Bukannya merespon ucapan Rivaldo, tapi Ekaputra justru langsung melesat pergi, ketika membaca pesan aplikasi hijau dari seseorang.Seseorang yang diyakini Rivaldo adalah orang kepercayaan Ekaputra, orang yang tentunya membawa kabar penting. Hingga mampu membuat pria menyeramkan itu, bahkan mengesampingkan ucapan Rivaldo.Namun, pesan itu jugalah yang membuat Rivaldo dapat bernafas lega. Dia sadar betul, pertanyaan refleks darinya tadi, tentu akan membuat Ekaputra murka padanya.______Mobil Ekaputra meluncurkan dengan kecepatan tinggi menuju kantornya.Begitu tiba di tempat parkir kantornya, Ekaputra menuju lantai 29 bukan menggunakan lift. Tapi dia memilih menggunakan tenaga dalamnya, agar tiba di tempat itu lebih cepat."Mana bukunya?" tanya Ekaputra tak sabar.Tidak mau sang bos marah, lelaki itu langsung saja memberikan sebuah buku tua yang telah usang.Ekaputra membuka lembar demi lembar buku yang telah tua dan usang itu. Walaupun sudah tua dan usang, tapi tulisan dan gambar di d
"Apa-apaan ini? Bahkan tenaga dalam itu sendiri menolak Bayanaka Benedict? Ini benar-benar gila," teriak Ekaputra tambah emosi.Ya! Pada bagian akhir buku itu, hanya berisi curhatan hati seorang Bayanaka Benedict.Kekecewaan Bayanaka saat menemukan kenyataan, kalau kekuatan itu menolak untuk digunakan olehnya.Namun, pada bagian akhir buku itu juga menerangkan, jikalau berhasil merontokkan dedaunan tanpa membuat ranting-rantingnya bergerak sedikitpun, itu berarti orang tersebut telah menguasai tenaga dalam mencapai sembilan puluh persen.Menurut catatan Bayaka Benedict, tenaga dalam itu selalu menolak untuk digunakan. Jadi secara turun temurun, tak ada satupun yang berhasil menaklukkan tenaga dalam itu secara sempurna."Kalau pendahulu saja tak pernah berhasil menguasai seratus persen tenaga dalam itu, bagaimana aku bisa menaklukkannya?" Ekaputra langsung terduduk lemas. Dia bingung harus melakukan apa. Untuk pertama kalinya, dia merasa sama sekali tak berharga."Kalau pendahulu bos E
***Ekaputra menatap gadis yang berdiri dihadapannya, jelas sekali ketakutan terpancar dari sinar matanya. Tapi tak membuat gadis itu memalingkan wajahnya.Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Ekaputra langsung saja menarik gadis itu ke dalam pelukannya dan melumat bibirnya dengan kasar.Dia merobek pakaian gadis itu secara membabi buta. Dia tak kuasa menahan hasratnya, padahal hari belum gelap. Gadis itu tak bisa berbuat apa-apa, ketika tubuh kekar Ekaputra menindihnya. Tiba-tiba ....JlepAuw ....Gadis cantik itu berteriak histeris, ketika tak mampu menahan rasa sakit yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Namun, satu hal yang pasti, kini dia tahu betul masa depannya telah suram.Tanpa memikirkan perasaan gadis cantik itu, Ekaputra mendesah dan meracau kenikmatan, "Kamu benar-benar sempit. Aku suka."Gadis itu kembali berteriak kesakitan, ketika Ekaputra membenamkan senjatanya lebih dalam."Sakit, Tuan. Aku mohon pelan-pelan saja," rintihan gadis itu seakan tak didengar Ekaputra. D
***Setelah mempertimbangkan matang-matang, Bintang memilih kembali untuk menyelesaikan masalah yang menimpah Fierce Spider. Dia ingin tau tujuan lelaki bertopeng itu menyerang markas Fierce Spider.Namun begitu, Bintang tak menyerah untuk menaklukan Richard Will. Dia bertekad untuk kembali secepatnya, setelah urusannya di kota telah selesai."Apa yang terjadi, Diego?" tanya Bintang