“Devan menggantikanku?” tanyaku. Serigala di sampingku ini mengangguk.
Menggantikan dalam artian apa? Jika menggantikanku, bukankah kami akan bertukar jiwa? Aku di sini, Devan di sana. Pasti dia akan mengambil tubuh serigala dan berubah. Namun, sejauh ini aku tidak merasakan sakit akibat perubahan.
“Kami bertukar? Tetapi kenapa aku tidak merasakan sakitnya pertukaran? Apa karena sebelum ini aku telah kehilangan kesadaran, sehingga dia bisa seenaknya pergi dan berubah?” tambahku. Keringat dingin mulai kurasakan karena takut. Takut jika ada banyak hal yang tak bisa dilakukan. Tak hanya itu, ketakutanku juga berpusat pada perubahan Devan dan pikiran kami yang tidak terhubung.
Bisa saja Devan melakukan hal di luar batas. Tak hanya itu, dia juga berkemungkinan untuk mengamuk seperti saat bertarung dengan Alpha saat itu. jika itu terjadi, aku tidak bisa membayangkan kerusakan apa yang akan Devan tinggal
Ah ... sebenarnya aku enggan mengulik masalah pribadi mereka. Namun, hal ini terasa sulit untuk dilewatkan. Bagaimanapun juga, Mon dan Dad adalah orang tuaku. Mereka yang sudah membuatku berada di sini. Jika hubungan keduanya semakin buruk, tentu aku yang menjadi imbasnya."Kau benar, hubungan Mom Dad terlihat dingin. Nath, aku tidak memungkiri jika melihat tatapan Dad yang tulus, tapi tidak dengan Mom. Mom seakan memberi jarak pada Dad. Padahal, mereka sudah punya kami—aku dan Daphne. Jika kami ada, memang seburuk apa hubungan mereka sampai-sampai Dad seperti itu?"Kuberanikan diri untuk bertanya. Entah Nathaline akan menjawabnya atau tidak, itu urusannya. Aku penasaran, tetapi jika tidak mendapat jawaban, tak apa. Aku bisa mengerti karena hubungan asmara orang tuaku tidak bisa dengan mudah kuketahui. Aku menghargai mereka, dan karena itu aku tidak benar-benar menuntut jawaban pasti.Aku akan menerima jika Nathaline tak akan menjawabnya."Sudah kubilang jika kami—para Delta itu setia
“Maksudmu apa, Nath? Kau seolah berkata serius padaku, mengatakan bercanda di beberapa menit kemudian. Kau pikir aku sedang bercanda, huh!?” tukasku.“Ya kau sendiri yang mengajakku bercanda. Aku sudah susah payah bercerita padamu. Berusaha hati-hati mengatakannya semata agar kau mengerti. Dan kau malah menuduh jika aku bercanda? Kau pikir kau siapa? Bodoh sekali kau ini!?”Tak!Tanpa kuduga, Nathaline mendorongku hingga terjungkal. Astaga serigala betina ini … dia membuatku pening. Bukan ingin menuduhnya bercanda, tetapi hanya menegaskan apakah dia serius dengan ucapannya atau tidak. Sebenarnya, aku sudah hampir percaya. Bagaimanapun juga, aku memang memiliki tiga aliran darah berbeda.Ayahku yang seorang vampire, dan darahnya berada di tubuhku. Ibuku memang werewolf, tetapi di darahnya juga mengalir darah manusia, karena nenekku seorang manusia. Karena itulah, aku memiliki ketiganya. Namun, sejauh yang kutahu, darah werewolf sangat dominan. Paman Sean sendiri mengatakan bahwa aku ti
Nathaline serigala yang hangat, aku bisa merasakan hal itu saat memeluknya. Bukan karena bulu-bulu lebatnya, melainkan perasaanku saat memeluknya.“Kau sudah Bersama dengan putau selama itu, Nath. Bukankah kau mengatakan jika kau di dalam tubuhku sejak meninggalkan Mom?” bisikku pada Nathaline. Mendengarnya, serigala itu terkekeh.“Kau tidak tahu betapa nakalnya dia. Terkadang, aku harus menahannya untuk tidak lepas kendali. Kau tahu, Dav? Dia begitu energik. Aku sampai bosan menasehatinya untuk tidak keluar batas sebelum kau yang meminta, seperti Sekarang ini. Karena itu, begitu kau memanggil, dia langsung merespon.”“Aku, memanggilnya?”Kulepas pelukanku pada Nathaline dan melihat kepalanya yang mengangguk. Serigala itu begitu menawan, dengan kulit abu sempurna dan bola mata yang berbeda. Kalau saja dia bisa keluar dari tubuhku, pasti berjalan bersamanya aka terasa sangat menyenangkan.“Kau tak ingat? Devan sangat tertarik untuk bertukar denganmu, jadi dia langsung merespon ketika k
