Share

Pria Aneh

Penulis: Nabila Gemoy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Siapa kamu?” tanya Mutia lagi.

“Salam kenal Tia, aku Hadi orang terkaya di Desa sebelah.” jawab Hadi dengan keangkuhannya.

“Maaf, ada perlu apa anda kemari?” tanya Tia sudah mulai tidak suka dengan Pria itu.

“Aku hanya memastikan saja, banyak yang bilang dirumah ini ada seorang wanita cantik. Ternyata benar ada bidadari secantik kamu Tia.” jawab Hadi sambil duduk tanpa dipersilahkan.

“Maaf Pak Hadi, saya tidak ada waktu untuk ngobrol dengan orang asing seperti anda.” kata Mutia.

“Oke tidak apa-apa, nanti saya akan kesini lagi.” kata Hadi. “Jangan panggil aku Pak, panggil saja Mas Hadi.” kata Hadi.

“Baik mas, mas bisa pulang sekarang. Kami masih dalam suasana berkabung atas meninggalny Ibu dari Mbak Mira, jadi tolong hargai kami.” Kata Mutia sopan.

Pria itu tidak segera pergi malah berjalan mendekati Mutia, “Kamu benar-benar cantik, kamu akan menjadi milikku.” kata Hadi pada Mutia.

“Silahkan pulang mas, disana pintunya.” usir Mutia menunjukkan kearah pintu.

    Pria itu berjalan menjauh dari Mutia menuju pintu, tiba-tiba saja Hadi membalikkan badannya.

“I love you, Tia,” kata Hadi.

    Mutia ingin tertawa namun ia tahan, setelah Hadi pergi Mutia tertawa lepas.

“Hahahaha aneh sekali orang itu, terlihat sekali mata keranjang.” kata Mutia tertawa.

“Siapa dek? Kok kamu tertawa seperti itu?” tanya Mira.

“Itu kak ada orang aneh, namanya Hadi dari kampung sebelah. Katanya sih orang terkaya sekampung sebelah. Dia datang kesini hanya untuk memastikan kata orang yang katanya disini ada wanita cantik. Eh pas mau pulang bilang I love you ke aku, kan aku ketawa kak.” kata Mutia.

“Hadi orang terkaya? Oh iya aku tahu orangnya.” jawab Mira menganggukkan kepalanya. “ Dia terkenal mata keranjang dek, istrinya saja sudah dua loh. Jangan mau kalah dijadikan istri ketiganya, orangnya pelit.” kata Mutia.

“Ya nggak mungkin kak, udahlah Ayo kita kebelakang saja!” ajak Mutia.

    Sehari setelah 7 hari Ibunya, Mutia sedang asyik ngobrol dengan Mira diteras rumah. Tanpa ada angin dan hujan Hadi datang membawa seikat bunga.

“Wahai bidadari ku Tia, maukah kamu menjadi kekasih ku?” tanya Hadi didepan Mutia sambil memberikan bunga yang dia bawa.

“Maaf mas Hadi, Tia tidak suka bunga. Tia lebih suka Bunga Bank, lebih berguna daripada bunga seperti ini.” kata Tia sambil mencolek bunga yang dibawa Hadi.

“Baiklah, akan aku buatkan ATM baru beserta Saldonya asal kamu mau menjadi istri ku.”kata Hadi.

“Aku tidak pernah berkeinginan untuk menjadi istri ketiga mas Hadi. Lagi pula di kota, sudah ada pangeran yang menungguku Pulang.” jawab Mutia tersenyum.

“Tidak akan ada yang bisa menolak ku, Tia. Termasuk kamu,” kata Hadi kesal.

“Saya berhak menolak mas Hadi, saya takut nanti istri Mas Hadi berbuat kejam pada saya.” Kata Mutia.

    Hadi melempar bunga yang dia bawa ke lantai, dia kesal atas penolakan yang diberikan oleh Mutia.

“Ternyata kamu matre, Tia, “ kata Hadi.

