Hutan monster.Derrick duduk di sebuah batang pohon besar yang dia robohnya sembari ditemani monster buaya yang dia bunuh sebelumnya. "Rumput betadin sudah, daun kelor perak sudah, ginseng merah hati sudah." Gumam Derrick sembari mencoret tiga tanaman herbal pesanan Fioren. "Jadi hanya tinggal melati putih kabut dan juga tanaman bunga seribu es." Gumam Derrick melirik dua tanaman yang tersisa, lalu menyimpan daftar tanaman herbal tersebut. "Baiklah, aku harus cepat menemukan dua tanaman herbal itu dan kembali ke kota." Ucap Derrick melakukan gerakan peregangan badan dan sedikit olahraga pemanasan. Saat peregangan Derrick menangkap sesosok burung kecil yang mengawasinya, namun Derrick mengabaikannya karena bagi Derrick itu hanyalah burung biasa. 3 menit berlalu. "Kenapa aku merasa tidak nyaman ditatapnya?" Gumam Derrick dalam hati sembari melihat burung pipit tersebut. Mereka berdua saling tatap. "Hm." Gumam Derrick terus menatap burung pipit tersebut. Burung pipit yang sedari
Istana megah, kediaman raja pulau Kambangan darah. Kediaman Joshua terlihat hancur lebur dengan api yang membakar di berbagai tempat akibat serangan Lao Aidan kepada Joshua sang raja pulau Kambangan darah, pertarungan mereka menarik perhatian semua penghuni pulau, termasuk Kyle yang berada tidak jauh dari istana raja Joshua. "Lalu bagaimana dengan ini." Ucap Lao Aidan mengalirkan energi tenaga dalam dalam jumlah besar ke pedangnya. "Teknik pedang api: tebasan dewa pedang api pembelah gunung!" Pekik Lao Aidan melepaskan tekniknya. Slash! Tebasan api itu memotong apapun, bahkan istana besar milik Joshua terpotong dua akibatnya, namun Joshua terlihat baik-baik saja, tanpa terluka sama sekali. "Apa? Dia masih bertahan, bahkan tidak terluka sama sekali." Lao Aidan sangat terkejut. Kyle melompat dari burung rajawali dan mengagetkan Joshua, di sisi lain Lao Aidan berlari melancarkan tebasan ke leher Joshua dengan pedang apinya dan Kyle melancarkan tusukan dari belakang. Serangan mere
Rumah pandai besi. Setelah menghadiri pertemuan dengan Tiger Long, Derrick memutuskan mengunjungi seorang pandai besi yang membuka toko di pinggiran kota awal untuk menjual monster buaya yang dia dapatkan. Ketika sampai di tempat pandai besi, Derrick disambut oleh seorang bapak-bapak berwajah garang yang menatapnya tajam. "Pak..." Sapa Derrick dengan senyum ramah, pria pandai besi bernama Jones itu terus menatap tajam Derrick tanpa mengatakan sepatah kata pun. "Apakah anda bisa menempah senjata sihir?" Tanya Derrick kemudian karena Jones tidak menjawab sapaannya. "Apakah kamu tidak lihat papan nama itu?" Tanya Jones dengan ketus sembari menunjuk papan nama di atas depan tokonya. Dimana papan nama itu bertulis "Rumah pandai besi Jones""Haha, aku melihatnya." Derrick tertawa canggung sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tidak perlu basa-basi, senjata apa yang ingin kamu buat?" Tanya Jones tidak sabar. "Niat awalku ingin membuat tongkat menggunakan monster ini, tapi..."