“Dav, kau tak mau bangun? Racun di tibuhmu sudah hilang sepenuhnya. Tak hanya itu, kau juga berhasil mengurangi efek kutukan dari ibumu. Sebenarnya, apa yang sudah kau alami?”Sayup kudengar suara Dad yang tengah berkata. Begitu Nathaline mengatakan jika sudah waktunya aku harus pergi, di saat itu pula rasanya penglihatanku hilang. Kesadaranku hilang bahkan sebelum aku bertanya hal lain. Dasar! Harusnya dia tak mengusirku secepat itu.Aku masih ingin banyak bertanya pada Devan, juga Nathaline. Tak hanya itu, kurasa menambah waktu untuk mengakrabkan diri padanya tak buruk, kan? Bagaimanapun juga, Devan adalah jiwa lain yang ada di dalam diriku. Jika dia keluar, mungkin akan mengambil bentuk serigala, dan masing-masing dari kami menjadi asing. Namun, ketika dia mengambil tubuhku, aku tidak merasakan hal itu. Hanya saja Nathaline sudah berpesan untuk tidak terlalu sering melakukannya.Huh! Padahal menyenangkan juga rasanya. Aku seperti memiliki saudara lelaki selain Daphne.“Dad?” tanyak
“Aku pernah hampir membunuh Lunar. Dengan pedang yang terhunus dan menusuk dadanya. Tak hanya itu, mereka berpelukan, tetapi ujung pedangnya telah merusak jantung Davian. Hingga sampai saat ini, Lunar sama sekali tak mau memaafkanku. Mungkin itu karena dia sudah terlalu benci padaku.”Aku diam. Sama sekali tak tahu apa yang dikatakan Dad.“Kau tahu pedang yang pernah ibumu bawa?” tanya Dad. Aku mengangguk karena memang pernah melihat Mom memegangnya.“Itu adalah pedang yang kupakai untuk membunuh Davian, mate dari ibumu. Karena pedang itulah kami terikat. Ikatan hubungan itu beralih padaku, dan Lunar terikat seumur hidup dengannya.”Hubungan mereka rumit, ya.“Kalau kau sudah merasa lebih baik, temui aku di luar. Ada banyak hal yang harus kita kerjakan.”Aku mengangguk, menatap gelas yang kini sudah kosong. Memikirkan bahwa hubungan mereka sudah rumit sejak awal saja, sudah membuatku tak mengerti. Apa memang dunia orang dewasa seperti itu, ya?Aku mungkin merasa lebih baik, tetapi buk
“Dad, sebenarnya kita akan ke mana?” tanyaku. Tak tahan rasanya untuk tidak bertanya, karena Dad semakin membawaku jauh.“Aku tak akan menjawabnya untuk saat ini. Biar nanti kau yang akan tahu apa yang terjadi. Selain itu, ikuti saja aku. Bukankah tubuhmu sudah kuat?”Aku diam. Dad benar karena sekarang aku tidak merasa Lelah sedikit pun. Aneh menurutku, karena biasanya aku sudah merasa lelah karena menempuh jarak segini. Ditambah sebelumnya aku terluka dan terkena racun. Dulu, untuk menyembuhkan luka saja aku membutuhkan waktu satu minggu.“Aku tahu kau bosan. Perjalanan ini memang tak bisa dikatakan sebentar dengan jarak yang dekat. Aku tahu kau masih terbayang masa lalu, Dav. Kau masih berpikir bahwa tubuhmu lemah. Namun, sekarang sudah tidak lagi. Kurasa, kau sudah mengetahuinya, kan?” Dad yang awalnya berjalan di depanku, kini melambat dan menyejajarkan langkahnya denganku. Sepert