ketika tiba di markas Fierce Spider.Bukannya menjawab, Diego Smith memilih menarik pergelangan tangan Bintang menuju ruang pengendali CCTV.Diego memilih memperlihatkan langsung kejadian yang menewaskan banyak anggota Fierce Spider melalui CCTV.Siapa lelaki bertopeng itu? Kenapa ilmu beladiri-nya sama sepertiku?Jadi selain Diego Smith, ada orang lain lagi yang menguasai ilmu beladiri itu?Gerakan dan kecepatannya benar-benar menakjubkan, bahkan Diego Smith bukanlah tandingannya. Tapi siapa lelaki bertopeng itu? Apa tujuannya ke sini? Pertanyaan demi pertanyaan muncul di dalam benak Bintang."Kenapa il
Diego dan Stiven langsung berteriak kesal, ketika mendengar ide gila dari Bintang.Ya! Bintang mengajak mereka pindah. Bukan hanya itu, Bintang bahkan mengajak mereka hidup seperti manusia pada umumnya. Intinya memulai hidup baru dengan mengakhiri kinerja dunia bawa tanah."Kenapa kalian kesal? Bukankah tak ada lagi alasan untuk tetap tinggal? Apakah kehilangan anggota Fierce Spider lainnya tak membuat kalian takut? Bagaimana kalau dia kembali dan membunuh lagi?" protes Bintang ikutan kesal.PLAKKK!!!!PLAKKK!!!!Auw ....Bintang menjerit pelan, ketika telapak tangan Stiven dua kali mendarat tepat di pipi kirinya."Kenapa kau justru menampar ku? Sakit tau," cetus Bintang tambah kesal.Melihat tangan Stiven kembali melayang di udara, langsung saja membuat Bintang berteriak, "Stop! Stop! Kamu jangan memukulku lagi, aku ke sini untuk membantu menyelesaikan masalah. Kenapa kau jadi marah?""Bintang ... Bintang ... tidak mudah bagi anggota Fierce Spider untuk memulai hidup baru. Kalau mele
"Apa kalian pikir merekrut anggota baru semuda membalikkan telapak tangan, ha? Bahkan waktu sebulan saja, belum tentu bisa mendapatkan orang yang cocok. Intinya, aku menolak," cetus Stiven kesal.Bintang melangkah dan memilih duduk di salah satu kursi yang ada di dalam ruangan pengendali CCTV. Hal yang sama dilakukan Diego Smith. Hanya Stiven yang berdiri kesal.Stiven sadar betul, merekrut anggota baru bukanlah hal yang mudah. Selain harus memiliki keterampilan, tapi apakah orang tersebut bersedia mempertaruhkan semuanya? Terutama nyawa. Karena dalam dunia hitam, nyawa seperti mainan belaka."Sebagai orang yang berpengalaman dalam bidang ini, aku rasa kau adalah orang yang cocok dalam hal perekrutan anggota. Bukankah karena dirimu, aku berada di sini sebagai pimpinan?" Bintang menatap Stiven."Jadi orang yang membawamu ke sini adalah Stiven?" tanya Diego terkejut, "Berarti posisi kita sama. Aku juga berada di sini karena Stiven.""Benar, akulah yang membawa kalian berdua ke sini! Bu
'Tidak! Bagaimana pun caranya, perekrutan itu harus dibuka. Aku harus membawa Dirty Chill masuk ke dalam dunia hitam ini. Bukan hanya Dirty, tapi juga Richard Will,' batin Bintang, yakin."Dasar bajingan brengsek! Menggunakan cara licik untuk mengikat anggota Fierce Spider? Apa dia pikir bisa mengendalikan kehidupan dunia hitam ini sesuka hati? Tidak akan pernah bisa, kenapa? Karena menobatkan ku menjadi pemimpin adalah satu kesalahan fatal pimpinan sebelumnya! Bukan hanya itu, melepaskan Fierce Spider tanpa pengawasan, bukannya menghancurkan Fierce Spider justru sebaliknya. Fierce Spider akan berdiri sendiri!" umpat Bintang. Walaupun pelan, tapi umpatan itu dapat didengar jelas oleh Diego Smith dan Stiven Gonsales. Kemarahan membuat Bintang tak peduli dengan semua kalimat umpatan yang keluar dari mulutnya."Kau benar, Bintang. Dia memang bajingan Brengsek! Sejujurnya keraguanku untuk membubarkan Fierce Spider, bukan karena masalah uang, tapi," Stiven menghempaskan tubuhnya di kursi,
"Selaku pimpinan Fierce Spider, aku Bintang Morales mengumumkan bahwa mulai tanggal 15 Desember 2023, akan diadakan seleksi penerimaan anggota baru untuk kurun waktu yang tak bisa ditentukan."Bukan hanya Stiven yang terkejut, ketika mendengarkan pengumuman Bintang Morales, tapi Diego Smith juga tak kalah terkejutnya.Ya! Karena tujuan dikumpulkannya anggota Fierce Spider di ruang pertandingan itu, bukan untuk pengumuman pembukaan seleksi anggota baru, tapi untuk meminta pendapat dan persetujuan berpalingnya kinerja Fierce Spider.Kalau semula Fierce Spider membunuh hanya berdasarkan permintaan klien, tapi sekarang sebaliknya. Klien bukan lagi yang diutamakan, tapi kebenaran lah yang diutamakan.Meskipun demikian, tapi Diego dan Stiven memilih bungkam. Walau bagaimanapun semua orang tahu, kalau pemimpin sesungguhnya adalah Bintang Morales. Hanya saja untuk tujuan tertentu, semua dilarang menyebutkan nama Bintang Morales. Apalagi menyebutnya sebagai pimpinan Fierce Spider."Oh ya, mulai
Ya! Edy membawa Kumbara ke hutan. Hutan di mana Devano Willow harus meregang nyawa, karena perbuatan murid kesayangannya sendiri. Di mana juga Devano Willow menolak keras untuk disembuhkan dan memilih mati. Edy menatap Kumbara dan tersenyum sinis, "Bagaimana? Apa kau suka kejutan ku? Bukankah kau tak menyangka kalau aku akan membawa mu ke sini? Kumbara ... Kumbara ... apa kau pikir aku tak bisa membaca pikiran mu? Tidak, Kumbara! Bukankah Kau ingin memperlambat proses kesembuhan bos ku, kan? Lebih baik pikirkan baik-baik setelah melihat ini." Setelah mengakhiri kalimatnya. Edy mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan melakukan panggilan video call. Melihat Austin yang terbaring di atas ranjang, membuat jantung Kumbara berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia ketakutan. "Edy, aku mohon lepaskan cucuku," pinta Kumbara berlutut di kaki Edy. "Nyawa cucu mu, bergantung padamu. Kalau kau mau memperlambat proses pengobatan bos ku, maka ku pastikan Austin akan kehilangan fungsi organ
"Bagaimana Edy, apakah kau sudah mengirim orang untuk mengawasi Austin Maverick? Cucu kesayangannya?" tanya Ekaputra santai. Dan Kumbara tahu artinya. Itu ancaman tak langsung untuknya."Kau mau membunuh cucu ku? Silahkan! Maka kau tak akan pernah mendapatkan pengobatan apapun dariku. Kau hanya akan menemukan tubuhku mati kaku," ancam Kumbara. Ya! Selain Kumbara maka tak akan ada seorangpun yang dapat mengobati Ekaputra. Jadi Kumbara tahu persis, Ekaputra tak akan berani bertindak bodoh. Karena membunuh Austin Maverick, itu sama saja bunuh diri. "Apa bos memerintahkan untuk membunuh cucu mu? Bukankah tidak? Bos meminta ku mengawasinya. Itu artinya ...," Edy tak meneruskan kalimatnya, dia justru tersenyum menatap Kumbara."Artinya apa, Brengsek!" teriak Kumbara emosi."Itu artinya setiap kesalahan dalam pengobatan yang kau lakukan, maka cucu mu yang akan kena dampaknya. Tapi tenang saja, kami tak akan langsung membunuhnya. Kami akan menerornya terlebih dahulu. Kalau kau bisa memperce
