Derrick sendiri berniat menyerang sebelum Witan sembuh total, namun karena terlalu lelah Derrick tidak mampu menggunakan teknik sihir maupun teknik bertarung untuk merealisasikan rencananya tersebut. Alhasil Derrick hanya bisa menonton Witan yang kepanasan dan terasa terbakar, sembari menunggu rasa lelahnya sedikit berkurang. "...." Keadaan jatuh dalam kesunyian saat Witan yang berteriak kepanasan dan berguling-guling secara tiba-tiba diam membisu. Lima menit berlalu.Setelah kesunyian yang cukup lama, Witan akhirnya berdiri dengan susah payah, lalu mengeluarkan sebuah gulungan segel dan menyentuh salah satu gambar pedang di gulungan. Brak! Tak butuh waktu lama, sebuah pedang panjang dan tipis keluar dari gulungan segel tersebut dan menancap di tanah yang terus menyemburkan api dari sela-sela retakan. Di sisi lain Derrick mengeluarkan perisai kura-kura sebagai tanggapan. Witan mengalirkan pedangnya aura merah dan sedikit aura putih yang menandakan tebasan mutlak aktif. Witan me
Alam Dewa. Di sebuah aula istana megah yang terbuat dari emas terlihat 7 orang yang terluka parah berlutut kepada seseorang yang sangat gagah dan membelakangi mereka. Orang itu adalah raja dewa dan 7 orang lainnya adalah bawahannya sekaligus mata-mata yang ditugaskan untuk mengawasi dunia Naga, terutama mengawasi para pewaris dewa penjaga dan Aliansi Benua Naga hitam.Raja dewa berbalik melihat 7 orang bawahannya yang babak belur tersebut. Raja dewa menggeleng tak percaya karena banyak bawahannya terbunuh demi membunuh Lao Aidan. "Jadi hanya kalian yang tersisa dan berhasil kabur setelah menyergap Lao Aidan sang pewaris dewa penjaga, dewa pedang api?" Tanya Raja dewa dengan dingin. "Hamba tidak pernah menyangka, Lao Aidan mendapatkan bantuan dari..." Balas salah satu dengan takut-takut. "Tidak ada alasan! Gagal tetaplah gagal, terlepas apapun yang terjadi." Sela dan bentak Raja Dewa dengan sangat murka. 7 orang itu hanya menunduk ketakutan. Raja dewa menghela nafas berat melihat
Derrick tertidur pulas dengan menjadikan tangan sebagai bantal tidur, air liur terus mengalir dari mulutnya dengan suara dengkuran pelan. Derrick yang tertidur menggaruk lehernya dan berbalik posisi, saat berbalik Derrick melihat seorang kakek tua dengan jenggot putih panjang sedang tersenyum melihatnya. Derrick mengucek-ucek matanya, lalu melihat lebih jelas siapa sosok kakek tersebut, beberapa kali mengucek mata, Derrick melompat terkejut sekaligus senang."Guru?" Pekik Derrick. "Guru kamu... kamu... kamu masih hidup?" Tanya Derrick dengan tubuh bergetar, lalu hendak memeluk pria tua tersebut. Derrick yang mencoba memeluk pria tua tersebut malah menembusnya, seakan-akan pria tua tersebut hanyalah ilusi. Hal itu membuat Derrick terkejut, sekaligus kembali ke dunia nyata, dimana gurunya sudah lama mati. "Derrick apakah kamu sudah melupakan janjimu?" Tanya pria tua tersebut dengan lembut mengabaikan keterkejutan Derrick. "Ini dunia mimpi?" Gumam Derrick memeluk dirinya sendiri yan
Taman tersembunyi, Hutan Naga. "Gunung suci Naga sangat indah dan memancarkan pesona yang sangat mengintimidasi bagi siapapun yang melihatnya, namun dibalik keindahan pasti ada bahaya tersembunyi." Ucap seseorang dengan aura hitam yang duduk di dahan pohon tepat di depan Edong sang dewa tenaga dalam yang sedang melakukan semedi atau menenangkan diri.Edong membuka matanya dan mengakhiri semedi setelah mendengar suara tersebut, pria yang terlihat masih muda walaupun umurnya ribuan tahun itu tersenyum kecil melihat siapa yang datang berkunjung. Orang yang datang adalah pria yang juga sangat muda, namun aura kegelapan yang menelan cahaya sangat kental di tubuh sang pemuda. Rambut putih dengan mahkota emas menghiasi kepalanya, empat pedang terlihat terbang dibelakang pemuda tersebut. Tatapan matanya yang sangat tajam dengan pupil mata berwarna merah darah terlihat begitu mengintimidasi, balutan baju hitam di tubuh sang pemuda menambah kesan suram dan mengintimidasi pemuda tersebut. "Ada
