Sesaat, suasana menjadi sedikit sunyi.Linda tidak menyangka akan bertemu Sita di sini, dia segera berkata, “Husein, wanita yang sedang digendong pria itu terlihat seperti Sita. Apa aku salah lihat?”Husein mengerutkan bibir tipisnya dengan dingin, mungkin tidak salah lihat, itu memang Sita.Dan bukankah pria yang menggendong Sita itu adalah pemilik studio tempat dia bekerja?Hati Husein sedikit merasa tidak senang dan dia berjalan masuk rumah sakit dengan wajah dingin. Linda mengikutinya dari belakang dan berkata, “Husein, mengapa kita tidak ke sana dan bertanya. Jika itu benar-benar Sita, ada baiknya juga untuk memastikan apa yang terjadi padanya. Meskipun sudah bercerai, tapi kalian pernah menikah…”“Diam!”Husein diam di tempat melihat pria itu membawa Sita ke UGD. Ekspresinya tidak terlalu enak dipandang, “Di mana kakakmu?”“Kakakku ada di lantai tiga, aku akan membawamu untuk segera bertemu dengannya.”Linda merasa sedikit tidak senang ketika dia melihat Husein. Tiba-tiba hati ha
Sita terdiam sejenak, “Kak, aku tidak ingin ada yang tahu soal kehamilanku untuk saat ini.”Setidaknya sampai dia secara resmi menyelesaikan proses perceraian dengan Husein.Ryan sedikit bingung, “Kenapa, apa ayah dari anak itu mengancammu?”Sita menggelengkan kepala, “Kak, bisakah kamu membantuku menjaga rahasia ini, oke?”Ryan menatap Sita dengan sedih, mata almondnya bulat dan kontras antara hitam dan putih, seperti binatang kecil.Ryan menatap mata itu. Namun dia menyerah setelah tiga detik menatapnya. Lupakan saja, adiknya boleh melakukan apa pun yang dia inginkan, apa pun yang adik perempuannya sebutkan.Ryan berhutang banyak pada adik perempuannya selama bertahun-tahun, tidak pernah dia meminta sesuatu darinya. Apa lagi yang bisa Ryan lakukan selain menurutinya?Apa itu otoritas yang lebih tua? Apakah itu lebih penting dari adiknya? Ryan mengusap kepala adiknya dan berkata, “Baiklah, aku akan merahasiakan ini untukmu. Tapi kamu harus berjanji untuk menjaga tubuhmu sendiri dan b
Setelah perawat selesai bicara, jantung Ryan berdebar hebat. Selesai. Identitas aslinya akan terungkap.Sita menoleh dengan tatapan curiga, “Adik?”Kakak ketiganya punya adik perempuan?Ryan dengan cepat menjelaskan, “Sita, aku tidak punya adik perempuan lain. Aku bersumpah!”Dalam hati terdalam Ryan, dia tidak pernah mengakui Linda sebagai adik perempuannya.Sita terharu, “Kak, aku belum mengatakan apa-apa, kenapa kamu begitu cemas?”Seolah-olah Sita adalah pacar Ryan dan dia mengetahui bahwa Ryan punya pacar lain.Ryan terbatuk, “Pokoknya aku harus menjelaskan sejelas-jelasnya.”Dia menoleh ke perawat dan berkata, “Saya mengerti. Saya akan naik nanti.”Ryan menyela perawat dengan cepat, dia tahu siapa yang mencarinya.Awalnya hari ini dia berjanji untuk bertemu dan mendiskusikan rencana operasi dengan Husein. Namun, dia tidak menyangka Sita tiba-tiba pingsan dan dibawa ke UGD, tentu sekarang dia lebih mementingkan keselamatan adiknya.“Kak, kalau begitu kamu naik dulu saja untuk meli
Linda memikirkan hal ini sampai dia merasakan kepalanya berkeringat dingin. Dia segera menjelaskan pada Husein, “Husein, aku juga ingin semua memahami tentang operasi ini.”Ryan menyela kata-kata Linda, “Husein bukan dokter. Apa gunanya dia bertemu denganku?”Ekspresi Linda hampir tidak bisa digambarkan.Husein berdiri dengan ekspresi dingin dan menahan amarahnya. Dia menatap Ryan, “Kalau begitu kita akan bicara lagi saat dokter Ryan datang ke rumah sakit untuk rapat.”Pria itu meninggalkan kantor Ryan setelah selesai berbicara.Linda mendekat dan meraih lengan Husein, tetapi Husein menepisnya tanpa belas kasihan. Tatapannya sedingin es.Akhirnya Linda terdiam di tempatnya dan berbalik untuk melihat Ryan, “Kak, mengapa kamu mengatakan itu?”“Linda, apakah perkataanku bohong? Kamu sangat ingin menikah dengan Husein, dan aku pikir hubungan kalian sangat baik. Tapi tadi sikap Husein padamu tidak menunjukkan bahwa dia memiliki perasaan kepadamu!”“Kak, Husein dan aku akan segera bertunanga
