"Lalu sekarang siapa yang akan kamu pilih mas!" Zasqia membalik badan dan menatap Surya dengan nanar.
"Aku ... aku... aku ingin memilihmu, tapi ... tapi aku tak bisa, maafkan aku sayang sebab aku akan memilihnya!"
"Plak!! " Zasqia maju menunduk lalu menampar Surya yang masih terduduk lesu.
"Itu tamparan untuk perpisahan kita mas!" ucap Zasqia sambil berlari menuju ke mobil Surya yang terparkir.
Surya mengejar Zasqia, namun Zasqia berlari dengan sangat kencang."Anter aku ke penginapan mas!"
Surya menuruti, lalu membuka pintu mobil dan menyuruh Zasqia masuk, setelah itu Surya masuk dan duduk di belakang kemudi lalu mengeluarkan mobil dari tempat parkir, dan melaju kencang di jalan raya kota Ngawi.
Sepanjang perjalanan mereka diam seribu bahasa, Surya fokus dengan setirnya dan Zasqia fokus dengan pikirannya.
Pandangan mata Zasqia selalu tertuju ke arah samping, dia sama sekali tidak mau melihat atau di lihat Surya.
"Kita sampai yang ayo turun!"
Zasqia turun dan langsung menuju ke arah kamarnya."Kamu tunggu sini saja mas! aku masuk sebentar untuk ngambil tas dan tolong anter aku ke stasiun sekarang juga!"
"Maksudmu?"
"Ya aku akan pulang dengan kereta malam!"
"Sayang dengarkan aku, aku minta kamu jangan pulang sekarang!"
"Emang kenapa?"
"Dalam keadaan kamu sekarang ini sebaiknya kamu istirahat dan tenangkan pikiranmu dulu!"
"Apa hakmu melarangku?"
"Sayang aku takut nanti terjadi apa-apa denganmu di jalan, ayo sekarang sebaiknya kita sama-sama masuk, kita ngobrol dulu sebentar ya, kalau kamu mau pulang ke Bandung besok aku anter, kita pulang dengan kereta pagi."
Zasqia menatap wajah Surya yang penuh hawatir, inilah kelemahan Zasqia semarah apapun dia kepada Surya tapi kalau sudah menatap wajah Surya emosi dia langsung reda, ibarat api yang berkobar akan mudah mati tersiram hujan.
Apakah ini yang namanya cinta, tau pembodohan cinta, atau memang benar cinta itu buta hingga bisa mengalahkan logika?
Zasqia masuk di susul Surya, mereka duduk di sofa yang tersedia di kamar penginapan.
Zasqia mengambil minuman lalu menyodorkan ke Surya, setelah itu dia menyalakan TV, mata mereka nampak fokus ke TV namun pandangan mereka sama-sama kosong.
"Maafkan aku sayang!"
"Sudahlah mas, jangan bahas itu lagi, sebab aku sudah memaafkanmu, mungkin kita ditakdirkan hanya saling mencintai bukan untuk saling memiliki, semoga mas bisa bahagia dengan gadis pilihan orang tua."
"Terimakasih sayang"
"Sama-sama ayo silahkan di minum mas!"
"Mas boleh aku bertanya sesuatu?"
"Silahkan!"
"Apa mas mencintainya?"
"Aku nggak tahu sayang, yang aku tahu perasaanku dengan nya tidak sama seperti perasaanku dengan mu!"
"Maksudnya?"
"Iya aku nggak pernah merasakan rindu, merasakan kangen dan merasakan berdebar sama dia."
"Heeeeh kamu itu lucu mas."
"Enggak sayang itu memang benar, aku kalau sama kamu sehari aja nggak dengar kebawelanmu aku rindu, kamu nggak kirim pesan sama aku, aku langsung berfikir sedang apa kamu? apa sedang ada pasien melahirkan, atau sedang banyak pasien atau sedang mengisi penyuluhan kader kok bisa aku di cuekin, dan nanti sebentar bentar aku ngecek HP, hatiku juga nggak tenang juga was-was takut kamu kenapa-kenapa, takut juga kamu di gondol bujang Bandung sebab kabarnya orang Bandung itu ganteng-ganteng, dan setelah pesan yang aku kirim berubah centang biru meskipun belum kamu jawab hatiku langsung lega dan semangat, kaya habis dapat suntik vitamin.
"Akh kamu bisa aja mas!" Zasqia membatin sebab perasaanya juga sama dengan Surya, dia sebentar bentar ngecek hp bila Surya nggak cepat balas pesan, kerja dia juga nggak fokus ternyata isi hati Surya dan Zasqia sama.
"Mas ... apa kamu pernah menciumnya?" Zasqia berkata sambil menatap Surya penuh putus asa, buru-buru dia memejamkan matanya saat melihat Surya akan menjawab, Zasqia tahu jawaban Surya nanti akan lebih dalam menyakiti hatinya, namun entah kenapa dia ingin tahu apakah Surya pernah mencium tunangan nya, sungguh ini adalah pertanyaan yang sangat konyol.
"Pernah!"
Sakit! dada Zasqia tiba-tiba sangat sakit mendengar jawaban Surya.
"Kapan?"
"Tiga hari sesudah tunangan, dan saat tunangan"
"Mencium apanya?"
"Pas tunangan mencium keningnya, tiga hari setelah itu aku mencium bibirnya tapi cuma sedikit aja kok!"
Meski kata Surya cuma sedikit tapi itu sukses membuat mata Zasqia panas.
"Dimana mas mencium bibirnya?"
"Dirumah saudara Lisa, saat itu aku cuma membalas ciumannya saja!"
"Ohhhh" jawab Zasqia terluka.
"Sayang seandainya nanti setelah aku menikah dengan Lisa, apakah aku masih boleh meneleponmu?"
"Untuk?"
"Untuk curhat, dan ngobatin rasa rindu"
"Terus istri mas tahu nggak?"
"Jangan dikasih tahu lah!"
"Maaf mas soal ini kayaknya nggak bisa deh!"
"Kenapa nggak bisa!"
"Sebab aku nggak mau di bilang pelakor!"
"Loh kok di bilang pelakor!"
"Iya lah kan aku di telpon laki orang"
"Kan dia nggak tahu, kita nanti sembunyi-sembunyi kok kalau pas nelpon.
"Maaf mas aku nggak bisa, dan jangan ajari aku jadi pelakor!"
"Kan kita berteman!"
"Maaf tapi aku merasa nggak bisa berteman dengan mu lagi mas, aku takut aku nggak bisa menjadi temanmu yang baik, dan aku juga nggak mau mengganggu rumah tangga orang, kita sebaiknya tidak saling komunikasi lagi, aku takut terjadi fitnah."
"Terus kalau aku kangen sama kamu yang!"
"Kan kamu sudah punya istri kenapa pula kamu kangen sama aku?"
"Tapi ... aku nggak. mencintainya!"
"Kalau mas nggak mencintainya kenapa mas mau menikahinya!"
"Tapi aku di jodohkan!"
"Mas!! sekarang bukan zaman Siti Nurbaya tapi jaman Siti Muslimah kenapa kamu nggak bisa menolak perjodohan itu kalau memang benar kamu tidak bisa mencintainya!"
"Kan aku udah bilang aku di paksa!"
"Mas kamu itu laki-laki kenapa nggak bisa bersikap tegas!"
"Sekarang aku mau ! kamu mau pilih aku atau dia!"
Surya diam nggak bisa menjawab pertanyaan Zasqia.
"Kenapa nggak bisa jawab mas!" cecar Zasqia.
"Aku nggak mau di bilang anak durhaka, dan aku nggak mau membuat malu keluarga makannya aku memilih dia! puas!! "
"Ya aku puas dengan jawaban mu, aku juga nggak mau di bilang pelakor dan aku juga nggak mau membuat malu diriku sendiri untuk itu aku bilang kita sudah nggak ada hubungan apa-apa, kamu dan aku end anggap saja kita tidak saling mengenal titik"
"Zasqia!!! "
"Apa kenapa kamu marah! kamu nggak terima!"
"Secepat itu kah kamu melupakan aku!"
"Justru agar kita sama-sama bisa saling melupakan maka kita nggak usah saling menghubungi lagi, sudah cukup sampai disini saja kisah kita."
"Mudah sekali kamu mengatakannya, atau jangan-jangan selama ini kamu punya kekasih disana!"
"Inilah yang dinamakan maling teriak maling, kamu yang pertama kali selingkuh kini giliran aku yang kamu tuduh!"