Derrick yang diikuti Fioren akhirnya sampai di puncak gunung, tepatnya di jalan menuju pintu gerbang masuk ke dalam gunung. Dari kejauhan orang dapat melihat gunung itu terlihat sangat terang merah menyala seperti di dalam tungku masak, bahkan Derrick merasakan betapa panasnya di dalam gunung itu meskipun dia berada jauh dan diluar gunung."Tempat ini panas sekali, inikah gunung suci Naga?" Batin Derrick. Derrick menarik nafas dalam-dalam sembari melirik tajam dua Naga besar yang menjaga gerbang, lalu beberapa ekor Naga yang terbang mengitari langit diatas gunung suci Naga. Di samping dua Naga tersebut terlihat Lingarl dan Reren berdiri mendampingi Naga dengan tatapan kosong seperti dikendalikan. Derrick melangkahkan kaki menuju ke depan gerbang tersebut, namun dia dikejutkan dengan keberadaan Tiger Long dan Huangdi yang duduk santai di sebuah batu besar dan sedikit tersembunyi. "Kalian?" Fioren sangat marah melihat dua orang tersebut. "Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Fiore
Pertarungan Raja Naga melawan Yura yang merupakan reinkarnasi dewa kehancuran yang bernama Bai benar-benar menimbulkan kerusakan parah di gunung suci Naga meskipun hanya bagian luar saja. Kerusakan itu semakin bertambah seiring dua makhluk level dewa itu saling adu kekuatan, serangan energi, dan adu strategi bertarung. Bang! Bang! Bang! Duar! Wing! Bang! Serangan demi serangan saling mereka lancarkan, membuat situasi semakin buruk dengan keadaan sekitar yang rusak parah akibat pertarungan dua makhluk tersebut. Bush! Raja Naga menyemburkan api membara dan membakar apapun. "Hancur!" Yura memegang bola api itu dan menghancurkannya dengan begitu mudah, lalu berlari menyerang Raja Naga. Bang! Bang! Baik Raja Naga maupun Yura terlihat sama-sama terluka parah dengan baju yang compang-camping akibat pertarungan. Meski begitu, tampaknya mereka tidak ada yang berniat mundur sedikitpun. "Ini sudah 6 hari semenjak mereka bertarung, namun tidak ada tanda-tanda siapa yang akan keluar
"Apa yang terjadi? Kenapa monster slime itu tiba-tiba batuk termuntah darah dan jatuh terbakar menjadi abu?" Tanya Fioren terkejut melihat kematian tragis Yura. Derrick diam menganalisis kejadian tragis tersebut. Mata Derrick terus berpindah-pindah melihat ke abu Yura dan kotak yang melayang di udara setelah memancarkan cahaya menyilaukan mata. "Tampaknya kotak aneh itu adalah senjata sihir tipe ilusi dan mengurung monster slime dalam dunia ilusi, lalu monster itu mati karena sihir api jiwa aktif setelah 5 menit berlalu." Jelas Derrick setelah menganalisis kejadian yang terjadi dalam pertarungan.Fioren tertegun, lalu mulai menganalisis perkataan Derrick sembari melihat fakta di lapangan. "Itu artinya diamnya monster itu dengan tatapan kosong sebelumnya, bukan karena silau terkena cahaya dari kotak aneh tersebut, melainkan masuk ke dunia ilusi karena menatap cahaya aneh dari kotak itu secara langsung. Lalu monster itu mati karena sihir api jiwa itu aktif setelah persyaratannya dipe
Kelompok Derrick yang dipimpin Tiger Long diarahkan oleh raja Naga menuju pintu besar yang berada jauh di kedalaman gunung Suci Naga. Di sepanjang perjalanan Derrick dan yang lainnya melihat begitu banyak Naga yang bersembunyi di ruang-ruang yang terbentuk alami di dalam gunung. Setiap Naga selalu memberikan tatapan waspada dengan kehadiran Derrick dan yang lainnya. "Tidak diduga gunung yang sangat panas dengan lahar masih aktif ternyata di dalamnya memiliki tempat seperti ini." Ucap Fioren melihat sekitar yang tampak seperti sebuah lembah dan tidak terkesan seperti sebuah gunung. "Dunia ini penuh misteri." Gumam Fioren kagum. "Mereka semua tampak waspada dengan kehadiran kita." Gumam Derrick memperhatikan sebuah keluarga Naga yang memiliki dua anak di salah satu ruang, lalu melihat Naga yang bersembunyi di balik bebatuan dan Naga lainnya yang mengawasi dari atas. Semakin mereka masuk ke dalam semakin mereka merasa panas, mereka layaknya menuju ke dalam tungku yang dibakar, semaki