Jembatan yang memisahkan kota dan hutan.
Derrick yang hendak melewati jembatan dikejutkan dengan sesuatu yang bergerak di bawah tanah dan membuat gempa kecil, seakan-akan ada sesosok makhluk yang berada di bawah tanah. Derrick dengan sigap melompat mundur, disaat yang bersamaan sesosok kepala berniat menerkam Derrick."Ular?" Gumam Derrick terkejut.Derrick melakukan salto kebelakang beberapa kali dan menyeimbangkan diri, sementara ular itu meraung dan menyabet Derrick dengan ekornya.Bash!Bang!Sabetan ekor ular itu ditahan oleh Derrick dengan tangan kosong, lalu mendorongnya sejauh mungkin dan bersiap menyerang balik."Argh..." Derrick tiba-tiba kesetrum akibat kalung borgol yang memborgol dirinya."Sialan apa ini, argh!" Pekik Derrick kesakitan dan kejang-kejang, Derrick disabet hingga terhempas dan muntah darah."Ugh... sudah kuduga, pulau ini tidak sesederhana yang aku pikirkan." Gumam Derrick yang merasakan setrum dari borgol itu mereda, namun sakitnya masih terasa dan diperparah sabetan ekor ular.Ular itu meraung dan berlari meliuk-liuk di antara pepohonan siap menerkam Derrick."Pelindung udara!" Pekik Derrick.Brak!Ular itu menabrak pelindung Derrick dan dengan brutal menabrak kembali dengan niat menghancurkan pelindung, terlihat pelindung udara Derrick mengalami keretakan di tabrakan ketujuh.Grargh!Ular itu meraung dan menyemburkan racun yang melepuhkan pelindung udara Derrick, melihat itu Derrick melompat mundur menjauh dan melancarkan tebasan angin beruntun.Slash!Slash!Slash!"Tebasan naga angin empat arah!" Pekik Derrick melancarkan tekniknya, sebuah teknik yang diadaptasi dari teknik pedang naga langit yang diajarkan gurunya.Slash!Tebasan energi angin menuju ular tersebut, lalu pecah ke berbagai arah dan menyerang ular itu dari berbagai sisi, disisi lain Derrick berniat mengaktifkan segel penyimpanan dimensi miliknya."Grargh!" Ular itu meraung kesakitan karena tubuhnya terluka tebas.Tit!Tit!Tit!Derrick hampir menyelesaikan segelnya dan berniat mengambil tongkatnya sebagai senjata untuk melawan ular yang tubuhnya sangat mirip dengan bongkahan batu tersebut, namun borgolnya berkedip memberi peringatan beberapa kali."Ini... sial, pantas saja hakim sialan itu memintaku memasukkan semua gulungan segel yang aku miliki ke ruang dimensi." Batin Derrick mengingat hakim yang memutuskan hukumannya.Brak!Derrick mundur menjauh, ular yang mengejar itu berhenti dan melancarkan semburan racun yang melepuhkan apapun yang dikenainya."Kalau begitu..." Gumam Derrick dan melompat setinggi mungkin, lalu menyelimuti kaki kanannya dengan energi tenaga dalam."Tendangan terkaman naga langit!" Pekik Derrick meluncur ke bawah tepat diatas kepala ular tersebut, kaki kanannya diselimuti energi yang berbentuk naga dengan taring tajam siap menerkam siapapun."Grargh!" Pekik ular meraung dan menerkam balik Derrick yang meluncurkan kencang ke arahnya dengan energi berbentuk naga."Tukar!" Gumam Derrick bertukar dengan kerikil disamping kanan ular tersebut dengan kaki kanan yang masih berselimut energi (tidak lagi berbentuk naga).Bush!Bugh!Dengan kecepatan penuh Derrick bertolak dan melancarkan tendangan keras di dagu ular tersebut hingga terhempas jauh."Elemen angin: cakar naga langit!" Pekik Derrick melancarkan tekniknya, sebuah teknik cakar energi yang memotong ular itu menjadi 4 bagian beserta memotong jembatan."Terlalu cepat seekor cacing melawanku." Ucap Derrick dingin dan mendarat mulus."Hm," Derrick melirik dahan pohon dimana terlihat ada tiga lalat kamera.Slash! Slash! Slash!!!Krak!Derrick menghancurkan 3 robot lalat (kamera) dengan tiga kibasan energi, lalu karena jembatan penghubung hutan dan kota hancur akibat serangannya, Derrick menendang sebuah krikil hingga menyeberang, lalu bertukar dengan kerikil tersebut dan melanjutkan langkahnya menuju kota Awal.