Laut Lepas, Pulau Kambangan Darah. Derrick dengan santai pergi dari pulau Kambangan darah menggunakan papan seluncur yang dia dapatkan dengan mengolah sebatang pohon. Derrick tersenyum dingin memandangi pulau yang semakin menjauh, mutiara tak tertandingi terlihat mendampingi Derrick yang pergi dari pulau tersebut. "Sudah sepuluh tahun lamanya aku berada di pulau ini, hari ini aku akhirnya pergi. Aku pasti akan sangat merindukan pulau ini dan akan kembali suatu saat nanti." Gumam Derrick, lalu mempercepat laju papan dengan manipulasi angin. "Tuan, bagaimana dengan Ryu?" Tanya mutiara tak tertandingi dengan nada datar saja. "Tuan? Kamu memanggilku tuan? Ini terdengar aneh, apakah ada yang salah dengan otakmu akibat berkonfrontasi dengan leluhur Naga itu?" Derrick malah fokus dengan mutiara tak tertandingi yang memanggilnya tuan, padahal sebelum-sebelumnya mutiara itu hanya memanggilnya Derrick saja. "Tuan, sekarang kamu telah resmi menjadi tuanku. Mau tidak mau, suka tidak suka, ak
"Sudah kuduga dia mencoba kabur dari pulau tanpa persiapan." Ucap Fioren melihat Derrick yang berdiam diri dan mematung diatas sebuah papan tipis yang dijadikan alat menyeberangi laut. "Kalian bawa dia ke kapal." Perintah Fioren tegas kepada awak kapalnya. "Baik!" Balas awak kapal dengan hormat, lalu dua diantara mereka turun untuk membawa Derrick ke kapal mereka. Tidak butuh waktu lama Derrick dapat dibawa ke kapal, terlihat tatapan mata Derrick kosong dengan pola bergelombang layaknya sebuah lolipop. Nafas Derrick tidak beraturan seperti sedang bertarung melawan seseorang. Di sisi lain. Derrick yang sudah masuk mode tahap tiga berhasil menumpas semua monster hiu, namun tidak disangka monster hiu malah semakin banyak dengan level yang sama. Bahkan ada hiu yang sudah langkah 11 yang merupakan langkah tertinggi yang dicapai oleh monster. "Ini aneh, kenapa monster hiu langkah 10 bisa sebanyak ini dalam satu wilayah." Gumam Derrick menghindar semua terkaman hiu yang mencoba m
Pulau Kambangan Darah Bagian Kanan. "Sepertinya ada beberapa rakyatku yang kabur dan berhasil menerobos ilusi tak berujung milik Xin." Gumam Joshua yang baru mendapatkan kabar tentang kaburnya Derrick dan Fioren. Xin adalah nama binatang iblis peliharaan raja Joshua yang memiliki kemampuan ilusi. "Selain itu, aku sangat penasaran bagaimana cara mereka melepaskan borgol di leher mereka?" Gumam Raja Joshua berpikir tentang borgol yang seharusnya sangat sulit dilepaskan dan mempertaruhkan nyawa. Trap! Trap! Trap! Joshua memandang pintu masuk aula istana dengan tatapan dingin ketika mendengar langkah kaki terburu-buru memasuki aula istana, tak butuh waktu lama terlihat seorang prajurit tergesa-gesa menghadapi Joshua yang duduk di singgasananya, prajurit itu langsung jatuh bersujud dengan keringat dingin. "Yang mulia..." Ucap prajurit berniat melapor. "Aku mengerti, kamu pergilah!" Potong raja Joshua yang memang tahu apa yang ingin dilaporkan sang prajurit. Prajurit itu pergi denga
Dalam kapal Asosiasi Penyihir. Derrick menunggu jawaban atas rasa penasarannya dari Fioren, sementara Fioren kebingungan mau mulai dari mana dan sesekali melirik Derrick yang menunggu dengan sabar. "Fioren..." Tegur Derrick karena Fioren bungkam cukup lama. Mendapat teguran itu Fioren hanya bisa tersenyum canggung dan menyesap tehnya dan menawari Derrick tuak atau bir yang ada di lemari tepat di belakang Derrick. "Aku tidak suka minuman keras. Jadi apakah bisa kamu cerita tentang berita di koran ini." Balas Derrick acuh dan sedikit gusar. Fioren hanya bisa tersenyum canggung, lalu berkata dengan serius. "Derrick sebenarnya, dua bulan yang lalu kaisar iblis menyatakan perang dengan aliansi tepat setelah perjanjian damai berakhir dan perang itu tidak akan terjadi jika aliansi memberikan empat orang nama yang memakan buah surgawi atau apalah itu. Mereka adalah Lao Aidan dewa pedang api, Zero Ran dewa kematian, Leira dewi penyihir, dan Gangyan dewa es dari utara. Tentu saja, jendera
Laut Lepas, Pulau Kambangan Darah. Kapal Asosiasi Penyihir yang Derrick tumpangi berlayar semakin menjauhi pulau Kambangan darah dan mendekati pulau terdekat, yaitu pulau seribu besar sebuah pulau yang menjadi pusat pemerintahan kerajaan Xenium. Awak kapal yang disibukkan dengan memperbaiki kerusakan kapal dibuat tercengang ketika sebuah bayangan kapal besar tiba-tiba menutupi cahaya bulan. Agnus melompat dan langsung menyerang Derrick yang menatap kapal mereka tajam. Trang! Derrick menyambut tusukan tombak itu dengan tusukan tongkat, dua orang prajurit mendarat di kapal dan membantu Agnus dengan melancarkan tebasan energi kepada Derrick. Melihat situasi itu Derrick menciptakan pelindung udara, lalu menghentak tongkatnya agar Agnus terlempar. Slash! Slash! Agnus melancarkan tebasan api yang sangat besar, lalu bergerak dengan cepat menyerang Derrick. Trang! Trang! Trang! Agnus mundur dan menjadikan tiang utama kapal sebagai pondasi tolakan, Derrick menciptakan pelindung udar
Pasar sentral, Kota seribu besar, ibukota kerajaan Xenium.Seorang pria berjubah hitam, memakai penutup wajah, dan kerudung hitam terlihat melewati sebuah pasar tradisional yang menjual berbagai sayur-sayuran, buah-buahan, hingga pakaian siap pakai dan kebutuhan sandang dan pangan lainnya. Sepanjang perjalanan pria itu mendengar beberapa warga membicarakan pulau Kambangan darah yang menghilang tanpa sebab. Pria itu yang tidak lain adalah Derrick akhirnya berhenti di sebuah item sihir yang berfungsi menyimpan koran. Derrick memasukkan satu lembar yang berangka 10 Batra ke item sihir tersebut, dalam sekejap uang itu segera ditelan portal dimensi lalu keluar dua lembar yang berangka 2 batra beserta koran di dalam item yang terlempar jauh. Slap. Derrick menangkap koran itu dan membacanya dengan sorot mata dingin tanpa ekspresi. "Aku yakin Joshua si brengsek itu kembali mengamuk dan menghancurkan pulau beserta penghuninya, aish jenderal besar Derrick seharusnya membunuhnya saat itu." U
Pemukiman kumuh, pinggiran kota seribu besar. Derrick menginjakkan kaki di sebuah jalan gang bercabang dengan tangan yang diselimuti 10 cakar harimau petir, sebuah senjata berbentuk cakar harimau yang berukuran sebesar tiga jari dengan panjang tiga ruas jari dan terus memancarkan petir biru alami. Trang! Seseorang muncul dan menyerang Derrick dengan pedang berselimut energi. Derrick menangkis serangan itu dengan cakar harimau yang diperkuat petir hitam yang merupakan kekuatan pemberian tongkat dewa kehancuran. "Kepalamu milikku!" Pekik si penyerang dengan senyum mengerikan, lalu menekan Derrick lebih kuat lagi. Derrick mendorong si penyerang, lalu melancarkan semburan bola api. Semburan bola api ditebas dengan mudah olehnya, disisi lain Derrick harus disibukkan dengan penyerang lainnya yang tiba-tiba muncul dan menyerang saat lengah. Trang! Trang! Trang! Derrick menangkis berbagai tebasan pedang lawannya, lalu berlari di dinding tembok pembatas dan melancarkan serangan balik,
Klon De mengeluarkan pedang dengan bilah tajam putih dan punggung pedang berwarna hitam dengan garis batas seperti ular dari gulungan segel. Pedang itu bernama pedang kilo-kilo yang memberikan berat berkilo-kilo kepada target dimulai dengan sentuhan sebanyak tiga kali sentuhan, jika terus bersentuhan mungkin senjata lawan akan memiliki berat berton-ton. Sling! Klon De menyerang lawannya dengan tebasan horizontal dan membuat para pemburu menjauh satu sama lain. Klon Rick mengejar Appu yang menjadi targetnya karena Appu meniru elemen petir miliknya, Klon Er mengejar 4 pemburu yang menyingkir ke arah timur, sementara Klon De melompat menyerang pemburu yang berlindung di kubah elemen tanah miliknya. Trang! Pedang mereka beradu satu sama lain, seorang pemburu segera menebas leher klon De dari arah belakang, 2 pemburu lainnya melepaskan tebasan energi bersamaan. Klon De mengeluarkan senjata kedua, itu adalah 8 bola hitam yang menangkis serangan tiga pemburu tersebut. Trang! Trang! Tr