"Alhamdulilah, kalau begitu semua sudah jelas," ucap Mama Ratih pada Vanesa.Setelah itu semua orang masuk ke dalam rumah. Mereka duduk di kursi masing-masing. Farhan mengutarakan niatnya lagi. Dia memberikan seserahan untuk Vanesa. Seserahan itu berupa uang tunai dan juga beberapa jenis perhiasan.Aldo tersenyum senang melihat Vanesa mendapatkan lelaki yang baik dan bertanggung jawab seperti sang Kakak. Vanesa menerima lamaran tersebut kemudian Farhan memakaikan cincin di jari manis Vanesa.Mama Ratih dan Umi Kalsum sangat senang melihat kebahagiaan itu. Setelah acara tukar cincin, datang lah Virga yang habis pergi dari les seni bela diri."Bunda ... Bunda ... Virga pulang, Bunda!" seru Virga dari luar.Anak laki-laki itu berlari masuk ke dalam rumah. Sesampainya di ruang tamu, Virga terkejut karena banyak orang. "Eh, ada Om Farhan. Om Farhan apa sudah lama mainnya?" tanya Virga dengan suara cadelnya. Farhan menjawab dengan ramah,"Sudah dari tadi Om Farhan mainnya. Sengaja nih, nung
Satu Minggu Kemudian.Farhan melangsungkan pernikahannya dengan Vanesa. Pernikahan itu dihadiri oleh keluarga dekat saja. Vanesa sudah tampak cantik dengan gaun muslimnya yang berwarna putih cerah. Farhan juga sudah siap dengan memakai setelan jasnya. Dia masuk ke dalam kamar Vanesa bersiap. "Apa kamu sudah siap, Nesa? Semua keluarga sudah menunggu di luar. Mereka siap untuk mengantar kita ke masjid.""Aku sudah siap, Mas. Virga bersama siapa?""Virga dengan Aldo, mereka sudah sangat akrab sekali," jawab Farhan."Alhamdulillah, kalau begitu ayo kita keluar Mas." Vanesa keluar dari kamarnya dengan didampingi oleh Farhan.Sesampainya di luar, mereka semua langsung pergi ke masjid setempat untuk melangsungkan akad nikah. Warga sekitar juga ikut hadir karena memang Umi Kalsum yang mengundangnya.Hati Vanesa berdegup kencang. Dia masih tidak menyangka kalau akan melepas masa lajang dengan lelaki yang baru saja dikenalnya. Beberapa menit kemudian, mobil yang dinaiki Vanesa sampai juga di m
Semua orang sudah sampai di panti. Mereka keluar dan turun dari mobil. Ada yang langsung duduk untuk menikmati hidangan, ada juga yang langsung pulang karena ada kepentingan. Vanesa dan Farhan masuk ke dalam rumah. Sebagai pengantin baru Vanesa masih agak canggung saat berdekatan dengan Farhan.Farhan masih berbincang dengan ibu dan juga adiknya. Setelah selesai dia berjalan mendekat untuk menemani pada saat yang sedang duduk sendiri. "Nesa, ada yang mau aku bicarakan sama kamu!""Iya, ada apa, Mas?" tanya Vanesa."Mama dan Aldo sore ini mau pulang ke kota. Soalnya di kota sedang ada masalah," ucap Farhan pada istrinya.Vanesa menjawab, "Iya Mas, kalau ada kepentingan mending diselesaikan dulu.""Nes, kamu mau 'kan aku ajak tinggal di kota?" Farhan bertanya pada istrinya.Vanesa tersenyum dia sangat suka dengan perlakuan Farhan ya lembut padanya. "Mas sejak kamu mengucap ijab kabul di masjid tadi, itu bukti kalau aku sudah sepenuhnya menjadi milikmu. Jadi kamu berhak membawaku ke mana
Mata Vanesa membulat mendengar ucapan Farhan. Dia langsung menunduk lagi karena malu. Hal itu membuat Farhan semakin gemas. "Aku bercanda, aku akan menunggu sampai kamu siap. Ayo kita cari Virga sekarang! Jangan sampai dia berpikir kalau Bundanya mulai mengabaikan," ucap Farhan membuat Vanesa tersenyum."Kalau begitu ayo kita mencarinya," balas Vanesa pada suaminya. Vanesa memakai kembali cadarnya. Setelah itu keluar bersama Farhan untuk menemui Virga.Di Tempat Lain.Aldo menyetir mobil dengan sangat fokus sekali. Dari panti hingga masuk ke kota, sekalipun dia tidak berbicara. Mama Ratih hanya bisa menghela napas panjang melihat nasib putra bungsunya itu."Aldo, kamu baik-baik saja 'kan, Nak?""Aku baik-baik saja, Ma. Mama nggak usah khawatir, aku baik-baik saja," jawab Aldo datar dan tanpa ekspresi."Mama selalu khawatir padamu. Sikapmu yang seperti ini membuat Mama takut."Aldo tersenyum tipis. "Ma, aku sudah terbiasa dalam hal ini. Aku sudah menjalaninya selama lima tahun. Jadi,
