Sita menatapnya dengan tidak percaya, “Untuk apa periksa kehamilan?”Apakah Husein curiga?“Apakah kamu lupa, sekarang kamu adalah wanita hamil? Nenek yang mengatur periksa kehamilan. Periksa kehamilan ini hanyalah akting untuk membuat nenek percaya.”Jantung Sita yang awalnya berdegup kencang perlahan-lahan mereda, “Jangan terlalu khawatir. Aku akan memberitahu nenek bahwa aku sudah periksa kehamilan kemarin.”“Tidak, nenek pasti akan meminta untuk melihat hasil periksa kehamilan dan USG. Jadi kamu harus melakukan periksa kehamilan sekarang.”Sita terkejut, “Ini kan rumah sakit keluarga Handoyo. Kamu bisa meminta seseorang memalsukan hasilnya.”Husein tiba-tiba mendekat sambil memegang bahu Sita, dia berkata dengan pelan, “Apa kamu tidak melihat ibu Lisa?”Sita mendongak untuk melihat ibu Lisa dan ekspresinya menjadi kebingungan, “Ada apa?”“Kamu sudah menginap di sekolah beberapa hari dan tidak pulang. Ibu Lisa memberitahu nenek sehingga mungkin nenek pikir kita sedang ada masalah, j
“Jadi kamu masih memiliki hati nurani.”Setelah Wulan selesai berbicara, dia menatap Husein, “Nak, Linda bilang bahwa kakaknya sudah di Surabaya. Ayo kita makan malam bersama agar bisa mendiskusikan tentang pernikahanmu. Bagaimanapun, keluarga kita dengan keluarga Syailendra bukanlah keluarga biasa, jadi soal tunangan ini juga harus didiskusikan dengan baik.”Husein menatap Sita tanpa ekspresi, tapi wanita itu tidak menoleh sedikit pun.Tatapan mata Husein mencibir dirinya sendiri. Pada kenyataannya, Sita tidak peduli dia dengan Linda bertunangan dengan serius atau tidak. Lagipula Sita sudah menemukan pasangan baru, bahkan mampu berpindah-pindah di antara dua pria dengan mudah.Sebenarnya menurutnya itu adalah akhir yang baik, setidaknya Sita tidak akan mengganggu dirinya.Namun, dia tidak sebahagia perkiraannya.Wulan memandang Sita dengan marah saat melihat situasi ini, “Sudah aku katakan kamu tidak perlu ke rumah sakit ini lagi, putraku akan segera bertunangan dengan Linda. Mereka b
Linda menggenggam erat ponselnya, namun pada akhirnya dia berhasil mengendalikan diri untuk tidak membantingnya.Asistennya angkat bicara, “Pihak rumah sakit sudah bertanya, tapi Tuan Ryan sedang tidak bertugas di rumah sakit.”“Kalau kak Ryan tidak bertugas malam ini, mengapa dia tidak menjawab teleponku? Apa dia tidak mau bertemu denganku?”Linda sedikit tidak sabar. Awalnya, dia tidak menyangka kakaknya, Ryan menolak undangannya. Jadi dia secara khusus mengajak makan malam hari ini untuk berdiskusi nanti.Tapi dia tidak menyangka kakaknya tidak datang hari ini!Linda melirik ke ruang privat. Husein dan Nyonya Handoyo sudah datang. Mereka sedang menunggu kedatangan Ryan. Jika kakaknya tidak datang, bagaimana Linda akan menjelaskannya?Dia menatap asistennya dengan dingin, “Bisakah kamu cari tahu ada konflik apa antara kak Ryan dengan Husein? Apa kamu sudah menemukan hasilnya?”Asisten itu menundukkan kepalanya dan berkata, “Saya belum menyelidikinya.”Linda menampar asistennya karena
“Bagus.”Sita belum pernah ke pelelangan, dia menganggukkan kepalanya dan setuju untuk menemani Yoga.Setelah Yoga mengetahui adik perempuannya setuju, dia segera mengambil ponsel dan mengirim pesan ke grup keluarga: [Kak, Sita setuju untuk pergi ke pelelangan bersamaku untuk mensponsori sejumlah dana.]Seketika, ada lima transferan dalam grup, semuanya untuk lelang amal adik perempuan mereka.Yoga dengan senang hati menerima uang itu: [Terima kasih atas dukungan kakak-kakak semua, muaahh.]Rehan berkata: [Penggelapan dana adalah kegiatan yang dilarang. Maka, tunggu surat pengacara.]Yoga menjawab dengan emoji menangis, apakah dia orang yang seperti ini?Dia tidak akan mengadu domba siapa pun dengan adik perempuannya sendiri.Malamnya, Sita pergi ke tempat pelelangan amal bersama kakak keenamnya, Yoga.Sita melihat mobil mewah terparkir di luar. Benar, orang yang tidak punya uang tidak akan bisa berpartisipasi dalam acara seperti itu.“Sita, belilah apa pun yang kamu suka nanti.”Sita
Tatapan Sita tertuju pada jasnya ketika memperhatikan Husein berjalan ke arah mereka.Hampir bisa dipastikan Sita memilih setelan ini untuk Husein beberapa bulan yang lalu.Saat itu, Linda belum kembali, dan dia belum mengajukan gugatan cerai.Husein datang dan melihat tiket di tangan Sita. Tanpa sadar dia mengerutkan keningnya.Linda segera mendekatinya sambil tersenyum, “Husein, aku tidak menyangka akan bertemu Nona Sita di sini. Aku dan Sandi juga merasa heran, jadi kami mengobrol dengannya.”Sandi juga segera mengompori, “Kak, aku tidak tahu pria mana lagi yang berhubungan dengan Sita. Jika tidak, bagaimana mungkin dia dengan statusnya sekarang bisa datang ke acara seperti ini? Ada orang yang jelas-jelas ditakdirkan untuk tinggal di daerah kumuh, masih bermimpi bisa berubah menjadi kaya.Ekspresi Sita menjadi dingin dan di belakangnya terdengar suara dingin dari Yoga, “Aku mencium mulut yang sangat bau dari jauh, bahkan aku tidak bisa menutupinya dengan parfum yang kuat sekali pun.
