Share

Bab 52 Mimpi Rumi

Author: Alita novel
last update Last Updated: 2023-11-10 06:05:25

POV Rumi

Setelah keluar dari pabrik karena pengurangan karyawan, akhirnya aku di terima bekerja di toko baju terkenal di toko ini. Ada berbagai macam baju di toko ini yang banyak di sukai oleh para pembeli. Mulai dari baju pria dan wanita dewasa, baju untuk remaja hingga anak-anak pun ada. Tidak ketinggalan satu set baju keluarga untuk lebaran. Semua baju ini dari satu brand pabrik yang sama. Aku dan Mama kembali punya harapan untuk hidup ke depannya. Dengan menganlkan gaji dari toko ini yang lebih tinggi dari toko baju yang lain.

Hari pertama bekerja, aku dan tiga karyawan yang lain di bimbing oleh manajer toko ini. Namanya Mbak Gita. Dia mengatakan pemiliknya adalah pasangan suami istri. Si istri adalah anak dari pemilik pabrik brand baju-baju ini di buat. Sedangkan si suami adalah guru di sekolah asrama yang juga milik kelurga pria itu. Untuk pengelolaan semua toko, baik toko utama dan toko cabang hanya di urus oleh si suami yang bernama Pak Adi. Sedangkan istrinya bernama Bu Nad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Derita Istri Pertama   Bab 53 Rencana Rumi

    Keesokan harinya aku membawakann kotak makan ke toko dengan alasan jika keluargaku sedang ada acara. Rencana pertama berhasil. Pak Adi sudah mau makan makanan pemberianku. Hari-hari terus berlalu, aku terus membawakannya makan siang. Sedikit berbohong jika aku juga membagikan makanan itu pada karyawan yang lain. Padahal tidak. Aku sudah bisa merasakan perubahan sikap Pak Adi padaku. Terlihat dari wajahnya yang memerah malu atau saat ia sedang menatap mataku dalam penuh cinta. Pendekatan yang kulakukan selama satu minggu ini sukses besar. Aku juga memberanikan diri menyatakan perasaanku pada Pak Adi untuk di pinang sebagai istri kedua. Hingga pernyataan cintaku pada Pak Adi akhirnya di terima. Pelet yang di berikan dukun itu benar-benar manjur. Membuat aku menyimpan dompet kecil khusus untuk menyimpan kertas itu. Dompet yang berisi kertas dengan nama lengkap dan tanggal lahir MasAdi. Akan aku jaga barang ini dengan baik. Karena jika kertas ini sudah hilang, mala pelet yang ada pada d

    Last Updated : 2023-11-11
  • Derita Istri Pertama   Bab 54 Penukaran

    Perhatian Mas Adi sudah sempurna aku ambil alih. Kini aku tidak perlu lagi bersikap pura-pura baik di depan Mbak Nada. Rasanya juga sudah terlalu malas untuk merebut hati Ibu dan Umi. Pakai cara halus seperti yang aku lakukan pada Mas Adi juga sudah aku coba berulang kali. Tapi, selama itu pula jadi gagal. Hari ini kami berkumpul di rumah Umi. Usia kehamilanku sudah menginjak trimester ketiga. Lebih tepatnya tujuh bulan. Setiap memeriksakan kandungan, aku tidak pernah ingin melakukan usg dengan Mas Adi dengan alasan agar menjadi kejutan untuk dirinya saat anak ini lahir. Semua keluarga Mas Adi sudah berkumpul di rumah ini. Nasya sibuk bermain bersama semua keponakan Mas Adi. Aku sendiri sudah membantu Umi menyiapkan masakan di dapur. Kebetulan sekali saat sedang mengambil dompet yang tertinggal, aku melihat Nasya sedang main petak umpet dengan Alfian dan Dani. Kedua putra Mbak Aisyah, kakak tiri Mas Adi. Anak itu memilih bersembunyi di dalam mobil. Kepalaku terus menoleh ke kanan da

    Last Updated : 2023-11-13
  • Derita Istri Pertama   Bab 55 Kertas Yang Hilang

    Tiga tahun berlalu dengan cepat. Rahman dan Karina sudah tumbuh menjadi anak balita yang aktif. Entah bagaimana keadaan Karina sekadang. Aku sendiri sudah tidak berniat untuk mencari tahu kabar Karina lagi. Yang penting aku masih rutin mengirim uang sebesar satu juta pada Rahmi setiap bulannya. Berbeda denganku yang tidak berniat untuk menemui anak kandung, Rahmi akan datang ke rumah ini sebulan dua kali untuk membersihkan rumah. Sekaligus agar bisa melihat Rahman dari jarak dekat. “Dia mirip banget sama Bapaknya.” Sering kali aku mendengar Rahmi bergumam tentang hal itu sendiri saat menatap Rahman yang asyik bermain hp. Dapat aku lihat sorot ketinduan yang teramat besar dari mata Rahmi. Tapi, hal itu sama sekali tidak masalah untukku. Karena rahasiaku selama ini aman. Biarlah Rahmi yang menjaga Rahman dari jauh. Aku sedang bersantai di depan TV menonton drama kesukaanku. Berbeda dengan saat Mas Adi ada di rumah ini, aku mencari muka padanya dengan cara bermain dengan Rahman. Jika M

    Last Updated : 2023-11-14
  • Derita Istri Pertama   Bab 56 Akting

    Bukan hanya Mas Adi saja yang ada di bawah kendaliku. Tapi, juga kedua tetanggaku yang merupakan pasangan suami istri, Pak Mamat dan Bu Mamat. Aku melakukan cara yang sama seperti yang aku lakukan pada Mas Adi. Hanya karena ingin mereka bisa membantu dan mengantarku dengan mobil kemanapun aku pergi. Karena aku tidak mau membeli mobil jika tidak bisa mengendarainya sendiri. Mau minta sopir, takut di sindir Ibu dan Umi.Saat mobil tiba di halaman rumah sakit, aku turun sendiri lalu masuk ke dalam bangunan yang besar ini. Setelah bertanya pada suster yang lewat, aku masuk ke dalam lift tempat Nasya di rawat. Saat tiba di depan ruang rawat Nasya yang ada di kamar VIP, aku melihat ke dalam ruangan dari jendela pintu. Sepertinya tidak ada Mas Adi di dalam. Cklek Mbak Nada menolehkan kepalanya ke arahku dengan pandangan datar. Aku langsung masuk ke topik tujuan yaitu agar Mbak Nada tidak perlu menghalangi Mas Adi jika ingin pulang ke rumahku. Apalagi menelponnya saat Nasya sedang sakit. Ta

    Last Updated : 2023-11-15
  • Derita Istri Pertama   Bab 57 Video Karina

    Sejak hari itu, sikap Mas Adi sudah sepenuhnya berubah padaku. Tanpa dia sadari setiap datang ke rumah, aku selalu memberinya minuman yang sudah di campur dengan bubuk putih pemberian dukun. Dengan harapan tentang keinginan baru Mas Adi bisa aku tebak dengan benar. Namun, hasilnya nihil. Mas Adi belum bisa kembali tunduk padaku. Yang ada Mas Adi justru menyibukan dirinya dengan bermain dengan Rahman. Untuk tiga hari ke depan, harusnya jatah Mas Adi untuk tetap berada di rumahku. Sayangnya setelah pulang kerja, dia justru mengirim pesan akan menjenguk Nasya dulu di rumah sakit. Tentu saja hal itu membuatku merasa sangat marah padanya dan Mbak Nada. Karena kini posisiku dan kakak maduku itu seolah di balik. Ini tidak boleh terjadi. Jika aku tidak bisa menggunakan cara yang lembut seperti dulu, sekarang aku harus menggunakan cara lain berupa ancaman.Tanganku gemetar saat mengirim banyak pesan pada Mas Adi yang tidak kunjung di balas. Beberapa hari lalu aku mengirimkan ancaman akan memb

    Last Updated : 2023-11-16
  • Derita Istri Pertama   Bab 58 Cara Kasar

    "Apa saja yang kamu lakukan pada Karina hingga dia memutuskan kabur?" Cecarku lagi tidak memberikan Rahmi kesempatan untuk menjawab. Membayangkan jika Rahmi sudah sangat ceroboh hingga membuat Karina berhasil kabur membuatku ingin memukulnya saat ini juga."Jika sampai Mas Adi dan Mbak Nada tahu jika kita sudah menukar Karina dengan Rahman, ini semua jadi kesalahan kamu." "Tunggu dulu Mbak Rumi." Rahmi akhirnya angkat bicara juga. Raut wajah yang awalnya khawatir sudah berubah menjadi kesal."Bukannya Mbak Rumi sendiri yang mengijinkan saya untuk melakukan apapun pada Karina? Saya hanya menyuruhnya untuk ikut bekerja sebagai pengemis. Belum lagi Mbak Rumi yang tidak kunjung mengirimkan uang untuk kami. Jadi, saya terpaksa menyuruh Karina untuk bekerja lebih keras lagi." Jawab Rahmi tidak mau kalah. Bulan ini aku memang belum mengirimkan uang untuk Rahmi lagi. Sudah dua bulan ini aku terpaksa berbohong pada Rahmi jika usaha Mas Adi saat ini sedang mengalami kesulitan. Sehingga aku ti

    Last Updated : 2023-11-16
  • Derita Istri Pertama   Bab 59 Gagal Lagi

    Hari yang aku tunggu akhirnya tiba juga untuk memberikan racun itu ke makanan Mbak Nada. Ibu mengadakan acara makan malam di rumahnya. Sejak pagi aku sudah mengajak Rahman untuk pergi lebih dulu ke rumah Ibu. Dengan membawa botol kecil yang di berikan oleh Bejo saat ia mengantar paket sebagai ojek online. Mengabaikan Mama yang sejak kemarin protes tidak setuju dengan rencanaku yang ia nilai terlalu berbahaya. Aku sudah tidak peduli lagi. Yang ada di pikiranku hanya bisa memiliki Mas Adi seutuhnya. Dengan cara menyingkirkan Mbak Nada dari sisi suami kami.“Nanti aku disana main sama siapa Ma?” Tanya Rahman yang duduk di sampingku. Anak itu tampak cemberut karena aku mengajaknya ke rumah Ibu. Rahman memang tidak bisa akrab dengan semua saudara sepupunya. Karena mereka juga mengajak main Nasya bersama. Berbeda jika tidak ada Nasya, Rahman baru mau bermain dengan saudara sepupunya.“Makanya kamu harus bisa mengambil hati mereka Rahman. Kenapa malah memilih menjauh? Padahal ada Alfian dan

    Last Updated : 2023-11-16
  • Derita Istri Pertama   Bab 60 Kata Talak 3

    Sekali lagi aku beruntung karena Mas Adi dan Mbak Nada tidak bisa mengendus jika kecelakaan yang mereka alami karena perbuatanku. Bahkan begitu kembali ke rumah, Mas Adi sudah mengajakku, Rahman dan Mama untuk makan di restaurant luar. Kami benar-benar seperti keluarga rukun pada umumnya. Tanpa ada yang tahu jika aku hanya istri kedua Mas Adi. Begitu keluar dari restaurant aku terus bergelayut manja pada lengan Mas Adi yang masih menggendong Rahman. Malam harinya, Mas Adi mengajakku untuk pergi ke rumah Ibu. “Kita ada acara makan malam lagi Mas? Kok nggak di umumin di grup sih?” Mas Adi menggelengkan kepalanya. Membuat perasaanku jadi tidak enak. “Nggak kok. Bukan makan malam keluarga besar. Cuma syukuran kecil-kecilan karena Nada sudah sembuh. Selain itu, ada yang ingin Abah bicarakan dengan kita. Hanya nasihat-nasihat tentang poligami.” Terang Mas Adi yang membuat perasaanku tetap tidak enak. Saat Mas Adi tengah mandi sore ini, aku masuk ke dalam Rahman. Seperti biasa bocah itu a

    Last Updated : 2023-11-16

Latest chapter

  • Derita Istri Pertama   Bab 89 Ending

    Saat Adi pulang ke rumah, sudah ada Rahman yang datang bersama Bude Sri dan Bu Anisa. Nada menjelaskan jika Rahman sudah tahu semuanya. Rahman menangis dalam pelukan Nada. Mereka tidak menanyakan apapun hingga Rahman akhirnya berhenti menangis."Jangan takut lagi sayang. Mulai sekarang Rahman akan tinggal di rumah ini dengan Ayah, Ibu, Kak Nasya dan Karina. Sejak dulu sampai sekarang, Rahman adalah anak Ibu dan Ayah. " Ucap Nada lembut yang membuat semua orang terharu.Adi sendiri merasa sangat bersyukur bisa kembali bersama Nada yang menerima Rahman dan Karina dengan lapang hati. Juga menganggap mereka sebagai anaknya sendiri. Hari itu, Adi kembali di sibukan untuk menata kamar tamu yang akan di ubah menjadi kamar Rahman. Sedangkan Nada sibuk memasak makan siang di dapur bersama Bude Sri.Mereka memutuskan untuk merawat Rahman bersama serta memberi tahu identitas Rahman dan Karina yang sebenarnya adalah saudara sepersusuan. Berita ini di sampaikan juga pada seluruh keluarga mereka yan

  • Derita Istri Pertama   Bab 88 Penahanan

    “Tidak mungkin. Anak saya tidak pernah menjebak Adi. Itu semua adalah fitnah.” Bu Anita berdiri di hadapan Galang untuk menghalangi kedua polisi itu yang hendak menangkap sang putra. Alana hanya berdiri dengan tubuh kaku menatap kakaknya dan sekumpulan polisi itu bergantian. “Maaf Bu. Jangan halangi penyelidikan kami. Selain Pak Galang, kami juga harus membawa Bu Rumi sebagai orang yang telah membeli obat-obatan itu. Kami sudah punya bukti yang valid untuk menahan anak dan menantu Ibu.” Kata salah satu polisi yang kepalanya botak dengan wajah datar menatap ke arah mereka. Galang masih terdiam di tempatnya tidak percaya. Jika jebakan yang sudah ia buat dengan matang dapat di ketahui oleh Adi. Dadanya terus berdebar kencang memikirkan semua keanehan yang terjadi selama ini. Adi yang selalu bisa berkelit dari semua jebakannnya. 'Apakah Adi sudah juga mengintaiku dengan menyuruh orang lain? Atau dia memasang kamera CCTV di rumah ini?' Tanya Galang dalam hatinya. Wajah pria itu masih tam

  • Derita Istri Pertama   Bab 87 Keanehan Rumi

    Tanpa sadar Galang membanting hpnya ke atas meja. Sehingga membuat perhatian para guru yang masih ada di ruangan yang sama dengannya jadi teralih pada Galang. Menyadari jika ia sudah membuat dirinya sebagai pusat perhatian, pria itu hanya bisa minta maaf karena sudah membuar keributan"Ada apa Pak Galang?” Tanya salah satu rekan guru senior yang jauh lebih tua darinya. Galang menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kikuk. Menyesal karena sudah kelepasan marah di depan rekan guru yang lain.“Maaf Pak. Tadi ada nomor pinjol yang neror saya karena teman saya berhutang padanya.” Guru itu menganggukan kepalanya mengerti lalu kembali sibuk dengan kertas di tangan. Begitu juga dengan guru-guru lain yang tidak lagi memperhatikan GalangUjian akhir semester seperti ini membuat Galang dan beberapa guru memutuskan untuk bertahan di sekolah sampai sore guna membuat soal ulangan. Sebagian guru lain yang mata pelajarannya sudah di ujikan juga memilih untuk bertahan di sekolah untuk memeriksa lemba

  • Derita Istri Pertama   Bab 86 Ancaman Galang

    “Selamat ya Bu. Anda di nyatakan positif hamil.” Kata Dokter wanita setelah memeriksa hasil usg di rahim Rumi. Tampak bulatan kecil yang ada di layar. Wanita itu membalas senyum Dokter agar tidak curiga. Padahal hatinya biasa saja saat melihat sudah ada benih dari Galang yang bersemayam dalam rahimnya. “Alhamdulillah. Terima kasih banyak Dok.” “Alhamdulillah dek. Akhirnya kamu hamil juga.” Ujar Galang yang juga bisa berakting dengan sempurna. Walaupun sebagian isi hatinya memang sangat tulus saat menyambut benih yang ada di rahim Rumi. Membuat keraguan di hati Galang tiba-tiba saja semakin kuat. Berbanding terbalik dengan perasaan Rumi. ‘Apakah aku masih harus mengejar Nada jika Rumi memang hamil anakku?’ Batin Galang galau saat ia dan Rumi sudah duduk kembali di hadapan Dokter. Pasangan suami istri itu lalu pulang ke rumah. Galang melangkah lebih dulu hingga masuk ke dalam ruang tengah. Disana sudah menunggu Alana yang tengah menonton TV bersama dengan Bu Anita. Raut wajah Galang

  • Derita Istri Pertama   Bab 85 Media Yang Di Hancurkan

    “Apa? Jadi Galang memang benar di pelet sama si Rumi itu? Keterlaluan sekali. Sudah Mama duga kenapa sikap Galang jadi berubah aneh seperti itu setelah menikah dengan Rumi.” Teriak Bu Anita dari sebrang sambungan telpon yang membuat telinga Alana terasa pekak sekali. Sampai perempuan itu mengorek telinganya yang berdenging karena tadi ia menempelkan hp di telinga. Seharusnya ia sudah menggunakan mode loudspeaker sejak tadi. “Iya Ma. Sesuai dengan informasi dari nomor asing itu, aku bisa menemukan dimana Rumi menyimpan kertas dan bubuk aneh ini. Untung saja Bude Sri bisa menulis huruf arab jawa sehingga aku menyuruhnya untuk menyalin tulisan itu. semirip mungkin. Kata Bude Sri dia sedikit mengubah huruf arab dari nama Mas Galang. Padahal aku sama sekali tidak sadar saat membacanya tadi.” Terang Alana mengingat penjelasan wanita paruh baya itu setelah menyapu halaman depan. “Kalau di ubah dan Rumi tahu bagaimana?” Tanya Bu Anita cemas. Dalam hatinya ia berpikir jika rencana Alana bisa

  • Derita Istri Pertama   Bab 84 Rencana Alana

    Pesawat yang di tumpangi Alana sudah mendarat di bandara. Ia turun dari pesawat lalu langsung naik ke dalam taksi yang menunggu di dalam bandara dengan membawa dua koper besar. Karena Alana memang berniat untuk tinggal di rumah Galang selama satu minggu. Selain untuk memastikan kebenaran jika Galang memang sudah di pelet oleh Rumi, ada pekerjaan di yayasan yang ingin Alana bicarakan secara langsung dengan kakaknya itu. Ia menyebutkan tujuan alamatnya pada sopir taksi yang sudah melajukan mobilnya keluar dari bandara lalu menuju rumah Galang. Tangannya mengambil hp dari dalam tas untuk membuka pesan dari Bu Anita. Jari Alana dengan cepat mengetikan pesan balasan untuk sang Mama yang terkirim satu setengah jam yang lalu. Itu berarti saat Alana masih berada di dalam pesawat. [Aku sudah turun dari pesawat dan sekarang sedang di dalam taksi menuju rumah Mas Galang, Ma. Tenang saja. Aku akan langsung mengambil kertas itu dari kabinet dapur. Aku akan tetap menjalankan rencanaku agar Rumi t

