Beranda / Pernikahan / Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati / Bab. 62. Buku Perjanjian Bersama Dewa

Share

Bab. 62. Buku Perjanjian Bersama Dewa

Penulis: Kurnia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku menginginkan kematian terjadi pada Tuan Han. Tetapi mau bagaimana lagi? Mengingat bila aku tinggal di negara hukum, aku harus menghormati peraturan yang berlaku. Yeah, meskipun hukum juga bisa dimanipulasi sih.

“Kamu yakin mau tinggal di rumahmu lagi? Tidak mau tinggal bersamaku?” tanya Jimmy.

“Kamu ini berbicara seolah aku akan tinggal selamanya di rumahku. Aku hanya ingin melihat kondisi rumahku setelah ditinggal ibu tiriku, dan Melisa. Aku penasaran, apakah mereka membawa barang berharga dari sana,” terangku.

Jimmy menarik pinggangku, menepis jarak di antara kami berdua.

“Boleh aku menginap beberapa hari di rumahmu?” pinta Jimmy.

“Tentu saja boleh. Aku bahkan memperbolehkanmu tinggal di rumahku sesuka hatimu,” jawabku.

“Aku senang mendapat izin menginap di rumahmu. Nanti malam aku akan menyusulmu. Kamu bisa ‘kan pergi ke rumahmu sendiri. Hari ini aku ada rapat penting, jadi tidak bisa mengantarmu.”

Aku tersenyum kemudian mengangguk. “Iya, aku bisa pulang sendiri. Aku tunggu kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 63. Memperbaiki Hubungan

    Setelah lelah mengobrol, aku mengajak Jimmy mengelilingi rumah mewahku. Meski ukuran rumah utama keluarga Louzi jauh lebih besar ketimbang rumahku, aku tetap ingin pamer.Aku merengut ketika sampai di kamar Melisa. Wanita itu pasti tidak sempat mengambil barangnya. Atau mungkin, Melisa justru sengaja tidak mengemasi seluruh barangnya karena Beni telah memberinya lebih dari ini.Memikirkan hal tersebut membuatku kesal. Aku jadi menyadari satu hal. Aku tidak mungkin bahagia apabila Melisa, dan Beni hidup bahagia.“Kamu pandai melukis. Semua lukisanmu sangat indah, dan tidak biasa,” puji Jimmy.Aku berjalan mendekati Jimmy. Sedari tadi Jimmy hanya mengamati hasil lukisanku.“Terima kasih. Kamu orang kedua yang memuji karyaku setelah ibuku,” jawabku.Kami sedang berada di ruang bawah tanah rumah. Ruangan ini telah aku ubah menjadi galeri kecil milikku. Hanya aku, dan orang-orang tertentu yang boleh masuk ke dalam sini. Bahkan aku tidak memperbolehkan pelayan merapikan atau membersihkan ru

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 64. Penawaran Untuk Melisa

    Melisa tampak sangat terkejut dengan tawaranku.“Kak Elina serius? Memperbolehkan aku bekerja di perusahaanmu?” tanya Melisa meragukan aku.“Tentu saja aku memperbolehkanmu. Kalau tidak boleh, ngapain aku nawarin kamu bekerja di kantorku?” jelasku meyakinkan Melisa agar percaya kepadaku.“Hm... Kalau begitu aku nanti tanya Kak Beni dulu deh. Boleh apa enggak,” ujar Melisa.“Pasti boleh. Karena aku akan memberimu dua puluh persen saham Mining Company,” kilahku.“Saham itu apa? Aku tahu tetapi enggak mengerti, Kak,” tanya Melisa bingung.“Nah! Nanti kamu ‘kan minta izin sama Beni, kamu sekalian tanya apa itu saham padanya. Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang,” kataku berkelit.“Loh? Mengapa kok enggak bisa menjelaskan? Kak Elina masih bodoh ya?”Aku tahu jika Melisa tengah mengolokku meski dia memasang wajah polos. Satu-satunya adik tiriku ini memang tidak pernah berubah. Sedikit saja berbuat baik padanya, dia akan langsung merendahkanku. Hal ini sering terjadi. Namun aku baru menyad