“Hidup itu butuh uang mas, jadi kalau mas nggak mau modal ya udah mundur saja. Urus saja kedua istri mas dirumah, jangan berharap padaku lagi. Aku tidak akan mau hidup dengan orang pelit yang tidak mau berkorban untuk orang yang dia suka.” kata Mutia.

    Perkataan Mutia menjadi tamparan buat Hadi, bukan hanya penolakan yang dia dapatkan melainkan sebuah hinaan. Hadi perlahan mundur, lalu berbalik arah, ternyata dibelakangnya adalah tembok dia menabrak tembok. Jidatnya membentur tembok yang sedari tadi diam ditempatnya.

“Hahahah makanya kalau jalan lihat-lihat, nafsu amat mau nyium tembok.” ledek Mutia menertawakan tingkah Hadi.

Mira yang sedari tadi diam juga ikut tertawa lepas,” Pak Hadi, kalau mau dicium minta cium sama istrinya jangan sama tembok.”. goda Mira.

    Hadi segera pergi dengan membawa malu yang teramat dalam, “Sialan ternyata dia tidak bisa ditaklukkan hanya dengan rayuan. Daripada aku keluarkan uangku untuk dia, mending buat bersenang-senang saja.” kata Hadi lalu menaiki mobil putihnya.

“Kak Mira lihat kan betapa anehnya itu Hadi, dikira aku akan termakan rayuan dia yang hanya bermodalkan seikat bunga.” Kata Mutia.

“Oh ya dek, kapan kamu kembali ke kota?” tanya Mira.

“Besok kak, tadi aku sudah telfon Mama.” jawab Mutia.

“Hati-hati di kota dek, jangan mudah dirayu lelaki. Karena lelaki itu hampir sama dimana pun tempatnya.” kata Mira.

Mutia memeluk kakaknya,”Mungkin lama sekali kita tidak akan bertemu kak, aku harus fokus pada tujuan ku.” kata Mutia.

“Tidak apa-apa, kita bisa bertukar kabar lewat ponsel kan.” kata Mira sedih.

“Mutia tidak akan kembali sebelum dendam ini terbalaskan, Kak,” kata Mutia melepaskan pelukannya.

“Maafkan kakak yang tidak bisa menjaga Ibu dengan benar.” kata Mira menyesal dengan apa yang telah terjadi.

“Sudahlah kak, lupakan saja. Kita membuka lembaran baru, jangan terpuruk hanya karena suatu hal.” kata Mutia.

“Benar dek apa yang kamu bilang, kakak akan melupakan hal yang tidak penting dek.” kata Mira.

Mereka masuk kedalam rumah saling bergandengan, Budi senang melihat istrinya tidak lagi murung.

“Harusnya kamu terima saja Hadi Tia, lalu kamu manfaatkan dia.” kata Budi setelah Mira dan Mutia sampai diruang tamu.

“Dia kan pelit mas, buktinya nggak mau modal kan. Jadi untuk apa memanfaatkan orang pelit, untuk kebutuhan dia aja perhitungan apa lagi untuk orang lain mas. Yang ada kalau aku terima dia, aku yang makan hati.” Kata Mutia.

“Benar juga sih secara istrinya sudah dua, kamu pasti dibulli sama istrinya yang terdahulu. Mas nggak bisa bayangkan kalau kamu dijahati mereka.” kata Budi.

“Nah itu mas tahu, mending sendiri hidup bebas mas tanpa ada ikatan.” Kata Mutia tersenyum puas karena telah berhasil membuat Hadi mundur dengan sendirinya.

“Tapi suatu saat kamu pasti akan menemukan jodoh yang tepat dek.” kata Mira.

“iya kata, Mira tahu,” kata Mira.

    Esoknya Mira sudah siap dengan Kopernya, dia berjalan menuju mobil milik Pak Samsul.

“Tia pergi ya kak,” kata Tia.

“Kalau sudah sampai jangan lupa kasih kabar ya.” kata Mira.