Jalanan kota. Derrick yang jalan menuju penginapan tiba-tiba diserang oleh seseorang menggunakan tongkat yang mengeluarkan listrik hitam, sontak Derrick menjauh dan membuat serangan itu gagal. Bang! Duar! Ledakan besar terjadi di tengah-tengah keramaian para pejalan kaki akibat pukulan keras tongkat tersebut dan menciptakan asap tebal, sebuah tongkat emas terlempar dari asap ledakan menuju Derrick. "Pelindung!" Pekik Derrick menahan tongkat tersebut, namun pelindungnya tidak bertahan lama dan hancur, Derrick dengan sigap menangkap tongkat tersebut. Tongkat itu bergetar dan mengeluarkan petir hitam yang merambat ke tubuh Derrick dan memaksa Derrick melepaskan pegangannya, tongkat itu kembali ke pemiliknya. "Kamu..." Derrick mengenal si penyerang, dimana si penyerang tidak lain adalah orang yang dia tabrak di paviliun harta. "Siapa yang membuat keributan, Brengsek!" Pekik seseorang pejalan kaki dengan marah, namun dia seketika terkejut melihat siapa yang membuat keributan. "Hm,
"Sinta, katakan apa yang Derrick lakukan kepadamu, katakan kepada kami bahwa dia memperkosamu." Desak Fioren ketika sampai di depan Sinta, Sinta bergetar mendengarnya dan menunjukkan ekspresi tidak senang. "Apa yang kamu katakan, pria menjijikkan itu tidak melakukan apapun kepadaku, dia hanya menyiksaku." Ucap Sinta sembari menunjuk lehernya yang bercap merah lima jari akibat cekikan Derrick ketika sedang diperkosa. "Sinta katakan yang sejujurnya, jangan takut, aku akan membantu..." Fioren tentu terkejut mendengar jawaban Sinta dan dia tahu betul alasan cap lima jari di leher Sinta, namun dia menduga Derrick mengancam Sinta agar tutup mulut. "Aku lebih tahu darimu, karena aku korbannya." Sela Sinta, lalu pergi menjauh dengan langkah aneh dan terburu-buru. "Aku mana mungkin menyebarkan aib itu, mana mungkin, sialan!" Batin Sinta mempercepat langkahnya sembari mencoba membuka borgol tangannya. Sinta tidak akan mau mengakui bahwa dirinya diperkosa oleh Derrick, karena menurutnya itu
Derrick kembali ke penginapannya dan terkejut mendapati Fioren berada di kamarnya dengan tangan menyilang di dada, tatapan lurus ke depan, dan menampilkan wajah tidak ramah. Derrick masuk sedikit ke dalam dan mencuci tangannya yang berlumuran darah, Fioren membelalakkan mata melihatnya dan semakin yakin dengan keputusannya. "Lagi mencuci dosa?" Tanya Fioren tiba-tiba, lalu bergumam dalam hati : "Aku harus membunuh pria brengsek ini apapun bayarannya, sekalipun itu nyawaku."Derrick menghentikan kegiatannya : "Dosa? Haha." Derrick tertawa sembari mengeringkan tangannya yang basah dengan sehelai handuk. "Apakah kamu sudah puas bermain dengan wanita malang itu?" Tanya Fioren. Derrick tentu tahu wanita malang yang dimaksudkan Fioren, Derrick tersenyum kecil : "Aku tidak seburuk itu, selain itu apa yang kamu lakukan di kamarku?" "Apakah kamu menginginkan itu setelah menguping kegiatan kami berdua di kamar itu?" Ucap Derrick menggoda Fioren sembari terus mengeringkan tangannya yang seb
Pelabuhan. Lao Aidan menuju kapal perang yang bersandar di pelabuhan setelah menyelesaikan urusannya dengan Light salah satu tahanan sekaligus ketua kelompok di pulau kambangan darah. "Akhirnya kamu datang juga, aku sampai khawatir karena kamu tidak datang-datang hampir 1 jam lamanya." Ucap Kyle menyambut kedatangan Lao Aidan. "Maaf Kyle, aku datang sedikit terlambat karena bernegosiasi dengan mereka bukan hal yang mudah. " Balas Lao Aidan sembari tersenyum ramah kepada Kyle. "Apakah kamu sudah mengaturnya?" Tanya Kyle dengan serius dan juga bersemangat. "Tentu saja, Derrick akan baik-baik saja selama dia mau bergabung dengan kelompok bintang api." Balas Lao Aidan memandang kereta kuda yang baru sampai di depan kapal. "Yang mulia raja Joshua, penguasa pulau kambangan darah telah tiba!"Pekik seorang prajurit seiring dengan sebuah kaki dengan pelindung besi keluar menghentakkan pijakan kereta kuda dan membuat kuda sedikit terkejut, dari dalam kereta kuda muncullah Joshua yang men