“Aku menemukannya, Dad!” Aku hampir memekik jika saja Dad tak menggenggam tanganku dengan erat.“Kita akan bersembunyi, lalu muncul saat kuberi aba-aba. Jangan membuat keributan dan melakukan hal yang mencurigakan, atau kita akan tertangkap!”Aku merasa semakin heran saja dengan semua ini. Tertangkap? Memang, disana terasa ramai, dengan satu pusat yang kuat dan dominan. Dari jarak sejauh ini saja rasanya sudah seperti ini, bagaimana jika dekat? Karena kami harus bersembunyi, Dad membawaku menuju salah satu pohon yang besar. Menunduk, lalu menutupi tubuh dengan jubahnya.Aku terkesiap, Dad menghilang dari pandangan mataku kala tubuhnya tertutupi sempurna oleh jubah. Aku bingung, bagaimana aku bisa pulang atau bergerak tanpanya?“Lakukan hal yang sama sepertiku, dan tubuhmu juga tak akan terlihat. Nanti jika ada rombongan vampire datang, kau buka dan masuk ke dalam rombong
Tak salah lagi, dia Arthur, orang yang banyak Dad ceritakan. Dia adalah orang di masa lalu Dad dan Mom, dan secara tak langsung sudah membuat mereka Bersama. Aku tak menyangka jika orangnya akan semenyeramkan ini.“Di sini kalian bebas! Ini adalah tempat untuk kalian semua. Tak hanya kalian, para vampire kelahiran baru, ada juga Rogue dan penyihir hitam. Kalian bisa berbaur dan meminta bantuan, tetapi dengan syarat katakan dulu padaku. Aku jembatan kalian, dan aku yang bisa membantu kalian. Karena itu, kalian harus mengerti batasan kecil ini.”Pidato yang bagus, menurutku. Namun, aku bisa merasakan ada yang janggal dari hal ini.Dari tiga bangsa, vampire adalah yang paling sombong. Kukatakan begitu karena mereka merasa lebih baik dari lainnya. Kekuatan yang tinggi, dan tingkat keabadian melebihi werewolf. Mereka sulit untuk dimusnahkan, karena butuh tiga unsur untuk menghilangkan mereka.
“Kalau kau memilih, kau tidak bisa menarik kembali apa yang telah disepakati. Pertukaran yang telah terjadi, akan mengambil yang diserahkan. Kau tidak akan bisa mundur, Dav. Jadi pikirkan baik-baik apa yang akan kau korbankan,” ucapnya lagi. Paman Davian terdengar seperti menekankan dengan jelas apa yang harus kupilih.Aku memang belum lama menikmati hidup, tetapi kurasa semua itu sudah cukup. “Aku benar-benar akan menyerahkan nyawaku jika bisa memastikan Arthur menghilang selamanya. Kalau perlu, dia tak perlu reingkarnasi kembali,” putusku. Setidaknya itu setimpal.Orang tuaku sudah pernah berusaha untuk menyingkirkannya, tetapi tidak disangka dia seolah bangkit dari kematian dan menghancurkan semuanya. Jika dia benar-benar dimusnahkan, aku serius untuk memberikan nyawaku untuk itu. Bagaimanapun juga, aku sudah tidak memiliki siapa pun.“Pikirkan lagi, Dav. Kau tidak bisa memutuskannya dengan cepat. Ingat, kau hidup masih hanya belasan tahun. Kau bisa hidup lebih lama lagi. Kau bisa
“Aku harusnya berterima kasih kepada kalian sebelum mencabut nyawa kalian, kan?”Aku mendengar suara Arthur yang berat. Terdengar menyeramkan dan ….“Aku meminta maaf atas kesalahanku, Dav. Tidak seharusnya aku menyelamatkannya, dan membuat keadaan seperti ini,” ujar Aline dengan lirih. Dia terbaring di sampingku, dengan keadaan telentang dan tangan kaki yanga terikat. Sedangkan aku, langsung dengan posisi menyamping menghadapnya. Mungkin Arthur kesulitan membuat posisiku telentang dengan tubuh serigalaku.Suasana yang gelas, membuatku sedikit takut. Ada beberapa titik obor yang tidak berpindah. Mungkin tidak dipegang oleh makhluk, tetapi ditancapkan di tanah. Arthur yang masih bertubuh setengah serigalanya berdiri menantang seperti tidak mengalami perang sebelumnya. Berbeda dengan aku dan Aline yang sudah terlihat mengenaskan. Bulu serigala Devan sudah memiliki banyak bercak darah, dan luk