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 65. Kembalinya Melisa

    Aku kebingungan melihat Beni tertawa terbahak-bahak. Memangnya ada yang lucu?“Seorang wanita tidak mungkin bisa melebihi seorang pria. Dalam bidang apa pun,” dalih Beni.Aku tidak terkejut jika Beni suka meremehkan kemampuan wanita. Beni sangat kolot seperti ayahnya. Dia masih menganut paham patriarki.Aku merasa beruntung karena Jimmy berbeda dari ayah dan kakaknya.“Yang kamu katakan memang benar. Kerap kali wanita tidak diberi kesempatan yang sama seperti pria. Tapi sekarang, dunia sudah berubah. Banyak wanita hebat di dunia ini,” terangku.Beni berdecap. “Kamu terlalu banyak berbicara, Elina,” tegur Beni tidak senang. “Pokoknya aku tidak mengizinkan Melisa bekerja di sini. Jika kamu berani bertemu dengan Melisa lagi. Aku tidak akan membiarkanmu,” ancamnya kemudian.Aku menghembuskan napas panjang, lelah atas sikap arogan Beni.“Baiklah... Bagaimana kalau aku menceritakan rahasia kita pada Jimmy?”Amarah Beni terpancing seketika.“Hubunganmu pasti sangat dekat dengan Jimmy, sampai

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 66. Pertunangan Elina, dan Jimmy

    Aku sama sekali tidak menyangka, Jimmy melamarku di depan gedung kantorku. Sungguh di luar dugaanku. Aku pikir Jimmy akan melamarku seperti Beni dahulu melamarku.Karena Jimmy membuatku terkejut sekaligus terpukau, dengan mantap aku putuskan untuk menerima lamaran Jimmy.Semua orang yang ada di sana bersorak gembira mengetahui jika rencana lamaran Jimmy berhasil.Jimmy memasangkan cincin berlian di jari manisku. Kemudian dia memelukku erat. Setelah puas memelukku, Jimmy menggendongku menuju mobilnya.Kami pergi meninggalkan tempat. Aku makin bahagia saat aku melihat Melisa yang menatapku penuh dengan rasa iri dengki. Dia pasti sangat cemburu melihatku dilamar oleh Jimmy.“Kamu suka dengan caraku melamarmu?”Pertanyaan Jimmy mengalihkan perhatianku dari pikiranku. Aku menoleh ke samping, di mana Jimmy tengah menyetir mobil.Aku memeluk erat buket bunga pemberian Jimmy.“Iya, aku suka banget. Kamu selalu bisa mengejutkanku,” pujiku.“Maafkan aku, tidak menghubungimu selama dua hari. Mes

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 67. Gaun Pengantin Elina

    Aku beralih menatap Melisa secara intens. “Menurutmu siapa yang melakukan ini?” tanyaku padanya.Melisa yang gelagapan buru-buru menjawab jika dia tidak tahu, dan tidak mau tahu.“Kepalaku lagi pusing, Kak. Jangan minta aku untuk berpikir,” kilahnya.Sembari terus mengumbar senyuman, aku menganggukkan kepalaku. Berusaha memahami Melisa.“Yaudah kamu istirahat dahulu deh. Katanya hari ini kamu menemani salah satu kolega hingga sore ya?”Melisa cemberut mengingat agendanya hari ini yang sangat menguras energi.“Iya nih, Kak! Tadi pagi aku sudah bertemu orangnya. Cerewet banget! Habis makan siang aku diminta nemenin dia lagi. Ya ampun, sial banget aku,” keluh Melisa.Melisa merengek kepadaku agar aku meringankan pekerjaannya. Tetapi, aku tidak mungkin membiarkan Melisa bersantai di sini.“Kolega kali ini sangat menyukaimu, mangkanya minta kamu temani terus. Tadi aku sudah mengajukan pegawai lain untuk menggantikanmu. Tetapi tetap saja, kamu yang dipilih. Pasti orang itu menyukaimu,” jela

