Zasqia berdiri lalu lari meninggalkan Surya, hatinya sangat sakit dan terluka ternyata laki-laki yang dia cintai selama tujuh tahun ini adalah seorang pengecut.
"Aaaaaarrrrrghhhhhhh ..." Zasqia berteriak sambil memukul dadanya yang sakit.
"Kamu pengecut mas, pengecut, aku menyesal telah mencintaimu.
Surya berlari mengejar Zasqia.
" Sayang ... jangan lakukan ini, aku mohon ...."
"Antar aku pulang mas!"
"Ayo lah sayang kita belum jalan-jalan dan menikmati pemandangan disini loh"
"Tidak mas antar aku pulang ke penginapan."
Setelah itu Zasqia berlari menuju arah perkiran, Surya mengejar dan berhasil menangkap tangan Zasqia, lalu di genggamnya erat-erat tangan Zasqia seolah tidak ingin kehilangannya.
Mereka berjalan beriringan saling diam tanpa suara sampai menuju parkiran.
"Beneran kita pulang? atau kita jalan-jalan dulu melihat-lihat kota Ngawi?" ucap Surya setelah mereka berada di dalam mobil.
Zasqia diam tak bersuara, dia hanya menyandarkan punggung di kursi mobil sambil memejamkan matanya.
"Rasanya aku ingin tidur dan tak bisa bangun lagi mas, aku lelah dan sangat letih!" gumam Zasqia nyaris tanpa suara.
"Maafkan aku yang, ini semua salahku!"
"Apakah kita di takdirkan hanya sebagai kekasih, apakah kamu bukan jodoh yang terbaik untukku mas? tapi aku merasa hubungan cinta kita ini sangat sempurna, kamu setia akupun setia, selama ini tak pernah ada dusta antara kita, tapi kenapa semua berakhir disini yang, andai aku bisa memilih aku ingin memutar waktu dimana kita tidak pernah saling mengenal dan jatuh cinta."
Surya hanya diam mendengarkan gumaman Zasqia, dia takut salah bicara takut membuat Zasqia marah dan murka.
"Mas? apakah kamu mencintaiku?" Zasqia menatap wajah Surya lembut.
"Sangat, aku sangat mencintaimu sayang!"
"Benarkah itu?"
"Benar aku tidak bohong!"
"Mas ... bagaimana kalau kita kawin lari saja?"
"Ssssttttt ... sudah sudah jangan bahas itu lagi ya, sini mas peluk sini"
Zasqia menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukan Surya, mereka diam seribu bahasa dengan pikiran masing-masing.
"Yang ... sebentar lagi jam 2 siang, kita cari mushala setelah itu kita cari makan siang yuk" bujuk Surya.
"Aku nggak mau shalat dan nggak mau makan."
"Nggak boleh bicara gitu, kita harus shalat biar hati kita tenang."
"Aku nggak mau, kalau mas mau shalat mas shalat aja sendiri"
"Ya udah di sebelah sana ada mushala kecil anterin mas kesana yuk?"
Zasqia mengangguk lalu mereka turun dari mobil.
"Beneran kamu nggak mau shalat yang?" tanya Surya sekali lagi meminta jawaban.
Zasqia mengangguk dengan ragu.
"Ya sudah kalau nggak mau shalat kamu cuci muka ya, biar seger"
Zasqia menuruti dan mereka berpisah di tempat Wudhu, saat Surya selesai shalat dan mau mengambil sendal dia melihat Zasqia masih shalat, Surya menatap Zasqia dari jauh sambil tersenyum.
****
"kita cari makan dulu ya Yang, mas sudah lapar nich" Setelah mereka selesai shalat dan duduk di dalam mobil.
"Terserah aja!" Zasqia menjawab tanpa melirik.
"Kamu mau makan apa Yang?"
"Aku nggak ingin makan, jadi terserah kamu aja mau makan apa dan dimana!" Masih dengan sikap seperti tadi, tanpa menoleh tanpa ekspresi.
"Jangan gitu dong Yang, kalau kamu nggk mau makan aku juga gak mau makan!"
"Ya sudah kalau begitu kita pulang aja!"
"Okey, okey, okey aku tahu apa yang kamu mau, kamu masih butuh penjelasan kan? kita makan dulu nanti aku ceritakan semua dari awal sampai akhir, tapi kamu harus janji jangan bersikap seperti tadi ya? janji?" Surya memberikan jari kelingkingnya ke Zasqia, Zasqia menatap jari kelingking yang Surya sodorkan, dia jadi ingat masa-masa sebelum dia jadi bidan di Cililin, setiap mereka berantem pasti mereka akan berjanji dengan janji kelingking, masih dengan sikap jutek Zasqia menautkan jari kelingking ke dalam kelingking Surya.
"Aku sayang kamu Yang, ingat apapun takdir yang kita terima nanti aku ingin kita masih seperti ini" Surya menatap wajah Zasqia lembut.
"Maksud mas!"
"Aku ingin hubungan kita masih tetap harmonis, meski kamu bahagia dengan orang lain dan aku bahagia dengan yang lain!"
"Kalau mas menikah dengan yang lain, rasanya hubungan kita nggak bakalan harmonis mas, sebab aku nggak ingin menyakiti hati wanita lain" Zasqia menarik jari kelingking nya dengan kasar, entah mengapa setiap kata-kata yang Surya ucapkan bagaikan sedang memberi satu sayatan luka di dalam hatinya.
Surya lalu menyalakan mesin mobil dan mereka pergi meninggalkan tempat wisata dengan hati yang penuh luka.
****
"Yang kamu beneran nggak mau makan?" tanya Surya setelah mereka masuk ke rumah makan.
"Disini makanannya enak-enak loh!"
"Memangnya mas pernah kesini? kok mas tahu kalau makanan disini enak-enak."
Zasqia menatap Surya dengan penuh curiga."Pernah bahkan sering!" jawab Surya sambil membetulkan posisi duduknya.
"Dengan wanita itu?" tanya Zasqia dengan mata yang kembali berembun.
"Enggak sayaaaang aku kesini dengan teman-teman, pliss deh jangan curigaan terus!"
"Akhhhh ... kenapa juga aku harus curiga dan cemburu sama kamu ya mas, toh kamu sekarang sudah milik orang lain!" Ucap Zasqia sambil terkekeh sinis.
"Yaaang udah deh kita makan dulu ya? baru nanti aku jelasin semuanya."
Zasqia diam, Surya memesan dua piring nasi putih dan 2 porsi bebek bakar lengkap dengan sambal dan lalapan juga minuman nya, Surya masih ingat kesukaan Zasqia air jeruk hangat dan bebek bakar.
"Ayo makan sayang, kita butuh energi untuk ngobrol panjang lagi, bukankah kamu mau mendengarkan semua langsung dari mulutku."
Melihat Air jeruk hangat dan bebek bakar yang tersaji di meja, cacing-cacing di perut Zasqia langsung bernyanyi, hingga menimbulkan suara kruyuk kruyuk.
"Kamu lapar sayang?" Surya sebtersenyumab dia mendengar nyanyian cacing yang berbunyi dari dalam perut Zasqia.
Sedang Zasqia hanya menunduk menyembunyikan semburat rona merah di pipinya, dan mereka pun makan dengan lahap tanpa suara.
"Kamu lapar sayang?" Surya sebtersenyumab dia mendengar nyanyian cacing yang berbunyi dari dalam perut Zasqia.
Sedang Zasqia hanya menunduk menyembunyikan semburat rona merah di pipinya, dan mereka pun makan dengan lahap tanpa suara.
***
"Kita ke alun-alun ya? kayaknya disana suasana enak buat ngobrol".
Zasqia mengangguk di manapun mereka akan ngobrol bagi Zasqia sama aja, sebab rasanya dia sudah tahu final dari hubungan mereka selama 7 tahun ini, Zasqia tahu dia akan tersingkirkan namun dia masih butuh penjelasan dan juga masih penasaran kenapa Surya tega menghianati nya.
Kali ini Surya memacu mobil dengan kencang, mereka juga diam seribu bahasa, karena letih dan ngantuk Zasqia tertidur, Surya menatap wajah kuyu milik Zasqia, di bawah mata ada lingkaran hitam mata Zasqia juga terlihat bengkak, mungkin semalam suntuk Zasqia tidak tidur, Surya merasa iba dia berkali-kali membelai kepala Zasqia yang tertutup jilbab, hati Surya sedih sebab dia tahu dia akan kehilangan wanita yang sangat di cintainya itu, tanpa terasa air mata Surya juga menetes membayangkan perpisahan yang akan terjadi nanti, apa aku bawa lari saja Zasqia agar aku bisa hidup bahagia dengannya? hati Surya berbisik.
Ah ... tidak! itu sangat tidak mungkin sebab aku dan Zasqia sama-sama menjadi PNS dan kalau kita kawin lari bisa-bisa ibunya melaporkan hal itu.
Sepanjang jalan tangan Surya menggenggam jemari Zasqia, dia berfikir keras jalan apa yang akan dia tempuh agar mereka bisa bersama, Surya ingat akan janji mereka, Desember besok Zasqia akan pulang sebab masa kerja di Cililin usai, kebetulan Zasqia juga akan di pindah tugas secara permanen di Puskesmas Nganjuk dekat dengan tempat kerja Surya.
Dan Surya juga sudah janji di bulan Desember nanti dia akan melamar Zasqia setelah itu langsung menikah, kebetulan Surya juga sudah mulai mencicil rumah KPR dan rumah itu niatnya akan dia hadiahkan kepada Zasqia setelah mereka resmi menikah.
Mengenang semua itu hati Surya semakin sedih, berkali-kali dia memukul stir mobil sambil terus menyalahkan takdir, ingin rasanya Surya banting stir agar mereka kecelakaan dan mati ber sama-sama, Surya menarik nafas panjang dan di keluarkan dengan kasar, Surya kembali melirik Zasqia yang masih tertidur pulas lalu mencium jemari Zasqia lembut.
Berkali-kali Surya menatap wajah Zasqia lalu membelai setiap inci wajah gadis pujaannya, lalu memejamkan mata seolah dia sedang merekam semua lekuk wajah Zasqia dan Surya simpan rekaman itu di dalam kepala dan hatinya, agar suatu hari nanti mereka berpisah Surya dengan mudah bisa membayangkan wajah wanita yang sangat di cintainya.
"Sayang ... bangun, kita sudah sampai" tepat kumandang adzan ashar mereka sampai di alun-alun dan Surya menuju ke arah masjid Baiturrahman untuk menjalankan shalat ashar setelah itu mereka berdua duduk di alun-alun dengan menyewa tikar.
***
"Sayang ... apa kamu sudah siap mendengarkan semua penjelasan ku?" tanya Surya hati-hati.
"InsyaAllah siap mas!" Zasqia menjawab sambil menunduk.
"Kamu mau janji untuk bisa bersikap tenang?"
"Iya ... aku janji mas, tapi aku nggak bisa janji apabila nanti aku nangis ya?"
"Iya sayang nggak papa sini duduk dekat sini, aku ingin kita ngobrol berdekatan."
Zasqia menurut mereka duduk bersisihan, Surya memeluk pundak Zasqia sambil menggenggam tangan Zasqia lembut, sebelum menjelaskan Surya mencium kepala Zasqia sangat lama, seolah dia mencari kekuatan di sana.
"Sayang ... apakah kamu tahu betapa aku juga terluka karena ini? aku sengaja menyembunyikan semua ini bukan karena aku ini selingkuh atau sengaja menyakitimu, semua terjadi secara tiba-tiba, waktu itu ibu dan ayah mengajak aku bertamu ke rumah teman ibu, memang sebelum kesana ibu bercerita ingin menjodohkan aku dengan anak teman ibu, aku sudah menolak perjodohan itu sayang, namun tanpa sepengetahuanku kami kesana bukan hanya untuk bersilaturahmi tapi untuk melamar gadis itu."
Surya menjeda ucapannya, dia kembali menarik nafas panjang sambil mengeratkan pelukan juga genggaman tangannya, kembali Surya mencium kepala Zasqia lama sambil memejamkan matanya, tanpa terasa air mata meleleh dan membasahi jilbab Zasqia, begitu juga Zasqia dia hanya diam duduk mematung di samping Surya tanpa terasa air matanya juga membasahi punggung Surya.
"Kamu nangis sayang?" tanya Surya sambil menatap wajah Zasqia.
"Kamu juga nangis mas!" jawab Zasqia dengan suara parau.
"Cuppp ... jangan menangis sayang, aku nggak bisa melihat air matamu" Surya berkata sambil mengusap air mata yang membasahi wajah Zasqia.
"Kamu juga jangan menangis mas!" jawab Zasqia sambil mengusap wajah lelakinya.
"Jujur seumur hidup aku baru kali ini menangis dan itu karena kamu! hehhhhh payah banget ya? masa cowok nangis apalah aku ini ish" Surya berkata sambil terkekeh.