===Alasan Lao Aidan dan Kyle datang ke pulau kambangan darah karena mendengar kabar kapal perang yang membawa Derrick hancur diserang bajak laut, namun sekarang mereka berdua senang melihat Derrick baik-baik saja."Dia masih hidup rupanya, aku senang melihatnya." Ucap Lao Aidan dengan tersenyum."Kami kehilangan tiga item sihir mahal lagi." Ucap kapten Agnus menanggapi item sihir robot lalatnya yang hancur."Kapten Agnus kenapa borgol itu menyetrum Derrick sebelumnya?" Tanya Kyle dengan serius dan tatapan tajam."Hohoho, anak muda pulau ini adalah penjara, jika tidak ada hukuman bukan penjara namanya." Penyihir tua tertawa dan menjelaskan."Jadi hukumannya adalah mengganggu pertarungan orang lain?" Tanya Kyle."Tidak, hukumannya adalah tahanan akan disetrum setiap 12 jam sekali, yaitu jam 08.30 pagi dan di jam 20.30 malam dan harus membayar beberapa uang untuk menghindari 30 cambukan setiap bulannya." Balas kapten Agnus."Apa? Itu sungguh tidak manusiawi, itu terlalu kejam." Komentar Kyle terkejut."Tidak manusiawi? Kejam? Haha, tidak ada kata manusiawi atau kejam di dalam hukum, selama itu memberikan efek jera, jangankan tidak manusiawi, disebut iblispun kami tidak masalah." Ucap kapten Agnus tertawa kecil."Tapi... belum tentu para tahanan itu bersalah kan, mungkin saja dia difitnah." Ucap Kyle sedikit emosional."Jika begitu, maka setidaknya ada contohnya, bahwa melakukan suatu kejahatan maka akan dihukum seperti itu, masalah dia tidak bersalah atau difitnah itu bukan urusan kami, selama dia dinyatakan bersalah dia harus dihukum." Balas kapten Agnus."Itu... tidak masuk akal." Dengus Kyle."Haha, nak jika penegak hukum memiliki sifat sepertimu, aku rasa semua penjahat akan mengaku dia difitnah." Penyihir tua berucap sembari tertawa."Haha, Kyle kamu tidak cocok menjadi penegak hukum." Ucap Lao Aidan."Hukum tidak mengenal perasaan dan juga spekulasi, hukum hanya mengenal bukti, jika kamu merasa difitnah maka buktikan itu, bukan hanya sekedar perkataan kosong belaka." Ucap Lao Aidan sembari menepuk bahu Kyle dan pergi keluar ruangan."Jika begitu, bukankah Derrick tidak bisa dihukum, wanita itu tidak ada bukti selain kesaksian palsunya saja, lalu kenapa Derrick dihukum padahal tidak ada bukti nyata Derrick melakukan pemerkosaan." Ucap Kyle."Jikapun baik korban maupun tersangka sama-sama memiliki bukti atau sama-sama tidak memiliki bukti, maka itulah tugas hakim untuk memutuskan siapa yang bersalah dan layak dihukum." Balas Lao Aidan melirik Kyle, lalu tersenyum."Kyle dunia ini tidak berdiri diatas keadilan, dunia ini berdiri di atas kemampuan." Tukas Lao Aidan tersenyum lembut.Sebuah padang rumput, 200 meter menuju kota Awal.Derrick yang sedikit lagi sampai di gerbang kota dikejutkan dengan segerombolan banteng yang sedang menatapnya dengan tatapan permusuhan di sebuah padang luas, puluhan banteng itu menggosokkan kaki mereka ke tanah mengambil ancang-ancang."Jadi ini alasannya aku diberi baju berwarna merah." Ucap Derrick