Beranda / Romansa / Dekapan Dingin Suami Panas / 24. Aku yang Tak Sesuai Keinginanmu

Share

24. Aku yang Tak Sesuai Keinginanmu

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-17 10:41:53
"Silahkan, airnya sudah kusiapkan," ucap Lea setelah menyiapkan air pemandian untuk suaminya berendam.

Lea menoleh sejenak pada Haiden, berjalan menuju ranjang untuk mengambil novel yang ia letakkan di sana. Namun, pergelangan tangan Lea dicekal oleh Haiden, membuat Lea terpaksa menghentikan langkah.

"Kau marah, Azalea?" tanya Haiden, nadanya memang terkesan datar akan tetapi tersirat perhatian serta kekhawatiran di sana. Tatapannya teduh, memperhatikan ekspresi wajah Lea yang terlihat lelah.

Lea menggelengkan kepala, melepas paksa tangan Haiden dari pergelangan nya. "Aku bukan orang yang menghabiskan tenaga untuk marah," jawab Lea pelan, terkesan acuh tak acuh. Setelah itu kembali melanjutkan langkah, mengambil novel di atas ranjang dan setelahnya memilih keluar dari kamar.

Haiden menatap kepergian Lea dengan ekspresi yang sulit diartikan. Dia ingin mengejar Lea, akan tetapi Haiden mengurungkan niat. Dia memilih masuk dalam kamar mandi, menenangkan diri yang diselimuti kem
CacaCici

Dimaafkan nggak nih, MyRe, Babang Haiden terlope-lope nya? Hihihi … bab selanjutnya segera hadir, MyRe. Semoga kalian suka yah … Sehat selalu untuk semua MyRe dan semangat!! IG:@deasta18 (Visual Mas Deden sudah ada di sana. Bagi yang mau ketemu orangnya langsung, silahkan di follow Ig penulis.)

| 22
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (19)
goodnovel comment avatar
Wiwi Yuningsih
ksian lea, bisa² mati rasa kalo begitu terus
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huhuhu … dengar nih kata kakaknya, Mak Lea. Jangan dikit-dikit baper sama Mas Deden. Cuek, Mak! ಥ⁠‿⁠ಥ(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huhuhu … semua yang on going kadang nyebelin sih, Kak. Greget nunggu lanjutannya. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dekapan Dingin Suami Panas   25. Sentuhan yang diharapkan

    "Maaf-- aku tidak sesuai ekspektasi, Azalea," lanjut Haiden, nadanya jauh lebih berat dan terasa dalam. Tangisan Lea perlahan redup. Lea tak butuh perkataan maaf karena dia menginginkan perhatian Haiden. Akan tetapi, ucapan Haiden membuat hati Lea bergetar. 'Apa tanpa sadar aku menuntutnya? Tapi aku tidak pernah menegurnya yang tak pernah memperhatikanku, aku hanya diam.' batin Lea, air matanya masih terus jatuh akan tetapi suara isakan tak keluar lagi. "Jangan menangis." Haiden menangkup pipi Lea kemudian mengusap air mata istrinya secara lembut. Tatapannya begitu teduh dan dalam, sorotnya berhasil menghipnotis Lea yang terdiam sembari terus menatap pada manik gelap suaminya. "Teman-temanku datang, aku sedikit khawatir kau bertemu dengan mereka. Maaf," ucap Haiden kembali, menangkup pipi Lea–mengusap pipi istrinya dengan ibu jari, "aku suka kau datang ke kantor. Terlebih jika itu untuk menemuiku." "Ucapanku kadang berbanding terbalik," lanjut Haiden. "Memangnya kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Dekapan Dingin Suami Panas   26. Kapan Memberikan Keturunan?

    "Aku tidak ingin kau bekerja di sana," ucap Haiden yang saat ini sedang sarapan dengan Lea. Lea yang akan menggigit roti, langsung menoleh pada Haiden. "Aku dan Dimas hanya berteman, Dimas juga sudah punya tunangan, Mas," jelas Lea cepat, sedikit kesal karena dia baru memulai untuk menjadi wanita karir tetapi Haiden berniat menghentikannya. Dia langsung membahas Dimas, karena kemarin Haiden marah juga karena dia bersama Dimas. "Menurut padaku, Azalea Ariva Mahendra." Haiden berucap dingin, kembali ke setelan pabrik. "Alasannya apa, Mas Den? Kasih tahu aku kenapa aku tidak boleh bekerja," tanya Lea, menahan sabar dalam hati. 'Nih orang sepertinya dari spesies pemanis buatan, atau … gulali. Manisnya sesaat doang, ngotor-ngotorin gigi saja!' gerutu Lea dalam batin. "Kau kesal, Azalea?" Haiden memperhatikan ekspresi istrinya. "Ck." Lea berdecak pelan, tak menjawab ucapan Haiden sama sekali. 'Nanya lagi?!' "Medi Zone terlalu jauh dari rumah kita. Aku kesulitan mengawasimu j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Dekapan Dingin Suami Panas   27. Pelukan Kematian

    "Haiden." Moza, mommy Haiden memekik, menegur putranya yang menurutnya mengatakan hal yang jahat. Moza tidak enak pada menantunya yang sudah terlihat murung dan kikuk. Mungkin Lea juga tak menduga Haiden akan menjawab demikian. "Haiden," tegur Kenzie, daddy Haiden–melayangkan tatapan tajam pada Haiden. Semua orang begitu kaget mendengar ucapan Haiden, akan tetapi ada juga yang bahagia. Melody adalah orang yang sangat bahagia mendengar perkataan Haiden. Mungkin Haiden bukan tidak ingin punya anak, tetapi Haiden tak mau memiliki anak dari Lea. Lea adalah perempuan bar-bar, etika minus dan masih kekanak-kanakan. Siapa yang akan percaya wanita seperti itu bisa menjadi seorang ibu suatu saat nanti? Melody masih punya kesempatan untuk mendapatkan Haiden karena dia jelas jauh lebih baik lagi Lea, dari segi apapun. "Aku sedang sibuk, Dad, Mom. Pekerjaanku sangat banyak, dan waktu dengan Azalea sangat sedikit. Aku tidak ingin punya anak karena setelah ini ingin meluangkan waktu deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Dekapan Dingin Suami Panas   28. Aku Menyerah Mas

    Hari ini Lea kembali bekerja ke perusahaan Medi Zone. Dia datang penuh semangat ke sana akan tetapi kabar buruk ia terima, membuat Lea patah semangat dan sedih. "Maaf, Neng Lea, Bapak tidak bisa berbuat apa-apa. CEO yang langsung berbicara supaya memecatmu," ucap Raja, menyerahkan surat pemecatan pada Lea. Lea menerima surat tersebut dengan ekspresi tak percaya. Apa kesalahannya sehingga dia dipecat? Bukankah sebelumnya CEO Medi Zone menganggap Lea sebagai keberuntungan perusahaan ini? Kenapa sekarang dia disingkirkan? "Aku melakukan kesalahan apa, Bos? Masalah souvenir yah?" tanya Lea, mimik mukanya tak enak. "Bu-bukan, Neng. Tetapi anu … itu-- suami jahanam Neng Lea, Tuan Haiden yah?" Lea melebarkan mata, cukup syok Raja mengetahui hal itu. Ya Tuhan! Kenapa Raja tahu? Bukankah Haiden menutup identitas Lea sebagai istrinya? Tetapi sekarang ada orang yang tahu jika Lea adalah istri Haiden. Kalau Haiden tahu masalah ini, apa Haiden akan memarahi Lea? "Hehehe …." Lea tak tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Dekapan Dingin Suami Panas   29. Tidak Butuh Kata Maaf