"Iya ... jelek banget masa cowok nangis, ish ... nggak maco lah!" jawab Zasqia sambil terus mengusap air mata Surya.
"Lanjutkan mas, aku masih mau dengar!"
"Beneran kamu masih mau dengar? "
"Iya... "
"Janji kamu nggak nangis lagi?" kata Surya sambil mengeluarkan kelingkingnya.
"Iya janji .... " jawab Zasqia tersenyum dan menautkan jari kelingking ke jari kelingking Surya. "Tapi mas juga jangan nangis lagi ya!"
"Okey aku janji cukup tadi aja aku nangis!" Surya kembali terkekeh sambil meluk pundak Zasqia makin erat.
"Sampai mana tadi ya aku lupa" tanya Surya sambil melirik Zasqia.
"Sampai mas lamaran."
"Oh iya lupa"
Surya menjeda kalimat, mengumpulkan kekuatan untuk bercerita keadaan yang sebenarnya.
"Jadi hari itu aku melamar Lisa, aku gak bisa menolak sebab aku menjaga nama baik keluarga, aku pikir itu hanya lamaran biasa ternyata di bulan akhir September pihak keluarga Lisa menyuruh kami bertunangan dan akhirnya kami bertunangan di bulan Oktober."
"Tapi kenapa mas mengirim foto cincin tunangan kalian kepadaku?"
"Aku ... aku hari itu sebenarnya mau cerita bahwa aku sudah bertunangan, tapi ... tapi nggak tega"
"Terus ...!" jawab Zasqia dengan surat tinggi.
"Terus kamu tahu dan sekarang kamu disini meminta penjelasan."
"Kamu jahat mas!" Zasqia melepas pelukan Surya lalu berdiri.
"Lalu sekarang siapa yang akan kamu pilih mas!" Zasqia membalik badan dan menatap Surya dengan nanar.
"Aku ... aku... aku ingin memilihmu, tapi ... tapi aku tak bisa, maafkan aku sayang sebab aku akan memilihnya!"
"Plak!! " Zasqia maju menunduk lalu menampar Surya yang masih terduduk lesu.
"Itu tamparan untuk perpisahan kita mas!" ucap Zasqia sambil berlari menuju ke mobil Surya yang terparkir.
"Lalu sekarang siapa yang akan kamu pilih mas!" Zasqia membalik badan dan menatap Surya dengan nanar."Aku ... aku... aku ingin memilihmu, tapi ... tapi aku tak bisa, maafkan aku sayang sebab aku akan memilihnya!""Plak!! " Zasqia maju menunduk lalu menampar Surya yang masih terduduk lesu."Itu tamparan untuk perpisahan kita mas!" ucap Zasqia sambil berlari menuju ke mobil Surya yang terparkir.Surya mengejar Zasqia, namun Zasqia berlari dengan sangat kencang."Anter aku ke penginapan mas!"Surya menuruti, lalu membuka pintu mobil dan menyuruh Zasqia masuk, setelah itu Surya masuk dan duduk di belakang kemudi lalu mengeluarkan mobil dari tempat parkir, dan melaju kencang di jalan raya kota Ngawi.Sepanjang perjalanan mereka diam seribu bahasa, Surya fokus dengan setirnya dan Zasqia fokus dengan pikirannya.Pandangan mata Zasqia selalu tertuju ke arah samping, dia sama sekali tidak mau
"Tok ... tok ... tok, sayang tolong buka pintunya, aku ingin bicara!"Karena takut mengganggu penghuni penginapan lain Zasqia mengirim pesan lewat aplikasi hijau."[Pergi, nggak ada yang perlu kita bicarakan lagi, atau aku akan memanggil pihak keamanan untuk mengusirmu!]""[Sayang aku mohon bukalah sebentar, aku mau masuk dan kita bicarakan baik-baik]""[Apa yang ingin kamu bicarakan? meminta maaf dan memilih dia, atau meninggalkan dia lalu menikahi aku setelah kamu lakukan itu?]"Surya menelan ludahnya getir, dia sendiri nggak tahu apa yang akan dia katakan, nggak mungkin dia meninggalkan Lisa tunangannya, nggak mungkin juga meninggalkan Zasqia setelah apa yang dia lakukan tadi.Surya pergi meninggalkan kamar Zasqia masuk ke mobilnya dan memutuskan untuk tidur disana, Surya berjaga-jaga takut Zasqia akan berbuat nekat.***Jam 7 pagi dokter Ryan sampai ke penginapan dan langsung menu
"Tunggu!"Ayah Surya mencegah kepergian Dokter Ryan dan Zasqia."Ayah apa maksud ayah mencegah mereka, biarkan mereka pergi ibu nggak percaya kalau anak kita berbuat seperti itu, Zasqia yang datang ke kota ini bisa jadi kejadian ini sudah dia rencanakan dan Surya di sini yang jadi korban karena di jebak oleh Zasqia."Mendengar itu Ayah Surya membenarkan kata-kata istrinya."Surya ceritakan apa yang terjadi, Ayah nggak mau kamu menjadi laki-laki pengecut dan tidak memiliki moral"Dengan terbata-bata Surya menceritakan dari awal sampai akhir, ayah Surya emosi lalu menampar muka Surya, sekarang kejar mereka suruh mereka kembali."Ayah! apa-apaan ini! Ayah menyuruh mereka pulang, lalu bagaimana nasib pernikahan Lisa dan Surya!""Kamu diam saja bu, bair ayah yang mengurus masalah ini, Surya cepat kejar mereka dan bawa mereka kesini!"Surya langsung berlari mengejar dokter Ryan dan Zasqia, dan dalam hitungan menit mereka be
Surya dan dokter Ryan berlari mengejar Zasqia yang jatuh terpeleset ke bawah, naas tubuh Zasqia berhenti sebab dia terbentur batu besar yang ada di bukit itu, dokter Ryan berlari di depan dan langsung mengambil tubuh Zasqia yang sudah pingsan, dari kepala Zasqia mengucur darah."Zasqia ... Zasqia" Dokter Ryan berusaha membangunkan Zasqia namun Zasqia tetap belum juga sadar."Bagaimana Zasqia?" dengan nafas terengah-enggah Surya mendekati dokter Ryan yang berusaha menyadarkan Zasqia dari pingsan nya."Ini semua gara-gara kamu! kalau sampai terjadi apa-apa dengan Zasqia aku akan menuntut balas padamu!"Dokter Ryan membopong tubuh Zasqia."Kenapa kamu masih berdiri di situ! ayo kita bawa Zasqia ke rumah sakit."Surya mengangguk lalu mereka berjalan ke arah parkiran, banyak juga yang menyaksikan kejadian itu, namun mereka tidak ada yang berani menolong, sebab mereka juga melihat Zasqia jatuh terpeleset saat sedang
"Ampun ... sebab saya telah mengganggu tuan Puteri.""Khi, hi, hi, ... nggak masalah, asal kamu memberi aku imbalan, dan pastinya semakin sering kamu memanggikku maka semakin banyak pengikutku nanti." bisik wanita bergaun merah memiliki muka hancur bau busuk dan amis dan di penuhi belatung di sekujur tubuhnya, bahkan dari setiap pori-pori wajah dan tubuhnya keluar belatung-belatung berwarna putih dan besar, sesekali belatung itu jatuh di bibir wanita itu lalu dengan sigap dia menjilat belatung itu, dan menyisakan lelehan putih sebab belatung itu meletus di luar mulutnya, melihat pemandangan itu dokter Ryan dan pembantu bapak Suganda ingin muntah, namun mereka tahan."Imbalan sudah saya persiapkan tuan Puteri, dan permohonan saat ini bukan untuk meminta kekayaan namun untuk menghidupkan mayat gadis malang ini" tunjuk bapak Suganda ke arah jenazah Zasqia."Khi, hi, hi, hi, ... aku suka dengan yang ini, aku suka dengan kerakusan hati m
Dokter Ryan diam menatap Zasqia, hatinya berkata bahwa yang di inginkan hanyalah kebahagiaan Zasqia dan selalu bersamanya dalam suka dan duka, tapi itu kemaren sebelum Zasqia meninggal akibat ulah Surya, seandainya Zasqia nggak menemui Surya mungkin kejadiannya nggak bakalan seperti ini, meskipun dokter Ryan mencintai Zasqia tapi dia juga ikhlas bial Zasqia memilih dan menikah dengan Surya."Dokter apa yang dokter pikirkan? apakah dokter sebenarnya mencintai Zasqia?" dokter Ryan mengangguk tanpa terasa air matanya mengalir di pipinya, rasanya sakit dan pedih saat cinta tidak harus memiliki, apalagi cinta di pisahkan oleh ajal."Maafkan aku Zasqia sebab sudah membuatmu hidup kembali, sebab aku merasa nggak bisa bila harus hidup tanpamu, entah ini cinta atau sebuah ke egoisan yang pasti aku hanya ingin kamu membalas dendam atas kematianmu.***Magrib pun tiba, pasien yang di tunggu-tunggu Zasqia sudah tiba.