Kamar Tiger Long, penginapan kota awal. Tiger Long, Huangdi, Lingarl, dan Fioren sedang berkumpul membahas rencana mereka untuk memasuki hutan naga dengan memanfaatkan kekacauan yang mereka ciptakan sendiri dengan menyebarkan rumor tentang kunci borgol. "Kerjamu sangat bagus Lingarl, tidak salah aku mengajakmu bergabung dalam kelompok kami." Puji Tiger Long kepada Lingarl yang telah menyelesaikan tugas yang dia berikan. "Tuan muda terlalu memuji, hamba hanya menyebarkan rumor tentang kunci borgol itu, tidak bisa dianggap jasa yang besar, lagipula mereka sudah berkonflik dalam perebutan wilayah dan pengaruh di kota ini, apa yang hamba lakukan hanyalah menambah motivasi dua kelompok idiot itu agar saling menghancurkan." Balas Lingarl merendah sembari menutup bibirnya dengan kipas. "Haha, kamu terlalu merendah." Tiger Long tertawa. "Tuan muda kapan kita bergerak mengambil senjata itu?" Tanya Lingarl. "Haha, tidak perlu terburu-buru, salah satu rekan kita masih belum sadarkan diri,
Kaisar iblis segera kembali untuk melihat situasi yang terjadi di benua Naga hitam. Betapa terkejutnya sang kaisar ketika melihat benua Naga hitam mengalami kehancuran yang sangat mengerikan, dan banyak manusia maupun iblis terbunuh. Tak ada satupun yang tersisa selain bongkahan dan juga mayat beberapa praktisi kuat, sang kaisar segera pergi ke kerajaan bajak laut dan melihat pasukannya mati mengenaskan. "Beelzebub..." Kaisar iblis melihat anak bungsunya dengan mata berkaca-kaca. Terlihat Beelzebub terbunuh dengan sebagian besar tubuhnya hilang akibat terkena hempasan energi pedang jenderal besar Derrick. Di samping Beelzebub terlihat Hanabi yang mati dengan tubuh terbelah dua, lalu dua putranya yang lain terlihat tidak ada disekitar, diperkirakan dua iblis itu menjadi abu akibat hempasan energi pedang jenderal besar Derrick. "Kalian memiliki regenerasi yang mengerikan, tapi kenapa kalian mati dengan sangat mudah?" Tanya kaisar iblis menahan tangisnya. "Ghaa hahaha." Tangis
Jenderal besar Derrick meraung marah dan merasa sangat sakit melihat kematian Lao Aidan. Energi Auranya terus keluar dan membuat orang tidak berani mendekat. Terlihat para prajurit dan beberapa petinggi militer menatap jenderal besar Derrick dengan sombong. "Dengan ini alam dewa tidak akan membunuh kita semua." Ucap salah satu prajurit. "Dasar bodoh, ini hanyalah tahap awal untuk membunuh bajingan ini, tahap kedua adalah membiarkan ras iblis membunuhnya. Tapi, kenapa ras iblis belum datang?" Tanya yang lainnya tanpa merasa iba kepada sang jenderal. "Kita telah melakukan kesalahan. Jenderal akan membunuh kita semua." Ucap seorang prajurit yang sedih dan takut melihat jenderal besar Derrick yang meraung marah. "Tidak perlu takut, tuan Rathm Siswanto sudah mempersiapkan segalanya untuk membunuh orang yang menyebabkan para dewa marah itu." Ucap prajurit lainnya. "Lao... putraku... hiks, hiks." Jenderal besar Derrick yang meraung marah dan menangis pada akhirnya berhenti dan mulai me