    "Aku ingin bercerai, Mas Haiden," lirih Lea, mendongak pada Haiden dengan mata berkaca-kaca. Bening kristal telah berkumpul di pelupuk, hanya tinggal menunggu dia terjatuh. Haiden terdiam mendengar penuturan Lea, perasaan cemas dan takut perlahan hadir dalam hatinya. Amarah yang sempat menguasai seketika hilang entah kenapa, berganti dengan rasa panas akibat tamparan oleh ucapan istrinya. Ini mengejutkan! Haiden tak menyangka perkataan sialan ini akan terucap dari bibir manis Azalea-nya. "Aku ingin kita mengakhiri semuanya, Mas Haiden," ucap Lea kembali. Cengkeraman Haiden lepas seketika dari pundak Lea. Pria itu mundur beberapa langkah, mengusap wajah secara kasar lalu berbalik badan–memijat pelipis untuk menahan kemarahan yang kembali menguasai diri. "Aaarrrgk!!!" teriak Haiden marah, berjalan ke arah dinding kamar kemudian meninju tembok sekuat mungkin. Bug' Suara tinjuan Haiden pada tembok begitu kuat, emosi pria itu meluap. Amarah menguasai diri! Wajah Haiden mera

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Dekapan Dingin Suami Panas   30. Pria yang Menyukaimu

    Pagi sekali Lea keluar dari rumah Haiden. Pertengkaran tadi malam masih membekas dalam memori dan hati Lea. Mengenai perceraian, dia yakin Haiden sudah mengurusnya–menghentikannya. "Aku tidak peduli. Katakan padanya jangan mencariku," ucap Lea melalui sambungan telepon, berbicara dengan kepala maid. Kepala maid menghubungi Lea karena diperintah oleh Haiden. Pria itu mencarinya dan menyuruh Lea untuk secara pulang. Akan tetapi Lea tak akan pulang, dia ingin mencari pekerjaan dari hasil sendiri. 'Nyonya HaiLe, Tuan belum sarapan dan Tuan tidak mau memakan sarapan dari kami.' Lea memutar bola mata jengah. Haiden pikir dengan dia tak mau sarapan, Lea akan pulang? Tidak! "Biarkan saja. Dia tidak peduli pada rasa sakitku, ngapain aku peduli pada rasa sakitnya. Persetan, Bu," ucap Lea, nadanya ketus karena kesal pada Haiden. Setelah itu, Lea mematikan sambungan telepon secara sepihak. Dia masuk dalam taksi, berniat ke sebuah perusahaan yang direkomendasikan teman lama. Di si

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Dekapan Dingin Suami Panas   31. Haiden yang Galau

    "Ko-kok bisa? Kamu kan dekatnya dengan Ziea." Lea menggaruk alis, sedikit kikuk dan tak percaya oleh perkataan Parhan. "Aku mendekatinya karena hanya dengan cara itu aku bisa berada satu tempat denganmu. Aku selalu melihat dan memperhatikanmu, tapi aku tidak pernah berani mengutarakan perasaanku padamu karena kamu sering mengatakan akan menikah dengan Kakak laki-laki Ziea." Deg' Mata Lea membelalak, cukup terkejut oleh pengakuan Parhan. Pria ini suka padanya tetapi tak berani terus terang karena sejak dulu Lea sudah koar-koar hanya akan menikah dengan abang dari sahabatnya. "Aku sangat senang setiap kali kita berpapasan, setiap kali kita duduk di meja yang sama dan setiap kali kita di kelas yang sama. Aku bahkan tersenyum setiap kali mendengarmu menceritakan crush-mu yang tak lain adalah kakak Ziea. Aku cemburu tapi aku senang, yang terpenting aku bisa mendengar suaramu meski bukan aku yang kamu ceritakan pada teman-teman kita," ucap Parhan, tersenyum lembut pada Lea yang su

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Dekapan Dingin Suami Panas   32. Arti Kehilangan