"Sejak kapan kau terluka, Ekaputra? Apa kau menggunakan tenaga angin?" tanya Kumbara memastikan kalau dugaannya tak meleset."Aku terluka sejak tujuh bulan lalu, tepatnya tanggal 3 Desember 2023. Btw dari mana kau tahu kalau aku menggunakan tenaga angin?" tanya Ekaputra curiga."Mengingat kau adalah murid Devano Willow, sangat mustahil ada orang mengalahkan mu. Apalagi membuat kondisi mu seperti ini. Jadi hanya ada satu kemungkinan, kau menggunakan tenaga angin. Apa kau menemukan seseorang yang kuat, hingga kau harus menggunakan tenaga dalam yang selama ini tak pernah kau publikasikan?" Kumbara menatap Ekaputra, seolah-olah tak tahu apa yang sedang terjadi.Ekaputra diam seribu bahasa. Dia tahu berbohong juga percuma. Kumbara tahu betul masa lalunya. Mulai dari Devano Willow yang memilihnya menjadi murid, bagaimana juga dia mengkhianati gurunya sendiri."Kenapa kau diam saja? Apakah tebakanku benar? Apa mungkin dia adik seperguruan mu yang menghilang?" tanya Kumbara pura-pura tak tahu
[Bos Edy, seperti dugaan mu. Kumbara secara sukarela ikut bersama kami. Kami sedang dalam perjalanan. Sekitar lima belas menit lagi kami sampai markas.]Edy mengucek matanya sendiri, tak percaya dengan pesan yang baru saja dibacanya, "Ini bukan mimpi, kan, Bos? Ini nyata, kan? Mereka berhasil menemukan Kumbara, kan, Bos?"Ekaputra Lee tak menjawab, dia langsung saja menarik ponsel yang ada dalam genggaman Edy. Dia penasaran."Apakah benar Kumbara sedang dalam perjalanan ke sini?" tanya Ekaputra tak percaya."Sepertinya rencana ku berhasil, Bos," kata Edy penuh semangat.Benar saja tak sampai lima belas menit. Anak buah Edy telah sampai di markas."Kalau kau ingin membunuhku, silahkan! Tapi jangan pernah menyakiti cucuku, Brengsek!" cetus Kumbara dengan wajah merah padam. Berusaha mengendalikan amarahnya.Ya! Ketika mengetahui orang yang menghadang jalannya adalah anak buah Ekaputra, Kumbara berusaha melarikan diri.Namun, semua berubah ketika anak buah Ekaputra mengatakan kalau sampai
***Sementara itu di negeri seberang, Ekaputra Lee sedang beristirahat di dalam ruangannya. Dia di temani oleh orang kepercayaannya, Edy."Bagaimana? Apakah kau telah menemukan orang yang tepat untuk menyembuhkan ku?" tanya Ekaputra terlihat pasrah.Edy menatap Ekaputra dengan perasaan iba, "Aku sudah menugaskan semua anak buah untuk mencari keberadaan kakek Kumbara. Sepertinya hanya dia yang bisa mengobati mu, Bos.""Berapa lama kemungkinan Kumbara bisa ditemukan? Bukankah membawa Kumbara ke sini itu mustahil? Apalagi kalau dia tahu akulah orang yang ingin bertemu dengannya. Yang aku tahu dia tidak suka dipaksa. Dia bahkan tak tergiur dengan uang," ujar Ekaputra menatap Edy lemas."Menemukannya memang sulit. Karena Yang aku tahu, dia telah lama pensiun dari profesinya. Dia selalu berkelana dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lainnya. Tapi untuk sementara, aku yakin dia berada di Indonesia. Karena tak ada nama Kumbara Osal dalam penerbangan apapun selama sat
"Sebenarnya apa yang terjadi, Bintang? Apa mungkin Dirty dan Richard terluka?" tanya Anggun Maharani menatap Bintang, menyelidiki.Bintang menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban."Kenapa kau menyembunyikan ini dari kami? Apa bagi mu, kami hanyalah orang asing?" cetus Anggun kecewa.Tubuh Bintang terasa lemas, dia langsung saja duduk di sofa tak jauh darinya berdiri. "A-a-apa kau juga terluka?" selidik Anggun merasa ada yang tak beres.Bintang menganggukkan kepalanya dan berkata pelan, "Andai saja aku tak bergabung dan menjadi pimpinan Fierce Spider. Mungkin tak akan berakhir seperti ini. Diego Smith tak akan terluka parah, tak akan ada namanya pertumpahan darah yang merenggut banyak nyawa anggota Fierce Spider. Dirty dan Richard juga tak akan pernah bergabung dengan Fierce Spider.""Hanya karena aku terluka, mereka bertiga menyembunyikan kondisi sesungguhnya. Kau tahu apa alasan mereka? Mereka hanya tidak ingin aku kepikiran dan membuat kondisiku memburuk.""Sejak awal harusny