"Ti ... tidak, ibu nggak kenapa-napa, oh iya Zasqia ibu nyari Ryan dulu ya.""Iya bu silahkan."Zasqia melanjutkan ramah tamahnya dengan para tamu yang menghadiri acara perpisahannya itu, menjelang maghrib acarapun selesai, semua tamu sudah pada pulang begitupun dengan ibunda dokter Ryan beliau juga berpamitan untuk pulang."Zasqia ... ibu dan Ryan pamit pulang dulu ya? iya Zasqia saya pamit dulu ya besok pagi saya datang kesini lagi untuk nganter kamu ke Ngawi.""Memang dokter Ryan besok libur ya?""Iya saya sudah mengajukan cuti 2 hari""Maaf bila Zasqia selalu merepotkan dokter""Nggak papa, kita rekan sejawat jadi nggak usah di nilai ini sebuah kebaikan.""Udah jangan sungkan Zasqia lagian ibu malah merasa nyaman kalau kamu di anter sama anak ibu, anggap saja Ryan Aa kamu sendiri ya? sebenarnya ibu ingin ikut cuma kebetulan ibu ada acara juga sama bapak besok, oh iya Zasqia titip salam buat calon tun
"Dokter ... dok, bangung dokter." Zasqia mengguncang tubuh dokter Ryan, selang beberapa menit dokter Ryan melenguh sambil membuka matanya."Ada apa Zas, kamu udah capek nyetir ya, ayo sini gantian aku yang nyetir." Tanya dokter Ryan sambil mengucek matanya."Kita sudah sampai dokter?" jawab Zasqia sambil tersenyum."Apa? sudah sampai? jadi aku tidur lama banget dong Zas.""Enggak dok! dokter tidur sekitar 2 atau 3 jam saja kok!""Tapi kenapa kita sudah sampai, Jawa Barat Jawa Timur itu butuh waktu balasan jam loh, harusnya kita sampai besok siang atau bahkan besok malam.""Ah ... dokter ini terkadang lupa deh dengan Zasqia, ayo dokter kita turun! katanya kita mau ke rumah teman dokter dulu sebelum kita ke rumah dinas saya.""Okey ... okey sebentar ya, aku mau minum dan cuci muka dulu."Setelah itu dokter Ryan dan Zasqia berkunjung ke rumah teman dokter Ryan, mereka adalah teman satu pro
Mohon maaf agak telat up kisah Zasqia, qadarullah saya lagi dalam keadaan kurang Vit.Setelah riuhnya tepuk tangan mereda, kini giliran bapak kepala desa berbicara."Assalamu'alaikum selamat siang semuanya, saya selalu kepala desa Dusun Sindang Kerta mengacungi 4 jempol sekaligus kepada ibu bidan Zasqia, ide beliau sungguh sangat briliant, nanti saya akan mengatur kan jadwal pertemuan saya juga berharap kepada dokter Ryan untuk membantu program ini, bagaimana kepada para bapak dan ibu semua, apakah bapak dan ibu setuju dengan usulan ibu bidan Zasqia? Nanti kita akan mengadakan penyuluhan kesehatan di klinik ini, bisa seminggu 1 kali atau 2 kali, semua tergantung kesepakatan bersama, penyuluhan kesehatan ini nantinya akan saya ajukan ke kecamatan, intinya sekarang kita sepakati dulu, baru kita atur jadwal dan perencanaan, silahkan bapak ibu yang setuju dengan program ini silahkan tunjuk tangan, dan bila tidak setuju silahkan beri
"Selamat siang bapak-bapak dan ibu-ibu semua, ada apa ini kok pada berkumpul disini?" Sapa bapak Lurah ramah sesaat setelah keluar dari mobil dan berdiri di samping Zasqia.Para pendemo seketika terdiam, tidak ada satupun yang berani mengeluarkan suaranya, mereka hanya berani kasak kusuk di belakang saja, kini giliran dokter Ryan yang berkata kepada para pendemo."Bapak-bapak, ibu-ibu ada apa ini, kok sepertinya ada keributan di klinik, apa bisa di jelasakan bapak-bapak dan ibu-ibu, itu barusan bapak Lurah juga meminta penjelasan maksud dan tujuan bapak dan Ibu semua berdemo di sini, ayo mari kita musyawarah bersama biar mencari kata mufakat dan damai, nggak bagus atuh bapak, Ibu bila kita bertindak anarkis, kita ini teh ingin semuanya jadi baik, kalau ada masalah mari kita musyawarah kan bersama sama, bapak Lurah bagaimana kalau kita bicaranya sambil duduk-duduk biar enak di pandang gitu.""Iya saya setuju dengan dokter R