melihat dirinya sendiri yang memakai pakaian serba merah.Sling!Sling!Sling!Derrick melancarkan kibasan energi kepada banteng-banteng tersebut yang mulai berlari ke arahnya, namun sialnya banteng itu tidak terluka sama sekali dan malah semakin marah dengan mata merahnya."Sialan, jumlahnya terlalu banyak, energi alam pelindung mereka semakin kuat karenanya." Gumam Derrick serius.Note:Semakin banyak jumlah orang/binatang, maka semakin kuat pasif energi alam yang memperkuat fisik dan ketahanan mereka, satu-satunya cara untuk melawannya adalah dengan memiliki jumlah orang yang setara atau bisa juga memecah mereka agar tidak saling mendukung.Bum... bum... bum.Puluhan Banteng itu berlari siap menyeruduk Derrick yang terlihat serius dan percaya diri. Derrick mengerutkan kening beberapa kali dan seperti orang yang siap menyambut."Ahhhh..." Pekik Derrick malah lari menjauh dari banteng-banteng tersebut."Jumlah mereka terlalu banyak, aku tidak bisa melawan mereka dengan kondisi seperti ini." Pekik Derrick semakin kencang berlari, para banteng juga semakin kencang mengejar.Gerbang kota awal."Apa itu?" Tanya seorang gadis sembari menunjuk Derrick yang berlari kencang ke arah mereka."Entahlah, mungkin tahanan baru yang dikejar 90an lebih monster banteng." Balas pacarnya acuh sembari minum esnya.Bush!Pria itu menyemburkan esnya ketika menyadari ada sesuatu yang salah."Tahanan baru dari arah jembatan?" Ucap pria itu heran."Ayo kita pergi menjauh." Pekik pria itu."Kenapa?" Tanya si gadis.Derrick membelah jalanan kota dan menyerempet dua orang tersebut hingga jatuh tersungkur, para banteng memasuki kota dan menabrak apapun yang ada di depan mereka hingga membuat kota Awal bergemuru.Penginapan di dalam kota.Huangdi yang berada di penginapan sembari menikmati secangkir teh terkejut penginapannya bergemuruh seakan mengalami gempa ringan."Apa yang terjadi?" Tanya Huangdi sembari melihat tehnya yang berguncang."Sepertinya ada orang bodoh yang melewati padang monster banteng." Balas Tiger Long acuh sembari melihat keluar jendela."Dia? Bukankah dia bocah itu?" Tanya Tiger Long menunjuk Derrick yang berlari dengan cemas sembari dikejar puluhan banteng."Siapa?" Tanya Huangdi mendekat melihat keluar, lalu langsung melihat Derrick yang berlari dengan cemas membelah kota."Iya, itu benar Derrick." Ucap Huangdi"Kenapa dia dikejar puluhan banteng?" Tanya Huangdi heran."Sudah jelas dia melewati padang banteng." Ucap Tiger Long turun dan berhadapan langsung dengan Derrick yang sibuk lari."Teknik raungan raja harimau putih, ROAR!!!" Pekik Tiger Long mengaum keras layaknya seekor harimau yang mengaum ditengah hutan.Raungan itu menciptakan gelombang kejut yang mampu mendorong apapun hingga hancur, akibat raungan itu beberapa kios, rumah, dan jalan rusak parah di kota pinggiran tersebut.Bersambung.Dalam kota. Meskipun raungan harimau itu mampu membuat suasana kota hancur, namun tetap saja para banteng baik-baik saja, mereka hanya berhenti karena terkejut dengan raungan harimau yang memecahkan gendang telinga. "Mpish!" Dengus banteng-banteng sembari menggosokkan kaki bersiap menyeruduk orang dengan tanduk besar mereka. "Teman banteng-banteng itu masih berdiri kokoh, aku berterimakasih karena kamu membantuku, tapi selamat tinggal." Ucap Derrick berterimakasih dan lari menjauh. "Eh..." Derrick terkejut kerah bajunya dipegang dan ditarik oleh Tiger Long. "Kamu tidak bisa lari dari tanggung jawab, jika mereka tidak mau pergi, maka mereka hanya bisa mati." Ucap Tiger Long. Bum... bum... bum! Para banteng berlari kencang menyeruduk Derrick dan Tiger Long, melihat itu Huangdi menghampiri dua orang itu dan membantu. "Bocah kita bertemu lagi." Ucap Huangdi tersenyum dan memamerkan pedang tajamnya menebas udara kosong. Sling! Tebasan energi yang sangat besar langsung menghantam