Kamp militer Aliansi, Medan Perang Pulau Peluang, kerajaan Xenium. Jenderal besar Derrick didatangi tamu yang sangat tak terduga saat sedang mengawasi wilayah pulau peluang yang dijadikan kamp militer oleh ras iblis. Tamu itu adalah muridnya sendiri, seorang murid yang berkhianat kepadanya dan mendukung alam dewa yang ingin membunuh Lao Aidan. Seorang murid durhaka dan hampir mati ditangannya, seorang murid yang dia usir dari pasukan Aliansi. "Selamat pagi guruku yang perkasa dan tak terkalahkan. Bagaimana kabarmu guru? Kuharap kamu baik-baik saja." Ucap Rathm Siswanto dengan tersenyum ramah kepada gurunya, jenderal besar Derrick. "Rathm?" Jenderal Derrick menoleh ke belakang dan bertatapan langsung dengan muridnya tersebut. "Bagaimana bisa kamu sampai disini?" Tanya jenderal besar Derrick tenang, namun jauh di dalam hatinya sang jenderal masih marah kepada Rathm muridnya tersebut. "Haha, guru menurutmu orang yang bisa memberikan luka tebas di bahumu itu dapat dihentikan oleh beb
Iblis yang bernama Yudian itu merupakan salah satu dari beberapa iblis tingkat rendah yang mencapai ranah dewa iblis tertinggi. Yudian sendiri adalah iblis kambing tanduk hitam yang merupakan klan iblis kambing paling bawah dan paling rendah di antara klan-klan iblis kambing. Yudian yang berhasil menerobos ranah dewa iblis tertinggi berusaha keras untuk mengontrol energi iblis yang meluap-luap ditubuhnya. Yudian tampaknya benar-benar kesulitan mengontrol energi iblis dan membuat suasana di pulau iblis agung semakin mencekam karena energi iblis meluap-luap dan menciptakan fluktuasi energi yang sangat mengerikan. Sambaran petir yang sangat kuat terus menghantam istana kematian dan membuat istana kematian sedikit berguncang dan pada akhirnya atap menara tertinggi istana iblis hancur setelah di sambar petir beberapa kali. Jedarrr! Sambaran petir yang sangat kuat langsung menyambar Yudian yang tidak memiliki pelindung lagi setelah atap menara hancur dan menciptakan bolong besar. Yudian
Ketika malam hari tiba pasukan manusia yang berjumlah kurang lebih 10 ribu pasukan dan dikomandoi oleh Izra segera bergerak menuju hutan barat daya sesuai perintah. Derrick yang menyusup tentu ikut dalam pasukan untuk melihat apa yang terjadi di hutan barat daya. Mereka bergerak dari kamp militer ke hutan barat daya dengan menempuh perjalanan yang berliku-liku dan penuh rintangan, di kanan-kiri mereka dapat merasakan beberapa binatang yang mengawasi mereka dari kejauhan. Mereka juga merasakan bahwa ada iblis yang menatap mereka dengan tatapan haus darah dari balik bayangan malam. Salah satu iblis dari balik bayangan tidak tahan lagi dan langsung berlari bergerak mengincar salah satu prajurit manusia yang berada paling belakang untuk dimangsa. "Memakan satu manusia saja tidak akan ketahuan!" Ucap iblis ular racun api tersebut dengan lidah menjulur dan air liur tumpah. "Iblis ular kobra klan kobra racun api?" Pekik salah satu prajurit terkejut tiba-tiba muncul iblis dari samping kan
Derrick yang berkeliaran di istana Kaisar iblis akhirnya beristirahat di sebuah taman yang sangat luas di dalam istana. Derrick cukup kesal karena mendapatkan beberapa informasi yang sangat tidak berguna, seperti informasi pasokan logistik, informasi porsi makan para jenderal, informasi latihan prajurit iblis, informasi letak kamar para jenderal dan dua pangeran, serta kamar putri kaisar, hingga informasi-informasi sepele yang tidak berguna sama sekali. Derrick yang memang ingin menggali informasi lebih dalam akhirnya tetap bertahan di istana Kaisar iblis selama 11 hari lamanya. Dalam kurun waktu 11 hari Derrick tidak pernah mendapatkan informasi yang sangat berguna, begitu juga Izra dan bawahannya yang ikut membantunya. Taman, Istana Kaisar Iblis. Derrick kembali duduk di dahan pohon besar yang ada di taman istana Kaisar iblis, tempat ini menjadi tempat favorit Derrick selama melakukan penyelidikan di istana Kaisar iblis. "Sudah sejauh ini, tapi tidak ada informasi yang sangat be