“Tentu kak,” kata Tia masuk kedalam mobil lalu melambaikan tangan ke Mira dan Sabrina.

    Baru keluar dari Desa Mutia, tiba-tiba mobil berhenti.

“Ada apa pak? Kok berhenti?” tanya Mutia sambil melihat layar ponselnya.

“Itu mbak ada orang ditengah jalan.” jawab Pak supir.

    Mutia melihat kedepan, ternyata Hadi yang menghentikan mobil Mutia.

“Tia...Tia buka kaca mobilnya.” kata Hadi.

Tia membuka kaca mobilnya, “Ada apa lagi mas?” tanya Mutia.

“Terimalah ini Tia sebagai kata perpisahan dariku.” jawab Hadi memberikan seikat bunga.

    Mutia dengan terpaksa menerima bunga tersebut,”Terimakasih mas, sudah ya saya mau jalan lagi.” kata Mutia menutup kaca mobilnya kembali.

    Mutia menaruh bunga tadi tong sampah yang ada didalam mobil.

“lho kok di buang Non?” tanya Pak supir.

“Iya pak, malas aja bawa bunga murah begitu.” canda Mutia sambil tersenyum.

    Baru setengah perjalanan mobil kembali terhenti, kali ini tidak menabrak sesuatu. Tapi Pak supir sengaja berhenti di sebuah masjid.

“Kenapa Pak?” tanya Mutia.

“kebelet Non, mau ke kamar mandi dulu.” jawab Pak supir.

    Mutia hanya tersenyum, tiba-tiba saja ponsel Mutia berdering, Mantan iparnya menelfon.

Mutia tidak segera mengangkatnya, malah dirijek tapi dia kembali menelfon lagi.

“Ada apa?” tanya Mutia kesal.

    Bukan Jawaban yang dia dapatkan malah hanya sebuah tawa dari suara diseberang sana.

Bab terkait

  • Dendam Seorang Janda   Mantan Ipar Yang Licik

    “Ada apa?” tanya Mutia lagi.Setelah puas tertawa akhirnya menjawab, “Bagaimana kabar mu? Aku berharap kamu pergi untuk selamanya.” kata Fatma mantan kakak Ipar Mutia.“Iya, aku akan pergi untuk selamanya. Nikmatilah rumah milik adikmu itu, aku tidak berniat mengambilnya.” jawab Mutia. Lalu memutuskan sambungan telfonnya, Mutia akan membuang nomor lamanya dan menggantinya dengan yang baru.Flashback Sejak awal pernikahan Mutia dan Arman, Fatma selalu memanfaatkan Arman. Bagaimana tidak hampir setiap bulan, Mantan mertua dan Ipar Mutia itu minta jatah bulanan dari Arman. Gaji Arman yang hanya 3 juta itu habis untuk kebutuhan saja. 1 juta untuk jatah Bulanan Bu Siti mertua Mutia, 500ribu untuk Fatma kakak Arman. Tinggal 1,5 juta untuk kebutuhan rumah bayar listrik, air, telfon dan kebutuhan dapur juga. Setiap bulan minus terus tidak pernah tidak minus.Suatu hari Mutia berbicar

  • Dendam Seorang Janda   Bertemu Mantan Mertua

    Sesampainya dirumah Bu Salma, Mutia langsung istirahat. Dia merasa kecapekan setelah beberapa jam duduk didalam mobil.“Mutia, besok kamu ikut Papa ke kantor ya, belajar kerja dikantor Papa.” kata Bu Salma.“Iya ma, Mutia mau ganti nomor ponsel juga nih,” kata Mutia.“Kapan kamu akan kembali ke desa itu?” tanya Bu Salma antusias.“Setelah saya kerja dikantor Papa, Ma. Mungkin 1 Minggu lagi aku akan cari rumah kontrakan disana.” jawab Mutia.“Baiklah, Mama dukung kamu,” kata Bu Salma. Malam itu Mutia pergi ke konter untuk membeli kartu baru, setelah itu dia menelfon kakaknya memberi tahu jika nomor ponselnya ganti. Saat sedang asyik berjalan di ruko, tanpa sengaja Mutia menabrak seseorang.“Maaf Bu, saya tidak sengaja,” kata Mutia sambil melihat orang yang ditabraknya, ternyata dia mantan mertua Mutia.“Punya mata nggak sih,” kata

