Stiven Gonsales semakin ketakutan, ketika Diego Smith sama sekali tak menggubrisnya. Diego masih diam dengan posisi yang sama.Kenapa jurusnya tidak jauh berbeda denganku? Bukankah guru Devano hanya memiliki dua murid saja? Dan aku salah satunya.Apakah Bintang Morales merupakan murid lainnya dari guru Devano Willow? Murid yang selama ini dirahasiakan guru?Murid yang menurut guru, kalau dia mau, maka dunia persilatan bisa dikuasainya. Karena selain dilatih secara khusus, murid pertama guru memiliki bakat alami.Namun, kenapa guru Devano memintaku untuk menjauh? Menjauh dari murid pertamanya, tanpa mengatakan alasannya? Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan dibenak Diego Smith. Pertanyaan yang tidak ada jawabannya, karena sekarang gurunya telah tiada.Ya! Devano Willow merupakan sosok yang terkenal dan ditakuti dalam dunia persilatan. Walaupun begitu, dia hanya memilih dua murid saja. Diego Smith beruntung menjadi salah satunya."Aku mohon dengan sangat ... tolong lepaskan Bin
Seorang wanita cantik maju mendekati Bintang dan menjawab, "Aku adalah orang terkuat dari tim dua. Apa ada yang perlu saya bantu, bos?""Aku ingin menantang mu, Nona," tegas Bintang.Stiven langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan membatin, 'Ini benar-benar konyol! Seorang pimpinan Fierce Spider, menantang anak buahnya sendiri?! Apa dia sama sekali tak takut akan reputasinya sebagai seorang pimpinan?'Gadis itu menatap Bintang tak percaya, "Apa bos yakin mau menantang ku?"Bintang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban."Baik!""Walaupun tak sehebat Diego Smith, asal kamu tahu saja. Kemahiran beladiri mereka hanya memiliki perbedaan dua puluh persen! Kamu tahu artinya apa? Itu artinya, gadis ini merupakan orang ke-dua yang memiliki kekuatan tak tertandingi, Bintang!" bisik Stiven kesal."Benarkah?" tanya Bintang dengan mata berbinar-binar.Stiven terkejut melihat reaksi Bintang, jelas sekali dia senang mendengarnya.'Sepertinya ... setelah selesai memeriksa masing-masing tim,
Tak ada yang dapat dilakukan Stiven, ketika Bintang menolak keras untuk menemui psikiater. Bintang justru memilih pulang dengan menggunakan taksi.***Waktu terus berlalu, sesuai prediksi Bintang. Tidak sampai sebulan tim Not Worthy telah menguasai semua yang diajarkan Bintang.[Dua hari lalu, ada tawaran pembunuhan, kapan kamu akan memeriksanya?]Bintang membaca pesan Stiven tanpa senyuman."Ingat baik-baik pesanku, salah mengambil keputusan maka itu akan menjadi akhir hidup kalian. Paham!" ujar Bintang sebelum meninggalkan ruang latihan tim Not Worthy......Melihat kedatangan sang bos, Stiven langsung menyodorkan dua map berlogo Fierce Spider pada Bintang. "Map ini berisi semua data lengkap mengenai pasangan suami istri yang ingin dilenyapkan," Stiven menunjuk berkas yang berada di dalam genggaman Bintang, "Kalau map yang ini adalah identitas klien."Ya! Semenjak Rivaldo lepas tangan tentang semua pekerjaan Fierce Spider, maka Bintang memberi peraturan baru. Pertama Stiven harus
