Share

Bab 126

Author: Queencard
last update Last Updated: 2024-01-08 16:42:31
Ryan melirik ke arah Husein, lalu beralih untuk melihat Sita di ranjang rumah sakit. Hatinya memiliki tebakan yang kuat!

Mungkinkah itu anak Husein?

Mengapa Husein ini selalu terlibat dengan keluarga Syailendra?

Sita tidak berani menatap Ryan dan berkata dengan pelan, “Kalau begitu, berikan aku obat penurun demam, tapi aku tidak bisa sembarangan meminumnya, jadi aku harus hati-hati.”

Sita diam-diam memberikan isyarat pada Ryan untuk berhati-hati dan tidak membocorkan fakta pada Husein bahwa dia sedang hamil.

Ryan menahan kebimbangan hatinya lalu melihat ke arah perawat, “Ambilkan daftar resep obatnya.”

Husein mengerutkan kening, “Tidak diinfus?”

Nada bicara Ryan terdengar tidak menyenangkan, “Infus berbahaya untuk tubuh.”

“Tapi dia sangat panas.”

Ryan menatap dengan dingin, “Saya atau anda yang seorang dokter? Mengapa anda tidak mengobatinya sendiri?”

Mata Sita langsung melotot setelah mendengar kalimat ini. Jangan sampai mereka berkelahi.

Wajah Husein langsung berubah menjadi lebih di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 127

    Linda tengah mencari sambil menelepon saudara ketiganya, Ryan, namun tidak ada jawaban sama sekali.Apa yang terjadi? Apakah tadi dia salah lihat?Tapi pria berjas putih tadi terlihat mirip seperti Ryan.Di sini, di ruang infus gawat darurat.Sita terbaring di tempat tidur sambil beristirahat. Sebenarnya sekarang dia merasa jauh lebih baik, mungkin karena dia tadi ketakutan seluruh tubuhnya berkeringat.“Sita, bisakah kamu jujur apa yang sebenarnya terjadi?”Setelah Sita menghabiskan air dari gelas, dia langsung tersedak saat melihat Ryan berjalan masuk.Ryan tidak menanyakan apa-apa lagi. Dia menepuk punggung Sita, “Hati-hati, aku akan menuangkan segelas air lagi.”Sita terbatuk dengan sedikit rasa bersalah, berpura-pura lemas dan melirik Ryan. Matanya berkaca-kaca menunjukkan sikap keluguannya.Setelah melihat ekspresi adiknya, kemarahan Ryan sepenuhnya menghilang, hanya menyisakan kesedihan di hatinya.Ryan menghela napas dan menarik kursi, berkata dengan serius, “Sita, kakak tidak

    Last Updated : 2024-01-08
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 128

    Sita membuat alasan yang masuk akal.Dia menyadari bahwa Ryan masih agak tidak percaya, jadi dia segera mengalihkan topik pembicaraan, “Ngomong-ngomong, bagaimana kakak bisa tahu kalau dia adalah Husein?”Meskipun Sita mengatakan bahwa dia pernah bekerja menjadi pengasuh di keluarga Handoyo, Husein adalah orang yang sederhana. Bagaimana kakaknya bisa sekilas mengetahui bahwa orang yang membawanya ke rumah sakit adalah Husein?Ekspresi Ryan langsung membeku.Apakah ini karena Linda telah menyukai Husein selama bertahun-tahun, jadi dia mengetahui seperti apa wajah Husein?Tentu saja Ryan tidak bisa memberitahu adik perempuannya.Ryan sejenak bimbang, dan menjawab, “Karena informasi pembayaran pendaftaranmu atas nama Husein, aku baru saja melihat dan mengetahuinya.”Ternyata seperti itu, Sita tidak menyangka Husein akan membantu membayar biaya pengobatannya.Dia menyentuh perutnya, syukurlah dia bertemu kakak ketiganya di sini. Jika tidak, mungkin hari ini anak ini tidak akan bisa disembu

