Share

Manusia Lumpur

Malam itu doa mereka tidak terkabul. Rintik hasil kondensasi embun dan uap menyatu berjatuhan membasahi seluruh permukaan bukit. Alhasil, pakaian yang baru saja kering harus kembali terbasuh oleh hujan.

“Daffin… mengapa kita begitu sial hari ini?” gumam Adhira. Dia mendekat ke tempat Ervan untuk mencari perlindungan. Meski Ervan sendiri tak memiliki apa-apa untuk berteduh.

“Lebih tepatnya kita sudah sial sejak kemarin,” timpal Ervan datar.

“Kamu kok bisa setenang ini sih?” Adhira memayungi kepala mereka dengan kedua tangan. Dia melirik pada Ervan yang sudah basah kuyub tetap berada dalam posisi bersila.

Adhira menghela napas. Petir menyambar dan badai menggempur perbukitan di sekeliling mereka. Adhira memperhatikan pepohonan sekitar dalam gelap, tak ada tanaman yang berdaun lebar. Api unggun yang dibuat Ervan dari sisa korek peninggalan para pendaki pun sudah tak lagi menyala.

Adhira bangkit dari tempat du

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status