"Stop! Jangan mengotori tangan kalian untuk lelaki bejat seperti dirinya. Membunuhnya tidak sepadan dengan masalah yang ditimbulkannya."Bastian dan rekan-rekannya langsung memalingkan wajah, melihat kearah sumber suara.Semuanya terkejut, ketika melihat sang bos telah berdiri dibelakang mereka. "Apa bos sedang bercanda? Dia merupakan putra tunggal dari keluarga Marley, keluarga yang memiliki kekayaan triliunan. Apa klien akan puas kalau hanya sekedar memenjarakannya? Dengan latar belakangnya, sudah jelas dia akan mendapatkan fasilitas hotel bintang lima. Bukan itu saja, keluarganya bisa saja menyewa orang untuk menggantikannya di penjara. Dengan begitu dia bebas keluar negeri kapan saja untuk liburan!" "Kita tidak akan pernah mengirimkannya ke penjara!" Mendengar jawaban singkat dari sang bos, semakin membuat mereka kebingungan."Sekarang jam berapa?" tanya Bintang dan memilih duduk disamping Damian yang tak berdaya."Jam tiga subuh. Memangnya kenapa, Bos?"Bukannya menjawab, tapi
..... "Ternyata aku salah, kamu lebih kejam dari dugaanku, Bintang! Dalam waktu singkat, kamu langsung menggemparkan seluruh negeri. Bahkan dunia," ujar Stiven, ketika Bintang tiba di markas."Itu hasil kerja tim Not Worthy, aku hanya membantu seadanya saja. Walau bagaimanapun, ini pertama kalinya mereka tugas lapangan." Jawab Bintang tanpa ekspresi."Bintang ... Bintang ... apa kamu pikir aku bodoh? Tim Not Worthy itu bawahan yang diperintahkan untuk membunuh. Mereka juga tahu dunia seperti apa Fierce Spider, tanpa adanya persetujuan orang berkuasa, maka mereka tidak akan melenceng sejauh ini, Bintang?!" cetus Stiven."Bagaimana? Apa klien puas dengan kinerja kita?" tanya Bintang mengalihkan pembicaraan."Klien berterima kasih, karena kamu memilih cara kejam itu untuk menyelesaikan masalah.""Bagus, jadi masalah sudah selesai, kan? Aku pulang dulu. Istri kecilku pasti menunggu," ujar Bintang dan langsung meninggalkan Stiven.Bintang memilih langsung kembali ke rumah kontrakan.Begit
***Di Lee Group.Rekan kerja Mentari bingung, ketika melihat gadis cantik itu terlihat resah. Bahkan pertanyaan yang diajukan rekannya, tak ada satu pun yang digubrisnya.Apa selama ini kakakku memantau keberadaan ku?Apa tragedi yang menimpah keluarga Marley ada hubungannya denganku?Ya! Sebelum tragedi yang menimpah keluarga Marley, Damian sempat mencoba melecehkannya.Namun, sayangnya Damian bukanlah tandingan Mentari. Kemampuan beladiri Damian, masih jauh dibawah Mentari. Begitupun dengan teman-teman Damian.Jadi bukannya berhasil memperkosa Mentari, tapi Damian dan rekan-rekannya justru dibuat babak belur oleh Mentari. Gadis cantik yang terlihat lemah.Tak terima dengan kekalahan itu, Damian menyusun rencana untuk menghancurkan Mentari. Namun, sebelum itu terlaksana Damian harus berakhir di kursi roda seumur hidupnya, bahkan untuk bicara pun, dia tak bisa.'Satu-satunya orang yang bisa membuat kondisi Damian Marley seperti itu, hanyalah kakakku Bintang. Bukankah hal seperti ini p
Miran memegang pundak Mentari dan berbisik, "Pergilah dekati kak Bintang. Hanya saja kak Mentari harus berusaha keras, karena Kak Bintang sedingin es. Sedingin apapun Kak Bintang, tapi sebenarnya dia sosok yang baik, Kak Mentari,""Hanya saja Kak Bintang harus terjebak ke dalam keluarga Lee, keluarga yang sama sekali tak memiliki hati nurani. Satu pintaku, berhati-hatilah dengan keluarga Lee, terutama paman tertuaku, Paman Ekaputra.""Ekaputra? Kenapa?" tanya Mentari penasaran.'Astaga, kenapa aku bisa keceplosan? Harusnya aku tidak mengatakan apapun tentang paman Ekaputra. Kenapa aku begitu ceroboh? Bukankah ini sama saja membahayakan nyawa Kak Mentari?' batin Miran."Karena apa yang dikatakan paman tertuaku, seperti perintah yang tak terbantahkan bagi anggota keluarga Lee lainnya," ujar Miran berbohong.Mentari diam membisu, dia yakin ada sesuatu yang diketahui Miran tentang pamannya Ekaputra Lee. "Aku dapat melihat jelas kerinduan dari pancaran mata, Kak Mentari. Pergi dan dekati