"Aku nggak menuduh mu! aku hanya menebak-nebak saja! "
"Apa bedanya menuduh dengan menebak - nebak? mas! sudah sebaiknya mas pulang aku nggak mau berdebat lagi."
"Kamu mengusir ku"
"Maaf mas terpaksa aku mengusir mu, sebab semuanya sudah jelas."
Surya nggak terima di perlakuan seperti itu, dia berfikir Zasqia sudah memiliki kekasih di Bandung, Surya sangat murka mata Surya memerah menatap Zasqia dengan tajam, tiba-tiba hp Zasqia berbunyi.
["Iya dok! okey besok saya pulang dengan kereta pagi, okey baik dok!"]
Dengan kasar Surya menyambar hp Zasqia.
"[Oowh ... jadi anda orangnya dasar b*****an]"
"[Maaf maksudnya apa!]"
"[Sudah ngaku saja, kamu pacar Zasqia kan]"
"[Maaf anda salah faham saya dokter Riyan, rekan sejawat bidan Zasqia]"
"Surya!!! kamu benar - benar keterlaluan!"
Zasqia merebut hp di tangan Surya namun Surya kadung kalap Surya mematikan sambungn vc lalu dia menatap Zasqia dan mencengkeram lengan Zasqia, lalu membanting tubuh Zasqia dengan kasar.
"Apa yang akan kamu lakukan Surya! lepaskan aku!"
"Aku tak akan melepaskanmu, kamu tidak boleh dimiliki oleh lelaki manapun"
"Kamu salah faham Surya, dia itu dokter Ryan dokter di rumah sakit bersalin"
"Oowh pantesan kamu betah di Bandung ternyata disana ada laki-laki tampan yang selalu menemanimu, dan aku disini selalu kesepian, aku menahan sakit karena di jodohkan aku juga kebingungan mencari cara untuk menjelaskan ke kamu, tapi ternyata disana kamu selingkuh."
"Aku nggak selingkuh tolong lepaskan aku, lepas!!"
"Tidak aku tidak akan melepaskanmu, aku sangat mencintaimu Zasqia dan aku ingin memilikimu seutuhnya aku ingin kamu yang menjadi ibu dari anak-anakku, bukan dia wanita pilihan orang tuaku!"
"Tolong Surya lepaskan aku, sungguh aku sangat takut!"
"Apa? sekarang kamu takut melihatku? bagaimana jika kamu melihatku seperti ini!"
Lalu Surya melepaskan semua bajunya dan dia juga memaksa melepaskan baju Zasqia, sekuat apapun Zasqia berontak tenaga dia kalah dengan tenaga Surya, dan sesuatu yang Zasqia takutkan terjadi, Surya berhasil menggagahi Zasqia dengan kalap.
"Kamu jahat Surya! kamu tega padaku, kamu hancurkan hatiku dan sekarang kamu menghancurkan masa depanku, pergi kamu pergi! aku nggak mau melihatmu sampai matipun aku nggak akan pernah memaafkanmu, pergi kamu Surya pergi jauh dari hidupku"
Zasqia menangis pilu, dia meratapi nasib dirinya dan nasib percintaannya, sungguh dia nggak menyangkal orang yang dia cintai justru yang menghancurkan hidupnya.
Surya panik, dia bingung nggak tahu apa yang harus di lakukan, Surya nggak menyangka dia bisa menjadi sejahat ini.
"Maafkan aku sayang, maaf ... maafkan aku!"
"Tidak ada yang perlu di maafkan, semua sudah terjadi kamu jahat dan ku mohon pergi sekarang dari sini atau akan aku panggil satpam penginapan untuk membawa mu ke kantor polisi."
Dengan langkah gontai Surya pergi meninggalkan Zasqia yang masih menangis histeris.
Setelah Surya pergi Zasqia mengambil hp dan mengaktifkannya, setelah aktif panggilan dokter Ryan langsung masuk
[Zasqia ... kamu nggak kenapa-kenapa kan? mana laki-laki itu]
[Dokter .... Hu ... hu ... hu aku mau mati saja dokter!]
[Kenapa? ada apa? bukankah laki-laki itu tadi pacarmua]
[Iya dokter tapi dia telah memperkosa ku hu ... hu ... hu, dokter aku mau mati saja dok, aku nggak mau hidup lagi, satu-satunya orang di dunia ini yang aku cintai telah menghancurkan hidupku, aku nggak mau hidup lagi doook!"