  • Dendam Seorang Janda   Negosiasi

    “Gimana bisa bayar sekarang?” tanya Bu Salma. Mutia sudah kembali ke kantor, karena dokumen sudah ditunggu Pak Samsul.“Maaf Bu, kami tidak punya uang sebanyak itu.” jawab Fatma tertunduk.“Lalu gimana kalau tidak punya uang?” tanya Bu Salma.“Biarkan Ibu kami bekerja disini Bu, untuk membayar ganti rugi.” kata Fatma.“Fatma...kamu nyuruh Ibu jadi asisten rumah tangga disini,” kata Bu Siti protes.“Mau bagaimana lagi,Bu. Kita tidak punya uang untuk ganti rugi sebanyak itu.” kata Fatma.“Begini saja, sekarang kalian pulang dulu, aku pertimbangkan dulu usul Fatma tadi.” jawab Bu Salma. Mereka pulang dengan kekecewaan, Fatma menyalahkan Ibunya yang telah ceroboh.“Ibu gimana sih, malah bikin masalah baru sama Bu Salma.” kata Fatma.“Kamu juga ngapain usul buat Ibu kerja disana. Masa iya Ibu jadi ART dirumah Bu Salma, malu dong

  • Dendam Seorang Janda   Cemburu Buta

    "Ayo pulang!" ajak Fatma menarik tangan suaminya."Loh Mas Ulum belum bayar Mbak." kata Sonia."Ngutang dulu," jawab Fatma."Nggak Mbak, cuma beli kopi kok ngutang. Katanya situ orang kaya masak beli kopi ngutang." bantah Sonia."Eh janda ganjen kamu tuh ya baru punya warung kayak gubuk gitu aja udah sombong minta ampun." kata Fatma tidak mau kalah."Pokoknya bayar sekarang," bentak Sonia.Ulum hendak mengambil uang disaku celananya namun dicegah oleh Fatma. "Nggak usah bayar mas," kata Fatma."Biar aku bayar dek, malu kalau kopi saja ngutang." jawab Ulum yang malu dilihat banyak orang."Mas kamu itu gimana sih, oh jangan-jangan mas suka sama janda gatel itu." kata Fatma berasumsi sendiri."Nggak dek, Mas hanya cinta sama kamu seorang." kata Ulum."Alah kamu mas bilang cinta nyatanya baru aku tinggal sebentar udah main kesini." kata Fatma."Tapi aku tidak suka sama Sonia dek." kata Ulum."Ngaku saja

  • Dendam Seorang Janda   Vidio Viral Mantan Bapak mertua

    PlakSebuah tamparan mendarat dipipi Pak Warto."Tega sekali kamu Pak," kata Bu Siti sambil terisak tubuhnya lemas hingga merosot jatuh kelantai."Mendingan Bapak pergi dari sini, bawa baju Bapak." usir Fatma."Tolong maafkan Bapak Bu, Bapak nggak tahu kalau akan menyebar vidio itu. Bapak juga tidak tahu siapa yang merekamnya." kata Pak Warto."Sudah cukup Bapak pergi sekarang." teriak Bu Siti.Bu Siti masuk kedalam rumah mengambil semua baju Pak Warto dan melemparnya ke teras."Bawa pakaian kamu," teriak Bu Siti.Pak Warto memunguti bajunya lalu membawanya."Maafkan Bapak,Bu." kata Pak Warto berjalan menjauhi rumah yang selama ini dia tinggali bersama keluarganya.Fatma seketika panik ketika digrup RT dan beberapa Grup arisanembahas vidio viral Pak Warto."Bapak pergi meninggalkan aib," kata Fatma kesal. "Semua grup whatsapp menggunjingkan keluarga kita Bu." kata Fatma.Bu Zuli datang,"Udah lihat bu

  • Dendam Seorang Janda   Pekerjaan Baru

    "Baik Mbak saya akan kesana." kata Bu Siti.Fatma dan Ulum mengantar Bu Siti kerumah sakit yang disebutkan. Benar disana terlihat Pak Warto terbaring sakit diatas ranjang."Dengan keluarga Pak Warto?" tanya seorang perawat."Iya sa istrinya," jawab Bu Siti."Mari ikut saya menemui Dokter." kata Perawat."Ayo Fat temanin Ibu!" ajak Bu Siti. Fatma pun menemani Bi Siti keruagan Dokter. Sedangkan Ulum menunggu didepan ruangan Pak Warto.Sesampainya diruangan dokter, mereka duduk."Keluarga Pak Warto ya?" tanya Dokter."Iya pak saya istrinya," jawab Bi Siti."Begini Bu Pak Warto akan lumpuh karena kakinya mengalami benturan yang sangat keras." tutur Dokter."Apa lumpuh dok?" tanya Fatma."Iya Mbak, kami berharap keluargamu memberikan Pak Warto dukungan dan semangat agar bisa menerima kenyataan." kata Dokter."Baik dok," kata Bu Siti.Mereka lalu keluar dari ruangan Dokter tersebut."Mas Bapa

  • Dendam Seorang Janda   Kedekatan Tia dan Ulum

    "Ya ampun Bu Salma repot-repot kemari." kata Bu Siti tersenyum."Ini Bu ada sedikit bingkisan." kata Tia memberikan parcel buah pada Bu Siti."Terimakasih Tia, Terimakasih juga sudah memberi Ulum pekerjaan." kata Bu Siti."Oh ya Fatma kok tidak ada disini Bu?" tanya Bu Salma."Fatma pulang sore tadi Bu, kita gantian jaga Bapak." kata Bu Siti."Silahkan duduk Bu Tia!" kata Ulum pada Tia."Terimakasih Pak," jawab Tia lalu duduk disofa bersama Bu Salma."Sepertinya saya pernah lihat suami Bu Siti ya? Tapi dimana? Oh iya aku lupa vidio viral itu ya." sindir Bu Salma."Itu bukan suami saya Bu," sanggah Bu Siti."Alhamdulillah kalau bukan suami Ibu, soalnya kasihan kalau suami Ibu." kata Bu Salma."Ya nggak lah Bu," kata Bu Siti dengan senyum yang dipaksakan."Soalnya mirip sekali," kata Bu Salma. "Oh ya ini ya suami Fatma?" tanya Bu Salma melihat kearah Ulum yang berdiri."Iya Bu, dia suaminya Fatma." jaw

  • Dendam Seorang Janda   Pertengkaran Ulum menjadi kesempatan Tia

    "Itu teman Fatma Mas," kata Fatma."Tadi katamu tidak ada tamu?" tanya Ulum."Maaf Fatma berbohong," kata Fatma."Kamu ada hubungan apa dengan dia? Kalian terlihat begitu mesra." tanya Ulum."Dia hanya temanku," kata Fatma.Ulum masuk kedalam kamar, saat duduk diatas ranjang Ulum menemukan bungkus alat kontrasepsi diatas ranjang."Fatma...," panggil Ulum dengan nada tinggi."Ada apa sih Mas? Kok marah?" tanya Fatma berlari kekamar."Ini apa?" tanya Ulum menunjukkan bungkus alat kontrasepsi pada Fatma.Fatma sangat kaget, Ulum memeriksa tong sampah terdapat sebuah alat kontrasepsi bekas pakai disana."Siapa yang menjadi selingkuhan mu?" tanya Ulum."Aku tidak selingkuh Mas." sanggah Fatma."Ini sudah ada buktinya kamu masih mengelak? Jawab jujur Fatma." bentak Ulum."Maaf Mas saya melakukannya agar dapat uang buat kebutuhan kita." kata Fatma."Jadi kamu jual diri?" tanya Ulum penuh emosi

Bab terbaru

  • Dendam Seorang Janda   Pernikahan Tia dan Malik

    Bu Umi hampir saja memarahi Viona karena dikira Sabrina jatuh karena Viona. Nyatanya Sabrina jatuh karena dia mengantuk dan ingin turun dati ranjang tapi malah terjatuh. "Ya sudah, ayo kita pulang Na! Kamu kan sudah mengantuk!" Mira membantu Sabrina berdiri. Sabrina menurut dengan Ibunya, dia segera pulang bersama Ibunya yang membawa jajan dari Bu Umi tadi. "Terimakasih ya Bu Umi," ucap Mira sembari keluar dari rumah Bu Umi. Mira dan Sabrina berjalan cepat kearah rumah Tia, karena Sabrina sudah mengantuk. Sesampainya di rumah Sabrina langsung masuk kamar. Tia membantu Mira mengeluarkan jajan dari Bu Umi. "Pnya buat besok aja Tia, dipanasin," kata Mira sembari menaruh opor ayam kedalam kulkas . "Iya Mbak, jawabnya banyak sekali Mbak?" tanya Tia. "Iya Bu Umi buat banyak tadi," jawab Mira. Setelah membantu Mira, Tia segera tidur besok dia ada acara fitting baju pengantin jadi harus bangun pagi. Tia juga akan melihat gedung

  • Dendam Seorang Janda   Teman Baru Untuk Sabrina

    Tia masih berteriak, Tapi Sabrina tidak kunjung bangun. Tia tetap berusaha membangunkan Sabrina meskipun tidak bangun. "Jangan pergi kamu!" teriak Tia sambil menepis tangan kuntilanak. Tapi malah justru semakin dekat dan kuntilanak itu berhasil mencekik lehernya. Tia sampai sulit bernafas karena dicekik. "Tante bangun." Sabrina menggoyang-goyangkan tubuh Tia. Hingga akhirnya Tia terbangun. "Hantu..." teriak Tia. "Tante mimpi apa kok teriak-teriak sampai aku terbangun?" tanya Sabrina. "Aku mimpi ada hantu mencekik tante," jawab Tia sambil duduk. Tia lalu minum airputih yang ada dimeja dekat dia tidur. "Tante nggak berdoa sih pantas mimpi buruk," kata Sabrina. Tia hnya tersenyum melihat tingkah Tantenya. Mira dan Budipun akhirnya mengetuk pintu kamar Tia karena dengar teriakan Tia tadi. Sabrina membukakan pintu, Mira langsung mendekati Tia. "Kamu kenapa?" tanya Mira. "Tante mimpiin hantu Bu," kata Sabrina. Setelah

  • Dendam Seorang Janda   Kesalahan Bu Siti dimaafkan

    Bu Siti mencoba berdiri, begitu juga dengan Mira. Mira kesal sekali dengan tingkah Bu Siti yang ceroboh sekali. "Maaf Non, saya kira tadi sudah kering," kata Bu Siti. Namun, Mira hanya diam saja, dan pergi ke kamar bersama Sabrina. "Lain kali hati-hati Bu," kata Budi lalu lanjut menonton televisi. Bu Siti kembali ke dapur setelah lantai kering. Bu Siti merasa bersalah pada Sabrina dan Mira. Dia takut jika nanti dipecat oleh Tia, sedangkan dirinya butuh pekerjaan ini. "Semoga saja Non Tia tidak memecat aku, aku takut banget kehilangan pekerjaan ini. Karena dengan kerja disini aku bisa makan buat sehari-hari." kata Bu Siti. Dia lalu melanjutkan pekerjaannya dan sebisa mungkin tidak membuat kesalahan. Nyatanya Bu Siti sekarang lupa menanak nasi padahal sudah jam 12. Mira marah lagi kali ini dia tidak memberi ampun pada Bu Siti. "Kalau sudah bosan kerja disini itu bilang, jangan main lupa dan buat kesalahan gitu," omel Mira."Gara-gara kamu

  • Dendam Seorang Janda   Persiapan Pernikahan Tia dan Malik

    Bu Siti segera mengambil lap dan pel dia membersihkan tumpahan minuman yang terjatuh. Bu Salma nampak masih kesal pada Bu Siti."Lain kali kalau kerja hati-hati jangan ceroboh. Bikin malu saja kamu Siti," omel Bu Salma."Iya bikin malu kita." Mira menimpali omelan Bu Salma."Maafkan saya Mir, Bu," ucap Bu Siti tertunduk karena mengaku dirinya salah.Desainer tadi kembali, dia sudah membersihkan bajunya. Tidak berapa la dia pamit karena akan pergi ke tempat lain. Dengan rasa malu Bu Salma meminta maaf atas kesalahan Bu Siti."Tidak a Bu, mungkin dia capek," kata Desainer itu lalu pergi membawa mobil putihnya."Untung saja dia nggak marah," kata Mira llu masuk kedalam rumah bersama Bu Salma. Tia hnya diam saja, dia daritadi tidak berbicara sepatah katapun saat Bu Siti melakukan kesalahan.Tia melihat jam ditangannya, tidak bera lama dia masuk kedalam kamar. Bu Salma nampak kasihan pada Tia."Mir, Tia kenapa?" tanya Bu Salma

  • Dendam Seorang Janda   Sahara Hamil

    Sahara dibawa ke rumah sakit terdekat oleh Mamanya. Tidak berapa lama Papanya datang, Sahara sudah sadar. "Maaf suaminya mana, Bu?" tanya Dokter. "Suami?" tanya Mama Sahara penasaran. "Dia lagi keluar kota Dokter," kata Mama Sahara bohong. "Pasien sedang hamil muda Bu, tolong lebih diperhatikan. Jangan biarkan dia stres," kata Dokter. Seketika mama dan Papa sahara kaget mendengar putrinya hamil. Mereka kecewa karena Sahara telah merusak kepercayaan mereka. "Apa dia hamil ak Frans?" tanya Papa Sahara setelah Dokter pergi. "Lebih baik Papa tanya Sahara," jawab Mama Sahara. "Sahara kamu hamil, siapa ayah dari bayi kamu itu?" tanya Papa Sahara. "Frans Pa," jawab Sahara sedih. "Dimana Frans dia harus bertanggung jawab," kata Papa Sahara. "Frans ditangkap polisi Pa," jawab Sahara. "Apa?" ucap Papa Sahara kaget. "Baru tahu kan, dulu aku bilang sama kamu nggak percaya," kata Mama Sahara ketus.

  • Dendam Seorang Janda   Tertangkapnya Frans

    Akhirnya orang tua Frans pulang, Dewi tidak memaafkannya. Munif berharap Frans segera tertanggap dan bertanggung jawab atas perbuatannya. "Pa, kemana ya Frans melarikan diri?" tanya Mama Frans. "Sudah Ma, jangan pikirkan Frans lagi. Di sudah mencoreng muka kita. Papa berharap dia segera tertangkap. Papa tidak mau dia berkeliaran." jawab Munif. "Mengapa dia jadi anak yang begini sih," kata Mama frans memijat kepala dia yang terasa pusing. Mereka kembali ke rumahnya, mereka tidak mau berurusan lagi dengan Frans, sudah cukup Frans membuat aib kekuarga. Semuanya sudah kecewa terhadap tindakan Frans itu. Tindakan kriminal yang telah menjadikan orang lain korbannya. Biarkan sa dia hidup tanpa keluarga, biar dia merasakan betapa pentingnya keluarga. ** Ditempat lain Frans merasakan betapa susahnya dikota orang tanpa uang yng cukup. Dia sudah beberapa kali menjambret tapi belum cukup. Dia terpaksa terus menjambret agar dapat uang. Itu salah sa