Husein menoleh ke samping sambil berteriak, “Sandi, apa kamu dibesarkan dengan diberi makanan anjing selama bertahun-tahun? Tutup mulutmu yang sangat tidak sedap itu. Aroma parfum tidak bisa menutupi bau busukmu!”Sandi marah dan berkata, “Kak!”Husein dengan dingin berkata, “Jika kamu tidak tahu bagaimana berbicara dengan baik, diam saja dan jangan mempermalukan diri sendiri.”Pria itu melangkah ke depan setelah melontarkan ucapannya. Linda segera menghibur Sandi sebelum menyusul Husein.Di sisi lain, Sita dan kakaknya sedang mencari tempat duduk bersama.Yoga menatapnya dan berkata, “Sita, apa kamu sering diintimidasi ketika kamu dulu bekerja sebagai perawat di keluarga Handoyo?”Pandangan Sita terpaku sesaat, lalu dia berkata, “Tidak, sebenarnya nenek Handoyo memperlakukanku dengan baik. Jadi tidak ada yang berani menggangguku.”“Sita, perkataan Sandi sangat kasar tadi, berarti dia tidak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya. Jangan khawatir, kakak akan menghilangkan orang itu untu
Sita bisa merasakan kemarahan kakaknya dan dengan cepat Sita mengulurkan tangannya untuk menahan Yoga: Tenang!Yoga mencibir sambil memelototi Linda, “Kamu pikir siapa yang bisa membawamu sampai ke tempatmu hari ini? Lihat dulu siapa dirimu!”Wajah Linda tiba-tiba berubah. Dia takut Yoga akan mengungkapkan fakta bahwa dia anak adopsi.Bagaimanapun, hanya beberapa orang di Manado yang mengetahui masalah ini, sedangkan di Surabaya tidak ada yang mengetahuinya. Jadi dia selalu suka datang ke Surabaya karena tidak ada yang tahu latar belakangnya.Di Manado, keluarga-keluarga kaya raya memandang rendah dirinya karena dia hanyalah seorang anak yatim piatu yang diadopsi.Jadi dia bersumpah untuk menikah dengan seorang pria dari latar belakang yang kaya.Husein adalah kandidat yang dia pilih.Setelah dia menjadi istri Husein, tidak ada lagi orang-orang di Manado yang berani merendahkannya!Linda tidak berani berbicara lagi.Sita merasa sedikit aneh. Meskipun kakaknya sekarang sedang berpura-pu
Yoga mendengus dingin dan tersenyum pada Sita, “Perkataanmu benar, Sita. Ini merugikan, kamu memang pintar.”Husein yang sudah berhasil mendapatkan lukisan itu, merasa ada kata tertulis di otaknya ‘merugikan’Dia memegang erat papan nomor itu, menatap lukisan itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia tidak merasa bahagia sama sekali, bahkan lebih tidak nyaman.Saat ini, Linda berkata kepada pelayan, “Simpan lukisan itu dan selesai ini baru dibayar.”Setelah selesai berbicara, dia melirik Sita dan berkata, “Bagaimanapun, acara ini sangat kompetitif, dan Husein membeli untuk memberi penghormatan pada nenek Handoyo.”Sita tahu jika Linda sedang mencari cara untuk menarik Husein, Linda hanya tersenyum tidak berbicaraMata halus Husein tampak pekat, suasana hatinya sangat gelisah.Tidak selang lama, giliran melelang kalung berlian itu dengan harga awal 6 Miliar .Yoga segera berkata, “Sita, aku akan membelikanmu kalung itu. Kamu pasti terlihat sangat cantik memakainya.”Pria yang mengawas
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka