Home / Romansa / Dendam dan cinta / Bab 10 Penyesalan andre

Share

Bab 10 Penyesalan andre

Author: Lin shi
last update Last Updated: 2021-04-08 23:12:13

Setelah menghubungi Tante Wenny, Alex keluar dari ruangan kerjanya. Dia mencari keberadaan mamanya.

"Mana mama pak Wahyu?" tanya Alex kepada pak Wahyu.

"Saya lihat tadi berjalan menuju kebun bunga  Den, biasanya Nyonya suka melihat bunga-bunganya," ujar pak Wahyu.

Alex bergegas menuju ketempat biasa mamanya berada, jika mamanya sedang gundah. Alex melihat mamanya sedang berbicara dengan bunga-bunganya.

"Maa" panggil Alex, seraya berjalan mendekati Mamanya.

Mamanya menoleh kearah asal suara dan menghentikan berbincang-bincang dengan bunga-bunganya.

"Ada apa Lex ?"tanya mamanya.

"Alex berencana, untuk menambah suster lagi untuk menjaga Arumi," kata Alex kepada Mamanya.

"Untuk apa Lex, mama dan suster Rani sudah cukup. Kami bisa menjaga Arumi, secara bergantian ," kata mamanya, menolak usulan Alex. Untuk merekrut satu suster lagi untuk menjaga Arumi.

"Mama terlihat tidak sehat, ada suster satu lagi untuk menja

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Anggra
apa mungkin ini kaalah oahaman..mngkin mobil yg nabrak dan jatuh ke sungai dikndarai ayah Rania..mknya Alex dendam ke ayah rnia yg mnyebabkan adiknya Arumi koma
goodnovel comment avatar
Rima Na
ternyata Bayu/alex
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dendam dan cinta   Bab 11 kecelakaan Arumi

    Bayangan Arumi terkapar ditengah jalan, dengan darah yang membasahi raut wajahnya. Terus membayangi setiap Andre terbangun dari tidurnya, sehingga Andre mengasingkan diri ke pulau Bali. Tapi begitu sampai disini, Andre bukan melupakan Arumi. Tetapi bayangan wajah Arumi yang memandang dirinya dengan perasaan yang kecewa terus berada didalam benaknya. Bayangan itu selalu mengikuti Andre sepanjang waktu, tidak hanya dalam mimpi. Diwaktu tersadar juga, bayang Arumi kecelakaan terus memenuhi isi otaknya. Sampai-sampai Andre mengkonsumsi obat itu, agar dia dapat merelaksasi pikirannya. Agar badan dan otaknya bisa beristirahat. "Arumi, semoga kau tidak apa-apa. Maafkan aku Arumi." Kalimat itu yang terus terucap dari bibirnya, jika bayangan Arumi bersimbah darah datang kembali. Andre terus duduk ditepi pantai memandangi laut lepas, sampai hari hampir senja. Baru Andre kembali ke Villa nya, begitu terus menerus dilakukan Andre selama tinggal di Bali. Orangtuanya juga

    Last Updated : 2021-04-10
  • Dendam dan cinta   Bab 12 galau

    "Rania, serem tu Dosen killer. Sesuai dengan julukannya." gurau Jesi, sembari menyikut lengan Rania. Rania yang fokus mendengar perkuliahan menegur Jesi. "Diam, apa kau ingin dapat nilai E mata kuliah ini. Aku tidak mau mengulang mata kuliah ini ?" ucap Rania seraya melirik kearah Jesi sekilas. "Sorry ." gumam Jesi dengan menundukkan kepalanya, karena dosen killer sepertinya selalu memandang kebagian belakang. Dimana Rania dan Jesi duduk. "Dosen itu, sepertinya punya mata empat. Kepalanya menunduk, tapi dia tahu. Ada mahasiswa yang berbicara" dalam benak Jesi, saat melihat dosen yang mendapatkan julukan killer terus memandang kearah mereka berdua. Mata keduanya mulai fokus kedepan, tapi siapa yang tahu. Apa yang ada didalam benak keduanya. Rania dengan pikiran yang mengenai Bayu, sang kekasih. Sedangkan Jesi, pasti memikirkan tidak jauh dari makanan favoritnya. Tak lama kemudian, terdengar suara bel. Yang

    Last Updated : 2021-04-11
  • Dendam dan cinta   Bab 13 Bersama Arumi

    Alex duduk dikursi yang ada di samping ranjang Arumi, sedangkan mamanya duduk disisi ranjang sembari mengelus-elus jemari Arumi yang berada dalam genggaman tangannya. "Arum, mas Alex datang. Adek nggak rindu dengan mas dan mama," ucap Alex sambil mengelus rambut pendek Arumi, dulu rambut Arumi panjang. Tetapi setelah kecelakaan rambut Arumi terpaksa di buat botak, karena Arumi mengalami dua kali operasi di bagian kepalanya. "Papa juga rindu dengan Arumi," ujar mamanya. "Maaf Dek, mas lupa tadi nyebut papa. Adek jangan marah ya, kalau adek marah. Ayo pukul mas Alex ya, mas rela adek pukul. Asalkan adek bangun, jangan tidur saja ," kata Alex. Alex mengelus pipi tirus Arumi dan wajah yang pucat, karena sudah lama tidak kena cahaya sinar matahari. "Dek, ayo bangun. Katanya adek mau jalan-jalan keliling Dunia, kalau adek terus tidur. Bagaimana bisa kekiling dunia" ucap mamanya. "Adek nakal ya maa, Dia malas kuliah. Malas bantu mama, makanya

    Last Updated : 2021-04-11
  • Dendam dan cinta   Bab 14 kunjungan Bayu

    Hari Sabtu, perkuliahan libur. Rania sibuk membersihkan taman bunganya, yang sudah tidak terawat lagi. Bunga-bunga sudah banyak yang layu dan ditumbuhi dengan rumput-rumput liar. Mengurus taman bunganya, dilakukan Rania setiap dia libur kuliah. Sejak Dia sibuk dengan ujian semester dan ibunya sibuk dengan usaha dengan jahitan dan membuat roti, bunga-bunganya menjadi tidak terawat. "Maaf bunga-bungaku, karena aku sibuk. Aku melupakan kalian," ucap Rania sembari menyirami tanaman bunganya, yang sedikit tidak terawat. Setiap berada ditaman bunganya, Rania suka berbicara dengan bunga-bunganya. Apalagi saat seperti ini, pikirannya sedang kacau. Karena Bayu yang tidak ada kabar. Saat sedang berbincang-bincang dengan tanaman bunganya, ibunya datang menghampiri dirinya. "Ran, ada nak Bayu ,' ucap ibunya. Mendengar nama Bayu disebutkan ibunya, terlihat raut wajah Rania gembira. Karena orang yang sudah hampir seminggu tanpa kabar berita,

    Last Updated : 2021-04-11
  • Dendam dan cinta   Bab 15 Bertemu

    Rania keluar dari dalam kamar, dia melihat taman yang terlihat dari jendela kamar. "Taman yang bagus, tapi sayang. Bunga-bunganya terlihat layu," ucap Rania. Rania melihat ada selang untuk menyiram tanaman, Rania mengambil selang dan menghidupkan air. Kemudian mulai menyiram tanaman yang sudah kelihatan layu, karena tidak mendapatkan air. "Ayo minum ya bunga-bunga, agar kalian tidak layu." gumam Rania. Rania juga mencabuti rumput yang ada disekitar bunga, dan memotong bunga yang sudah layu dengan gunting bunga yang tergantung didekat selang air. "Akhirnya, kalian sudah segar kembali," ucap Rania senang, karena bunga-bunga yang layu. Kini segar kembali. Setelah berada di taman selama lima belas menit, Rania kembali masuk kedalam rumah. Dan Rania masuk kedalam kamar, dilihatnya Bayu masih dalam keadaan tidur pulas telentang. Rania duduk disisi ranjang, dan menatap wajah Bayu yang tampan, jemari Rania menyentuh rahang kokoh Bayu.

    Last Updated : 2021-04-12
  • Dendam dan cinta   Bab 16 Masak bersama.

    Bayu melihat isi lemari pendinginnya, setelah selesai melepaskan rasa dahaganya. "Masak spaghetti saja." Bayu mengeluarkan bahan-bahan untuk memasak spaghetti. "Mas masak apa ?" Rania selesai mandi, mencari keberadaan Bayu dan melihatnya sedang berkutat didapur. "Masak spaghetti " jawab Bayu sembari melirik Rania yang sudah wangi shampoo, dan terlihat rambutnya yang basah. "Sini mas, biar Rania saja yang masak. Mas mandi saja dulu" ujar Rania, dan mengambil alih spaghetti yang akan dimasak Bayu. "Rania nakal ya, kenapa pintu kamar mandi dikunci. Mas tadi ingin mandi bersama" kata Bayu dan menarik Rania kedalam pelukannya. "Kalau kita mandi bersama, dua jam juga tidak selesai mas mandinya" kata Rania, dan melepaskan pelukan tangan Bayu yang berada diperutnya. "Sana mandi mas, biar masalah dapur Rania yang tangani." Rania mendorong tubuh Bayu untuk keluar dari dalam dapur. "Oke..oke Nyonya ." Bayu meninggalkan Rania yang

    Last Updated : 2021-04-12
  • Dendam dan cinta   Bab 17 Mencari jejak Andre

    Setelah mobil yang dikemudikan Bayu hilang dari pandangan mata Rania, baru Rania masuk kedalam rumahnya. "Cepat pulang Ran, tidak jadi nontonnya ?" tanya ibunya, yang sedang mengerjakan pesanan roti yang dipesan oleh para tetangganya. "Mas Bayu, harus kembali kekantor Bu, ada pekerjaan mendadak yang harus ditangani oleh mas Bayu dengan segera," kata Rania. "Oh..ibu kira kalian bertengkar." Ibunya kembali melanjutkan pekerjaannya kembali, Yaitu menyelesaikan pesanan roti dari tetangganya. Rania masuk kedalam kamar, dan kembali keluar sudah berganti baju rumah. "Apa ada yang bisa Rania bantu Bu ?" Tanya Rania dan duduk disamping ibunya. "Tidak ada, semua sudah selesai," ucap ibunya. "Enak Bu ." Rania mencomot roti yang dibuat oleh ibunya, dan memasukkan kedalam mulutnya. "Sudah tentu enak, kalau tidak enak. Tetangga tidak mau pesan dengan ibu dan toko roti kita tidak berjalan sampai sekarang ," ujar ibunya. "Hihh

    Last Updated : 2021-04-13
  • Dendam dan cinta   Bab 18 Kunjungan Leo

    Alex pulang kerumahnya, diikuti oleh Leo. Yang ingin menjenguk Arumi. Alex turun dari dalam mobilnya, dan Leo juga turun dari dalam mobilnya. "Ayo, apa yang kau lihat? Rumah ini masih sama seperti yang dulu, hanya satu yang berubah. Yaitu tidak terdengar suara Arumi yang berteriak, begitu dia pulang dari bepergian," kata Alex dengan ekspresi wajah yang terlihat sedih. Mata Leo mengitari sekitar rumah Alex, sudah hampir lima bulan Dia tidak datang kerumah Alex. Sejak Arumi kecelakaan dan Alex sibuk dengan mengurus Arumi, Leo yang selalu ditugaskan Alex untuk tugas keluar kota. Untuk memantau proyek pembangunan yang ditangani oleh perusahaan Alex. "Kenapa?" tanya Alex/Bayu, saat dilihatnya. Leo melihat kesekitar rumah saat mau masuk kedalam rumah. "Aku sudah lama tidak datang kesini," kata Leo. "Ya, kau berhenti datang. Saat tahu Arumi sudah punya pacar. Kau patah hati ." ledek Alex kepada Leo, dan sedikit m

    Last Updated : 2021-04-17

Latest chapter

  • Dendam dan cinta   Bab Ending

    Setelah dua Minggu berada dalam perawatan rumah sakit, Alex diizinkan untuk pulang. "Akhirnya, mas bisa pulang," ujar Alex. "Mas, baring saja ya. Pasti letih dalam perjalanan dari rumah sakit," ujar Rania. "Mas mau duduk dibalkon saja, mas rindu melihat langit." Alex menolak, saat disuruh istirahat oleh Rania. "Apa mas tidak letih?" tanya Rania. "Tidak sayang," ujar Alex. Blush.. Pipi Rania merona merah, saat mendengar ucapan sayang yang keluar dari mulut Alex. Perkataan yang dulu sering diucapkan Alex saat mereka masih pacaran. "Sudah lama aku tidak melihat wajah malu-malumu sayang," ujar Alex. "Ih..mas Alex, ayo. Biar Rania tuntun ke balkon. Katanya mau duduk diluar," ujar Rania. Rania memegang Alex yang berjalan masih lemah, dan membantunya untuk duduk. "Sini sayank," ujar Alex dengan menepuk kursi si sisinya. "

  • Dendam dan cinta   Bab 75 Ada apa dengan Alex

    Pernikahan Rania sudah memasuki hari Minggu, Rania masih tidak bisa menunjukkan sikap hangat yang ditunjukkan oleh Alex. Setiap malam, Rania tidur bersama Devan dikamar sang putra. Dan tiap malam juga, Alex selalu mengangkat Rania unt

  • Dendam dan cinta   Bab 74 Nikah terpaksa

    Alex terus mengirim video panas antara dirinya dan Rania, entah darimana Alex mendapatkan nomor ponselnya Rania. Sesaat, Rania tidak mengindahkan apa yang dilakukan oleh Alex. Tapi lama-kelamaan, pikiran Rania kacau. Beban pikiran membuat dia tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, apa yang terjadi pada Rania tidak lepas dari pengamatan orang-orang disekitarnya. Hubungan dengan Yoseph semakin dekat, tetapi video yang dikirim oleh Alex semakin panas. Membuat pikiran Rania bercabang. Derrtt.... Bunyi ponsel Rania bergetar. "Apa lagi yang dikirim oleh orang sinting itu." Ngedumel Rania, karena matanya yang baru ingin terpejam. Kini terbuka kembali. Karena pesan yang dikirim oleh Alex, sudah dua kali Rania mengganti nomor ponselnya. Tetapi, Alex mendapat nomor ponsel barunya. Dan video panas terus dikirim oleh Alex, sampai Rania tidak ingin menggunakan ponselnya. Rania curiga, ada orang dalam yang memboc

  • Dendam dan cinta   Bab 73 Ancam

    Rania duduk di ranjang, di sampingnya. Baby Devan tidur dengan nyenyak. Pintu terbuka, dengan masuknya Bude Maria. "Mereka sudah pulang," ucap Bude Maria, tanpa ditanya Rania. "Bagaimana?" tanya Bude Maria. "Bagaimana apanya Bude?" balas Rania yang bertanya. "Alex ingin mengakui putranya. "Tidak Bude, sampai kapanpun, Rania tidak akan mengenalkan dia kepada Devan. "Jangan mengambil keputusan dengan emosional, itu tadi, mengenai pernikahan. Apa Rania sudah menerima lamaran Nak Yoseph?" Rania terdiam, dia bingung menjawabnya. Tadi dia mengatakan itu, karena emosi kepada Alex. "Jangan paksakan menerima lamaran Alex, jika tidak ada rasa didalam sini," ucap Bude sembari memegang dadanya. *** Alex masuk kedalam hotel dalam keadaan marah, me

  • Dendam dan cinta   Bab 72 Marah

    "Apa..!? teriak Jesi dari sambungan telepon, hingga memekakkan telinga Rania. "Jes, pelankan suaramu..!" seru Rania. "Kau sungguh-sungguh di lamar Yoseph?" tanya Jesi, yang tidak percaya dengan apa yang baru di sampaikan oleh Rania. "Serius, untuk apa aku berbohong. Bagaimana Jes? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Rania. "Untuk apa kau pikirkan lagi, terima. Kau harus menerima lamaran itu.." ucap Jesi dengan bersemangat. "Tapi aku tidak mencintainya, Jes.." ucap Rania. "Belum, kau belum mencintainya. Tapi tidak mungkin kau tidak akan mencintainya, Yoseph orangnya sudah matang. Dia tidak akan seperti orang itu, yang akan mempermainkan wanita," ucap Jesi dengan lantang. Mendengar perkataan Jesi, Rania terdiam. "Duh.. kenapa aku menyebut laki-laki itu." batin Jesi. "Ran..!" Panggil Jesi. "Rania..!" Panggil Jes

  • Dendam dan cinta   Bab 71 Hasil DNA

    Leo menatap wajah Alex, kemudian menghela napas. "Ada apa? apa hasilnya? apa bukan anakku?" tanya Alex dengan nada suara yang lemas dan khawatir. Leo memberi surat hasil DNA yang telah dibacanya kepada Alex. "Apa hasilnya? Katakan saja," ucap Alex yang takut untuk membacanya, karena hasilnya tidak sesuai dengan apa yang ada didalam pikirannya. "Baca sendiri." Leo memberikan surat tersebut kepada Alex. Alex menerimanya dengan tangan gemetar, matanya terbelalak. Setelah membaca hasil tes DNA tersebut. "Putraku Leo, dia putraku..!" seru Alex dengan tidak percaya, apa yang tertera didalam surat hasil tes DNA tersebut. "Ya, dia putramu. Putra yang tidak kau ketahui keberadaannya, seorang putra yang kehadirannya keduniaan ini diakibatkan oleh dendammu pada orang yang tidak bersalah," ucap Leo. Deg. Hati Alex sakit, mendengar apa yang dikatakan

  • Dendam dan cinta   Bab 70 Tes DNA

    "Mas, toko roti tutup," ucap Sarah pada Alex dan Leo, karena mengira keduanya ingin ngopi."Tutup ya Mbak, kami ingin istirahat sekaligus ngopi. Karena kami dengar, roti di toko ini sangat terkenal dengan kelezatannya," ucap Leo.Alex menatap wajah bayi yang berada dalam gendongan Sarah."Aku sepertinya sangat familiar dengan wajah bayi ini, mirip siapa ya?" pertanyaan dalam benaknya Alex."Mamamam...!" Baby Devan mengeluarkan ocehannya."Mau mamam ya?" tanya Alex seraya menggenggam jemari kecil baby Devan."Cakep anaknya ya mbak?" tanya Leo."Bukan anak saya mas, ini anak majikan saya," ucap Sarah.Deg..."Majikan?" tanya Alex."Lex" Leo memberi tanda, agar Alex tidak menanyakan secara gamblang pada Sarah."Biar aku" ucap Leo dengan suara yang pelan."Sangat ganteng ya," Leo mengusap-usap rambut baby Devan, setelah mengusap-usapnya. Leo melihat, ada beberapa helai rambut baby Devan ditangannya. Leo

  • Dendam dan cinta   Bab 69 Datang kembali

    Bude Maria dan Yoseph, masih berbincang di luar ruang rawat inap Rania.Tiba-tiba..."Bude..! Mas Yoseph..!" Suara Naila memanggil keduanya, dari depan pintu."Ada apa!" Sahut Bude dengan seraut wajah khawatir, dia takut ada apa-apa dengan Rania."Mbak Rania sadar..!" Seru Naila.Bude Maria dan Yoseph bergegas masuk kedalam kamar tempat Rania dirawat.Bude Maria bergegas menuju ranjang, tempat Rania terbaring. Dengan infus terpasang ditangannya."Bagaimana Ran..?" tanya Bude Maria."Pusing Bude, ini di mana?" tanya Rania saat menyadari, dia tidak didalam kamarnya."Ini rumah sakit Ran." beritahu Bude Maria."Rumah sakit? aduh..!" Rania memegang keningnya, matanya terpejam."Kenapa Ran..?" tanya Bude.Mana yang sakit Ran?" tanya Yoseph.Rania membuka matanya, dan melihat kearah asal suara."Mas Yoseph, Na

  • Dendam dan cinta   Bab 68 Sakit

    Berita kedatangan Alex menemui Rania, sampai ke telinga Jesi. Dengan wajah yang marah, Jesi turun dari mobilnya. Dan langsung menuju keruang kerja Alex."Dia pasti membututi aku, bodohnya aku. Hingga tak menyadari, aku diikuti.." Jesi teramat kesal pada dirinya, hingga Alex bisa mengetahui keberadaan Rania.Sampai didepan ruang kerja Alex, Jesi langsung menghampiri meja kerja sekretarisnya."Apa Boss ada ?" tanya Jesi kepada sekretaris Alex, yang bernama Vania."Maaf, Boss hari ini tidak masuk kantor" jawab Vania, sekretaris Alex."Siall..!" kesal Jesi."Kurang ajar orang itu" umpat Jesi."Pak Leo, apa dia ada ?" tanya Jesi."Pak Leo belum datang juga, ada apa kau mencari keduanya ?Ingat, kau jangan berani suka dengan kedua itu. Jika ingin lama bekerja di sini, keduanya milikku" ucap sekretaris Alex, dengan ekspresi wajah yang sombong. Terlihat bibirnya

DMCA.com Protection Status