Beranda / Lain / Dendam Sang Bintang / 31. Wasiat Arkanza Lee

Share

31. Wasiat Arkanza Lee

Penulis: Yully Kawasa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-14 20:28:57
Bukan hanya anggota keluarga Lee yang terkejut, tapi Bintang juga. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Arkanza justru mempercayakan Lee Group beserta cabang-cabangnya kepada seorang menantu yang tidak berpendidikan sepertinya.

"Maaf, nona Mentari. Sebagai putra tertua, aku keberatan dengan wasiat Almarhum ayahku. Kalau ayahku mewariskan Lee Group kepada Miran, aku bisa menerimanya," kata Ekaputra sopan.

Mentari tak berkomentar, dia menunggu pendapat anggota keluarga Lee lainnya.

Saat Angga Lee berdiri dan mendekati Bintang, Mentari hanya menatapnya dalam diam.

PLAKKK !!!!

BUKKK !!!!

Darah segar mengalir dari sudut bibir dan pelipis mata Bintang, akibat tamparan dan pukulan beruntun dari Angga.

Bintang sama sekali tak merasakan sakit. Dia masih shock menerima tiga kenyataan sekaligus. Pertama pernikahan yang dipikirnya palsu, ternyata asli. Kedua dia shock ketika mendengar kalau Arkanza Lee justru mewariskan Lee Group beserta cabang-cabangnya pada dirinya yang hanya seorang menantu. K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dendam Sang Bintang    32. Ketika Miran Ketakutan

    Bintang langsung mendekati Miran dan berbisik kesal, "Hentikan sandiwaramu, Miran! Keluarga Lee mungkin saja tak bisa membedakan tangisanmu, tapi tidak denganku! Aku tahu betul kamu hanya pura-pura menangis, kan? Aku mohon Miran, serius-lah, ini bukanlah masalah sepele. Ini tentang wasiat keluarga mu, Miran!""Miran, percayalah pada paman. Masalah ini akan paman bereskan secepatnya, Lee Group pasti akan kembali ke tanganmu," kata Angga. Dia yakin Miran pasti akan menyetujuinya.Bagi mereka, menghadapi Bintang akan lebih sulit dibandingkan dengan Miran. Jadi satu-satunya cara, maka mereka harus membuat Miran menceraikan Bintang terlebih dahulu. Mereka tidak mau kalau Bintang justru menggugat cerai Miran."Sesuai permintaan kakek, maka Miran tak akan menceraikan Bintang, Paman. Kecuali Bintang sudah bosan dan meminta cerai, maka Miran setuju."Jawaban Miran seperti bom waktu yang baru saja meledak dalam rumah keluarga Lee."Disaat seperti ini, harusnya kamu bersikap dewasa, Miran! Ini m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Dendam Sang Bintang    33. Miran sesungguhnya

    Miran tak menjawab, dia langsung naik ke sofa dan bersembunyi dibalik selimut. Hanya beberapa menit saja, Miran sudah terlelap.Bintang yang tak tega melihat Miran tidur di sofa, langsung memindahkan Miran ke kasur. Dia memilih tidur di sofa.Bintang menatap langit-langit kamarnya dalam diam.Tuan Arkanza, aku rasa kamu mempercayakan cucumu kepada orang yang salah.Cucumu bukan berada ditangan yang tepat, tapi justru sebaliknya. Kamu menyerahkan cucumu kepada lelaki yang penuh dengan kebencian dan dendam.Parahnya keluarga Lee juga termasuk dalam daftar itu. Kamu tahu kenapa? Karena putramu berada di lokasi, di mana ayah dan ibuku meregang nyawa. Jika saatnya tiba, aku akan membunuh semua anggota keluarga Lee. Kecuali Miran. Kamu tahu kenapa? Karena Miran hanyalah gadis lemah, cengeng, manja, dan bodoh! Dia bahkan tak tahu kerugian yang dialaminya, kalau aku benar-benar menggugat cerai dirinya. Orang sepertinya mudah untuk dikelabui. Karena dia selalu percaya akan keputusan mu, Ark