"Zasqia tenang jangan putus asa, tunggu-tunggu aku disana, aku akan ke Nganjuk malam ini juga semoga ada kereta tercepat yang bisa mengantarku untuk menemuimu, jangan panik jangan matikan HP aku mau pergi ke stasiun sekarang!"
Dokter Ryan langsung menuju stasiun beruntung jam 7 malam ada kereta ekspres jurusan Bandung Nganjuk meskipun mungkin tengah malam atau bahkan besok pagi dokter Surya bisa menemui Zasqia setidaknya sekarang dia merasa tenang sebab sudah bisa menjemput Zasqia.
***
Di dalam mobil Surya berkali kali memukul setir mobil dia juga berulang kali menelepon Zasqia namun tidak juga Zasqia angkat.
"Aaarrrrgh... kenapa aku bisa lakukan itu, kenapa aku begitu cemburu dan lepas kontrol seperti ini, kenapa aku harus menghancurkan satu-satunya wanita yang paling dia cintai di dunia ini kenaapaaaaaaaaa!!!! "
Surya keluar dari mobil lalu menuju kamar Zasqia dia ingin memeluk dan meminta maaf, dia khilaf dan akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah di lakukan nya.
"Tok ... tok ... tok ...."
Zasqia menajamkan pendengaran nggak mungkin dokter Ryan sudah sampai di Nganjuk dalam hitungan menit, lalu dia melangkah gontai dan mengintip dari lobang pintu siapa yang datang, di lihatnya Surya di balik pintu dengan rambut acak-acakan, memandang wajah Surya tubuh Zasqia langsung lemas dan terduduk di lantai dan menangis lagi.
"Tok ... tok ... tok, sayang tolong buka pintunya, aku ingin bicara!"Karena takut mengganggu penghuni penginapan lain Zasqia mengirim pesan lewat aplikasi hijau."[Pergi, nggak ada yang perlu kita bicarakan lagi, atau aku akan memanggil pihak keamanan untuk mengusirmu!]""[Sayang aku mohon bukalah sebentar, aku mau masuk dan kita bicarakan baik-baik]""[Apa yang ingin kamu bicarakan? meminta maaf dan memilih dia, atau meninggalkan dia lalu menikahi aku setelah kamu lakukan itu?]"Surya menelan ludahnya getir, dia sendiri nggak tahu apa yang akan dia katakan, nggak mungkin dia meninggalkan Lisa tunangannya, nggak mungkin juga meninggalkan Zasqia setelah apa yang dia lakukan tadi.Surya pergi meninggalkan kamar Zasqia masuk ke mobilnya dan memutuskan untuk tidur disana, Surya berjaga-jaga takut Zasqia akan berbuat nekat.***Jam 7 pagi dokter Ryan sampai ke penginapan dan langsung menu
"Tunggu!"Ayah Surya mencegah kepergian Dokter Ryan dan Zasqia."Ayah apa maksud ayah mencegah mereka, biarkan mereka pergi ibu nggak percaya kalau anak kita berbuat seperti itu, Zasqia yang datang ke kota ini bisa jadi kejadian ini sudah dia rencanakan dan Surya di sini yang jadi korban karena di jebak oleh Zasqia."Mendengar itu Ayah Surya membenarkan kata-kata istrinya."Surya ceritakan apa yang terjadi, Ayah nggak mau kamu menjadi laki-laki pengecut dan tidak memiliki moral"Dengan terbata-bata Surya menceritakan dari awal sampai akhir, ayah Surya emosi lalu menampar muka Surya, sekarang kejar mereka suruh mereka kembali."Ayah! apa-apaan ini! Ayah menyuruh mereka pulang, lalu bagaimana nasib pernikahan Lisa dan Surya!""Kamu diam saja bu, bair ayah yang mengurus masalah ini, Surya cepat kejar mereka dan bawa mereka kesini!"Surya langsung berlari mengejar dokter Ryan dan Zasqia, dan dalam hitungan menit mereka be
Surya dan dokter Ryan berlari mengejar Zasqia yang jatuh terpeleset ke bawah, naas tubuh Zasqia berhenti sebab dia terbentur batu besar yang ada di bukit itu, dokter Ryan berlari di depan dan langsung mengambil tubuh Zasqia yang sudah pingsan, dari kepala Zasqia mengucur darah."Zasqia ... Zasqia" Dokter Ryan berusaha membangunkan Zasqia namun Zasqia tetap belum juga sadar."Bagaimana Zasqia?" dengan nafas terengah-enggah Surya mendekati dokter Ryan yang berusaha menyadarkan Zasqia dari pingsan nya."Ini semua gara-gara kamu! kalau sampai terjadi apa-apa dengan Zasqia aku akan menuntut balas padamu!"Dokter Ryan membopong tubuh Zasqia."Kenapa kamu masih berdiri di situ! ayo kita bawa Zasqia ke rumah sakit."Surya mengangguk lalu mereka berjalan ke arah parkiran, banyak juga yang menyaksikan kejadian itu, namun mereka tidak ada yang berani menolong, sebab mereka juga melihat Zasqia jatuh terpeleset saat sedang
"Ampun ... sebab saya telah mengganggu tuan Puteri.""Khi, hi, hi, ... nggak masalah, asal kamu memberi aku imbalan, dan pastinya semakin sering kamu memanggikku maka semakin banyak pengikutku nanti." bisik wanita bergaun merah memiliki muka hancur bau busuk dan amis dan di penuhi belatung di sekujur tubuhnya, bahkan dari setiap pori-pori wajah dan tubuhnya keluar belatung-belatung berwarna putih dan besar, sesekali belatung itu jatuh di bibir wanita itu lalu dengan sigap dia menjilat belatung itu, dan menyisakan lelehan putih sebab belatung itu meletus di luar mulutnya, melihat pemandangan itu dokter Ryan dan pembantu bapak Suganda ingin muntah, namun mereka tahan."Imbalan sudah saya persiapkan tuan Puteri, dan permohonan saat ini bukan untuk meminta kekayaan namun untuk menghidupkan mayat gadis malang ini" tunjuk bapak Suganda ke arah jenazah Zasqia."Khi, hi, hi, hi, ... aku suka dengan yang ini, aku suka dengan kerakusan hati m
Dokter Ryan diam menatap Zasqia, hatinya berkata bahwa yang di inginkan hanyalah kebahagiaan Zasqia dan selalu bersamanya dalam suka dan duka, tapi itu kemaren sebelum Zasqia meninggal akibat ulah Surya, seandainya Zasqia nggak menemui Surya mungkin kejadiannya nggak bakalan seperti ini, meskipun dokter Ryan mencintai Zasqia tapi dia juga ikhlas bial Zasqia memilih dan menikah dengan Surya."Dokter apa yang dokter pikirkan? apakah dokter sebenarnya mencintai Zasqia?" dokter Ryan mengangguk tanpa terasa air matanya mengalir di pipinya, rasanya sakit dan pedih saat cinta tidak harus memiliki, apalagi cinta di pisahkan oleh ajal."Maafkan aku Zasqia sebab sudah membuatmu hidup kembali, sebab aku merasa nggak bisa bila harus hidup tanpamu, entah ini cinta atau sebuah ke egoisan yang pasti aku hanya ingin kamu membalas dendam atas kematianmu.***Magrib pun tiba, pasien yang di tunggu-tunggu Zasqia sudah tiba.
"Ti ... tidak, ibu nggak kenapa-napa, oh iya Zasqia ibu nyari Ryan dulu ya.""Iya bu silahkan."Zasqia melanjutkan ramah tamahnya dengan para tamu yang menghadiri acara perpisahannya itu, menjelang maghrib acarapun selesai, semua tamu sudah pada pulang begitupun dengan ibunda dokter Ryan beliau juga berpamitan untuk pulang."Zasqia ... ibu dan Ryan pamit pulang dulu ya? iya Zasqia saya pamit dulu ya besok pagi saya datang kesini lagi untuk nganter kamu ke Ngawi.""Memang dokter Ryan besok libur ya?""Iya saya sudah mengajukan cuti 2 hari""Maaf bila Zasqia selalu merepotkan dokter""Nggak papa, kita rekan sejawat jadi nggak usah di nilai ini sebuah kebaikan.""Udah jangan sungkan Zasqia lagian ibu malah merasa nyaman kalau kamu di anter sama anak ibu, anggap saja Ryan Aa kamu sendiri ya? sebenarnya ibu ingin ikut cuma kebetulan ibu ada acara juga sama bapak besok, oh iya Zasqia titip salam buat calon tun
"Dokter ... dok, bangung dokter." Zasqia mengguncang tubuh dokter Ryan, selang beberapa menit dokter Ryan melenguh sambil membuka matanya."Ada apa Zas, kamu udah capek nyetir ya, ayo sini gantian aku yang nyetir." Tanya dokter Ryan sambil mengucek matanya."Kita sudah sampai dokter?" jawab Zasqia sambil tersenyum."Apa? sudah sampai? jadi aku tidur lama banget dong Zas.""Enggak dok! dokter tidur sekitar 2 atau 3 jam saja kok!""Tapi kenapa kita sudah sampai, Jawa Barat Jawa Timur itu butuh waktu balasan jam loh, harusnya kita sampai besok siang atau bahkan besok malam.""Ah ... dokter ini terkadang lupa deh dengan Zasqia, ayo dokter kita turun! katanya kita mau ke rumah teman dokter dulu sebelum kita ke rumah dinas saya.""Okey ... okey sebentar ya, aku mau minum dan cuci muka dulu."Setelah itu dokter Ryan dan Zasqia berkunjung ke rumah teman dokter Ryan, mereka adalah teman satu pro
"Surya ... mas Surya ...." Baru saja Surya mau memejamkan mata, dia mendengar ada suara wanita memanggil namanya. "Siapa disana?" Surya menyingkap selimut di kakinya lalu berjalan ke arah jendela sebab suara itu berasal dari sana, Surya membuka tirai jendela menatap ke arah luar namun dirinya tidak menemukan apa-apa, pas Surya membalikan badan dia melihat ada seorang wanita bergaun merah sudah duduk di ranjangnya. "Mas Surya ...." Panggil wanita bergaun merah itu. "Ssssiiii ... siapa kamu!" "Khi, hi, hi ... aku adalah wanita pemilik jantung hatimu!" "Mmma ... maksudmu?" "Yaaaa ... aku adalah wanita yang sangat mencintai mu!" Jawab wanita bergaun merah masih tetap duduk di sudut ranjang tanpa bergeming. "Pergi! pergi kamu dari sini." Surya berjalan ke arah saklar listrik dan menekan tombol on untuk menyalakan lampu, saat lampu kamar menyala wanita itu sudah pergi.
Mohon maaf agak telat up kisah Zasqia, qadarullah saya lagi dalam keadaan kurang Vit.Setelah riuhnya tepuk tangan mereda, kini giliran bapak kepala desa berbicara."Assalamu'alaikum selamat siang semuanya, saya selalu kepala desa Dusun Sindang Kerta mengacungi 4 jempol sekaligus kepada ibu bidan Zasqia, ide beliau sungguh sangat briliant, nanti saya akan mengatur kan jadwal pertemuan saya juga berharap kepada dokter Ryan untuk membantu program ini, bagaimana kepada para bapak dan ibu semua, apakah bapak dan ibu setuju dengan usulan ibu bidan Zasqia? Nanti kita akan mengadakan penyuluhan kesehatan di klinik ini, bisa seminggu 1 kali atau 2 kali, semua tergantung kesepakatan bersama, penyuluhan kesehatan ini nantinya akan saya ajukan ke kecamatan, intinya sekarang kita sepakati dulu, baru kita atur jadwal dan perencanaan, silahkan bapak ibu yang setuju dengan program ini silahkan tunjuk tangan, dan bila tidak setuju silahkan beri
