut, “Bagaimana kalian bisa menemukan kami di sini, aku bahkan tidak berkata apa pun.”Ibu angkat sita menyilangkan kedua tangannya, “Kakak ipar, kamu tidak mau mengatakannya kalau jelas-jelas kami adalah pengadopsi Sita. Apakah kamu mau memanfaatkan situasi ini sekarang? Tidak bisa!”Ayah angkat Sita meludahkan dahak, “Itu benar. Di mana keluarga Sita? Kalau kalian bisa tinggal di hotel yang sangat mahal, keluarganya pasti kaya, jadi biarkan mereka memberi kami kompensasi.Keluarga angkat Sita tidak menyangka jika anak yang di adopsi ternyata berasal dari keluarga kaya, dan juga terkenal.Sita melindungi bibi dan memandang orang tua angkatnya dengan dingin, “Mimpi, a

    Last Updated : 2023-11-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 11

    Sita tidak mengatakan apa-apa kali ini. Dia membawa Bibi pergi dengan patuh.Setelah Doni melihat Sita pergi, dia berbalik dan raut wajahnya langsung berubah dingin seperti dewa kematian. Selama bertahun-tahun dia tidak melakukan apa pun, tetapi kini Doni tidak tahan lagi. Beraninya mereka menganiaya Sita! Apakah mereka sudah bosan hidup!Sekelompok pengawal membentuk lingkaran untuk menghalangi pandangan dari luar.Doni memandang orang tua angkat Sita dengan sinis, sudut matanya seperti mengisyaratkan niat membunuh, “Tinggal di gudang kayu bakar? Tidak memberinya makan?”“Itu karena kamar di rumah kami tidak cukup, lagi pula gudang kayu bakar sangat hangat.”“Benar, saat itu kami sangat miskin, keluarga kami kelaparan.”Doni tidak peduli. Dia tidak mengedipkan matanya sedikit pun. Belum sempat pria dan wanita paruh baya itu berucap, gigi mereka rontok beberapa, bahkan wajah mereka berlumuran darah.Orang tua angkat Sita kini sangat menyesal. Doni memiliki tampang yang ganas. Dia tidak

    Last Updated : 2023-11-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 12

    Kakak keduamu Rifan, dia seseorang yang mahir dalam bahasa pemrograman. Dia telah membantu perusahaan untuk memenangkan banyak penghargaan, dia juga turut serta dalam pembentukan sistem keamanan jaringan.Kakak ketigamu Ryan, dia menjadi sukarelawan Perlindungan Hewan di luar negeri, merawat hewan liar yang terluka dan mengedukasi orang-orang untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang kondisi kehidupan hewan.Keempat, sepupumu Boni. Dia sekarang menjadi guru les piano.Kelima, sepupumu Rayhan. Dia bekerja di sebuah firma hukum.Terakhir, sepupumu Yoga. Dia bekerja sebagai aktor figuran.”Doni berpikir kalau dia sudah menjelaskan dengan benar, jadi dia tidak berbohong.[Ryan adalah seorang peretas terkenal - bukankah dia seorang programer yang membuat kode bahasa pemrograman?][Rifan adalah ahli bedah terkemuka- dia lebih suka menyelamatkan hewan daripada manusia.][Boni adalah seorang pianis terkenal - selain mengadakan konser, dia juga mengajar piano di sekolah.][Rayhan adalah seor

    Last Updated : 2023-11-30

Latest chapter

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

DMCA.com Protection Status