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Dendam Sang Bintang    34. Demi Bintang

    ***Hari terus berganti.Kalau anggota keluarga Lee menggunakan segala cara untuk membujuk Miran, agar menceraikan Bintang. Berbanding terbalik dengan Bintang.Bintang sama sekali tidak pernah menginjakkan kakinya di perusahaan keluarga Lee, walaupun statusnya yang merupakan pemilik sah.Dia sibuk mengajari tim Not Worthy, tanpa didampingi Stiven.Ya! Semenjak menemukan kenyataan kalau tim Not Worthy sama sekali tak bisa diharapkan, Stiven tidak mau lagi berurusan dengan mereka. Bahkan sekedar melihat saja tak dilakukannya.Sampai suatu hari, Rivaldo mendadak muncul dan meminta tim Not Worthy bertanding dengan tim empat."Maaf, Bos Rivaldo. Aku rasa ini terlalu dini untuk meminta mereka bertanding dengan tim empat." Rivaldo menatap Bintang tanpa ekspresi dan bertanya tegas, "Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan? Jangan-jangan kamu mempersiapkan mereka untuk menjadi Boomerang bagi Fierce Spider,""Satu lagi, jangan pernah memanggil ku dengan sebutan bos. Karena di sini aku hanyalah t

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Dendam Sang Bintang    35. Ketika nyawa Bintang ditawar seharga 5 miliar

    "Sejujurnya, saat melihat kecemasan dari wajah bos, kami sepakat mengalah secara alami. Jadi tak ada satupun yang curiga akan kelebihan kami. Apa kami mengambil langkah yang salah?" tanya pimpinan tim Not Worthy khawatir. Dia takut salah mengambil langkah."Kalian mengambil keputusan yang tepat. Sekarang bukan waktunya menunjukkan kemampuan kalian. Masih banyak yang harus aku ajarkan kepada kalian, agar saatnya tiba kalian sudah siap secara fisik maupun mental.""Apa saatnya tiba, kami akan turun tangan langsung untuk membunuh orang, sama seperti tim lainnya?" tanya pimpinan tim Not Worthy dengan tangan gemetar."Kalau kalian ingin menjalankan tugas seperti tim lain, aku bisa kabulkan. Hanya saja kalian dituntut hidup tanpa memiliki hati nurani. Namun, jika kalian ingin memilih jalan yang berbeda, tanpa harus meninggalkan Fierce Spider, aku juga akan mengabulkannya."Bukannya menjawab, tapi anggota tim Not Worthy justru diam mematung."Kalian punya waktu sebulan untuk memikirkannya. A

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Dendam Sang Bintang    36. Permintaan Bintang

    Bintang tersenyum getir, ketika membaca harga nyawanya.Walaupun dia dapat menebak siapa yang menginginkan kematiannya, tapi Bintang memilih untuk bertanya.[Siapa yang memberi penawaran?] tanya Bintang.[Keluarga besar Lee yang memberi penawaran. Apa kamu pernah menyinggung salah satu anggota keluarga Lee? Bukankah kamu salah satu menantu dari keluarga itu?] tanya Stiven.[Terima tawaran mereka sekarang juga!] balas Bintang.Membaca pesan singkat dari Bintang, sontak saja membuat Stiven terkejut. Stiven sama sekali tak habis pikir dengan jalan pikiran Bintang! "Apa Bintang sudah gila? Mana mungkin kita menerima tawaran konyol itu? Tidak ada satu orangpun yang berani membunuh bos-nya sendiri!" umpat Stiven benar-benar kesal."Apa maksudnya, Stiven?" tanya salah satu anggota Fierce Spider."Seseorang menawarkan uang sejumlah lima miliar untuk membunuh Bintang Morales bos kita! Kalian tahu apa yang diperintah Bos? Dia meminta kita menerima tawaran itu! Bukankah itu gila?" Penjelasan,

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Dendam Sang Bintang    37. Terkejut

    "Kalau saja aku memecat mu waktu itu, maka tak akan terjadi hal semacam ini!" sungut Angga penuh penyesalan."Kami masih punya pekerjaan lain, jadi katakan tujuanmu meminta kami berkumpul. Lagi pula, aku tak tahan mencium aroma sampah dari tubuhmu, Bintang!" ujar Alea pedas.Setiap cacian, hinaan, diterima Bintang dalam diam."Apa kamu memanggil kami, hanya untuk menyaksikan kamu diam?" bentak Manda tambah emosi."Ada satu orang lagi yang belum datang," kata Bintang."Maksudmu?""Bukankah aku meminta kehadiran nona Mentari?" jawab Bintang."Apa ini artinya, Bintang mau menyerahkan Lee Group ke tangan kita?" bisik Angga."Apa dia baru menyadari kalau tak bisa menjalankan perusahaan sebesar ini?" tanya Alea dalam bentuk bisikan.Angga dan Alea saling berpandangan, ada secercah harapan dari sinar mata mereka.Berbeda dengan Manda, dia justru sebaliknya. Dia merasa ada yang tak beres dengan pertemuan mendadak itu.Sesuai permintaan Bintang, akhirnya Angga mendatangkan Mentari."Maaf, apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Dendam Sang Bintang    38. Ekaputra murka

    ***BRAKKK !!!!PRANGGG !!!!PRANGGG !!!!Sapuan tangan Ekaputra Lee mampu membersihkan meja kerja Rivaldo Gonsales. Benda berharga yang semula tertata rapi di atas meja, kini hancur dan tak berarti.Rivaldo yang masih tak paham, bingung akan perilaku lelaki yang ditakutinya selama ini. Ekaputra menarik Krah kemeja Rivaldo dan berteriak, "Apa kamu tahu yang terjadi pada keluargaku?""Si Brengsek itu mengalahkan aku secara telak! Kamu tahu apa yang dilakukannya? Dia mempermainkan kami selayaknya anak kecil! Bukan itu saja, dia bahkan membalikkan keadaan. Sekarang aku hanya bisa berharap, keponakan bodohku itu mau menggugat cerai suami sampahnya!" umpat Ekaputra melanjutkan kalimatnya, tanpa melepaskan cengkraman tangannya dari leher Rivaldo. Cengkraman tangan Ekaputra justru semakin kencang, membuat nafas Rivaldo terasa sesak.BRUKKK!!!!Auw ....Rivaldo menjerit pelan, ketika dengan mudahnya Ekaputra membantingnya ke lantai.Wajah Rivaldo langsung pucat pasih, ketika melihat tangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Dendam Sang Bintang    39. Sepertinya aku yang akan menjadi mahasiswa abadi, bukannya Miran.

    "Tidak ada yang dapat dilakukan Miran selain menangis. Sedangkan Mentari Hisoka tidak ada kelebihan apapun yang dimilikinya, selain kepintaran. Dia hanyalah gadis lemah yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Bahkan dia sendiri tak menyangka telah masuk ke dalam jebakan si tua bangka itu!"'Aku harus menjadikan kakakku sebagai kambing hitam dari kondisi ini! Aku tak ingin menjadi korban kemurkaan Ekaputra,' batin Rivaldo yakin."Oh ya, apa kamu yang membebaskan si bodoh Angga dari genggaman polisi?" tanya Ekaputra."Aku melepaskan Angga Lee dari jeratan hukum, karena dia adalah adikmu. Aku hanya tidak mau masalahnya akan menjadi Boomerang bagi kariermu." jawab Rivaldo."Oh ya, siapa yang menggantikan mu memimpin Fierce Spider?" Akhirnya pertanyaan yang ditakuti Rivaldo keluar juga dari mulut Ekaputra."Sudah lama aku tak berkecimpung langsung dengan Fierce Spider. Semua yang berurusan dengan dunia bawah tanah itu, aku serahkan sepenuhnya kepada kakakku Stiven Gonsales. Termasuk menca

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20

Bab terbaru

  • Dendam Sang Bintang    119. Di sinilah Devano Willow meninggal

    Ya! Edy membawa Kumbara ke hutan. Hutan di mana Devano Willow harus meregang nyawa, karena perbuatan murid kesayangannya sendiri. Di mana juga Devano Willow menolak keras untuk disembuhkan dan memilih mati. Edy menatap Kumbara dan tersenyum sinis, "Bagaimana? Apa kau suka kejutan ku? Bukankah kau tak menyangka kalau aku akan membawa mu ke sini? Kumbara ... Kumbara ... apa kau pikir aku tak bisa membaca pikiran mu? Tidak, Kumbara! Bukankah Kau ingin memperlambat proses kesembuhan bos ku, kan? Lebih baik pikirkan baik-baik setelah melihat ini." Setelah mengakhiri kalimatnya. Edy mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan melakukan panggilan video call. Melihat Austin yang terbaring di atas ranjang, membuat jantung Kumbara berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia ketakutan. "Edy, aku mohon lepaskan cucuku," pinta Kumbara berlutut di kaki Edy. "Nyawa cucu mu, bergantung padamu. Kalau kau mau memperlambat proses pengobatan bos ku, maka ku pastikan Austin akan kehilangan fungsi organ

  • Dendam Sang Bintang    118. Hutan ini?

    "Bagaimana Edy, apakah kau sudah mengirim orang untuk mengawasi Austin Maverick? Cucu kesayangannya?" tanya Ekaputra santai. Dan Kumbara tahu artinya. Itu ancaman tak langsung untuknya."Kau mau membunuh cucu ku? Silahkan! Maka kau tak akan pernah mendapatkan pengobatan apapun dariku. Kau hanya akan menemukan tubuhku mati kaku," ancam Kumbara. Ya! Selain Kumbara maka tak akan ada seorangpun yang dapat mengobati Ekaputra. Jadi Kumbara tahu persis, Ekaputra tak akan berani bertindak bodoh. Karena membunuh Austin Maverick, itu sama saja bunuh diri. "Apa bos memerintahkan untuk membunuh cucu mu? Bukankah tidak? Bos meminta ku mengawasinya. Itu artinya ...," Edy tak meneruskan kalimatnya, dia justru tersenyum menatap Kumbara."Artinya apa, Brengsek!" teriak Kumbara emosi."Itu artinya setiap kesalahan dalam pengobatan yang kau lakukan, maka cucu mu yang akan kena dampaknya. Tapi tenang saja, kami tak akan langsung membunuhnya. Kami akan menerornya terlebih dahulu. Kalau kau bisa memperce

  • Dendam Sang Bintang    117. Sejak kapan kau terluka, Eka?

    "Sejak kapan kau terluka, Ekaputra? Apa kau menggunakan tenaga angin?" tanya Kumbara memastikan kalau dugaannya tak meleset."Aku terluka sejak tujuh bulan lalu, tepatnya tanggal 3 Desember 2023. Btw dari mana kau tahu kalau aku menggunakan tenaga angin?" tanya Ekaputra curiga."Mengingat kau adalah murid Devano Willow, sangat mustahil ada orang mengalahkan mu. Apalagi membuat kondisi mu seperti ini. Jadi hanya ada satu kemungkinan, kau menggunakan tenaga angin. Apa kau menemukan seseorang yang kuat, hingga kau harus menggunakan tenaga dalam yang selama ini tak pernah kau publikasikan?" Kumbara menatap Ekaputra, seolah-olah tak tahu apa yang sedang terjadi.Ekaputra diam seribu bahasa. Dia tahu berbohong juga percuma. Kumbara tahu betul masa lalunya. Mulai dari Devano Willow yang memilihnya menjadi murid, bagaimana juga dia mengkhianati gurunya sendiri."Kenapa kau diam saja? Apakah tebakanku benar? Apa mungkin dia adik seperguruan mu yang menghilang?" tanya Kumbara pura-pura tak tahu

  • Dendam Sang Bintang    116. Kita bertemu lagi, Kumbara.

    [Bos Edy, seperti dugaan mu. Kumbara secara sukarela ikut bersama kami. Kami sedang dalam perjalanan. Sekitar lima belas menit lagi kami sampai markas.]Edy mengucek matanya sendiri, tak percaya dengan pesan yang baru saja dibacanya, "Ini bukan mimpi, kan, Bos? Ini nyata, kan? Mereka berhasil menemukan Kumbara, kan, Bos?"Ekaputra Lee tak menjawab, dia langsung saja menarik ponsel yang ada dalam genggaman Edy. Dia penasaran."Apakah benar Kumbara sedang dalam perjalanan ke sini?" tanya Ekaputra tak percaya."Sepertinya rencana ku berhasil, Bos," kata Edy penuh semangat.Benar saja tak sampai lima belas menit. Anak buah Edy telah sampai di markas."Kalau kau ingin membunuhku, silahkan! Tapi jangan pernah menyakiti cucuku, Brengsek!" cetus Kumbara dengan wajah merah padam. Berusaha mengendalikan amarahnya.Ya! Ketika mengetahui orang yang menghadang jalannya adalah anak buah Ekaputra, Kumbara berusaha melarikan diri.Namun, semua berubah ketika anak buah Ekaputra mengatakan kalau sampai

  • Dendam Sang Bintang    115. Siapa kau sebenarnya, Bintang?

    ***Sementara itu di negeri seberang, Ekaputra Lee sedang beristirahat di dalam ruangannya. Dia di temani oleh orang kepercayaannya, Edy."Bagaimana? Apakah kau telah menemukan orang yang tepat untuk menyembuhkan ku?" tanya Ekaputra terlihat pasrah.Edy menatap Ekaputra dengan perasaan iba, "Aku sudah menugaskan semua anak buah untuk mencari keberadaan kakek Kumbara. Sepertinya hanya dia yang bisa mengobati mu, Bos.""Berapa lama kemungkinan Kumbara bisa ditemukan? Bukankah membawa Kumbara ke sini itu mustahil? Apalagi kalau dia tahu akulah orang yang ingin bertemu dengannya. Yang aku tahu dia tidak suka dipaksa. Dia bahkan tak tergiur dengan uang," ujar Ekaputra menatap Edy lemas."Menemukannya memang sulit. Karena Yang aku tahu, dia telah lama pensiun dari profesinya. Dia selalu berkelana dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lainnya. Tapi untuk sementara, aku yakin dia berada di Indonesia. Karena tak ada nama Kumbara Osal dalam penerbangan apapun selama sat

  • Dendam Sang Bintang    114. Kami hanya ingin kebebasan

    "Sebenarnya apa yang terjadi, Bintang? Apa mungkin Dirty dan Richard terluka?" tanya Anggun Maharani menatap Bintang, menyelidiki.Bintang menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban."Kenapa kau menyembunyikan ini dari kami? Apa bagi mu, kami hanyalah orang asing?" cetus Anggun kecewa.Tubuh Bintang terasa lemas, dia langsung saja duduk di sofa tak jauh darinya berdiri. "A-a-apa kau juga terluka?" selidik Anggun merasa ada yang tak beres.Bintang menganggukkan kepalanya dan berkata pelan, "Andai saja aku tak bergabung dan menjadi pimpinan Fierce Spider. Mungkin tak akan berakhir seperti ini. Diego Smith tak akan terluka parah, tak akan ada namanya pertumpahan darah yang merenggut banyak nyawa anggota Fierce Spider. Dirty dan Richard juga tak akan pernah bergabung dengan Fierce Spider.""Hanya karena aku terluka, mereka bertiga menyembunyikan kondisi sesungguhnya. Kau tahu apa alasan mereka? Mereka hanya tidak ingin aku kepikiran dan membuat kondisiku memburuk.""Sejak awal harusny

  • Dendam Sang Bintang    113. Diego Smith terluka

    ***Kaki Bintang terasa lemas, matanya berkaca-kaca, hatinya terasa sakit. Lelaki yang dulunya merupakan orang terkuat di Fierce Spider dan sangat ditakuti, kini terbaring tak berdaya. "Sejak kapan dia seperti ini?" tanya Bintang dengan suara berat."Bos Diego sudah seperti ini setelah beberapa hari kembali ke sini. Namun, tak ada seorangpun yang tahu akan kondisinya. Dia bahkan memintaku untuk tak pernah menemui siapapun yang merupakan mantan anggota Fierce Spider," ujar lelaki itu menatap Diego yang masih terpejam.Bintang melangkah mendekati Diego dan berkata pelan, "Apa karena ini kau memilih meninggalkan kami? Kenapa kau tak memberitahuku, kalau kau juga terluka sama seperti ku? Apa kau tak pernah menganggap ku sahabat?"Berlahan mata Diego Smith terbuka. Dia menatap Bintang dan berusaha tersenyum."Kenapa kau berada di sini?" tanya Diego hampir tak terdengar."Aku ke sini untuk mengobati mu, Diego," jelas Bintang dan langsung mengeluarkan satu botol minuman pemberian lelaki tu

  • Dendam Sang Bintang    112. Aku belum terlambat, kan? Diego masih hidup, kan?

    Saat Richard hendak mencari informasi keberadaan Diego Smith, Bintang menentangnya. Dia meminta Richard dan Dirty untuk beristirahat.Bintang menatap Richard dan Diego secara bergantian, kemudian berkata dengan tegas, "Kalau kalian tetap mau mencari keberadaan Diego Smith, maka tanggung sendiri konsekuensinya! Aku akan membuat kalau berdua menyesal telah menentang ku!" "Sepertinya kali ini kita harus menyerah. Apa kau tak lihat rona wajahnya? Selama mengenalnya, aku tak pernah melihat kemarahan seperti itu di wajahnya," bisik Dirty di telinga Richard."Sama. Sebaiknya kita istirahat, sebelum dia tambah marah. Yang ada kita berdua diikat," Richard balik berbisik."Aku minta kalian untuk beristirahat, bukannya bisik-bisik!" bentak Bintang kesal.Ya! Bintang melakukan itu semua karena ketakutannya. Dia takut kalau-kalau, dua sahabat baiknya meninggalkannya ke dunia lain."Iya! Iya! Aku istirahat!" cetus Dirty dan langsung meninggalkan Bintang menuju kamarnya. Begitupun dengan Dirty.'Tu

  • Dendam Sang Bintang    111. Ketika Bintang tahu kalau Dirty dan Richard juga terluka

    "Tanaman itu akan menjadi obat jika di konsumsi oleh seseorang yang sedang keracunan. Mau itu racun biasa maupun mematikan. Hanya saja takarannya harus pas, jika tidak akan sangat berbahaya. Namun, karena daun itu lebih dikenal sebagai daun beracun maka tak ada satu manusia pun yang mau mengkonsumsinya. Jangankan mengkonsumsi, bahkan memetik daun itu saja mereka ketakutan," jawab lelaki itu tersenyum.Bintang terdiam, kini dia paham kenapa lelaki itu memintanya meminum air rebusan daun beracun itu."Kau tak perlu lagi mendapatkan pengobatan lanjutan. Kau hanya perlu istirahat dan makan makanan yang bergizi. Organ tubuhmu akan membaik secara berlahan. Sampai kau benar-benar sembuh, maka jangan coba-coba menggunakan tenaga mu, dalam bentuk apapun. Apa kau paham?"Bintang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban."Istirahatlah. Aku juga butuh istirahat," ujar lelaki itu dan langsung meninggalkan Bintang sendirian.Keesokan harinya.Seperti biasa sinar matahari dengan berani masuk lewat ce

DMCA.com Protection Status