"Selamat siang bapak-bapak dan ibu-ibu semua, ada apa ini kok pada berkumpul disini?" Sapa bapak Lurah ramah sesaat setelah keluar dari mobil dan berdiri di samping Zasqia.Para pendemo seketika terdiam, tidak ada satupun yang berani mengeluarkan suaranya, mereka hanya berani kasak kusuk di belakang saja, kini giliran dokter Ryan yang berkata kepada para pendemo."Bapak-bapak, ibu-ibu ada apa ini, kok sepertinya ada keributan di klinik, apa bisa di jelasakan bapak-bapak dan ibu-ibu, itu barusan bapak Lurah juga meminta penjelasan maksud dan tujuan bapak dan Ibu semua berdemo di sini, ayo mari kita musyawarah bersama biar mencari kata mufakat dan damai, nggak bagus atuh bapak, Ibu bila kita bertindak anarkis, kita ini teh ingin semuanya jadi baik, kalau ada masalah mari kita musyawarah kan bersama sama, bapak Lurah bagaimana kalau kita bicaranya sambil duduk-duduk biar enak di pandang gitu.""Iya saya setuju dengan dokter R
Kini satu tahun sudah berlalu, sejak Zasqia menjadi Bidan kepala di Klinik Bersalin Amanda, klinik menjadi semakin ramai, dulu warga sekitar lebih percaya berobat ke dukun, melahirkan dengan dukun, namun setelah kedatangan Zasqia, dengan seringnya Zasqia memberi penyuluhan dan ikut berbaur dengan masyarakat sekitar, lambat laun masyarakat mulai percaya dengan pentingnya parenting pengobatan medis, awal-awal zasqia menjadi bidan kepala tidak luput dari cobaan dan penolakan, apalagi para dukun bayi, mereka sangat takut kalau mata pencaharian mereka mati gara-gara jasa mereka nggak laku lagi, namun Zasqia memiliki ide untuk mengumpulkan para dukun bayi, para dukun pengobatan alternatif, untuk ikut belajar bagaimana cara merawat Ibu hamil, Ibu yang mau melahirkan, dan merawat bayi yang baru lahir, begitu juga kepada dukun pengobatan alternatif Zasqia juga memberi penyuluhan kepada mereka.Awalnya penolakan demi penolakan Zasqia terima, bahkan cacia
Di rumah doctor Ryan nampak bahagia, senyum manis selalu menghiasi bibirnya. "Ibu perhatikan dari pulang tadi malam anak ibu kok bahagiaaa banget ya?" Tanya ibu saat mereka sedang sarapan pagi di meja makan. "Ah ibu bisa aja, perasaan Ryan dari dulu juga selalu bahagia kok." "Tapi ini beda deh, apaaaa anak ibu sedang jatuh cinta ya?" "Ibu ini ada-ada aja deh, Ryan biasa saja dan nggak lagi jatuh cinta kok bu" "Lagi jatuh cinta pun nggak papa, kan anak ibu dah dewasa, sudah waktunya berumah tangga, apalagi yang kamu pikirkan coba, pekerjaan mapan, keuangan sehat, umur cukup, ayo dong kasih ibu menantu, kalau ibu arisan kadang ibu sedih loh Ryan, sebab kawan-kawan ibu sudah punya cucu semua, padahal anak ibu ini udah lah ganteng, tajir melintir dan dokter lagi, udah lah Ryan jangan terlalu banyak memilih pasangan, kalau sudah cocok, ayo langsung di halal in saja." "Ah ibu ini, selalu ituuuu aja yang ibu bahas Ryan jadi nggak
Di rumah doctor Ryan nampak bahagia, senyum manis selalu menghiasi bibirnya. "Ibu perhatikan dari pulang tadi malam anak ibu kok bahagiaaa banget ya?" Tanya ibu saat mereka sedang sarapan pagi di meja makan. "Ah ibu bisa aja, perasaan Ryan dari dulu juga selalu bahagia kok." "Tapi ini beda deh, apaaaa anak ibu sedang jatuh cinta ya?" "Ibu ini ada-ada aja deh, Ryan biasa saja dan nggak lagi jatuh cinta kok bu" "Lagi jatuh cinta pun nggak papa, kan anak ibu dah dewasa, sudah waktunya berumah tangga, apalagi yang kamu pikirkan coba, pekerjaan mapan, keuangan sehat, umur cukup, ayo dong kasih ibu menantu, kalau ibu arisan kadang ibu sedih loh Ryan, sebab kawan-kawan ibu sudah punya cucu semua, padahal anak ibu ini udah lah ganteng, tajir melintir dan dokter lagi, udah lah Ryan jangan terlalu banyak memilih pasangan, kalau sudah cocok, ayo langsung di halal in saja." "Ah ibu ini, selalu ituuuu aja yang ibu bahas Ryan jadi nggak