Kini satu tahun sudah berlalu, sejak Zasqia menjadi Bidan kepala di Klinik Bersalin Amanda, klinik menjadi semakin ramai, dulu warga sekitar lebih percaya berobat ke dukun, melahirkan dengan dukun, namun setelah kedatangan Zasqia, dengan seringnya Zasqia memberi penyuluhan dan ikut berbaur dengan masyarakat sekitar, lambat laun masyarakat mulai percaya dengan pentingnya parenting pengobatan medis, awal-awal zasqia menjadi bidan kepala tidak luput dari cobaan dan penolakan, apalagi para dukun bayi, mereka sangat takut kalau mata pencaharian mereka mati gara-gara jasa mereka nggak laku lagi, namun Zasqia memiliki ide untuk mengumpulkan para dukun bayi, para dukun pengobatan alternatif, untuk ikut belajar bagaimana cara merawat Ibu hamil, Ibu yang mau melahirkan, dan merawat bayi yang baru lahir, begitu juga kepada dukun pengobatan alternatif Zasqia juga memberi penyuluhan kepada mereka.Awalnya penolakan demi penolakan Zasqia terima, bahkan cacia
Di rumah doctor Ryan nampak bahagia, senyum manis selalu menghiasi bibirnya. "Ibu perhatikan dari pulang tadi malam anak ibu kok bahagiaaa banget ya?" Tanya ibu saat mereka sedang sarapan pagi di meja makan. "Ah ibu bisa aja, perasaan Ryan dari dulu juga selalu bahagia kok." "Tapi ini beda deh, apaaaa anak ibu sedang jatuh cinta ya?" "Ibu ini ada-ada aja deh, Ryan biasa saja dan nggak lagi jatuh cinta kok bu" "Lagi jatuh cinta pun nggak papa, kan anak ibu dah dewasa, sudah waktunya berumah tangga, apalagi yang kamu pikirkan coba, pekerjaan mapan, keuangan sehat, umur cukup, ayo dong kasih ibu menantu, kalau ibu arisan kadang ibu sedih loh Ryan, sebab kawan-kawan ibu sudah punya cucu semua, padahal anak ibu ini udah lah ganteng, tajir melintir dan dokter lagi, udah lah Ryan jangan terlalu banyak memilih pasangan, kalau sudah cocok, ayo langsung di halal in saja." "Ah ibu ini, selalu ituuuu aja yang ibu bahas Ryan jadi nggak
Di rumah doctor Ryan nampak bahagia, senyum manis selalu menghiasi bibirnya. "Ibu perhatikan dari pulang tadi malam anak ibu kok bahagiaaa banget ya?" Tanya ibu saat mereka sedang sarapan pagi di meja makan. "Ah ibu bisa aja, perasaan Ryan dari dulu juga selalu bahagia kok." "Tapi ini beda deh, apaaaa anak ibu sedang jatuh cinta ya?" "Ibu ini ada-ada aja deh, Ryan biasa saja dan nggak lagi jatuh cinta kok bu" "Lagi jatuh cinta pun nggak papa, kan anak ibu dah dewasa, sudah waktunya berumah tangga, apalagi yang kamu pikirkan coba, pekerjaan mapan, keuangan sehat, umur cukup, ayo dong kasih ibu menantu, kalau ibu arisan kadang ibu sedih loh Ryan, sebab kawan-kawan ibu sudah punya cucu semua, padahal anak ibu ini udah lah ganteng, tajir melintir dan dokter lagi, udah lah Ryan jangan terlalu banyak memilih pasangan, kalau sudah cocok, ayo langsung di halal in saja." "Ah ibu ini, selalu ituuuu aja yang ibu bahas Ryan jadi nggak