***Kaki Bintang terasa lemas, matanya berkaca-kaca, hatinya terasa sakit. Lelaki yang dulunya merupakan orang terkuat di Fierce Spider dan sangat ditakuti, kini terbaring tak berdaya. "Sejak kapan dia seperti ini?" tanya Bintang dengan suara berat."Bos Diego sudah seperti ini setelah beberapa hari kembali ke sini. Namun, tak ada seorangpun yang tahu akan kondisinya. Dia bahkan memintaku untuk tak pernah menemui siapapun yang merupakan mantan anggota Fierce Spider," ujar lelaki itu menatap Diego yang masih terpejam.Bintang melangkah mendekati Diego dan berkata pelan, "Apa karena ini kau memilih meninggalkan kami? Kenapa kau tak memberitahuku, kalau kau juga terluka sama seperti ku? Apa kau tak pernah menganggap ku sahabat?"Berlahan mata Diego Smith terbuka. Dia menatap Bintang dan berusaha tersenyum."Kenapa kau berada di sini?" tanya Diego hampir tak terdengar."Aku ke sini untuk mengobati mu, Diego," jelas Bintang dan langsung mengeluarkan satu botol minuman pemberian lelaki tu
Saat Richard hendak mencari informasi keberadaan Diego Smith, Bintang menentangnya. Dia meminta Richard dan Dirty untuk beristirahat.Bintang menatap Richard dan Diego secara bergantian, kemudian berkata dengan tegas, "Kalau kalian tetap mau mencari keberadaan Diego Smith, maka tanggung sendiri konsekuensinya! Aku akan membuat kalau berdua menyesal telah menentang ku!" "Sepertinya kali ini kita harus menyerah. Apa kau tak lihat rona wajahnya? Selama mengenalnya, aku tak pernah melihat kemarahan seperti itu di wajahnya," bisik Dirty di telinga Richard."Sama. Sebaiknya kita istirahat, sebelum dia tambah marah. Yang ada kita berdua diikat," Richard balik berbisik."Aku minta kalian untuk beristirahat, bukannya bisik-bisik!" bentak Bintang kesal.Ya! Bintang melakukan itu semua karena ketakutannya. Dia takut kalau-kalau, dua sahabat baiknya meninggalkannya ke dunia lain."Iya! Iya! Aku istirahat!" cetus Dirty dan langsung meninggalkan Bintang menuju kamarnya. Begitupun dengan Dirty.'Tu
"Tanaman itu akan menjadi obat jika di konsumsi oleh seseorang yang sedang keracunan. Mau itu racun biasa maupun mematikan. Hanya saja takarannya harus pas, jika tidak akan sangat berbahaya. Namun, karena daun itu lebih dikenal sebagai daun beracun maka tak ada satu manusia pun yang mau mengkonsumsinya. Jangankan mengkonsumsi, bahkan memetik daun itu saja mereka ketakutan," jawab lelaki itu tersenyum.Bintang terdiam, kini dia paham kenapa lelaki itu memintanya meminum air rebusan daun beracun itu."Kau tak perlu lagi mendapatkan pengobatan lanjutan. Kau hanya perlu istirahat dan makan makanan yang bergizi. Organ tubuhmu akan membaik secara berlahan. Sampai kau benar-benar sembuh, maka jangan coba-coba menggunakan tenaga mu, dalam bentuk apapun. Apa kau paham?"Bintang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban."Istirahatlah. Aku juga butuh istirahat," ujar lelaki itu dan langsung meninggalkan Bintang sendirian.Keesokan harinya.Seperti biasa sinar matahari dengan berani masuk lewat ce