Farhan telah terkulai lemas di samping istrinya. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Vanesa. Saat berhubungan badan tadi, Vanesa sempat takut bahkan terlihat sangat pucat sekali."Sayang kamu nggak apa-apa 'kan? Maaf, jika aku menyakitimu!" kata Farhan sambil memeluk istrinya dari belakang.Tubuh Vanesa masih gemetar, dia belum bisa melupakan pelecehan yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Bahkan, air matanya masih mengalir."Nesa, jawab aku! Kamu nggak apa-apa 'kan?"Vanesa menggeleng, dia tidak ingin membuat Farhan kecewa. "Maaf, Mas. Aku nggak apa-apa. Hanya saja, sedikit mengingat masa lalu!""Mulai saat ini, aku harap kamu selalu terbuka apa pun yang terjadi. Kamu harus bercerita padaku. Terima kasih sudah memberikan malam indah untukku, Nesa. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu!"Vanesa memeluk tangan Farhan yang melingkar di pinggangnya. Dia mencium tangan tersebut sebagai balasan atas ungkapan rasa Farhan."Sekarang tidurlah, besok pagi kita langsung ke sekolah Virga. La
"Nggak ada apa-apa, Mas! Hanya kaget saja!""Bunda, itu seperti mobil Om baik sama Tante baik. Apa mereka mau lihat aku lagi ya, Bunda? Soalnya mereka pernah bilang mau datang lagi,"seru Virga pada Vanesa."Mungkin kamu salah lihat, Sayang. Mobil seperti itu 'kan banyak," jawab Vanesa.Farhan semakin tidak mengerti dengan kekhawatiran Vanesa. Dia tidak mau memaksa istrinya untuk berbicara. "Ya sudah kalau kamu nggak mau bicara. Tapi, kamu harus ingat kalau ada masalah kamu harus cerita sama aku. Jangan menyimpannya sendiri ya.""Iya Mas, kamu nggak usah khawatir aku tahu kok." Setelah itu Farhan memfokuskan pandangannya ke depan. Dia harus cepat sampai karena biasanya jalanan sangat macet.Di Tempat Lain.Mobil yang bersimpangan dengan mobil Farhan tadi berhenti di panti asuhan. Mereka adalah Keynan dan istrinya, maksud kedatangannya adalah untuk menyelidiki siapa Virga sebenarnya.Keynan dan Dinda keluar dari mobilnya, kemudian mereka masuk ke dalam hati."Assalamualaikum, permisi!"
Vanesa melakukan bersih-bersih di kamar mandi. Sedangkan, Farhan masih merenung memikirkan bagaimana sikap Aldo jika bertemu dengan istrinya. "Apa yang harus aku lakukan? Apakah nanti Aldo bisa mengendalikan diri? Sulit baginya untuk menerima kenyataan ini."Setelah itu Farhan keluar untuk menemui Ibunya. Dia ingin membahas persoalan yang sedang membuatnya bingung. Sesampainya di bawah Farhan langsung menghampiri mama Ratih."Ma, ada yang ingin aku bicarakan. Ini sangat penting sekali," ucap Farhan terlihat sangat khawatir."Ada apa Farhan? Mana istrimu, kok belum turun? Sebentar lagi Aldo akan pulang, dia tadi menelepon Mama menanyakan kedatangan kalian," kata Mama Ratih, membuat Farhan semakin bimbang.Mama Ratih duduk di meja makan. Dia duduk di samping Farhan yang sedang serius. "Ada apa? Panik sekali!""Gini, Ma. Aku hanya ingin solusi dari Mama. Soal Aldo dengan Vanesa. Aku tahu hubungan mereka sangat dekat sekali. Sekarang mereka berada dalam satu rumah. Pada kenyataannya, Aldo
Makan siang selesai, Vanesa kembali ke kamarnya bersama Farhan. Virga mengajak Aldo untuk bermain di taman. Saat berada dalam kamar, Vanesa membuka cadarnya. Dia duduk di pinggiran ranjang sambil memijit pundaknya yang terasa pegal.Farhan langsung mendekati istrinya, dia membantu Vanesa memijit pundaknya. "Sini biar, Mas bantu pijit!""Apa kamu merasa tidak nyaman dengan sikap, Aldo?" tanya Farhan pada istrinya."Aku biasa saja, Mas. Aku sudah tahu watak Aldo, jadi tidak ada masalah.""Kalau bukan karena Mama, mungkin aku akan mengajakmu pindah dari sini! Aku cemburu melihat tatapan Aldo padamu."Farhan mengungkapkan kegelisahannya.Vanesa melihat suaminya. "Mas, Aldo memang begitu. Dia nggak akan melewati batas kok, aku yakin itu. Jadi kamu nggak usah khawatir berlebihan. Aku takut kalau kamu berselisih dengannya."Farhan memegang dan mencium tangan istrinya. "Baiklah, aku menuruti apa yang kamu katakan. Besok kita daftarkan Virga ke sekolah ya. Aku ingin dia beradaptasi lebih cepat