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 68. Kondisi Jimmy

    Nunu meraih ponselku yang tergeletak di atas lantai marmer. Dia mengambil alih pembicaraan bersama polisi tersebut. Setelah panggilan terputus, Nunu mengajakku pergi ke rumah sakit. Aku yang masih shock sama sekali tidak bergeming. Aku belum siap datang ke rumah sakit lalu melihat jasad tunanganku. Aku tidak akan pernah kuat.“Aku tidak mau pergi ke rumah sakit,” ucapku menolak ajakan Nunu.Nunu menghembuskan napas. Dia prihatin melihat keadaanku sekarang.“Polisi menginginkanmu ada di sana sebagai kerabat terdekat Tuan Jimmy. Tadi aku diberi tahu jika hanya ada nomormu di dalam ponsel Tuan Jimmy. Itu artinya, kepolisian tidak menghubungi Tuan Beni,” jelas Nunu.Nunu berusaha membujukku agar aku mau pergi ke rumah sakit. Tetapi aku tetap tidak mau. Aku hanya bisa menangis dalam diam. Hatiku tersayat.“Ayo! Tuan Jimmy pasti sudah menunggumu. Jangan biarkan Tuan Jimmy sendirian di sana.”Setelah aku memaksakan hatiku untuk tegar, aku mengangguk, menyetujui ajakan Nunu.Tanpa mengenakan

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 69. Makam Malam Memualkan

    Dugaan Nunu terbukti benar. Padahal acara pernikahanku bersama Jimmy belum digelar, tetapi Melisa sudah kebakaran jenggot. Secara tiba-tiba Melisa mengatakan jika dirinya akan bertunangan dengan Beni. Tentu, sebagai seorang kakak, aku harus mengeluarkan respons yang positif.“Aku juga kaget loh, Kak. Enggak nyangka kalau Kak Beni mau cepat-cepat meresmikan hubungan kita berdua,” ungkap Melisa. “Hm... Kak Elina enggak keberatan ‘kan? Kalau misalnya aku menikah sama Kak Beni? Toh, kalian berdua sudah tidak memiliki hubungan apa pun.”Aku menggelengkan kepalaku. “Enggak ada alasan buat aku ngerasa keberatan dengan rencana pernikahan kalian. Malahan bagus kalau kita nantinya bisa menjadi satu keluarga yang utuh. Aku menikah dengan Jimmy, anak kedua keluarga Louzi. Sedangkan kamu menikah dengan Beni, anak pertama keluarga Louzi.” Ucapku. “Bukan kah itu bagus?”Sepasang mata Melisa berkaca-kaca. Masa depan yang aku lontarkan terdengar begitu menjanjikan baginya. Menjadi menantu dari keluar

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 70. Satu Minggu Lagi

    Tak terasa, satu minggu lagi pernikahanku bersama Jimmy akan dilaksanakan. Segala keperluan telah siap. Mulai dari gaun pernikahan, tempat di mana kita akan melangsungkan pernikahan. Semua sudah dibayar oleh Jimmy. Kini, aku tinggal menunggu hingga waktu itu datang. Mengingatnya, membuat jantungku berdebar kencang. Aku sudah tidak sabar menjadi menantu keluarga Louzi untuk kedua kalinya.“Mulai sekarang kamu tidak boleh keluar rumah dahulu sampai hari pernikahanmu,” ucap Nunu.“Loh, kenapa aku tidak boleh keluar? Aku harus tetap berangkat bekerja,” jawabku heran.Nunu menghembuskan napas kemudian berkata, “Itu tradisi di kotaku. Setiap wanita yang akan melangsungkan pernikahan, tidak diperbolehkan untuk keluar rumah. Kalau enggak salah sih, tujuannya agar si wanita tidak menghilang. Entahlah, aku juga tidak terlalu memahami hal tersebut. Pokoknya, semua orang di kotaku melakukan hal tersebut. Mangkanya aku ingin kamu juga melakukannya, untuk menghindari kejadian buruk.”Aku hampir te

Bab terbaru

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab Spesial.

