Taman tersembunyi, Hutan Naga. "Gunung suci Naga sangat indah dan memancarkan pesona yang sangat mengintimidasi bagi siapapun yang melihatnya, namun dibalik keindahan pasti ada bahaya tersembunyi." Ucap seseorang dengan aura hitam yang duduk di dahan pohon tepat di depan Edong sang dewa tenaga dalam yang sedang melakukan semedi atau menenangkan diri.Edong membuka matanya dan mengakhiri semedi setelah mendengar suara tersebut, pria yang terlihat masih muda walaupun umurnya ribuan tahun itu tersenyum kecil melihat siapa yang datang berkunjung. Orang yang datang adalah pria yang juga sangat muda, namun aura kegelapan yang menelan cahaya sangat kental di tubuh sang pemuda. Rambut putih dengan mahkota emas menghiasi kepalanya, empat pedang terlihat terbang dibelakang pemuda tersebut. Tatapan matanya yang sangat tajam dengan pupil mata berwarna merah darah terlihat begitu mengintimidasi, balutan baju hitam di tubuh sang pemuda menambah kesan suram dan mengintimidasi pemuda tersebut. "Ada
Derrick yang diikuti Fioren akhirnya sampai di puncak gunung, tepatnya di jalan menuju pintu gerbang masuk ke dalam gunung. Dari kejauhan orang dapat melihat gunung itu terlihat sangat terang merah menyala seperti di dalam tungku masak, bahkan Derrick merasakan betapa panasnya di dalam gunung itu meskipun dia berada jauh dan diluar gunung."Tempat ini panas sekali, inikah gunung suci Naga?" Batin Derrick. Derrick menarik nafas dalam-dalam sembari melirik tajam dua Naga besar yang menjaga gerbang, lalu beberapa ekor Naga yang terbang mengitari langit diatas gunung suci Naga. Di samping dua Naga tersebut terlihat Lingarl dan Reren berdiri mendampingi Naga dengan tatapan kosong seperti dikendalikan. Derrick melangkahkan kaki menuju ke depan gerbang tersebut, namun dia dikejutkan dengan keberadaan Tiger Long dan Huangdi yang duduk santai di sebuah batu besar dan sedikit tersembunyi. "Kalian?" Fioren sangat marah melihat dua orang tersebut. "Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Fiore
Pertarungan Raja Naga melawan Yura yang merupakan reinkarnasi dewa kehancuran yang bernama Bai benar-benar menimbulkan kerusakan parah di gunung suci Naga meskipun hanya bagian luar saja. Kerusakan itu semakin bertambah seiring dua makhluk level dewa itu saling adu kekuatan, serangan energi, dan adu strategi bertarung. Bang! Bang! Bang! Duar! Wing! Bang! Serangan demi serangan saling mereka lancarkan, membuat situasi semakin buruk dengan keadaan sekitar yang rusak parah akibat pertarungan dua makhluk tersebut. Bush! Raja Naga menyemburkan api membara dan membakar apapun. "Hancur!" Yura memegang bola api itu dan menghancurkannya dengan begitu mudah, lalu berlari menyerang Raja Naga. Bang! Bang! Baik Raja Naga maupun Yura terlihat sama-sama terluka parah dengan baju yang compang-camping akibat pertarungan. Meski begitu, tampaknya mereka tidak ada yang berniat mundur sedikitpun. "Ini sudah 6 hari semenjak mereka bertarung, namun tidak ada tanda-tanda siapa yang akan keluar
"Apa yang terjadi? Kenapa monster slime itu tiba-tiba batuk termuntah darah dan jatuh terbakar menjadi abu?" Tanya Fioren terkejut melihat kematian tragis Yura. Derrick diam menganalisis kejadian tragis tersebut. Mata Derrick terus berpindah-pindah melihat ke abu Yura dan kotak yang melayang di udara setelah memancarkan cahaya menyilaukan mata. "Tampaknya kotak aneh itu adalah senjata sihir tipe ilusi dan mengurung monster slime dalam dunia ilusi, lalu monster itu mati karena sihir api jiwa aktif setelah 5 menit berlalu." Jelas Derrick setelah menganalisis kejadian yang terjadi dalam pertarungan.Fioren tertegun, lalu mulai menganalisis perkataan Derrick sembari melihat fakta di lapangan. "Itu artinya diamnya monster itu dengan tatapan kosong sebelumnya, bukan karena silau terkena cahaya dari kotak aneh tersebut, melainkan masuk ke dunia ilusi karena menatap cahaya aneh dari kotak itu secara langsung. Lalu monster itu mati karena sihir api jiwa itu aktif setelah persyaratannya dipe
