“Aish, apa yang sedang wanita ini lakukan di depan kami?!” kata Camilla di dalam hatinya. Camilla pun mengambil beberapa helai tisu untuk mengeringkan mulut Leo yang basah karena dia tidak sengaja menyemburkan minumannya saat April mengatakan tentang dada. “Maafkan aku, Leo,” kata April kepada pria yang pipinya semerah kepiting merah tersebut. “Ti-tidak apa-apa,” jawab Leo sambil menahan malu. “Ck, walaupun dia tidak mencintai Camilla, dia sepertinya sudah menikmati tubuh palsu itu,” batin April sambil menatap kedua pengantin baru yang sedang sibuk itu. Sedangkan di dalam pikiran April, dia tidak akan membiarkan semua ini berjalan di atas kebahagiaan yang sama. Seperti janjinya April pada tanah yang menenggelamkan ibunya, bahwa April akan membuat keadilan dan neraka sendiri untuk mereka. “Camilla, aku sudah lama tidak menghabiskan waktu bersamamu. Tapi ini adalah waktumu untuk bulan madu. Aku akan meminta waktumu lain kali,” kata April sambil berdiri dan berniat pergi dari meja
Camilla hanya berpikir bahwa April sedang memperolok-oloknya, karena mereka pernah menjadi musuh di masa lalu. Camilla menyadarinya. “Aku tahu hidupmu sempurna, tapi Leo juga harus mencintaimu dengan nyata. Kamu adalah wanita yang harus memiliki semua yang kamu inginkan, bukan? Aku akan mewujudkan mimpimu yang satu ini. Karena aku paham, jika kamu sudah memiliki jiwa nya, kamu juga harus memiliki hatinya,” kata April. Saat April memegang kedua tangan Camilla, dia tidak melepaskannya begitu saja seperti tadi. Camilla sekarang malah sedang berpikir tentang penawaran yang jelas menguntungkan jika dia menyetujuinya. “Bagaimana caranya?” kata Camilla dengan suara yang rendah. April tersenyum karena Camilla mulai tertarik dengan penawaran April. “Aku akan membantumu apapun itu, mengenai Leo. Aku juga akan melaporkan semua yang Leo lakukan di kantor. Kamu tahu, kita satu divisi,” kata April. Camilla menggigit bibirnya karena bimbang. Walau hatinya lebih dominan untuk setuju. Camil
Tentu saja, April tidak mungkin berkata dengan terus terang seperti itu. “Baiklah. Aku akan mengizinkanmu,” jawab Camilla. “Sebelum kamu pergi, seharusnya kita berfoto dulu untuk membuktikan kepada Lro bahwa kita benar-benar sedang bertemu karena saling merindukan,” kata April sambil meminta ponsel kepada Camilla. Camilla pun mengambil ponsel keluaran terbaru itu di dalam sakunya. Dia memegang ponsel tersebut dengan tangan kanan, lalu mengklik tombol kamera. CEKREK!Dua manusia yang dulu bermusuhan memasang wajah cantik mereka, dengan senyum paling lebar. Camilla menguploadnya di sosial media miliknya. Kurang dari satu menit, banyak komentar dari teman Camilla dulu di SMA yang bertanya kenapa mereka bisa akur. Tapi Camilla malah tidak peduli karen adi ingin April membantunya supaya Leo sangat terpikat kepadanya. “Sudah! Kamu puas?!” kata Camilla sambil berdiri memasukan kembali ponsel ke dalam tas miliknya. “Hampir malam, aku harus pergi.”“Kau akan melakukan itu dengannya, Camil
Keesokan harinya, di siang hari, April mendapatkan pesan dari Angga, partner balas dendamnya. Angga memberikan fakta-fakta lain tentang Leo. Itu karena April memintanya malam kemarin dan Angga baru bisa memberikan balasannya siang ini. “Leo menyukai wanita yang anggun. Dulu, dia pernah menyukai wanita yang merupakan penyanyi di sebuah bar. Tapi cintanya bertepuk sebelah tangan, karena wanita itu sudah memiliki kekasih. Leo juga menyukai wanita dengan kulit yang putih dan senang mengenakan dress hitam. Huh, apalagi yang ingin kamu tahu? Lebih baik aku mengirim detail tentang pria gila itu kepadamu lewat dokumen!” Begitulah pesan yang Angga berikan kepada April. “Baiklah, tolong sisanya kirim kepadaku,” balas April. DING! Angga mengirimkan sebuah file sebanyak tiga halaman yang berisi poin-poin fakta tentang Leo. Angga mendapatkannya setelah menyuruh Sekretarisnya untuk mencari. “Terima kasih. Berkatmu, aku tahu apa yang harus aku lakukan,” ujar April di dalam pesan itu. Se