Bukannya menjawab, tapi Diego Smith justru menggunakan tenaga dalamnya untuk mengetahui apakah ada orang lain di dalam ruang kantor Rivaldo, selain mereka bertiga.'Apa dia pikir bisa menemukan ku? Apalagi menggunakan tenaga dalam yang tingkat kematangannya, jauh di bawahku? Benar-benar, Bodoh!' batin Ekaputra kesal.Walaupun tak menemukan keanehan, tapi Diego Smith memilih berhati-hati. Dia menatap lelaki asing yang duduk didepan Rivaldo."Dia tak ada bedanya dengan Stiven, jadi kamu jangan khawatir membocorkan apa yang kau ketahui tentang pimpinan baru Fierce Spider," ujar Rivaldo pasrah.Mengingat Bintang Morales yang tak ingin orang luar mengetahui tentang dirinya, mengingat kehebatannya yang masih jauh dibawah Bintang, mengingat Bintang memberinya muka didepan tim satu. Akhirnya Diego Smith membuat keputusan pasti."Sebagai anggota Fierce Spider, aku tak punya hak membocorkan informasi. Sebaiknya tuan Rivaldo sendiri yang mendatangi markas dan bertemu langsung dengan pimpinan bar
Ya! Edy membawa Kumbara ke hutan. Hutan di mana Devano Willow harus meregang nyawa, karena perbuatan murid kesayangannya sendiri. Di mana juga Devano Willow menolak keras untuk disembuhkan dan memilih mati. Edy menatap Kumbara dan tersenyum sinis, "Bagaimana? Apa kau suka kejutan ku? Bukankah kau tak menyangka kalau aku akan membawa mu ke sini? Kumbara ... Kumbara ... apa kau pikir aku tak bisa membaca pikiran mu? Tidak, Kumbara! Bukankah Kau ingin memperlambat proses kesembuhan bos ku, kan? Lebih baik pikirkan baik-baik setelah melihat ini." Setelah mengakhiri kalimatnya. Edy mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan melakukan panggilan video call. Melihat Austin yang terbaring di atas ranjang, membuat jantung Kumbara berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia ketakutan. "Edy, aku mohon lepaskan cucuku," pinta Kumbara berlutut di kaki Edy. "Nyawa cucu mu, bergantung padamu. Kalau kau mau memperlambat proses pengobatan bos ku, maka ku pastikan Austin akan kehilangan fungsi organ
"Bagaimana Edy, apakah kau sudah mengirim orang untuk mengawasi Austin Maverick? Cucu kesayangannya?" tanya Ekaputra santai. Dan Kumbara tahu artinya. Itu ancaman tak langsung untuknya."Kau mau membunuh cucu ku? Silahkan! Maka kau tak akan pernah mendapatkan pengobatan apapun dariku. Kau hanya akan menemukan tubuhku mati kaku," ancam Kumbara. Ya! Selain Kumbara maka tak akan ada seorangpun yang dapat mengobati Ekaputra. Jadi Kumbara tahu persis, Ekaputra tak akan berani bertindak bodoh. Karena membunuh Austin Maverick, itu sama saja bunuh diri. "Apa bos memerintahkan untuk membunuh cucu mu? Bukankah tidak? Bos meminta ku mengawasinya. Itu artinya ...," Edy tak meneruskan kalimatnya, dia justru tersenyum menatap Kumbara."Artinya apa, Brengsek!" teriak Kumbara emosi."Itu artinya setiap kesalahan dalam pengobatan yang kau lakukan, maka cucu mu yang akan kena dampaknya. Tapi tenang saja, kami tak akan langsung membunuhnya. Kami akan menerornya terlebih dahulu. Kalau kau bisa memperce
"Sejak kapan kau terluka, Ekaputra? Apa kau menggunakan tenaga angin?" tanya Kumbara memastikan kalau dugaannya tak meleset."Aku terluka sejak tujuh bulan lalu, tepatnya tanggal 3 Desember 2023. Btw dari mana kau tahu kalau aku menggunakan tenaga angin?" tanya Ekaputra curiga."Mengingat kau adalah murid Devano Willow, sangat mustahil ada orang mengalahkan mu. Apalagi membuat kondisi mu seperti ini. Jadi hanya ada satu kemungkinan, kau menggunakan tenaga angin. Apa kau menemukan seseorang yang kuat, hingga kau harus menggunakan tenaga dalam yang selama ini tak pernah kau publikasikan?" Kumbara menatap Ekaputra, seolah-olah tak tahu apa yang sedang terjadi.Ekaputra diam seribu bahasa. Dia tahu berbohong juga percuma. Kumbara tahu betul masa lalunya. Mulai dari Devano Willow yang memilihnya menjadi murid, bagaimana juga dia mengkhianati gurunya sendiri."Kenapa kau diam saja? Apakah tebakanku benar? Apa mungkin dia adik seperguruan mu yang menghilang?" tanya Kumbara pura-pura tak tahu
[Bos Edy, seperti dugaan mu. Kumbara secara sukarela ikut bersama kami. Kami sedang dalam perjalanan. Sekitar lima belas menit lagi kami sampai markas.]Edy mengucek matanya sendiri, tak percaya dengan pesan yang baru saja dibacanya, "Ini bukan mimpi, kan, Bos? Ini nyata, kan? Mereka berhasil menemukan Kumbara, kan, Bos?"Ekaputra Lee tak menjawab, dia langsung saja menarik ponsel yang ada dalam genggaman Edy. Dia penasaran."Apakah benar Kumbara sedang dalam perjalanan ke sini?" tanya Ekaputra tak percaya."Sepertinya rencana ku berhasil, Bos," kata Edy penuh semangat.Benar saja tak sampai lima belas menit. Anak buah Edy telah sampai di markas."Kalau kau ingin membunuhku, silahkan! Tapi jangan pernah menyakiti cucuku, Brengsek!" cetus Kumbara dengan wajah merah padam. Berusaha mengendalikan amarahnya.Ya! Ketika mengetahui orang yang menghadang jalannya adalah anak buah Ekaputra, Kumbara berusaha melarikan diri.Namun, semua berubah ketika anak buah Ekaputra mengatakan kalau sampai
***Sementara itu di negeri seberang, Ekaputra Lee sedang beristirahat di dalam ruangannya. Dia di temani oleh orang kepercayaannya, Edy."Bagaimana? Apakah kau telah menemukan orang yang tepat untuk menyembuhkan ku?" tanya Ekaputra terlihat pasrah.Edy menatap Ekaputra dengan perasaan iba, "Aku sudah menugaskan semua anak buah untuk mencari keberadaan kakek Kumbara. Sepertinya hanya dia yang bisa mengobati mu, Bos.""Berapa lama kemungkinan Kumbara bisa ditemukan? Bukankah membawa Kumbara ke sini itu mustahil? Apalagi kalau dia tahu akulah orang yang ingin bertemu dengannya. Yang aku tahu dia tidak suka dipaksa. Dia bahkan tak tergiur dengan uang," ujar Ekaputra menatap Edy lemas."Menemukannya memang sulit. Karena Yang aku tahu, dia telah lama pensiun dari profesinya. Dia selalu berkelana dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lainnya. Tapi untuk sementara, aku yakin dia berada di Indonesia. Karena tak ada nama Kumbara Osal dalam penerbangan apapun selama sat
"Sebenarnya apa yang terjadi, Bintang? Apa mungkin Dirty dan Richard terluka?" tanya Anggun Maharani menatap Bintang, menyelidiki.Bintang menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban."Kenapa kau menyembunyikan ini dari kami? Apa bagi mu, kami hanyalah orang asing?" cetus Anggun kecewa.Tubuh Bintang terasa lemas, dia langsung saja duduk di sofa tak jauh darinya berdiri. "A-a-apa kau juga terluka?" selidik Anggun merasa ada yang tak beres.Bintang menganggukkan kepalanya dan berkata pelan, "Andai saja aku tak bergabung dan menjadi pimpinan Fierce Spider. Mungkin tak akan berakhir seperti ini. Diego Smith tak akan terluka parah, tak akan ada namanya pertumpahan darah yang merenggut banyak nyawa anggota Fierce Spider. Dirty dan Richard juga tak akan pernah bergabung dengan Fierce Spider.""Hanya karena aku terluka, mereka bertiga menyembunyikan kondisi sesungguhnya. Kau tahu apa alasan mereka? Mereka hanya tidak ingin aku kepikiran dan membuat kondisiku memburuk.""Sejak awal harusny