Kelompok Derrick yang dipimpin Tiger Long diarahkan oleh raja Naga menuju pintu besar yang berada jauh di kedalaman gunung Suci Naga. Di sepanjang perjalanan Derrick dan yang lainnya melihat begitu banyak Naga yang bersembunyi di ruang-ruang yang terbentuk alami di dalam gunung. Setiap Naga selalu memberikan tatapan waspada dengan kehadiran Derrick dan yang lainnya. "Tidak diduga gunung yang sangat panas dengan lahar masih aktif ternyata di dalamnya memiliki tempat seperti ini." Ucap Fioren melihat sekitar yang tampak seperti sebuah lembah dan tidak terkesan seperti sebuah gunung. "Dunia ini penuh misteri." Gumam Fioren kagum. "Mereka semua tampak waspada dengan kehadiran kita." Gumam Derrick memperhatikan sebuah keluarga Naga yang memiliki dua anak di salah satu ruang, lalu melihat Naga yang bersembunyi di balik bebatuan dan Naga lainnya yang mengawasi dari atas. Semakin mereka masuk ke dalam semakin mereka merasa panas, mereka layaknya menuju ke dalam tungku yang dibakar, semaki
Taman Bunga, Hutan Naga. Di sebuah taman bunga yang berada di belakang gunung dekat dengan danau terlihat dewa tenaga dalam sedang melakukan semedi, pria itu tampak tidak terganggu dengan kehadiran beberapa monster yang lewat di depannya, sementara monster juga tidak peduli dengan keberadaannya. Edong sang dewa tenaga dalam membuka matanya dan mengakhiri semedi ketika mendengar sebuah langkah kaki yang mengendap-endap. "Jika sudah datang kenapa harus bersembunyi?" Tanya Edong dengan lembut dan sangat menghanyutkan. Tidak ada jawaban sama sekali, namun beberapa detik kemudian suara langkah kaki menginjak dedaunan terdengar jelas dan lebih jelas di telinga Edong yang masih duduk bersila. Dari balik semak-semak dan pepohonan terlihat Rathm Siswanto dan Dewi dengan langkah anggun dan sangat penuh dengan energi momentum yang memberikan gelombang kejut halus, Edong tersenyum merasakan momentum tersebut. "Salam hormat senior..." Sapa Rathm Siswanto dengan hormat. "Apa yang kalian cari
Taman Bunga. Taman bunga yang sebelumnya sangat indah dengan ratusan bunga warna-warni yang menghiasinya kini terlihat sudah hancur berantakan seperti terkena badai tornado. Beberapa bunga bahkan ternoda dengan darah segar yang tidak tahu siapa pemiliknya. Di beberapa tempat terlihat muncul siring yang terbuat dari tebasan pedang, di ujung siring terlihat sebuah pedang besar menancap kokoh di tanah sebelum pedang itu terbang menuju tuannya. Sebuah dinding berbatu terlihat hancur berantakan dengan tebasan pedang yang terlihat masih baru dan di bawahnya terlihat sebuah gubuk reot yang kini sudah roboh dengan tebasan yang begitu sempurna, tidak jauh dari dinding yang hancur tersebut terlihat dua orang yang saling serang dengan pedang mereka yang kini sudah berlumuran darah segar. Tidak jauh dari pertarungan mereka terlihat seorang wanita muda yang menonton dengan tenang sembari menikmati teh. Slash! Seseorang melepaskan tebasan energi yang sangat mengerikan, sebuah tebasan yang memb
Pintu batu, Gunung suci Naga. Setelah semedi satu hari penuh, Tiger Long akhirnya sedikit merasakan tubuhnya sudah pulih, rasa kebas dan mati rasa yang dia rasakan sebelumnya juga telah hilang. Namun satu hal yang membuat Tiger Long tidak mengerti, yaitu kakinya yang tidak dapat dia rasakan lagi. Tiger Long semakin panik ketika tidak dapat menggerakkan kakinya, dia merasa kakinya adalah benda luar bukan bagian tubuhnya lagi. "Apa yang terjadi dengan kakiku?" Tanya Tiger Long cemas. Bagaimana tidak cemas, karena kaki yang patah memang bisa diobati dengan beberapa tanaman herbal atau ramuan, namun syaratnya kaki itu patah tidak kurang dari satu atau dua jam, jika lebih dari itu akan sulit kaki tersebut diobati, karena membutuhkan ramuan langkah dan sangat sulit dibuat. "Paman..." Tiger Long yang panik akhirnya memanggil pamannya yang ternyata sudah mati kehabisan banyak darah atau lebih tepatnya mati karena kehabisan energi tenaga dalam. "Paman..." Panggil Tiger Long kembali, namun