Penginapan, kota Awal. Derrick sedang bersemedi di sebuah kamar penginapan yang dipesankan oleh Tiger Long, kamar penginapan ini memiliki desain minimalis dan tidak terlihat mewah. Dimana Derrick bersemedi untuk menerobos ranah selanjutnya, uniknya Derrick tidak perlu menciptakan lingkaran baru karena lingkaran tenaga dalam sudah terbentuk namun dalam keadaan tidak aktif, dimana artinya Derrick hanya perlu mengaktifkan lingkaran tenaga dalam tersebut agar memasuki ranah kaisar. "Hm." Derrick berdehem. Kening Derrick terus berkerut ketika merasakan untuk kesekian kalinya dia gagal menerobos ranah raja puncak karena energi tenaga dalamnya sudah habis lebih dulu sebelum lingkaran aktif. "Kenapa begitu sulit, bukankah aku hanya perlu mengaktifkan kembali lingkaran yang mati, bukan membentuk lingkaran yang baru." Gumam Derrick menghela nafas dan menghentikan semedinya untuk menerobos ranah. "Huh, ini benar-benar sulit." Derrick merasa sudah lelah dan ingin menyerah. 6 menit berlalu.
Dunia alam bawah sadar. Plak! Klak! Plak! Derrick mengayunkan pedang kayu menebas sebuah bambu yang didesain memiliki 10 cabang yang berfungsi menangkis, menahan, dan menyerang orang lain, sangat cocok sebagai teman berlatih terlebih bambu itu bisa merespons setiap serangan yang diarahkan kepadanya, bahkan melancarkan serangan balik. Keringat di dahi Derrick menetes membasahi tanah, nafas Derrick tersengal-sengal dan terlihat sangat kelelahan. "Hiya!" Pekik Derrick melakukan dash menebas bambu tersebut, hasilnya pedang kayunya patah dan terlempar ke atas. Whosh, wung, wung, clap! Patahan ujung pedang kayu itu melayang ke atas dan turun kebawah dengan berputar sangat cepat, lalu menancap tepat di dekat kaki seorang pria tua bungkuk dengan mata yang ditutupi rambut putihnya. "Guru... hosh, hosh, aku sangat lelah." Keluh Derrick tersengal-sengal terbaring telentang memandang langit biru dengan awan yang bergerak pelan ke arah utara. Pria tua itu tersenyum kecil, lalu menghentak
Ruang makan umum, penginapan kota Awal. Derrick bergabung dengan Tiger Long, Huangdi, Fioren, dan juga Reren yang sedang makan di meja makan yang berada paling pojok kiri. Kedatangan Derrick yang acak kadut seperti orang banyak hutang itu disorot para penghuni lainnya, Derrick merasa tidak nyaman mendapat sorotan tersebut. "Ada apa dengan wajahmu, kamu terlihat seperti orang linglung." Ucap Tiger Long dengan tersenyum kepada Derrick. Derrick hanya tersenyum kecil sembari mengambil piring dan mulai menyiapkan makanannya. "Jika ada masalah bisa ceritakan kepada kami, mungkin saja kami bisa membantu meskipun tidak banyak." Tambah Tiger Long. "Huh, bukan apa-apa, hanya bunga tidur." Ucap Derrick acuh sembari menggigit ikan panggang yang menjadi lauknya. Derrick melirik Fioren yang terlihat sangat lahap makan, seperti orang kelaparan saja. "Apakah pak tua itu seperti ini orangnya?" Tanya Derrick sembari menyerahkan sebuah lukisan, dimana lukisan itu adalah gurunya. "Hm, uhuk, uhuk.