Derrick berhasil menyusup ke istana Kaisar iblis yang berada di kamp militer pasukan iblis pulau tikus dengan menyamar menjadi prajurit manusia yang dipimpin oleh Izra. Derrick segera memisahkan diri dari pasukan manusia saat berada di dalam istana, lalu bergerak untuk menggali informasi yang mungkin berguna. Derrick pergi ke berbagai tempat di istana iblis, mulai dari ruang aula, singgasana kaisar, ruangan dapur, pos penjaga, kamar-kamar kosong, hingga sampai di sebuah ruangan yang sangat suram. Karena penasaran Derrick mendekat dan langsung terdiam dengan mata melotot, karena melihat sang Kaisar iblis yang tertidur pulas di ruangan itu. Dihadapan Kaisar iblis terlihat 10 orang manusia yang terbaring kaku dengan leher yang disayat, lalu terlihat gelas kosong yang masih memiliki sisa-sisa darah yang mulai mengering. Tampaknya darah 10 orang itu sudah mengering diambil secara paksa. "Kaisar iblis..." Geram Derrick dengan langkah berat mendekati Kaisar iblis yang tertidur pulas dan b
Tiga bulan pun berlalu dengan cepat, jenderal besar Derrick segera menyadari bahwa pasukan iblis semakin berkurang di pulau peluang, bahkan belasan formasi portal teleportasi menghilang dari pulau Peluang tanpa jejak. Kondisi itu tentu membuat jenderal besar Derrick merasa sangat aneh dan kebingungan. Sang jenderal segera mengadakan rapat darurat dengan para petinggi aliansi untuk membahas keanehan tersebut. Rapat diselenggarakan dengan memanfaatkan item sihir ilusi langsung, dimana item ini menampilkan semua peserta rapat dalam bentuk ilusi dengan suasana tempat yang sudah diatur oleh pembuat item sihir. Para peserta dapat masuk dalam item dengan menggunakan kartu akses yang dimiliki semua raja dan jenderal kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam aliansi. Tempat rapat sudah disetting seperti sebuah aula gedung dengan meja melingkar dengan puluhan kursi yang dapat diduduki. "Jenderal besar Derrick yang terhormat, pasukan iblis di medan perang taring putih menarik pasukannya dan teru
Derrick membawa Maino yang terluka parah menuju wilayah manusia, saat sampai di medan perang yang dalam keadaan kosong dan damai, tiba-tiba pasukan iblis yang mengejar Derrick melepaskan panah. Derrick menciptakan dinding tanah untuk menahan anak panah tersebut, lalu berlari ke gerbang benteng wilayah manusia. Melihat pasukan iblis mulai menyerang, pasukan manusia bersiap menyerang balik dan hanya menunggu perintah panglima perang yang juga berada di benteng. "Panglima sepertinya ras iblis akan memulai serangan mereka lagi. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya prajurit kepada sang panglima perang. Derrick yang berlari sembari membawa Maino berhasil berada di depan gerbang. "Ini bahkan baru dua minggu setelah perang sebelumnya berakhir." Keluh panglima perang. Tiba-tiba seorang prajurit berlari dan melaporkan kondisi Derrick dan Maino yang ingin masuk ke dalam benteng. "Buka gerbangnya." Pekik panglima perang memberi perintah agar prajurit membuka gerbang benteng pertahanan. Praju