    Lea baru saja duduk di sofa, sudah di rumah, akan tetapi deringan ponselnya langsung menyita perhatiannya. Lea sebenarnya malas untuk mengangkat telepon, akan tetapi dia takut yang menelponnya ingin memberikan hal penting. Di sisi lain, melihat nyonya-nya pulang, maid langsung menghubungi sang tuan untuk memberi tahu jika nyonya-nya telah pulang ke rumah. Lea mengernyit karena mendapat telepon dari pamannya. Tumben! Karena biasanya tantenya yang menelpon, maksud Lea–meskipun pamannya yang ingin mengobrol dengannya, pasti menelpon dari HP tantenya. Ini tak biasanya. Lea mengangkat telpon, perasaannya campur aduk. Dia senang karena dia memang merindukan orangtua angkatnya, akan tetapi dia juga deg degkan–takut jika Haiden telah mengadu pada orangtua angkatnya tentang masalah keduanya. Orangtua angkatnya selalu berpihak padanya, tetapi Lea hanya tak mau membebani. Pasti mereka akan cemas pada Lea jika semisal Haiden memang mengatakan pertengkaran antara keduanya. "Halo, Pah. Ada a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20

Bab terbaru

  • Dekapan Dingin Suami Panas   185. Hadiah Manis

    "Angkat kamera kalian dan kalau berani, menghadap padaku!" dingin Haiden, nada menggeram marah dan tatapan sangat tajam–penuh emosi. Alih-alih mengangkat kamera, para wartawan tersebut bergerak mundur. Mereka menunduk dalam, menutupi wajah agar tidak dilihat oleh sang legendaris Mahendra. Rurom menyebut, apabila dalam keadaan marah Haiden menatap seseorang, maka orang tersebut akan menghilang. Tak ada yang bisa membenarkan rumor tersebut, akan tetapi banyak yang menyebutnya nyata. "Kalian berani mengganggu putriku, Hah?!" bentar Haiden dengan suara menggelegar–para wartawan tersentak kaget, tubuh bgemetar hebat dan jantung berdebar kencang. "Ma-maafkan kami, Tuan Haiden," ucap salah satu dari wartawan tersebut. "Kalian semua pantas mati!" dingin Haiden. Lea melepas pelukannya pada putrinya lalu buru-buru menghampiri suaminya. "Mas Deden Terlope-lope, tenangkan diri kamu," peringat Lea, memeluk suaminya sembari satu tangan mengusap dada bidang sang suami. "Sebaiknya kita pulang.

  • Dekapan Dingin Suami Panas   184. Liputan Kematian

    "Putriku. Di-dimana putriku?" Haiden dan yang lainnya datang ke sana. Ebrahim yang memberitahu supaya daddynya datang ke tempat ini. Awalnya Ebrahim dan Ethan sepakat ingin menutup-nutupi masalah ini dari Haiden dan Lea. Akan tetapi, daddynya terus menghubunginya–menyuruh Ebrahim untuk mencari Alana ada di mana. Pada akhirnya Ebrahim mengatakan yang sejujurnya. "Daddy …." Alana langsung berdiri, menangis sembari menatap ke arah daddynya. Haiden merentangkan tangan supaya putrinya datang dan memeluknya. Alana langsung berlari dan …-Bug' Memeluk sosok perempuan di sebelah daddynya–mommynya. Haiden yang masih merentangkan tangan–berharap dipeluk oleh putrinya, terlihat memasang muka kaku dan dengan mata berkedut-kedut. Hell! Dia hanya mendapat angin untuk dipeluk. Semua orang yang melihat itu, berusaha menahan tawa. Lucu akan tetapi salah waktu saja. "Su-sudah, Den. Tak ada yang ingin memelukmu," ucap Reigha, menurunkan tangan Haiden yang masih direntangkan. "Nanti kita berpel

  • Dekapan Dingin Suami Panas   183. Kemarahan Kakakku

    "Sudah?" tanya Ethan, melirik sekilas pada Alana yang masih berendam dalam bath up. Sebenarnya Ethan ingin sekali melirik Alana lebih dari satu detik, tetapi … damn! Dia takut dia mencelakai gadis ini. Alana menekuk kaki lalu memeluk diri sendiri. Dia sudah sadar dan tubuhnya tidak lagi merasa terbakar. "Sudah, Kak," jawabnya pelan, malu karena keadaannya hampir telanjang. "Humm." Ethan berdehem singkat, meraih handuk lalu memberikannya pada Alana. "Aku keluar," ucapnya setelah itu."Kak Ethan, bajuku basah dan aku tidak punya baju lagi," cicit Alana ketika Ethan berniat keluar dari kamar mandi. "Humm." Ethan hanya berdehem, dia keluar dari kamar mandi lalu menghubungi seseorang untuk mengantar pakaian pada Alana. Orang yang dia hubungi adalah Zana, perempuan itu dekat dengan Alana dan tentunya tahu selera berpakaian Alana. Satu lagi. Zana sepupunya dan mereka lumayan dekat. Tak lama Zana datang dengan Ebrahim, di mana raut muka Ebrahim sangat tak bersahabat–khawatir dan marah