Ruangan tertutup. Di dalam ruangan tertutup dengan dikelilingi 5 ruangan kecil yang ditutup tirai terlihat seorang pria botak yang berdiri ditengah-tengah ruangan tertutup tersebut sembari mengunyah permen karet. "Bagaimana menurutmu tentang bocah itu, Bambam sang pembantai." Tanya seseorang di ruang kecil yang berada tepat di depan paling tengah kepada pria botak tersebut. Orang itu adalah ketua Gangster Awan hutan cabang kota awal, dimana Gangster awan hutan sendiri merupakan salah satu dari 4 kelompok terkuat para tahanan pulau Kambangan darah. "Bocah itu sangat lemah, bahkan sangking lemahnya dia menggigil melihatku." Ucap pria botak tersebut sembari terus mengunyah. "Aku bisa membunuhnya dengan mudah." Tambah pria botak dengan sorot mata dingin. "Hm, kamu terlalu sombong, ingat bocah itu membantai 30 orang lebih di hutan pemula." Tegur seseorang yang berada di ruangan kecil paling kanan ruangan ketua. "Haha, menurutku bukan bocah itu yang membantai para sampah itu, mereka
Hutan monster, sebelah kanan kota. Derrick yang asik menyelusuri hutan sembari bersiul itu dikejutkan dengan 10 orang yang tidak dikenal mengepungnya, mereka semua memiliki tampang layaknya begal dengan kepala yang diikat kain berwarna merah dengan gambar tengkorak yang terletak di kening kiri. Seseorang maju sedikit ke depan dengan menghisap rokoknya, lalu menyemburkan asapnya ke atas dengan ekspresi sangar."Akhirnya kamu keluar juga dari kota, bocah!" Ucap pria yang diperkirakan berumur 40 tahun tersebut sembari menjepit rokoknya dengan dua jari. "Siapa kalian?" Tanya Derrick santai dengan tangan kanan masuk ke kantong celananya. "Oh benar juga." Pria itu mengerti. "Bocah, perkenalkan namaku Raku Derksa kapten divisi 7 Gangster tengkorak darah dan mereka adalah bawahanku." Ucap pria itu memperkenalkan dirinya dengan sopan dan juga bangga, begitu juga semua bawahannya. "Hm, itu wajar sih, soalnya hanya dia yang ranah raja awal yang merupakan ranah tertinggi kelompok ini." Bati
Kota Akhir, Pulau Kambangan Darah. Lao Aidan memasuki sebuah istana megah yang dikelilingi ratusan prajurit berzirah lengkap, didalam istana terlihat puluhan prajurit yang berdiri sejajar menciptakan lorong untuk Penyihir tua Seta dan Lao Aidan yang mengekorinya di belakang. "Salam hormat tuan tua Seta!" Pekik puluhan prajurit menangkupkan tangan memberi hormat kepada Penyihir tua. Penyihir tua hanya tersenyum, lalu berhenti di depan sebuah singgasana yang berada tinggi diatasnya. "Kamu mau kemana tuan muda?" Tanya penyihir tua menangkap kerah Lao Aidan yang hendak naik tangga menuju singgasana, lalu menariknya kembali.Seorang Prajurit menghampiri mereka. "Tuan tua yang terhormat, tuan Joshua sedang berada di perjalanan." Ucap prajurit itu dengan hormat. "Silahkan duduk terlebih dulu sembari menunggu tuan Joshua datang." Lanjut prajurit itu mengarahkan Penyihir tua dan Lao Aidan untuk duduk di kursi yang berada di sebelah kiri. Dimana selain singgasana di ruangan yang luas itu