Satu minggu sudah ber lalu, sejak pertemuan itu Zasqia mencoba mencari alamat dokter Ryan, entah kenapa juga waktu itu Zasqia lupa minta nomer hp dokter Ryan, karena kesibukan mengurus dan merawat pasien Zasqia juga tidak memiliki kesempatan untuk bertanya ke teteh Kokom.Hingga di suatu hari, setiap malam selasa di minggu ke dua, Klinik Bersalin Ananda ada jadwal USG dan dokter bedah kandungannya adalah dokter Ryan, karena Zasqia adalah Bidan kepala yang masih baru, jadi dia harus mengikuti jadwal kunjungan dokter Ryan, Zasqia sendiri tidak tahu bahwa dokter yang di ceritakan open suster, dokter yang dia dengar dari cerita mereka adalah dokter singgle yang sngat than adalah dokter Ryan, hingga saat para suster mengelu-elukan kedatangan dokter Ryan Zasqia ikut-ikutan penasaran dan dia juga ikutenunggu kedatangan dokter Ryan di lobby ruang tunggu klinik bersalin Ananda.Alangkah terkejutnya Zasqia dengan apa yang dia lihat, ternya
Kondisi Dokter Ryan makin hari makin membaik, hari ini Dokter Ryan sudah kembali ke rumah ibunya, Dokter Ryan sempat memberi pesan kepada bapak Suganda untuk memberi tahu ke ibunda Ryan bahwa dia ada urusan mendadak di luar kota, padahal saat itu Dokter Ryan sedang menjalani perawatan akibat kecelakaan yang menimpanya.Sore itu di temani hujan rintik-rintik Dokter Ryan memarkirkan mobil nya di garage teras rumah sang ibu.Mendengar deru suara mobil anak nya ibunda Dokter Ryan langsung berlari ke teras, sebab dia sudah sangat rindu dengan anak semata wayangnya itu.Ibunda Dokter Ryan langsung mendekati mobil rasa nya dia sudah benar-benar tak sabar ingin memeluk buah hatinya itu."Ryaaaan ya Allah nak, kenapa pergi mendadak tanpa pamit, katanya kamu ada tugas keluar kota tapi kenapa pihak rumah sakit datang menemui ibu untuk mencarimu.""Ya Allah buuuu, sab
Saat ustadz Dzaqi sedang berbicara dengan Zasqia, beliau di kejutkan oleh kedatangan Arman."Ustadz polisi sudah datang, dan mereka ada di depan." Kata Arman sambil menunjuk ke arah teras rumah Zasqia."Terimakasih Arman, ayo kita temui mereka" Arman berjalan di belakang ustadz Dzaqi, setelah sampai di teras ustadz Dzaqi menyalami satu Persatu aparat polisi yang berjumlah 5 orang."Mari pak Hari silahkan masuk ke dalam untuk mencari barang bukti."Bapak Hari mengerahkan anggotanya untuk menelisik ruang demi ruang runah Zasqia, setelah beberapa jam polisi menemukan barang bukti.Didalam kulkas mereka menemukan bongkahan-bongkahan darah segar, di dapur menemukan toples berisi keripik, selain keripik mereka tidak menemukan bahan makanan lain, di kamar mandi menemukan darah busuk, jadi kesimpulannya Zasqia adalah wanita pemakan darah dan kemungkinan keripik yang mereka temu
"Coba panggil bapak Suganda sekali lagi, dan katakan aku ingin bicara ancam dia kalau tidak mau datang maka kamu akan membunuhnya!" Ustadz Dzaqi berkata dengan intonasi nada tinggi, membuat kuntilanak merah tidak bisa menolak, maka kuntilanak merah menurut, dan berusaha memanggil ruh bapak Suganda. Maka terjadi lah dialog jarak jauh antara bapak Suganda dan kuntilanak merah. "Ada apa Tuan Puteri terus memanggilku! kenapa tuan Puteri memanggil saya dengan cara seperti ini, dimana jazad Zaskia, masuklah ke jazad Zaskia agar kita bisa bicara dengan Hp." "Zaskia sudah tertangkap!" "Maksud Tuan Puteri?" "Ya Zaskia sudah tertangkap, dan sebentar lagi perbuatan kamu dan Ryan akan segera terungkap." "Ha, ha, ha, ha ... Kamu mengancamku?" "Aku tidak mengancammu! tapi ini kenyataannya." "Ceritakan apa sebenarnya yang telah terjadi!" bapak Suganda membentak Kuntilanak merah. "Aku akan mencer