  • Derita Istri Pertama   Bab 83 Rumi Hamil

    Dua minggu sejak acara reuni sudah berlalu. Tidak ada hal yang mencurigakan dari pantauan kamera CCTV dan alat perekam di rumah Galang. Arman juga mengatakan bahwa ia masih memantau semua rekaman itu bersama anak buahnya. Membuat hati Nada menjadi sedikit lebih tenang. Pikirannya selalu teralihkan karena niat jahat Galang dan Rumi. Sehingga Nada sering kali melamun. Fokusnya kini sedang menyusun laporan keuangan akhir bulan untuk kemudian di gabungkan dengan toko Dinada. Ia tidak boleh memikirkan hal itu lagi. Hari senin baru saja di mulai. Namun, waktu terasa sangat cepat berlalu karena semburat jingga yang terlihat dari balik jendela sudah akan turun ke peraduannya. Sudah ada lima pegawai yang sibuk mengepak semua pesanan hijab dan mukena di toko online milik Nada. Bude Sri hanya bisa membantu jika pekerjaan di rumah orang tua Nada sudah selesai. Hanum dan Shanum juga sudah mulai fokus untuk belajar karena sebentar lagi akan menjalani ujian akhir sekolah. Jadi, Nada sudah merekrut

  • Derita Istri Pertama   Bab 82 Rencana Baru Galang

    "Gimana caranya kita menjebak Mas Adi sebagai pemakai jika ia tidak memakai obat itu?" Tanya Rumi bingung dengan rencana baru sang suami. Ia sama sekali tidak paham dengan obat-obatan terlarang. Rumi membeli obat itu juga karena perintah Galang. "Mudah saja. Kita bisa mengancam Adi akan melaporkannya dengan dua tuduhan yaitu kemungkinan sebagai pemakai dan sebagai pengedar narkoba. Tapi, bukan itu poin utamanya Rum. Hal itu bertujuan untuk membuat Nada tidak percaya lagi pada Adi. Aku juga tidak ingin melaporkannya ke polisi. Itu hanya sebagai ancaman saja." Rumi menganggukan kepalanya mengerti. "Setelah itu, aku masih harus meminta bantuanmu untuk mendapatkan Nada. Untuk urusan Adi aku serahkan padamu. Lakukan apa saja sesukamu untuk mendapatkan Adi lagi." 'Tidak perlu. Yang penting aku bisa mengabulkan keinginan terbesarmu. Aku sudah tidak mau berurusan dengan dukun itu. Untuk membantumu aku akan cari dukun lain yang metodenya lebih simple Mas.' Batin Rumi dalam hatinya. “Terus

  • Derita Istri Pertama   Bab 81 Rencana Galang Yang Gagal

    Kelopak mata Galang perlahan terbuka. Kepalanya terasa sangat pusing hingga ia tidak bisa bangun untuk sebentar. Saat melihat langit-langit atap kamarnya yang familiar, pria itu kembali memejamkan kedua matanya. Untuk sesaat Galang seperti sudah melupakan kejadian tadi malam. Pria itu justru kembali melanjutkan tidur dengan badan yang terasa cukup dingin. Padahal ia sudah pakai selimut yang menutupi seluruh badannya. Tubuhnya miring ke kanan. Kelopak matanya mengerjap menatap wajah Rumi yang masih terlelap. Dengan bahu yang polos tanpa tertutup pakaian.Seketika kesadaran itu menghantam Galang. Seharusnya Rumi tidak sedang tidur di kamar ini bersama dengannya. Tapi, istrinya itu harus tidur dengan Adi di kamar hotel yang sudah ia sewa.Seperti yang sudah mereka rencanakan jauh-jauh hari. Hati Galang menjerit marah karena rencana mereka sudah gagal sejak tadi malam. “Ya ampun sial banget.” Pekik pria itu meluapkan emosinya hingga tiba-tiba terbangun. Selimut yang tadi menutup tubuh po

DMCA.com Protection Status