Hutan monster. Derrick yang baru menginjakkan kaki di kedalaman hutan monster lebih jauh secara tidak sengaja bertemu dengan seseorang yang membawa monster ular, sontak Derrick bersiap menyerang jika orang itu berniat menyerangnya. "Permisi, sobat!" Ucap orang itu dengan senyum kecil dan sangat ramah, Derrick merasa rileks. "Silahkan." Ucap Derrick sopan dan tak sengaja mereka saling tatap. Setelah orang itu sedikit jauh, Derrick melanjutkan langkahnya memasuki hutan monster lebih dalam lagi.Derrick yang lebih jauh memasuki hutan secara tidak sengaja bertemu beruang hitam dengan punggung terbakar dan memiliki luka cakar menyilang di wajahnya. "Binatang iblis, beruang api mileak?" Gumam Derrick terkejut bertemu dengan seekor beruang api yang merupakan binatang iblis. "Siapa yang menduga di hutan monster ini bersemayam binatang iblis langkah 8, beruang api mileak." Batin Derrick menatap tajam beruang yang juga menatapnya. Grargh!!!Raung beruang itu menciptakan gelombang suara y
Kaisar iblis segera kembali untuk melihat situasi yang terjadi di benua Naga hitam. Betapa terkejutnya sang kaisar ketika melihat benua Naga hitam mengalami kehancuran yang sangat mengerikan, dan banyak manusia maupun iblis terbunuh. Tak ada satupun yang tersisa selain bongkahan dan juga mayat beberapa praktisi kuat, sang kaisar segera pergi ke kerajaan bajak laut dan melihat pasukannya mati mengenaskan. "Beelzebub..." Kaisar iblis melihat anak bungsunya dengan mata berkaca-kaca. Terlihat Beelzebub terbunuh dengan sebagian besar tubuhnya hilang akibat terkena hempasan energi pedang jenderal besar Derrick. Di samping Beelzebub terlihat Hanabi yang mati dengan tubuh terbelah dua, lalu dua putranya yang lain terlihat tidak ada disekitar, diperkirakan dua iblis itu menjadi abu akibat hempasan energi pedang jenderal besar Derrick. "Kalian memiliki regenerasi yang mengerikan, tapi kenapa kalian mati dengan sangat mudah?" Tanya kaisar iblis menahan tangisnya. "Ghaa hahaha." Tangis
Jenderal besar Derrick meraung marah dan merasa sangat sakit melihat kematian Lao Aidan. Energi Auranya terus keluar dan membuat orang tidak berani mendekat. Terlihat para prajurit dan beberapa petinggi militer menatap jenderal besar Derrick dengan sombong. "Dengan ini alam dewa tidak akan membunuh kita semua." Ucap salah satu prajurit. "Dasar bodoh, ini hanyalah tahap awal untuk membunuh bajingan ini, tahap kedua adalah membiarkan ras iblis membunuhnya. Tapi, kenapa ras iblis belum datang?" Tanya yang lainnya tanpa merasa iba kepada sang jenderal. "Kita telah melakukan kesalahan. Jenderal akan membunuh kita semua." Ucap seorang prajurit yang sedih dan takut melihat jenderal besar Derrick yang meraung marah. "Tidak perlu takut, tuan Rathm Siswanto sudah mempersiapkan segalanya untuk membunuh orang yang menyebabkan para dewa marah itu." Ucap prajurit lainnya. "Lao... putraku... hiks, hiks." Jenderal besar Derrick yang meraung marah dan menangis pada akhirnya berhenti dan mulai me
Kamp militer Aliansi, Medan Perang Pulau Peluang, kerajaan Xenium. Jenderal besar Derrick didatangi tamu yang sangat tak terduga saat sedang mengawasi wilayah pulau peluang yang dijadikan kamp militer oleh ras iblis. Tamu itu adalah muridnya sendiri, seorang murid yang berkhianat kepadanya dan mendukung alam dewa yang ingin membunuh Lao Aidan. Seorang murid durhaka dan hampir mati ditangannya, seorang murid yang dia usir dari pasukan Aliansi. "Selamat pagi guruku yang perkasa dan tak terkalahkan. Bagaimana kabarmu guru? Kuharap kamu baik-baik saja." Ucap Rathm Siswanto dengan tersenyum ramah kepada gurunya, jenderal besar Derrick. "Rathm?" Jenderal Derrick menoleh ke belakang dan bertatapan langsung dengan muridnya tersebut. "Bagaimana bisa kamu sampai disini?" Tanya jenderal besar Derrick tenang, namun jauh di dalam hatinya sang jenderal masih marah kepada Rathm muridnya tersebut. "Haha, guru menurutmu orang yang bisa memberikan luka tebas di bahumu itu dapat dihentikan oleh beb