    Beni Louzi menjadi topik utama perbincangan warga dunia. Bagaimana tidak, kasus Beni sangat menggemparkan.Mulai dari penggelapan uang perusahaan, pencucian uang. Dan, yang lebih parah adalah kasus pembunuhan, serta pelecehan seksual yang pernah dilakukan Beni terhadap adik Nunu.Semuanya muncul ke permukaan. Tak terkecuali perbuatan Beni yang menghabisi nyawa ayahnya sendiri demi harta.Setiap pengadilan yang dijalani oleh Beni, Elina tak pernah absen. Tujuannya hanya satu. Elina ingin mengolok-olok mantan suaminya itu.Kejahatan yang dilakukan oleh Beni membuat pria itu dijatuhi hukuman mati pada awalnya. Kemudian diganti dengan hukuman seumur hidup.Nunu lah yang tidak ingin Beni dihukum mati. Setidaknya, Beni harus merasakan bagaimana penderitaan menjalani kehidupan di dalam rutan.Ada momen menggemaskan di pertengahan sidang. Di mana Beni menyangkut-pautkan Elina Yus ke dalam kasus pemalsuan surat wasiat.Sebagai seorang suami, tentu saja Jimmy tidak terima jika istrinya asal dit

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 105. Akhir Yang Menyenangkan

    “Kak Elina?”Melisa tak kuasa menahan tangis. Rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya. Terlebih posisinya yang berada tepat di tepi tebing.Melisa berusaha memundurkan kursi rodanya menggunakan tangan. Namun hasilnya nihil. Kursi roda tersebut sama sekali tidak bisa bergerak.“Percuma, kursi rodamu dikendalikan oleh remot kontrol. Kamu tidak mungkin bisa menggerakkan kursi roda secara manual,” terang Daniel.“Tolong aku!” rengek Melisa. “Daniel, tolong aku, jangan biarkan aku mati,” mohonnya.Daniel berdecap. “Tidak ada untungnya menolongmu. Kamu harus merasakan apa yang dulu dirasakan oleh Elina. Terjatuh dari atas tebing,” tandasnya.Melisa menangis keras.“Jangan terlalu aktif bergerak. Nanti tubuhmu bisa jatuh lalu hancur,” ucap Daniel memperingati Melisa.Melisa pun berhenti bergerak. Dia hanya bisa terdiam sambil terus menangis ketakutan.“Seseorang yang kamu cintai akan datang. Kamu harus bisa meyakinkan dia agar mau menyelamatkanmu,” pungkas Daniel.Kini yang ada di pikiran Me

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 104. Melisa Ada Di Posisi Elina

    Elina merawat Melisa dengan begitu baik. Melisa pun merasa sangat senang atas semua perhatian yang dilimpahkan Elina untuknya. Namun, satu hal yang tidak Melisa tahu. Elina sengaja membiarkan Melisa tetap dalam keadaan lumpuh.“Kapan ibumu pulang? Sekarang ibumu ada di mana sih?” tanya Elina.“Ibuku sedang berada di Iran. Dia pergi berlibur bersama teman-teman arisan,” jawab Melisa.“Ibumu sudah tahu tentang kondisimu?”Melisa menggelengkan kepala sebagai jawaban.“Kenapa kamu tidak memberi tahu ibumu? Dia bisa pulang untuk merawatmu,” ujar Elina.“Aku enggak mau ibuku ikut sedih. Sudah sewajarnya jika ibuku hidup bahagia sekarang,” tutur Melisa.“Jadi begitu ya?”Perhatian dua wanita itu terfokus pada berita di televisi yang menayangkan sebuah kecelakaan pesawat.Melisa meraung ketika identitas ibunya terpampang menjadi salah satu penumpang pesawat yang tidak selamat.Elina memeluk erat adiknya sembari terus menenangkan adiknya yang seperti orang gila.Sementara itu, Elina tak memada

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 103. Rencana Baru Elina

    Sisca dijebloskan ke dalam penjara atas laporan yang dibuat oleh Jimmy. Sebenarnya Beni juga dilaporkan. Tapi, berhubung Beni memiliki banyak uang, lelaki itu terbebas dari hukuman penjara.Beni hanya diharuskan untuk membayar denda.Awalnya Sisca murka. Namun, setelah mendengar penjelasan Beni, dan janji Beni yang akan membebaskannya. Sisca menerima dengan lapang dada.Mungkin tinggal di dalam penjara bisa membuat pikiran Sisca menjadi sedikit jernih.***Karena terjatuh dari mobil yang tengah melaju cukup kencang, Melisa mengalami patah tulang kaki. Untuk saat ini, Melisa harus duduk di kursi roda.“Nasibku benar-benar mirip Kak Elina,” kata Melisa sedih.Beni menghembuskan napas, kemudian mengelus kepala kekasihnya.“Jangan bicara seperti itu lagi. Nasibmu sama sekali tidak mirip dengan kakakmu. Aku masih mencintaimu,” tutur Beni berusaha memberi semangat pada Melisa.“Aku tidak bisa berjalan,” gumam Melisa. “Aku lumpuh,” tambahnya.Beni menggelengkan kepalanya. Tidak setuju dengan

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 102. Perceraian James Dan Sisca

    Ketika Melisa ingin membuka pintu kamar hotel, Elina mencegahnya.“Kenapa?” tanya Melisa melihat sengit ke arah kakaknya.“Aku sudah menghubungi suami dari si wanita yang bersama Beni. Dia sedang dalam perjalanan menuju ke sini,” terang Elina.Melisa tampak terkejut. “Apa? Bahkan wanita yang bersama suamiku sudah memiliki seorang kekasih? Sungguh menggelikan!”“Sabar dulu ya. Kita tunggu sampai dia datang. Kamu harus bisa menahan amarahmu,” tutur Elina menangkan Melisa.Mau tak mau Melisa mengalah. Keduanya berdiri di depan pintu sembari menunggu kedatangan Jimmy.Tak lama kemudian Jimmy menampakkan wujudnya di hadapan Melisa dan Elina.“Kamu ‘kan pacarnya Kak Elina? Kok Ngapain kamu ada di sini?” tanya Melisa heran.“Melisa kamu jangan salah paham dulu. Pria yang ada di hadapanmu bukanlah kekasihku. Melainkan suami dari si wanita yang sekarang ada di dalam kamar bersama Beni.”“Apa?”“Bisa kalian berdua minggir? Aku sudah tidak sabar melihat sesuatu yang ada di dalam sana,” tandas Ji

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 101. Ketahuan Nih?

    “Apa yang kamu lakukan, Sisca?” tanya Beni.Sisca berhenti mengerjakan pekerjaannya. Dia memfokuskan diri pada Beni, Sang Bos sekaligus kekasih gelapnya.“Apa yang aku lakukan?” Bukannya menjawab, Sisca justru balik bertanya.Beni tersenyum tipis. “Jangan pura-pura bodoh gitu. Aku sudah tahu apa yang kamu lakukan terhadap uang perusahaan,” ujar Beni.Meski telah ketahuan, Sisca sama sekali tidak merasa takut.“Kamu ingin memasukkanku ke dalam penjara?” tantang Sisca.“Kamu berani sekali, Sisca.” Beni mencondongkan kepalanya, mendekatkan bibirnya tepat di telinga Sisca. “Aku makin tertarik denganmu,” bisik Beni.Sisca mendorong pundak Beni agar menjauh dari tubuhnya.“Bisa-bisanya kamu menggodaku di kantor. Bagaimana jika ada pegawai lain yang melihat kita? Mereka bisa melaporkan perbuatanmu pada kekasihmu,” ejek Sisca.“Siapa yang berani mengusikku? Aku akan menghabisi mereka yang tidak tunduk,” tandas Beni.“Kamu terlihat menawan setiap kali mengeraskan rahangmu,” puji Sisca.Awaln

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 100. Pernikahan Palsu Untuk Sisca