“Kau hanya tikus kecil yang tidak tahu apa-apa, Bocah!” ucap Arthur. Dia menangkap pergerakan Aline dan mencekik lehernya. Setelah itu, pergerakan Aline benar-benar dilumpuhkan. Aku terkejut, tak menyangka jika Aline bisa dikalahkan semudah itu.Aku tidak bisa tinggal diam. Tangan kecil Aline berusaha untuk melepaskan cekikan Arthur padanya. Namun, pergerakan itu sama sekali tidak membuahkan apa pun. Aline justru terdengar merintih kecil. Mungkin, dia merasa sangat kepayahan akibat cekalan Arthur yang begitu kuat.Aku tahu, Aline telah melakukan hal yang tidak kusukai, atau malah lebih ke menghancurkan hidupku. Akan tetapi, jika kupikir lagi itu bukan muri kesalahannya. Dia tidak tahu siapa yang ditolong, dan apa yang telah diperbuat oleh orang yang terlihat menyedihkan. Aline, dia hanya memiliki sifat empati lebih banyak dari sebangsanya.Hanya saja aku tidak tahu, kenapa aku harus disandingkan dengn vampire sepertinya, dan bukan dengan sesame werewolf seperti yang lain.“Kau ingin m
Ada sebuah hal yang membuatku ingin menerkam tubuh wanita itu. Selain menerkamnya, mencabik tentu adalah hal terbaik begitu hal itu dilakukan. Dorongan itu begitu kuat, seiring perubahan yang lebih banyak lagi di tubuhku. Aline, wanita yang baru kutemui tidak sampai sehari, begitu membuat hidupku jungkir balik dalam sekejap.Akan tetapi, andai semua dorongan itu kulaksanakan, bagaimana rasanya, ya?Aku berusaha menahannya. Bagaimanapun juga, Aline bukan seseorang yang pantas untuk diperlakukan seperti itu. Singkatnya hubungan kami bukan sesuatu hal yang patut dijadikan alasan. Dia adalah pasanganku, dan tentu tidak akan mudah untuk mengabaikan hal besar seperti itu.“Percayalah, aku tidak melakukannya secara sengaja, Dav. Aku benar-benar tidak tahu kalau dia adalah semua akar permasalahan yang besar. Aku pun tidak menyangka jika dia akan memperburuk suasana hingga sampai sejauh ini.” Aline berucap lirih. Sia
Untuk sesaat, aku tertegun. Fakta yang terdengar sepele—mungkin untuk sebagian orang tentunya, tetapi tidak denganku. Arthur adalah sumber dari segala hal yang menyiksaku. Dia membuatku terpisah dengan ibu sejak keil, membuat ayah dibenci ibu, dan membuat keluargaku meregang nyawa. Kalau saja dia tidak ada, tentu aku tidak akan mengalami itu semua. Ah, aku lupa. Paman Davian juga tidak ada karena dia, kan? Kalau memang begitu kenyataannya, kenapa harus aku yang menjadi pasangan dari Aline? Bukankah secara tidak langsung dia yang menyebabkan aku berpisah dengan keluargaku? “Al ...,” ucapku lirih. Tubuhku terasa lemas, seolah semua tulang penyangganya kehilangan kekuatan. Tak hanya itu, napas juga semakin memburu dengan jantung berdebar kencang. “Dav ... maksudku bukan begitu. Aku ... aku hanya ... tidak tahu dia siapa ....” Aline membalasnya. Jika dia menjawab seperti itu, bukankah itu