Iblis yang bernama Yudian itu merupakan salah satu dari beberapa iblis tingkat rendah yang mencapai ranah dewa iblis tertinggi. Yudian sendiri adalah iblis kambing tanduk hitam yang merupakan klan iblis kambing paling bawah dan paling rendah di antara klan-klan iblis kambing. Yudian yang berhasil menerobos ranah dewa iblis tertinggi berusaha keras untuk mengontrol energi iblis yang meluap-luap ditubuhnya. Yudian tampaknya benar-benar kesulitan mengontrol energi iblis dan membuat suasana di pulau iblis agung semakin mencekam karena energi iblis meluap-luap dan menciptakan fluktuasi energi yang sangat mengerikan. Sambaran petir yang sangat kuat terus menghantam istana kematian dan membuat istana kematian sedikit berguncang dan pada akhirnya atap menara tertinggi istana iblis hancur setelah di sambar petir beberapa kali. Jedarrr! Sambaran petir yang sangat kuat langsung menyambar Yudian yang tidak memiliki pelindung lagi setelah atap menara hancur dan menciptakan bolong besar. Yudian
Ketika malam hari tiba pasukan manusia yang berjumlah kurang lebih 10 ribu pasukan dan dikomandoi oleh Izra segera bergerak menuju hutan barat daya sesuai perintah. Derrick yang menyusup tentu ikut dalam pasukan untuk melihat apa yang terjadi di hutan barat daya. Mereka bergerak dari kamp militer ke hutan barat daya dengan menempuh perjalanan yang berliku-liku dan penuh rintangan, di kanan-kiri mereka dapat merasakan beberapa binatang yang mengawasi mereka dari kejauhan. Mereka juga merasakan bahwa ada iblis yang menatap mereka dengan tatapan haus darah dari balik bayangan malam. Salah satu iblis dari balik bayangan tidak tahan lagi dan langsung berlari bergerak mengincar salah satu prajurit manusia yang berada paling belakang untuk dimangsa. "Memakan satu manusia saja tidak akan ketahuan!" Ucap iblis ular racun api tersebut dengan lidah menjulur dan air liur tumpah. "Iblis ular kobra klan kobra racun api?" Pekik salah satu prajurit terkejut tiba-tiba muncul iblis dari samping kan
Derrick yang berkeliaran di istana Kaisar iblis akhirnya beristirahat di sebuah taman yang sangat luas di dalam istana. Derrick cukup kesal karena mendapatkan beberapa informasi yang sangat tidak berguna, seperti informasi pasokan logistik, informasi porsi makan para jenderal, informasi latihan prajurit iblis, informasi letak kamar para jenderal dan dua pangeran, serta kamar putri kaisar, hingga informasi-informasi sepele yang tidak berguna sama sekali. Derrick yang memang ingin menggali informasi lebih dalam akhirnya tetap bertahan di istana Kaisar iblis selama 11 hari lamanya. Dalam kurun waktu 11 hari Derrick tidak pernah mendapatkan informasi yang sangat berguna, begitu juga Izra dan bawahannya yang ikut membantunya. Taman, Istana Kaisar Iblis. Derrick kembali duduk di dahan pohon besar yang ada di taman istana Kaisar iblis, tempat ini menjadi tempat favorit Derrick selama melakukan penyelidikan di istana Kaisar iblis. "Sudah sejauh ini, tapi tidak ada informasi yang sangat be