    Keinginan Sisca langsung diwujudkan oleh Jimmy. Pria itu benar-benar menggelar acara pernikahan untuk dirinya dan Sisca. Tindakan ini Jimmy ambil, karena dia telah mendapat izin dari Elina. Bahkan Elina yang menentukan tanggal pernikahan.Tentu saja, semua hanya kepura-puraan belaka. Jimmy tidak akan pernah sudi menyentuh Sisca, apalagi sampai tidur dengan wanita itu.Beni, selaku kekasih gelap Sisca juga menghadiri pesta pernikahan Jimmy dan Sisca. Sebagai sepasang kekasih gelap, Sisca dan Beni sanggup berakting sehingga tidak ada satu pun dari hadirin yang mencurigai mereka berdua. Sungguh luar biasa.“Jangan memikirkanku ketika Jimmy sedang menggaulimu.” Beni berbisik pada Sisca.Sisca tertawa kecil mendengar ucapan Beni yang menurutnya sangat lucu.“Kamu juga. Kita berdua adalah orang profesional,” kata Sisca membalas bisikan Beni.Beni menepuk pelan pundak Sisca.“Kamu wanita hebat. Aku sudah tidak sabar melihat hasil kerjamu yang lainnya,” tutur Beni.“Kalian berdua terlihat s

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 99. Akhirnya Beni Jatuh Pada Sisca

    Membuat Beni bertekuk lutut bukanlah hal yang mudah. Berkali-kali Sisca mencoba, dia selalu gagal. Sisca hampir putus asa.“Aku kesal sekali. Beni menolakku telak. Benar-benar memalukan,” keluh Sisca.“Jangan patah semangat begitu. Aku yakin, kamu pasti bisa,” ujar Jimmy menyemangati Sisca.“Aku putus asa. Beni bukan tipe pria yang mudah didekati,” kata Sisca.“Mungkin karena masih ada Melisa, kekasih Beni.”“Melisa? Gadis kecil berusia dua puluh tahun itu? Dia kekasih Tuan Beni?” tanya Sisca terkejut.“Kamu tidak tahu? Aku pikir kamu sudah mengetahuinya.”Sisca menggelengkan kepalanya.“Aku pikir, Melisa adalah adik atau keponakan Tuan Beni. Hey, usia mereka berdua terpaut lumayan jauh. Sungguh menggelikan.”Melisa bergidik ngeri mengingat hubungan yang terjalin antara Beni dan Melisa.“Setiap orang memiliki selera mereka masing-masing. Begitu pun denganku,” tutur Jimmy.Wajah Sisca berubah cemberut.“Ugh! Aku frustrasi!” pekik Sisca merasa kepalanya pusing.Jimmy tersenyum lembut ke

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 98. Sisca Menjadi Wakil Presdir

    Beni mengirim proposal mengenai pengajuan diangkatnya Sisca menjadi Wakil Presdir kepada pihak Geo Grup. Berkas tersebut telah sampai ke tangan Mark. Mark yang sudah tahu jika pengajuan Sisca merupakan keinginan Jimmy, tanpa berpikir terlebih dahulu, Mark langsung menyetujui. Atas pernyataan resmi Mark, selaku Presdir perusahaan induk Coco Company. Beni langsung mengangkat Sisca menjadi Wakil Presdir. Kebetulan sekali, posisi Wakil Presdir memang sedang dalam kondisi kosong. Beni belum memiliki kandidat bagus yang bisa menggantikan Tuan Han.Kenaikan pangkat Sisca yang terjadi dalam waktu singkat, membuat wanita itu menjadi sosok yang paling dibenci di kantornya. Bahkan, orang yang dulu menjadi atasan Sisca, kini ikut tidak menyukai Sisca. Karena dia tahu persis bagaimana kinerja Sisca.“Kamu senang?” tanya Jimmy pada Sisca.“Kamu menjadikanku Wakil Presdir. Tentu saja aku senang bukan main. Sekarang, aku punya gaji yang melimpah. Semua orang di kantor juga menghormati aku,” ungkap

DMCA.com Protection Status