Arthur tertawa sambil menghindari serangan-serangan yang Aline berikan padanya.“Aku tak akan membiarkanmu hidup dengan tenang, Art! Kau bedebah busuk yang hidup tidka lama lagi, sama sekali tidak berhak untuk mengatakan hal itu padanya!” maki Aline. Ada yang janggal dari setiap serangannya. Dia terlihat kacau dengan sekejap hanya dari beberapa kata yang diucapkan Arthur. Bukankah sebelumnya Aline masih baik-baik saja, tidak mengalami lonjakan emosi seperti itu?Untuk sekilas, mungkin tidak akan ada yang memahami pola serangan Aline. Terlihat biasa, dan sama sekali tidak akan kentara jika dia menyembunyikan banyak hal. Namun, aku menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Tidak seharusnya Aline bertempur dengan cara seperti itu. Tidak! Aku harus menghentikannya sebelum terlambat.“Al, mundurlah untuk sejenak! Control dulu emosimu, lalu kita kembali menyerangnya seperti tadi,” ucapku. Ah, sebenarnya a
Sayangnya, semua tidak seperti yang kubayangkan. Aline memang hebat, tetapi bukan berarti dia sanggup mengalahkan Arthur dengan begitu mudahnya. Kami yang bertarung mati-matian berdua arus berusaha lebih keras. Mungkin karena keterikatan kami pulalah, sebuah Kerjasama yang mendadak bisa tercipta. Kami tidak pernah berlatih bersama. Akan tetapi, serangan yang dilakukan benar-benar bisa membentuk harmoni. Tubuh ini juga seperti sudah terlatih untuk bertarung bersama belahan jiwanya.Ah, hubungan dan ikatan yang rumit.Aku pun sampai saat ini tidak mengerti tentang hubungan seperti itu. Dalam hal itu juga, hubungan antara kedua orang tuaku. Di antara mereka yang terikat, ada hubungan masa lalu dengan Paman Davian dan tidak bisa kufahami. Mau bagaimana agi, dari keduanya juga tidak ada yang mau menjelaskan secar ajelas padaku.“Dav, harus kukatakan padamu kalau sampai Arthur tidak bisa dikalahkan, maka aku akan hidup d
Aku takt ahu kenapa Arthur begitu amat terobsesi pada Delta. Tidak ada sesuatu yang membuatku meragukan itu. Justru ,aku sangat yakin jika dia memang menargetkan Delta yang ada di muka bumi ini.“Waw! Dia kuat juga, ya? Padahal tadi aku sangat yakin kalau dia sudah kupukul dengan sekuat tenaga,” ujar Aline. Dia mengatakannya dengan santai, seolah lawan yang kami hadapi bukan siapa-siapa.Aku merasa yakin jika bisa mengalahkan Arthur. Hanya saja, tidak se-optimis Aline. Dia seperti memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Baiklah! Dia mungkin sudah menumbangkan Arthur. Namun, bukan berarti dia adalah seseorang kemarin sore yang baru muncul dan bisa diseret sewaktu-waktu untuk dihabisi.Dari semua hal, berpikir bahwa wanita vampire itu—yang mengaku sebagai pasanganku, adalah orang yang lebih tua dariku adalah sesuatu yang mengerikan. Vampire bisa memiliki umur panjang tanpa menua sekalipun. Dan aku, entah kenapa merasa jika pemikiran itu sedikit … menyesakkan.Sebagai pria, harusnya aku y
“Kau pikir aku akan mati semudah itu!?” Aku terjungkal karena tidak terbiasa mendengar suara lantang yang seperti itu. Setelah kabut debu mereda, mereka mulai terlihat sedikit demi sedikit. Dan, hal yang membuatku terkejut untuk setelahnya adalah wanita itu—yang mengaku sebagai pasanganku, berdiri dengan tegak dan jubah yang sudah tidak lagi dipakai. Sedangkan Arthur, werewolf tua itu sudah terjungkang di tanah. Sungguh di luar dugaan! Aku yang sudah melawannya hingga sampai lelah, tidak bisa membuatnya terjungkang seperti itu. Aku ingin tahu seberapa kuat wanita itu, dan bagaimana cara dia melawan Arthur. Ah ... andai aku memiliki penglihatan yang tajam dan bisa menembus pekatnya kabut debu itu, pasti pertandingan yang seru tak akan terlewatkan. “Jujur saja, Mate, aku tadi sempat berpikir untuk menghabisi diriku sendiri saat berpikir kau tiada,” ujarku mengatakan apa yang telah kupikirkan tentangnya.