    Last Updated : 2024-01-08
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 129

    Ketika Linda melihat kakaknya, Ryan, dia segera berlari dengan gembira, “Kak, kamu benar-benar di sini. Aku pikir aku tadi salah lihat.”Ryan mengerutkan kening dan secara spontan dia berjalan menjauh dari ruang infus untuk mencegah Sita melihatnya nanti.Sebenarnya dia sekarang merasa menyesal mengapa dia menyetujui kakak laki-lakinya membawa seorang perempuan ke rumah sebagai pengganti adik perempuannya.Sekarang setiap kali dia menghadapi Sita, dia memiliki khayalan bahwa dia seperti takut ketahuan selingkuh.Ryan menatap Linda. Dia tidak terlalu menyayangi adik angkatnya ini, dan Linda biasanya hanya tinggal bersama neneknya. Linda tidak punya banyak waktu untuk dihabiskan bersama saudara-saudaranya. Jadi dia tidak bisa dikatakan memiliki hubungan yang dekat dengan saudara-saudaranya.Linda selalu manja pada mereka sejak dia masih kecil. Tindakannya itu dengan sengaja ditunjukkan untuk menyenangkan mereka.Ini juga mengapa Ryan tidak terlalu menyukai Linda.Linda tersenyum sedikit

    Last Updated : 2024-01-08
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 130

    Linda selalu merasa bahwa Ryan memiliki pandangan yang lebih buruk tentang Husein dari sebelumnya.——Sita terbangun dan menyadari bahwa dia masih di rumah sakit setelah mencium bau disinfektan.Tapi dia benar-benar jauh lebih baik sekarang.Tampaknya obat yang diresepkan Ryan cukup manjur.“Nona Sita, anda sudah bangun. Apakah anda perlu saya bantu ke kamar mandi, atau anda ingin makan?”Sita melihat seorang perawat berdiri di sampingnya dan berkata, “Kamu siapa?”“Saya adalah perawat yang disewa oleh keluarga anda.”Oh, kakak ketiganya menyewa perawat untuk dirinya.Sita benar-benar lapar, “Kalau begitu, belikan aku bubur milet dan cemilan, jangan terlalu berminyak.”Setelah Sita selesai berbicara, dia melihat Ryan masuk membawa kotak makan siang, “Sita, kamu pasti lapar setelah bangun tidur. Aku membawakanmu makanan.”Sita tampak kebingungan dan menunjuk ke arah perawat di sampingnya, “Kak, bukankah kamu meminta perawat ini untuk membelikanku makanan?”Ryan mengerutkan keningnya, “A

    Last Updated : 2024-01-08
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 131

    Husein sedikit mengangkat alisnya saat mendengar kata pemeriksaan kehamilan, dia hampir lupa bahwa saat ini Sita sedang berakting sebagai wanita hamil.Dia menjawab dengan ragu, “Hmm, aku tahu.”“Apa yang kamu tahu? Jika aku tidak mengingatkan, kamu tidak akan memikirkan hal ini kan? Besok, kamu bawa Sita ke rumah sakit ini untuk memeriksakan kehamilannya.”Nenek selesai berbicara, lalu menutup teleponnya.Husein mengusap pelipisnya dan menatap sekretarisnya, “Pergilah ke dokter kandungan besok, jangan sampai nenek merasa curiga.”Sekretaris Lia dengan cepat mengangguk lalu meninggalkan kantor.Husein mengambil ponselnya dan mengirim pesan WhatsApp kepada Sita: [Besok datanglah ke rumah sakit, nenek ingin bertemu denganmu.]Setelah selesai makan di bangsal, Sita merasa seperti hidup kembali dengan energi penuh.Ryan berdiri di samping ranjang rumah sakit, “Bawa dan minumlah obat-obatan ini. Hasil pemeriksaan kehamilan belum keluar. Aku akan memberitahumu jika hasilnya sudah keluar. Ist

    Last Updated : 2024-01-08
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 132