Husein sedikit menyipitkan mata halusnya, dia tidak menyangka pria ini mengenal dirinya.Husein memberikan jawaban datar, “Hmm.”Felix langsung bersemangat, “Halo Tuan Husein, saya pemilik Studio Desain XX. Saya pernah mendapatkan kehormatan untuk bertemu dengan anda sekali di Kompetisi Internasional Seribu Bunga terakhir kali.”Husein dengan paras yang tampan dan dingin menyipitkan matanya. Dia tidak bisa mengenali pria ini, apalagi dia sudah banyak melihat pria berpenampilan seperti Felix.Dia melirik kuitansi pembayaran di tangan Felix lagi dan berkata, “Apa hubunganmu dengan pasien itu?”Felix segera menjawab, “Dia adalah karyawan studio saya. Saya membawanya ke rumah sakit karena tiba-tiba pingsan.”Husein masih sedikit penasaran, “Apa beban kerja yang kamu berikan terlalu berat?”“Tidak. Sita adalah Sang Master Jova yang akhirnya saya temukan. Dia adalah juara pertama di Kompetisi Internasional Seratus Bunga yang anda hadiri waktu itu.”Ekspresi Husein sangat dingin dan sengaja m
Jika orang-orang kaya ini memberinya kesempatan, dia akan mencapai kesuksesan.Felix kembali setelah beberapa saat Sita menunggu di ruang rawat rumah sakit. Dia menoleh dan berkata, “Senior, apakah banyak orang yang mengantri?”“Sedikit.”Felix menutupi kegembiraan dalam hatinya, dia juga tidak mengatakan kepada Sita tentang pertemuannya dengan Husein tadi. Dia duduk di sebelah Sita dan berkata, “Sita, kamu punya tiga saudara laki-laki. Kakakmu yang ini adalah seorang dokter, lalu di mana dua kakakmu lainnya?”“Kakakku yang lain tinggal di Manado. Kakak pertamaku bekerja sebagai sales di sebuah perusahaan real estat, sedangkan kakak keduaku bekerja di sebuah firma hukum sebagai seorang juru tulis kecil.”Felix mengangguk dan berkata, “Tidak heran waktu Wendy menyebarkan rumor dan memfitnahmu, firma hukum terkenal di Manado menuntut dia. Kakakmu jelas bukan karyawan kecil di firma itu. Jangan rendah hati, Sita.”“Tidak, kakakku mungkin memiliki reputasi yang baik di firma itu, jadi reka
Saat Sita pulang ke rumah, bibi dan kakak iparnya menyambut dengan hangat. Bibinya bahkan membuatkan sup ayam lokal untuk mengisi nutrisi Sita karena mereka mendengar bahwa Sita pingsan karena kekurangan gizi.Sita sebenarnya tidak menyukai sup ini, tetapi demi anak di dalam perutnya, dia harus makan sedikit.Dia duduk di sofa untuk beristirahat. Lalu dia melirik kakak iparnya, Anggi, “Kak Doni di mana?”“Kakakmu keluar untuk mengurus pekerjaan. Bagaimanapun juga Perusahaan Bisnis Properti Brighton memiliki cabang di Surabaya, jadi dia datang untuk bertemu dengan teman lama.”“Jadi seperti itu. Cukup baik. Waktu aku membeli rumah ini juga berkat bantuan teman kak Doni, mengapa kita tidak mengundangnya untuk makan bersama.”Anggi terbatuk dan berkata, “Tidak, kakakmu sudah membalas budi, jadi kita sudah tidak perlu melakukan itu.”Sita tidak melanjutkan bertanya.Anggi menghela napas lega. Jika tidak, di mana dia harus mencari seseorang untuk berakting?Malam harinya, Doni kembali tepat
Sore harinya, dia pergi ke sekolah untuk menyerahkan tugasnya. Lalu, dia pergi berbelanja dengan sahabatnya, Govi karena mereka sudah lama tidak bertemu.Govi sangat senang, “Sita, kudengar rumahmu akan digusur, kamu akan menjadi sedikit lebih kaya nanti. Aku turut bahagia untukmu!”“Terima kasih, aku juga tidak menyangka akan digusur, tapi sepertinya, kompensasi itu tidak akan banyak.”Saat mereka berjalan ke pusat perbelanjaan bersama, Sita menerima telepon dari seniornya, “Sita, kamu di mana? Aku tidak melihatmu di kantor.”“Senior, aku sedang berbelanja bersama temanku.”“Kalau begitu, ayo kita makan bersama malam ini, ajak temanmu.”Sita terdiam sejenak, “Senior, aku harus pulang dan makan malam di rumah. Kakak laki-laki dan kakak iparku baru saja datang dari Manado.”Setelah Sita selesai berbicara, Felix tidak melanjutkan pembahasaan tentang makan malam.Govi tampak penasaran setelah Sita menutup telepon, “Senior mengajakmu makan malam. Kenapa kamu tidak pergi? Jangan khawatir, a
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka