Pasar sentral, Kota seribu besar, ibukota kerajaan Xenium.Seorang pria berjubah hitam, memakai penutup wajah, dan kerudung hitam terlihat melewati sebuah pasar tradisional yang menjual berbagai sayur-sayuran, buah-buahan, hingga pakaian siap pakai dan kebutuhan sandang dan pangan lainnya. Sepanjang perjalanan pria itu mendengar beberapa warga membicarakan pulau Kambangan darah yang menghilang tanpa sebab. Pria itu yang tidak lain adalah Derrick akhirnya berhenti di sebuah item sihir yang berfungsi menyimpan koran. Derrick memasukkan satu lembar yang berangka 10 Batra ke item sihir tersebut, dalam sekejap uang itu segera ditelan portal dimensi lalu keluar dua lembar yang berangka 2 batra beserta koran di dalam item yang terlempar jauh. Slap. Derrick menangkap koran itu dan membacanya dengan sorot mata dingin tanpa ekspresi. "Aku yakin Joshua si brengsek itu kembali mengamuk dan menghancurkan pulau beserta penghuninya, aish jenderal besar Derrick seharusnya membunuhnya saat itu." U
Laut lepas, pulau Kambangan darah. Terlihat sebuah kapal perang mendekati pulau dan kapal lain berbendera bajak laut yang berjarak sedikit jauh dari kapal perang tersebut, diatas dek kapal terlihat kapten kapal perang sedang meneropong pulau. "Sebentar lagi kita akan berlabuh, gulung layar!" Pekik kapten kepada awak kapal."Siap kapten!" Teriak awak kapal serentak dan mulai bergerak untuk menggulung layar. Di dalam kapal, bagian bawah terlihat 20 lebih kurungan yang mengurung para penjahat yang akan menjalani hukuman di pulau Kambangan darah, dimana salah satunya adalah Derrick yang terlihat diikat dengan rantai yang menempel di dinding kapal. "Hei." Seorang pria berusia 40an tiba-tiba memanggil Derrick."Hei nak." Panggil pria itu lagi. "Hei nak, apa yang membuatmu dikirim ke pulau eksekusi?" Tanya pria itu langsung karena Derrick tidak menjawab panggilannya. Derrick menoleh sedikit melihat pria tersebut dengan tatapan sayu, lalu kembali menoleh ke depan tanpa mengatakan sepata
Pesisir pantai. Huangdi menyeret Derrick yang pingsan dan terluka bakar parah menuju tepi pantai dengan susah payah dengan nafas yang tersengal-sengal, terlihat Huangdi begitu kelelahan dan kehausan. Ketika sampai dibawah rerumputan rindang Huangdi langsung terduduk lemah. "Huh... akhirnya... sampai juga." Ucap Huangdi lega sembari mengelap keringat di keningnya. Huangdi yang kelelahan itu terkejut ketika sebuah botol air muncul di depannya dengan sebuah tangan seorang pemuda yang memegang botol tersebut, Huangdi tersenyum kecil dan mengambil botol tersebut sembari melihat siapa yang memberikannya. "Terimakasih tuan muda." Ucap Huangdi dengan tersenyum dan menenggak air di botol itu hingga setengahnya. Pemuda yang memberikan botol minuman itu hanya tersenyum sembari melirik Derrick yang pingsan. "Siapa bocah itu, paman?" Tanya bocah itu dengan mata fokus melirik Derrick. "Ahaha, dia Derrick yang merupakan tahanan baru pulau Kambangan darah ini sama seperti paman." Ucap Huangdi
Penjara kota awal, pesisir pantai.Derrick menghela nafas pelan, lalu menceritakan apa yang terjadi di kapal perang yang membawanya ke pulau Kambangan darah, mulai dari serangan bajak laut hati jahat, pertempuran kapten Rudi melawan kapten bajak laut hati jahat, serangan yang membelah dan meledakkan kapal, hingga dirinya kabur dari kapal (tanpa menyebut Huangdi). "Hm begitukah?" Agnus tidak percaya, lalu menoleh ke belakang. "Bagaimana menurut kalian?" Tanya kapten Agnus kepada bawahannya. "Benar kapten, salah satu kapal patroli melihat bajak laut hati yang berkeliaran di sekitar pulau, tepat berada 200 meter dimana kapal perang aliansi hancur." Ucap salah satu bawahan membenarkan bahwa ada bajak laut hati disekitar pulau yang tidak jauh dari kapal perang yang hancur. "Apa yang diincar bajak laut hati hingga nekat menyerang kapal perang milik aliansi perbatasan barat benua naga hitam?" Tanya kapten Agnus dengan serius. "Entahlah, aku tidak tahu apa-apa, karena aku hanyalah tahana