Satu minggu sudah ber lalu, sejak pertemuan itu Zasqia mencoba mencari alamat dokter Ryan, entah kenapa juga waktu itu Zasqia lupa minta nomer hp dokter Ryan, karena kesibukan mengurus dan merawat pasien Zasqia juga tidak memiliki kesempatan untuk bertanya ke teteh Kokom.Hingga di suatu hari, setiap malam selasa di minggu ke dua, Klinik Bersalin Ananda ada jadwal USG dan dokter bedah kandungannya adalah dokter Ryan, karena Zasqia adalah Bidan kepala yang masih baru, jadi dia harus mengikuti jadwal kunjungan dokter Ryan, Zasqia sendiri tidak tahu bahwa dokter yang di ceritakan open suster, dokter yang dia dengar dari cerita mereka adalah dokter singgle yang sngat than adalah dokter Ryan, hingga saat para suster mengelu-elukan kedatangan dokter Ryan Zasqia ikut-ikutan penasaran dan dia juga ikutenunggu kedatangan dokter Ryan di lobby ruang tunggu klinik bersalin Ananda.Alangkah terkejutnya Zasqia dengan apa yang dia lihat, ternya
Kondisi Dokter Ryan makin hari makin membaik, hari ini Dokter Ryan sudah kembali ke rumah ibunya, Dokter Ryan sempat memberi pesan kepada bapak Suganda untuk memberi tahu ke ibunda Ryan bahwa dia ada urusan mendadak di luar kota, padahal saat itu Dokter Ryan sedang menjalani perawatan akibat kecelakaan yang menimpanya.Sore itu di temani hujan rintik-rintik Dokter Ryan memarkirkan mobil nya di garage teras rumah sang ibu.Mendengar deru suara mobil anak nya ibunda Dokter Ryan langsung berlari ke teras, sebab dia sudah sangat rindu dengan anak semata wayangnya itu.Ibunda Dokter Ryan langsung mendekati mobil rasa nya dia sudah benar-benar tak sabar ingin memeluk buah hatinya itu."Ryaaaan ya Allah nak, kenapa pergi mendadak tanpa pamit, katanya kamu ada tugas keluar kota tapi kenapa pihak rumah sakit datang menemui ibu untuk mencarimu.""Ya Allah buuuu, sab
Saat ustadz Dzaqi sedang berbicara dengan Zasqia, beliau di kejutkan oleh kedatangan Arman."Ustadz polisi sudah datang, dan mereka ada di depan." Kata Arman sambil menunjuk ke arah teras rumah Zasqia."Terimakasih Arman, ayo kita temui mereka" Arman berjalan di belakang ustadz Dzaqi, setelah sampai di teras ustadz Dzaqi menyalami satu Persatu aparat polisi yang berjumlah 5 orang."Mari pak Hari silahkan masuk ke dalam untuk mencari barang bukti."Bapak Hari mengerahkan anggotanya untuk menelisik ruang demi ruang runah Zasqia, setelah beberapa jam polisi menemukan barang bukti.Didalam kulkas mereka menemukan bongkahan-bongkahan darah segar, di dapur menemukan toples berisi keripik, selain keripik mereka tidak menemukan bahan makanan lain, di kamar mandi menemukan darah busuk, jadi kesimpulannya Zasqia adalah wanita pemakan darah dan kemungkinan keripik yang mereka temu
"Coba panggil bapak Suganda sekali lagi, dan katakan aku ingin bicara ancam dia kalau tidak mau datang maka kamu akan membunuhnya!" Ustadz Dzaqi berkata dengan intonasi nada tinggi, membuat kuntilanak merah tidak bisa menolak, maka kuntilanak merah menurut, dan berusaha memanggil ruh bapak Suganda. Maka terjadi lah dialog jarak jauh antara bapak Suganda dan kuntilanak merah. "Ada apa Tuan Puteri terus memanggilku! kenapa tuan Puteri memanggil saya dengan cara seperti ini, dimana jazad Zaskia, masuklah ke jazad Zaskia agar kita bisa bicara dengan Hp." "Zaskia sudah tertangkap!" "Maksud Tuan Puteri?" "Ya Zaskia sudah tertangkap, dan sebentar lagi perbuatan kamu dan Ryan akan segera terungkap." "Ha, ha, ha, ha ... Kamu mengancamku?" "Aku tidak mengancammu! tapi ini kenyataannya." "Ceritakan apa sebenarnya yang telah terjadi!" bapak Suganda membentak Kuntilanak merah. "Aku akan mencer