    Sita menjelaskan kepada kakak-kakaknya di rumah dengan semangat bahwa dirinya hanya terkena flu dan bukan penyakit yang berbahaya.Namun, di tengah kekhawatiran keluarganya, Sita tetap merasakan kebahagiaan dari lubuk hatinya yang terdalam.Setelah panggilan video berakhir, Sita berbaring di tempat tidur untuk beristirahat. Namun, saat ini dia tidak bisa tidur. Akhirnya dia mengeluarkan ponselnya untuk membuka-buka WhatsApp dan menemukan pesan yang dikirim oleh Husein.Sita baru saja berbincang dengan keluarganya dan tidak menyadari Husein mengirim pesan padanya.Sita tahu bahwa dia harus terus berakting di depan neneknya, jadi dia menjawab: [Aku tahu.]Sita memejamkan mata dan teringat akan gaun pengantin putih milik Linda yang sangat menarik perhatian dan hal itu membuat dia merasa kesal.Untungnya, satu bulan bukan waktu yang lama.Ini akan segera berakhir.Keesokan harinya, Sita langsung pergi ke rumah sakit swasta tempat nenek di rawat.Dia sedang duduk di dalam taksi dan menerima

    Last Updated : 2024-01-08
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 133

    Sita menatapnya dengan tidak percaya, “Untuk apa periksa kehamilan?”Apakah Husein curiga?“Apakah kamu lupa, sekarang kamu adalah wanita hamil? Nenek yang mengatur periksa kehamilan. Periksa kehamilan ini hanyalah akting untuk membuat nenek percaya.”Jantung Sita yang awalnya berdegup kencang perlahan-lahan mereda, “Jangan terlalu khawatir. Aku akan memberitahu nenek bahwa aku sudah periksa kehamilan kemarin.”“Tidak, nenek pasti akan meminta untuk melihat hasil periksa kehamilan dan USG. Jadi kamu harus melakukan periksa kehamilan sekarang.”Sita terkejut, “Ini kan rumah sakit keluarga Handoyo. Kamu bisa meminta seseorang memalsukan hasilnya.”Husein tiba-tiba mendekat sambil memegang bahu Sita, dia berkata dengan pelan, “Apa kamu tidak melihat ibu Lisa?”Sita mendongak untuk melihat ibu Lisa dan ekspresinya menjadi kebingungan, “Ada apa?”“Kamu sudah menginap di sekolah beberapa hari dan tidak pulang. Ibu Lisa memberitahu nenek sehingga mungkin nenek pikir kita sedang ada masalah, j

    Last Updated : 2024-01-08
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 134

    “Jadi kamu masih memiliki hati nurani.”Setelah Wulan selesai berbicara, dia menatap Husein, “Nak, Linda bilang bahwa kakaknya sudah di Surabaya. Ayo kita makan malam bersama agar bisa mendiskusikan tentang pernikahanmu. Bagaimanapun, keluarga kita dengan keluarga Syailendra bukanlah keluarga biasa, jadi soal tunangan ini juga harus didiskusikan dengan baik.”Husein menatap Sita tanpa ekspresi, tapi wanita itu tidak menoleh sedikit pun.Tatapan mata Husein mencibir dirinya sendiri. Pada kenyataannya, Sita tidak peduli dia dengan Linda bertunangan dengan serius atau tidak. Lagipula Sita sudah menemukan pasangan baru, bahkan mampu berpindah-pindah di antara dua pria dengan mudah.Sebenarnya menurutnya itu adalah akhir yang baik, setidaknya Sita tidak akan mengganggu dirinya.Namun, dia tidak sebahagia perkiraannya.Wulan memandang Sita dengan marah saat melihat situasi ini, “Sudah aku katakan kamu tidak perlu ke rumah sakit ini lagi, putraku akan segera bertunangan dengan Linda. Mereka b

    Last Updated : 2024-01-08

Latest chapter

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

DMCA.com Protection Status