***Kaki Bintang terasa lemas, matanya berkaca-kaca, hatinya terasa sakit. Lelaki yang dulunya merupakan orang terkuat di Fierce Spider dan sangat ditakuti, kini terbaring tak berdaya. "Sejak kapan dia seperti ini?" tanya Bintang dengan suara berat."Bos Diego sudah seperti ini setelah beberapa hari kembali ke sini. Namun, tak ada seorangpun yang tahu akan kondisinya. Dia bahkan memintaku untuk tak pernah menemui siapapun yang merupakan mantan anggota Fierce Spider," ujar lelaki itu menatap Diego yang masih terpejam.Bintang melangkah mendekati Diego dan berkata pelan, "Apa karena ini kau memilih meninggalkan kami? Kenapa kau tak memberitahuku, kalau kau juga terluka sama seperti ku? Apa kau tak pernah menganggap ku sahabat?"Berlahan mata Diego Smith terbuka. Dia menatap Bintang dan berusaha tersenyum."Kenapa kau berada di sini?" tanya Diego hampir tak terdengar."Aku ke sini untuk mengobati mu, Diego," jelas Bintang dan langsung mengeluarkan satu botol minuman pemberian lelaki tu
Saat Richard hendak mencari informasi keberadaan Diego Smith, Bintang menentangnya. Dia meminta Richard dan Dirty untuk beristirahat.Bintang menatap Richard dan Diego secara bergantian, kemudian berkata dengan tegas, "Kalau kalian tetap mau mencari keberadaan Diego Smith, maka tanggung sendiri konsekuensinya! Aku akan membuat kalau berdua menyesal telah menentang ku!" "Sepertinya kali ini kita harus menyerah. Apa kau tak lihat rona wajahnya? Selama mengenalnya, aku tak pernah melihat kemarahan seperti itu di wajahnya," bisik Dirty di telinga Richard."Sama. Sebaiknya kita istirahat, sebelum dia tambah marah. Yang ada kita berdua diikat," Richard balik berbisik."Aku minta kalian untuk beristirahat, bukannya bisik-bisik!" bentak Bintang kesal.Ya! Bintang melakukan itu semua karena ketakutannya. Dia takut kalau-kalau, dua sahabat baiknya meninggalkannya ke dunia lain."Iya! Iya! Aku istirahat!" cetus Dirty dan langsung meninggalkan Bintang menuju kamarnya. Begitupun dengan Dirty.'Tu
"Tanaman itu akan menjadi obat jika di konsumsi oleh seseorang yang sedang keracunan. Mau itu racun biasa maupun mematikan. Hanya saja takarannya harus pas, jika tidak akan sangat berbahaya. Namun, karena daun itu lebih dikenal sebagai daun beracun maka tak ada satu manusia pun yang mau mengkonsumsinya. Jangankan mengkonsumsi, bahkan memetik daun itu saja mereka ketakutan," jawab lelaki itu tersenyum.Bintang terdiam, kini dia paham kenapa lelaki itu memintanya meminum air rebusan daun beracun itu."Kau tak perlu lagi mendapatkan pengobatan lanjutan. Kau hanya perlu istirahat dan makan makanan yang bergizi. Organ tubuhmu akan membaik secara berlahan. Sampai kau benar-benar sembuh, maka jangan coba-coba menggunakan tenaga mu, dalam bentuk apapun. Apa kau paham?"Bintang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban."Istirahatlah. Aku juga butuh istirahat," ujar lelaki itu dan langsung meninggalkan Bintang sendirian.Keesokan harinya.Seperti biasa sinar matahari dengan berani masuk lewat ce