  • Dendam Seorang Janda   Penyesalan Fatma

    Jenazah Sania dibawa ke rumah Dewi, Bu Siti dan Tia mendampingi Dewi. Tidak berapa lama tetangga dan saudara Dewi berdatangan. Semua menguatkan Dewi, saat ini Dewi menjadi sebatang kara karena Sania telah menyusul sang Papa."Aku dengar dia meninggal karena dibunuh ya?" tanya Novi pada sonia."Iya aku dengar yang membunuh adalah Frans orang yang dulu melamar dia. Kasihan sekali Sania," kata Sonia."Pantas kau dia seperti itu, selama ini dia kan jahat. Kalau aku jadi Tia nggak mau lah ikut takxiah kesini," kata Novi."Iya dia kan sudah jahat pada Tia dan keluarga Malik. Tapi nyatanya mereka malah takziah, berarti mereka telah memaafkan Samua." kata Sonia.Mereka merasa kasihan pada Dewi yang kini tinggal sendirian setelah kepergian Sania. Sania segera dimakamkan karena sudah sore sekali. Beberapa tetangga ikut kepemakaman Sania. Mereka merasa kasihan terhadap Sania yang meninggal karena dibunuh.Semua saudara Dewi tidak ada yang menginap diru

  • Dendam Seorang Janda   Keterpurukan Frans

    "Kamu berniat mengacaukan acara ini dengan memberi racun ini pada makanan ini semua?" tanya Tia. Frans tidak menjawab malah kabur begitu saja. Dia berlari lewat pintu belakang, Tia tidak akan tinggal diam jika Frans masih nekat. Tia kembali kedepan, Malik tampak mencurigai Tia. "Ke kamar mandi kok lama sekali?" tanya Malik. "Aku bertemu pengacau tadi, untung aku memergokinya. Kalau tidak kita sudah keracunan." jawab Tia. "Maksud kamu apa?" tanya Malik. Tia lalu menceritakan kejadian tadi pas dia ke kamar mandi. Dia melihat Frans hampir menuangkan racun ke makanan acara Amalia ini. Tia akan memberitahu Pak Samsul agar Frans diberi sanksi karena hendak melakukan tindakan kriminal. Frans tampak kebingungan karena dia gagal mengacaukan acara Amalia dan Jaka. Dia menyuruh orang untuk menculik Amalia nanti malam. *** Di rumah sakit, Sania sudah sadar. Dia bertanya pada perawat apa yang terjadi pada d

  • Dendam Seorang Janda   Amalia tunangan, Frans sakit hati

    Setelah kejadian di rumah sakit itu, Amalia dan Jaka melaksanakan mengumumkan pertunangan mereka pada semua orang.Sania yang tahu hal itu tertawa puas, karena melihat Frans yang patah hati. Frans sakit hati dan tidak terima atas keputusan Amalia.Siang itu setelah Amalia mengundang teman kerjanya ke acara pertunangan mereka. Frans langsung marah, dia mendekati Amalia yang selama beberapa hari ini cuek padanya."Apa kamu yakin dengan pilihan kamu?" tana Frans yang beras didepan meja kerja Amalia."Mengapa tidak? Tidak ada alasan buat menolak Jaka," kata Amalia tanpa menatap Frans."Apa kamu tidak mencintai ku?" tanya Frans."Ah apa? Cinta kamu?" tanya Amalia." Jangan gila kamu," tamu Amalia.Mendengar jawaban Amalia Frans marah, dia menggebrak meja kerja Amalia."Beruntung aku nggak milih kamu," kata Amal. "Kamu seperti monster kalau marah," kata Amalia lagi. Semua karyawan melihat mereka berdua. Karena ulahnya itu Frans

DMCA.com Protection Status