“Baiklah, Angga. Jadi untuk siapa pakaian mewah yang banyak ini sampai memenuhi punggungku?” tanya Sekretaris Zayn itu. Benar bahwa punggung dia penuh dengan kantong-kantong besar itu. Tubuh Zayn tenggelam ketika dia mereka memenuhi tubuhnya. Tapi Zayn senang, karena Angga sepertinya sudah benar-benar jatuh cinta kepada wanita. Dulu, Angga merupakan anak yang penuh ambisi. Dia tidak pernah menyukai wanita dalam 31 tahun dia hidup. Bukan karena Angga yang tidak normal. Tapi Angga saat itu sedang fokus pada kehidupannya untuk membangun karir. “Ada seseorang. Dia bukan Mawar, Zayn. Dia seorang wanita yang cantik dan unik. Aku akan memberikan semua pakaian ini untuknya,” jawab Angga sambil terus berjalan keluar toko itu dengan wajah yang tersenyum. Angga ingat bahwa April datang dan pergi dari rumahnya dengan pakaian yang bagus, tapi dia tidak memakai alas kaki. Sekarang, Angga juga membeli banyak alas kaki untuknya. Walaupun di rumah April sudah banyak, tapi Angga ingin memberikannya
Jatah cuti para karyawan hanya berlangsung selama tiga hari. Jadi, April pulang hari ini namun terpisah dengan Camilla dan Leo. Camilla dan Leo mendapatkan jadwal lebih awal, sedangkan April setelahnya. Saat ini, April di dalam pesawat dengan tenang. Dia tidak perlu memakai pakaian yang dapat membuat penyamaran tentang dirinya. “Ibu dan Bapak sekalian, sembari kita mulai untuk mendarat, mohon pastikan punggung kursi dan meja Anda berada dalam posisi tegak. Pastikan juga sabuk pengaman Anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di bawah kursi di depan Anda atau di penyimpanan atas. Terima kasih,” ucap salah seorang pramugari tersebut. Setelah April tiba di bandara, seorang pria dengan jas biru dongker sampai lutut itu melambaikan tangan kepadanya. April tersenyum dengan hangat lalu berjalan ke arah pria itu. “Terimalah.” Angga memberikan bunga tulip berwarna merah muda kepada April. April menerima bunga itu dengan cepat. Dia mencium perlahan bunga itu. Cantik
“Tidak! Berhenti! Apa yang sedang kamu lakukan?” April mendorong tubuh Angga ke belakang. Dia meminta Angga untuk pergi dari rumahnya saat itu. Angga sebenarnya tidak mengerti, tapi Angga mengira bahwa April sedang terbawa suasana. “Sepertinya dia tidak menginginkannya,” gumam Angga di depan pintu luar rumah April. Angga pun pergi dengan kepala yang menunduk. Dia hanya merasa sudah berpikir banyak tentang April yang terlihat mau mencintainya. Tapi sepertinya April belum bisa membuka hatinya. Sedangkan April duduk di pintu rumahnya. Dengan rambut yang menyusul untuk turun ke bawah, dengan tangan yang memegang jantung yang berdetak meminta lompat, April benar-benar masih sama terkejutnya. “Apa yang sudah aku lakukan kepadanya? Kenapa saat dia memelukku, aku bereaksi dan malah ingin menciumnya. Bodoh, apa yang sedang aku lakukan?! Apa aku sudah kehilangan akal?! Ini sudah malam, sebaiknya aku pergi tidur.” Tapi saat April berjalan ke kamarnya, sebuah cermin yang menempel dengan
April menatap Angga dengan ngeri. Dia kehabisan kata-kata, karena Angga ingin April melakukan sesuatu untuknya. “April, kenapa kamu melamun?” tanya Angga sambil mengambil sesuatu di sakunya. “Seingatku, jika pria mengodok saku setelah membuka pakaiannya, maka dia akan …”“Ini. Bantu menempelkan ini pada punggungku.”Hampir saja membuat April gila. April bahkan sudah berpikir dengan aneh-aneh karena momennya sangat pas. Ternyata, Angga mengeluarkan koyo. Angga meminta tolong supaya April menempelkan koyo itu pada punggungnya. PLAK!“Argh! April, kenapa kamu menampar punggungku?” Sekarang, bukan hanya sakit yang Angga rasakan. Tapi juga perih karena April menamparnya dengan sangat keras.“Kamu membuatku terkejut saja. Aku pikir kamu sedang mengeluarkan benda lain,” balas April tanpa rasa bersalah. April pun mulai membantu Angga dengan menempelkan banyak koyo di punggungnya. Jujur, punggung Angga sangat lebar dan kekar. Ada satu bekas jahitan berbentuk lurus dan miring. “Kapan dia