Derrick berhasil menyusup ke istana Kaisar iblis yang berada di kamp militer pasukan iblis pulau tikus dengan menyamar menjadi prajurit manusia yang dipimpin oleh Izra. Derrick segera memisahkan diri dari pasukan manusia saat berada di dalam istana, lalu bergerak untuk menggali informasi yang mungkin berguna. Derrick pergi ke berbagai tempat di istana iblis, mulai dari ruang aula, singgasana kaisar, ruangan dapur, pos penjaga, kamar-kamar kosong, hingga sampai di sebuah ruangan yang sangat suram. Karena penasaran Derrick mendekat dan langsung terdiam dengan mata melotot, karena melihat sang Kaisar iblis yang tertidur pulas di ruangan itu. Dihadapan Kaisar iblis terlihat 10 orang manusia yang terbaring kaku dengan leher yang disayat, lalu terlihat gelas kosong yang masih memiliki sisa-sisa darah yang mulai mengering. Tampaknya darah 10 orang itu sudah mengering diambil secara paksa. "Kaisar iblis..." Geram Derrick dengan langkah berat mendekati Kaisar iblis yang tertidur pulas dan b
Tiga bulan pun berlalu dengan cepat, jenderal besar Derrick segera menyadari bahwa pasukan iblis semakin berkurang di pulau peluang, bahkan belasan formasi portal teleportasi menghilang dari pulau Peluang tanpa jejak. Kondisi itu tentu membuat jenderal besar Derrick merasa sangat aneh dan kebingungan. Sang jenderal segera mengadakan rapat darurat dengan para petinggi aliansi untuk membahas keanehan tersebut. Rapat diselenggarakan dengan memanfaatkan item sihir ilusi langsung, dimana item ini menampilkan semua peserta rapat dalam bentuk ilusi dengan suasana tempat yang sudah diatur oleh pembuat item sihir. Para peserta dapat masuk dalam item dengan menggunakan kartu akses yang dimiliki semua raja dan jenderal kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam aliansi. Tempat rapat sudah disetting seperti sebuah aula gedung dengan meja melingkar dengan puluhan kursi yang dapat diduduki. "Jenderal besar Derrick yang terhormat, pasukan iblis di medan perang taring putih menarik pasukannya dan teru
Derrick membawa Maino yang terluka parah menuju wilayah manusia, saat sampai di medan perang yang dalam keadaan kosong dan damai, tiba-tiba pasukan iblis yang mengejar Derrick melepaskan panah. Derrick menciptakan dinding tanah untuk menahan anak panah tersebut, lalu berlari ke gerbang benteng wilayah manusia. Melihat pasukan iblis mulai menyerang, pasukan manusia bersiap menyerang balik dan hanya menunggu perintah panglima perang yang juga berada di benteng. "Panglima sepertinya ras iblis akan memulai serangan mereka lagi. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya prajurit kepada sang panglima perang. Derrick yang berlari sembari membawa Maino berhasil berada di depan gerbang. "Ini bahkan baru dua minggu setelah perang sebelumnya berakhir." Keluh panglima perang. Tiba-tiba seorang prajurit berlari dan melaporkan kondisi Derrick dan Maino yang ingin masuk ke dalam benteng. "Buka gerbangnya." Pekik panglima perang memberi perintah agar prajurit membuka gerbang benteng pertahanan. Praju