"Ini pakai syal Tante!" Audrey menyerahkan syal kremes berharga jutaan yang ia bawa. "Terima kasih," Gea menerimanya malu-malu. Haduh ... kenapa sih selalu saja ketauan Tante Dakota Jhons*n KW super kesayanganya ini. Dulu saat masih berseragam putih abu-abu, Audrey juga yang memergokinya sedang bercumbu mesra dengan Abizar. Eh, sekarang sudah menikah dengan Abizarpun, Audrey pula yang memergokinya. Walau hanya memergoki jejas-jejas kemerahan buah karya Abizar di leher jenjangnya, tapi tengsin juga 'kan ye? Geapun segera menggunakan syal kremes milik tante cantiknya itu. Lagipula kenapa Abizar tidak memberitauku sih? Atau memang dia cuek-cuek saja jejas kemerahan hasil ciptaannya pagi tadi terlihat orang lain? Huft! "Tante ke toilet hanya untuk memberikan syal ini padaku?" Gea melirik ke arah Audrey sambil merapikan syal kremes milik tantenya itu di lehernya. "Ya gak juga lah. Tante mau merapikan gincu Tante. Tadi sepertinya sedikit berantakan setelah menikmati secangkir kopi." Ae
Sesampainya di Bali, Abizar dan Gea segera menuju proyek merger kedua perusahaan keluarga mereka. Pasangan yang baru 36 jam resmi menjadi sepasang suami istri ini pergi meninjau proyek tersebut bersama Gibran dan Audrey. Namun adik kandung dan adik ipar mamanya itu memilih menggunakan mobil berbeda dengannya dan Abizar. Audrey bilang tidak mau mengganggu kehangatan pasangan pengantin baru. Bahkan Audrey juga meminta Fanny dan Deo, kedua sekertaris pasangan sejoli ini untuk tidak satu mobil dengan keduanya.Sepanjang perjalanan dari bandara menuju proyek terbaru mereka. hanya ada hening antara Gea dan Abizar. Keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Khusus untuk Gea, pikirannya masih saja berkutat terkait rasa tidak nyaman di kedua pangkal pahanya.Aelah, apa kabar nanti selama Aku harus meninjau proyek? Lokasi yang masih penuh dengan bahan bangunan tentu membuat cara berjalanku semakin tidak nyaman ketika melintasi lokasi proyek tersebut. Berjalan di tempat normal saja rasa
Selesai meninjau proyek merger perusahaan keluarganya dan perusahaan keluarga sang istri, Abizar mengajak Gea kembali ke hotel. Di saat rombongan kunjungan kerja mereka memilih untuk makan siang bersama di salah satu restoran milik Audrey di Bali, Abizar lebih memilih makan siang bedua bersama Gea di kamar hotel.Caelah, sudah gak tahan mau enak-enak lagi kayaknya pengantin baru ini, gumam Audrey dalam hati.Keputusan Abizar ini jelas mengundang senyum penuh makna di wajah Audrey dan Gibran maupun Fanny dan Deo. Ya ... mana mereka semua tau kalau maksud dan tujuan Abizar mengajak Gea segera kembali ke hotel sebenarnya bukan untuk enak-enak seperti yang dipikirkan timnya, melainkan karena rasa tidak nyaman di area sensitif sang istri.Abizar merasa kasihan melihat Gea beberapa kali meringis menahan rasa tidak nyaman di kedua pangkal pahanya. Dengan segera menuju ke hotel, Abizar berharap Gea bisa sesegera mungkin berendam di air hangat untuk mengurangi rasa tidak nyamannya tersebut.Bu
Keesokan harinya, tidak usah ditanya lagi bagaimana gempornya Gea setelah sehari kemarin harus mendaki puncak asmara tertinggi berkali-kali bersama sang suami.Pagi, siang, malam! Seperti anjuran meminum obat antibiotiknya ketika flu!Belum lagi kemarin di sesi malam, Abizar mengajaknya mendaki puncak asmara tertinggi selama beronde-ronde. Seakan tidak ada puasnya, suami tampan dan rupawannya itu terus saja mengusik tidurnya. Meminta lagi, lagi, dan lagi untuk mengulang sesi enak-enak mereka. Alhasil pagi ini kelelehan sangat tampak di wajah Gea.Namun selelah apapun wajah Gea, tetap saja tampak cantik di mata Abizar. Apalagi sejak ia tau dirinyalah yang membuka segel istri cantiknya itu. Semakin cantik sajalah Gea di matanya."Cantik sekali," lirih Abizar seraya membelai lembuy wajah sang istri. Rasanya indah sekali pemandangan bangun tidurnya dua hari ini. Wajah cantik Gealah yang pertama kali visualnya sapa ketika membuka mata.Sebelum sang istri terbangun, ia tatap wajah cantik it
Melly is calling ... Untuk ketiga kalinya layar ponsel Abizar tertulis kalimat tersebut. Dan untuk ketiga kalinya pula Abizar tampak tidak berminat mengangkat panggilan tersebut. "Mas, teleponnya berdering sedari tadi." "Abaikan saja!" "Heh? Abaikan? Mungkin saja penting, Mas." Gea penasaran mengapa Abizar mengabaikan panggilan dari sahabat yang juga cinta pertamanya itu? "Aku sedang sibuk." "Heh? Sibuk?" Gea melirik Abizar. Sibuk dia bilang? Sibuk apaan? "Iya. Sibuk mengeringkan rambut istriku." BLUSH! Seketika pipi Gea terasa panas. Pasti pipinya kali ini merah merona seperti tomat busuk. Runtuh sudah wibawa para blush on, hehehe. Bayangkan saja, Mas Izar lebih memilih membantuku mengeringkan rambut daripada mengangkat telepon mantan cemcemannya yang juga sahabat kesayangannya itu. Bagaimana tidak menghangat hati dan pipiku! Wah ... Artinya kali ini Mas Izar lebih mementingkan kebersamaannya denganku daripada Mbak Melly, benar atau betul? Hehehe. Ah, kalau gini sih rela
Lima hari sudah Abizar dan Gea di Bali bersama Tim dari kedua perusaahan mereka. Lima hari pula hubungan pasangan suami istri itu semakin membaik. Abizar sudah semakin membuka diri pada Gea. Kini Pria tampan itu seakan tidak lagi malu-malu kucing menunjukkan perhatiannya pada Gea, bahkan di depan banyak orang sekalipun.Bayangkan saja, Abizar yang biasanya dingin bahkan cenderung kejam pada Gea, tiba-tiba saja menggandeng mesra tangan Gea di hadapan Audrey, Gibran, Fanny, dan Deo.Tentu hal tersebut membahagiakan bagi anggota group whatsapp "Abizar-Gea Bersatu" yang di dalamnya berisikan ibu-ibu maju tak gentar, antara lain Thabita, Livy, Audrey, Luna, Tiara, dan Fanny.Selama di Bali, Audrey dan Fanny tidak pernah lupa memberi kabar di group WA para sekutu mereka mengenai kedekatan dua human yang saling cinta namun sayangnya ada tembok tinggi bernama dendam salah alamat Abizar di antara keduanya."Sudah siap? Hem?" tanya Abizar seraya memeluk Gea dari arah belakang. Keduanya kini ber
Kini sudah satu bulan sejak kembalinya Abizar dan Gea dari Bali. Pasangan suami istri itu sudah kembali beraktifitas seperti biasa. Setiap Pagi mereka berangkat ke kantor setelah sarapan pagi bersama. Siang jika ada kesempatan, mereka habiskan waktu istirahat makan siang bersama. Malam selalu mereka sempatkan makan malam bersama dan mendaki puncak asmara tertinggi bersama pula. Ya ... Abizar rasanya tidak ada bosan-bosannya mengajak Gea mengarungi lautan kenikmatan setiap malam. Gea sampai-sampai harus ekstra melaukan perawatan di wajah, leher, dan sekujur tubuhnya agar tidak cepat mengalami aging karena harus sering begadang. Kalau bisa mandi retinol, pasti sudah ia lakukan demi mencegah keriput dan kekeringan di kulitnya. Bagaimanpun tidur yang cukup adalah salah satu kunci bisa awet muda. Itu adalah ilmu dasar merawat diri yang diajarkan almarhumah Oma Elma, Oma kesayangannya. "Bu Boss siang ini makan siang bersama Kami ya. Deva mengundang Kita makan siang bersama untuk merayakan
Melly semakin mengeratkan pelukannya. Menyalurkan semua rasa rindu yang ia rasakan selama hampir dua bulan ini. Rasanya begitu melegakan bisa kembali memeluk sahabat tampan dan rupawannya ini. "Apa kabar?" bisik Abizar. Dua bulan tidak bertemu sahabat sekaligus cinta pertamanya tentu membuat Abizar merindukan sosok cantik itu.Hening ...Satu detik, dua puluh detik, tiga ratus empat puluh lima detik, dan masih saja belum ada jawaban dari Melly. Wanita cantik itu terus saja memeluk pinggang Abizar sambil menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria tampan dan rupawan itu.Merasa tidak ada jawaban, Abizar mengulang kembali pertanyaannya. "Apa kabar? Hem?"Kali ini mulai ada tanggapan dari Melly. Namun bukan sebuah jawaban, melainkan tangisan lirih yang diikuti dengan rasa basah di dada Abizar.Melly menangis?Abizar segera melepas pelukannya. Sebagai gantinya dia segera menangkup wajah Melly dengan kedua tangannya. "Ada apa?"Hati Abizar terasa nyeri setiap melihat sahabat yang juga cin
"Untuk apa saya harus menelpon Melly?" Bima menatap bingung ke arah Gibran. Dia tidak paham dengan maksud dan tujuan CEO Adinata Group itu memintanya menghubungi sang sepupu. Apalagi perihal proyek di Kemang yang sedang diperebutkannya bersama Abizar. Rasanya tidak ada kaitannya dengan Melly.Astaga, jangan - jangan ..."Lakukan sekarang!" Belum juga Bima selesai merangkai beberapa hipotesa perihal alasan Gibran memintanya menelpon Melly, Gibran sudah memberi titah. Tampak sekali CEO Adinata Group itu sedang tidak ingin dibantah."Katakan bahwa kamu sudah selesai membicarakan perihal proyek Kemang itu bersama Abizar. Sampaikan bahwa Abizar bersedia mundur dari proyek itu."Bima awalnya menolak. Menurutnya tidak ada kaitannya antara sepupu cantiknya itu dengan proyek Kemang yang sedang diperebutkannya bersama Abizar.Namun Gibran terus mendesak agar Bima mau melakukannya. Alhasil Bimapun menurut. Dia mengikuti apa yang dititahkan oleh anak laki-laki satu-satunya Keluarga Adinata terseb
"Saat itu kami benar-benar tidak bisa lagi membohongi perasaan kami. Gue dan Gea ... saling mencintai."BZZZTTT!Mendengar prolog yang disampaikan Bima, Abizar sontak menyemburkan kopi yang hendak ia telan.Benar-benar sudah tidak waras human di hadapannya ini. Bisa-bisanya dia mengatakan bahwa dia dan Gea dulu saling mencintai. Ketara sekali mantan kekasih adiknya itu sedang berencana untuk mebohonginya!Ah, kenapa juga dulu Reksa bisa jatuh cinta dengan human macam Bima! Human yang sangat tidak berkualitas! Gerutu Abizar dalam hati.Dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa dulu sang adik terbima-bima. Okelah wajah pria itu memang tampan, tapi kelakuannya sangat memalukan!Lagipula kalau cuma hanya tampan, masih banyak pria lain di luar sana, bahkan yang jauh lebih tampan dari Bima. Kenapa bisa Reksa sampai harus mengalami kesakitan yang luar biasa hanya karena human macam Bima! Menyedihkan sekali!Abizar benar-benar miris setiap mengingat nasib malang Reksa. Apalagi alasan d
"Kasus penipuan dengan angka belasan milyar, penyuapan seorang pejabat untuk memuluskan binis kelapa sawit, dan ..."Abizar sengaja menggantungkan kalimatnya. Memberi waktu pada kedua matanya untuk mengamati Bima dengan seksama.Terkejud, itulah hal pertama yang Abizar tangkap dari Bima saat ini. Selanjutnya cemas dan khawatir. Dua hal itu juga tampak di sorot mata sepupu Melly itu.Abizar tentu sangat menikmati pemandangan di hadapannya. Keangkuhan Bima perlahan memudar setelah dia memaparkan dua fakta perihal kartu hitam Bima dan keluarganya.Ini baru kartu hitam pertama dan kedua, belum juga Abizar menyampaikan kartu hitam ketiga. Bisa dibayangkan bagaimana piasnya Bima ketika bom atom berupa kartu hitam ketiga itu dilempar Abizar padanya.Bayangan bagaimana liciknya Bima memperlakukan Gea tujuh tahun silam membuat Abizar bertekad untuk membalas apa yang dirasakan istrinya itu. Dan pembalasan itu akan ia mulai hari ini.Bima sendiri jantungnya memang sudah mulai bertalu-talu. Dua c
Seperti yang Abizar perkirakan, hanya butuh waktu singkat bagi Gibran membuat Bima segera bertekuk lutut. Gibran dan orang-orang kepercayaannya sudah menjalankan misinya dengan sangat apik. Kini mereka tinggal memetik hasil dari pergerakan mereka selama beberapa hari terakhir. Gibran sudah meminta Abizar membuat janji temu dengan Bima di kantor Abizar sianh ini. Gibran ingin segera menyelesaikan semua permainan kotor Bima yang sangat merugikan keponakan kesayangannya. Suami Audrey itu akan memastikan dengan mata, telinga, dan mulutnya sendiri bahwa Gea tidak akan lagi mengalami kesulitan apapun karena kelakuan di luar nuril Bima. "Bagaimana bisa dia terlambat di sebuah pertemuan bisnis?" Gibran menggerutu ketika sudah tiga pulu satu menit dirinya duduk tampan di sofa ruang kerja Abizar namun Bima belum juga datang. Di sebelah Gibran sudah ada Tian, sang asisten kepercayaan yang duduk tampan mendampinginya. Sedangkan si empunya ruangan duduk di hadapan keduanya. "Benar-benar human
"Reksa bilang akan sangat sulit membuat Bang Izar percaya bahwa Kak Melly terlibat. Abang sangat mempercayai mantan cinta pertama Abang itu." "Melly cinta pertamamu?" Abyaz segera menginterupsi. Secepat kecepatan cahaya dia menoleh ke arah Abizar. Abyaz menatap geli pada Abizar. Setau Abyaz, selama ini Melly dan Abizar bersahabat. Ternyata oh ternyata! "Wah ... kalian terlibat friendzone?" Mungkin memang benar apa kata kebanyakan orang, persahabatan antara pria dan wanita itu tidak ada yang tanpa bumbu-bumbu asmara. Kalau tidak salah satunya yang menyimpan rasa, ya dua-duanya! "CK!" Abizar berdecak sebal. "Masa lalu!" "Siapa bilang masa lalu?" Tiara segera menyanggah ucapan Abizar. "Aku rasa sampai saat ini hal itu masih berlaku. Bedanya, kalau dulu bang Izar yang mencintai Kak Melly, sekarang sebaliknya!" "Oya?" Entah mengapa Abyaz tiba-tiba kepo. Biasanya pria itu cenderung acuh, tidak mau tau perihal apapun yang tdiak ada sangkut pautnya dengan kehidupanya. Tapi entah mengapa
"Reksa baru mengetahuinya dua tahun lalu.""Dua tahun lalu?" Beo Abizar. Pikirannya menghitung mundur dua tahun lalu yang dimaksud Tiara.Dua tahun lalu itu artinya tepat di tahun Reksa meninggal. "Apa saat kamu menemuinya di Jepang?"Tiara mengangguk. Mengiyakan dugaan Abizar.Itu artinya lima bulan sebelum Reksa meninggal. "Ceritakan semuanya, Ti! Ceritakan perihal pertemua kalian di Jepang saat itu. Abang harus memastikan banyak hal, dan Abang rasa pertemuanmu dan Reksa bisa membantu Abang untuk menemukan banyak petunjuk." titah Abizar pada Tiara.Tentu saja Tiara menyanggupi. Rasanya sudah waktunya dia membuka semuanya."Itu adalah pertemuan pertama kami setelah lima tahun Reksa menutup aksesnya untuk bertemu denganku maupun Gea." Saat itu memang pertama kalinya Reksa memberi izin pada Tiara untuk menemuinya. Setelah bertahun-tahun Reksa tidak pernah sekalipun menggubris permintaan Tiara, akhirnya kali itu Reksa mengiyakan permintaan salah satu sahabatnya itu. Namun dengan syarat,
Tiara meminta rekaman CCTV itu diputar kembali. Lalu dia menyebutkan satu-satu persatu siapa orang yang bersamanya.Di rekaman CCTV itu tampak Tiara datang bersama seorang ibu berusia 50 tahunan dan seorang perempuan seusianya. "Dia Mbok Siti dan itu Citra, anak perempuannya."Mbok Siti adalah asisten rumah tangga keluarga Tiara. Saat itu mereka berencana akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk belanja bulanan.Tiara memang biasa ikut berbelanja bulanan bersama sang mama dan asisten rumah tangganya. Namun kebetulan papa dan mamanya saat itu sedang di London, mengunjungi kakak laki-lakinya yang sedang kuliah di sana. Alhasil hanya Tiara yang menemani asisten rumah tangganya berbelanja."Sebenarnya aku pergi berempat bersama Pak Mamad, sopirku. Dia tidak muncul di rekaman CCTV karena dia menunggu kami di mobil."Tiara menjeda sejenak. Dia berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Dia membutuhkan pasokan banyak oksigen untuk mengembangkan paru-parunya yang tiba-tiba terasa sesak. Dia
Sesuai saran dari Gibran, Abizar segera menghubungi Abyaz, calon suami Tiara. Dia harus menanyakan secara langsung pada Tiara perihal keberadaan sahabat Gea dan Reksa itu di rekaman CCTV yang didapat Gibran.Abizar tidak mau ada kesalahpahaman antara dirinya dan Abyaz. Kalau dia langsung menemui sahabat istrinya itu takutnya Abyaz beprikir yang tidak-tidak. Apalagi mereka berdua akan segera menikah. Nanti dikira Abizar menjadi setan penggoda pernikahan mereka, ye 'kan?Alhasil Abizar membuat temu janji dengan Tiara melalui Abyaz. Suami Gea itu menceritakan secara detail pada Abyaz mengenai apa yang ingin dibicarakannya bersama Tiara.Abyaz yang memang sudah kenal lama dengan Abizar mengiyakan permintaan Abizar. Dia bersedia membantu Abizar membuat janji temu dengan Tiara. Rencananya Abyaz akan mengajak Tiara untuk makan siang bertiga bersama Abizar di sebuah restoran dekat kantor Abyaz."Apa aku boleh meminta satu hal lagi padamu?" tanya Abizar pada Abyaz melalui sambungan telepon.[K
Gibran mulai menjelaskan apa yang dilaporkan anak buahnya perihal video ena-ena Bima dan Gea. Semalam setelah Abizar menghubunginya perihal video Bima dan Gea tersebut, Gibran langsung meminta Abizar mengirim video laknut itu padanya. Setelahnya Gibran bergerak cepat dengan meminta orang-orang kepercayaannya untuk menyelidiki secara detail video tersebut.Pagi tadi hampir semua data yang dia butuhkan sudah bisa diberikan oleh orang-orang kepercayaannya. CEO Adinata Group itu segera menghubungi Abizar. Gibran meminta menantu pertama kakak kandungnya itu untuk menemuinya pagi ini di kantor utama Adinata Group."Video itu hasil rekayasa digital. Sama seperti karyamu untuk menjebak Gea agar mau menikahimu." Gibran memberi penekanan pada kalimat terakhirnya.CEO Adinata Group itu memang sengaja menyindir Abizar. Sujujurnya kemarahannya pada suami keponakannya itu masih belum surut. Tangannya masih gatal untuk mendaratkan bogeman di wajah Abizar.Gibran benar-benar kecewa dengan apa yang di