Hutan kota awal. Derrick membantai lebih dari 30 orang itu dengan sangat brutal layaknya seekor binatang buas yang haus darah dan pertempuran, tidak ada yang selamat dari cakar naga langit Derrick yang sangat kuat dan mematikan. Bush! Duar! Serangan sihir berskala besar menyerang Derrick yang mencekik wanita kelinci, hasilnya Derrick menghindar dan melepaskan wanita kelinci tersebut. "Serangan sihir yang kuat." Ucap Derrick melirik tajam si penyerang yang merupakan seorang wanita penyihir dengan topi besar khas seorang penyihir beserta jubah panjang yang menutupi seluruh tubuhnya. "Reren kamu baik-baik saja?" Tanya wanita penyihir itu kepada wanita kelinci. Reren ngos-ngosan dan susah payah mengontrol nafas dan ketakutannya. "Fioren, aku baik-baik saja." Balas Reren dengan yakin dan seluruh tubuhnya berubah menjadi sesosok manusia yang menyerupai kelinci, bedanya jika kelinci jalan menggunakan empat kaki maka Reren layaknya kelinci dalam bentuk manusia. "Mode hybrid, kelinci
Jembatan yang memisahkan kota dan hutan. Derrick yang hendak melewati jembatan dikejutkan dengan sesuatu yang bergerak di bawah tanah dan membuat gempa kecil, seakan-akan ada sesosok makhluk yang berada di bawah tanah. Derrick dengan sigap melompat mundur, disaat yang bersamaan sesosok kepala berniat menerkam Derrick. "Ular?" Gumam Derrick terkejut.Derrick melakukan salto kebelakang beberapa kali dan menyeimbangkan diri, sementara ular itu meraung dan menyabet Derrick dengan ekornya. Bash! Bang! Sabetan ekor ular itu ditahan oleh Derrick dengan tangan kosong, lalu mendorongnya sejauh mungkin dan bersiap menyerang balik. "Argh..." Derrick tiba-tiba kesetrum akibat kalung borgol yang memborgol dirinya. "Sialan apa ini, argh!" Pekik Derrick kesakitan dan kejang-kejang, Derrick disabet hingga terhempas dan muntah darah. "Ugh... sudah kuduga, pulau ini tidak sesederhana yang aku pikirkan." Gumam Derrick yang merasakan setrum dari borgol itu mereda, namun sakitnya masih terasa dan
Dalam kota. Meskipun raungan harimau itu mampu membuat suasana kota hancur, namun tetap saja para banteng baik-baik saja, mereka hanya berhenti karena terkejut dengan raungan harimau yang memecahkan gendang telinga. "Mpish!" Dengus banteng-banteng sembari menggosokkan kaki bersiap menyeruduk orang dengan tanduk besar mereka. "Teman banteng-banteng itu masih berdiri kokoh, aku berterimakasih karena kamu membantuku, tapi selamat tinggal." Ucap Derrick berterimakasih dan lari menjauh. "Eh..." Derrick terkejut kerah bajunya dipegang dan ditarik oleh Tiger Long. "Kamu tidak bisa lari dari tanggung jawab, jika mereka tidak mau pergi, maka mereka hanya bisa mati." Ucap Tiger Long. Bum... bum... bum! Para banteng berlari kencang menyeruduk Derrick dan Tiger Long, melihat itu Huangdi menghampiri dua orang itu dan membantu. "Bocah kita bertemu lagi." Ucap Huangdi tersenyum dan memamerkan pedang tajamnya menebas udara kosong. Sling! Tebasan energi yang sangat besar langsung menghantam
Penginapan, kota Awal. Derrick sedang bersemedi di sebuah kamar penginapan yang dipesankan oleh Tiger Long, kamar penginapan ini memiliki desain minimalis dan tidak terlihat mewah. Dimana Derrick bersemedi untuk menerobos ranah selanjutnya, uniknya Derrick tidak perlu menciptakan lingkaran baru karena lingkaran tenaga dalam sudah terbentuk namun dalam keadaan tidak aktif, dimana artinya Derrick hanya perlu mengaktifkan lingkaran tenaga dalam tersebut agar memasuki ranah kaisar. "Hm." Derrick berdehem. Kening Derrick terus berkerut ketika merasakan untuk kesekian kalinya dia gagal menerobos ranah raja puncak karena energi tenaga dalamnya sudah habis lebih dulu sebelum lingkaran aktif. "Kenapa begitu sulit, bukankah aku hanya perlu mengaktifkan kembali lingkaran yang mati, bukan membentuk lingkaran yang baru." Gumam Derrick menghela nafas dan menghentikan semedinya untuk menerobos ranah. "Huh, ini benar-benar sulit." Derrick merasa sudah lelah dan ingin menyerah. 6 menit berlalu.