  • Dekapan Dingin Suami Panas   182. Tubuh Seksi yang Menggoda

    Alana menjauhkan pandangan, meraih handphonenya dan pura-pura sibuk dengan ponsel. Jantung Alana berdebar kencang, padahal dia hanya bersitatap dengan Ethan tetapi kenapa dia gugup? Ada getaran yang tak ia pahami di dalam hati. Di sisi lain, Ethan menghela napas, Alana tidak suka padanya dan dia tidak ingin memaksa. Acara berlanjut dan begitu meriah. Di depan sana, orangtuanya membanggakan Ethan, granddad dan grandma-nya juga memuji Ethan. Di tempatnya Alana ikut senang melihatnya. Dia masih ingat waktu Ethan termenung di ruangannya karena masalah yang iklan. Masih teringat jelas wajah murung Ethan ketika kakaknya menyalahkannya di depan banyak orang, karena masalah tersebut. Namun, di sini Ethan terlihat bersinar. Dia bisa membuktikan dirinya sendiri dan akhirnya dia diakui. Tanpa sadar Alana tersenyum dan bertepuk tangan kecil. Akan tetapi senyumannya langsung lenyap ketika Ethan menatapnya. Lagi-lagi jantungnya berdebar kencang dan Alana tidak nyaman dengan tatapan Ethan. Semua

  • Dekapan Dingin Suami Panas   181. Berakhir Asing

    "Dia memang Azam, tetapi dia berdiri diatas kakinya sendiri. Dia tidak pernah mengandalkan nama belakangnya. Dan Kakak perhatikan Kak Ethan sangat memperhatikanmu, kau sangat beruntung jika mendapatkannya. Karena Kak Ethan tidak peduli pada sekitarnya, dan kau satu-satunya yang akan dia perhatikan.""Kak! Tolong jangan paksa aku. Aku nggak suka Kak Ethan," pekik Alana. Ebrahim menghela napas, berdiri dari sebelah adiknya lalu mengusap pucuk kepala Alana. "Terserah. Tapi-- gengsinya jangan lama-lama. Yang suka pada Kak Ethan itu bukan hanya kau.""Ih apaan sih?!" ketus Alana, langsung menutup pintu dengan kasar–setelah Ebrahim keluar dari kamarnya. Semua orang gila! Sudah Alana bilang kalau dia tidak suka pada Ethan, tetapi orang-orang terus keukeuh menganggap Alana suka pada Ethan. Hell! Bukan hanya Ethan laki-laki di dunia ini, dan … big no untuk pria Azam. Sekalipun Ebrahim sudah menasehati, itu tak mempan pada Alana. Tidak tetap tidak suka! Tok tok tok'Alana membuka pintu deng

  • Dekapan Dingin Suami Panas   180. Memilih Diam dalam Kamar

    Alana kembali mengurung diri di dalam kamar karena tidak tahan di goda oleh para sepupunya. Dia bahkan bahkan berniat menghubungi daddynya supaya menjemputnya pulang, saking tidak tahannya dia dicie-ciekan dengan Ethan. Namun, dia takut itu akan mendatangkan masalah sehingga Alana memilih mengurungkan diri. Lagi pulang hanya satu hati lagi, setelah itu mereka akan pulang dari pulau ini. Hah, Ethan. Alih-alih suka, Alana malah semakin tak Sudi menikah dengan pria itu. Dia benar-benar tidak suka dicie-ciekan. Dia sangat benci!Ceklek'Alana menoleh ke arah pintu, mendapati kakaknya di sana. Ebrahim masuk ke dalam kamar dan berjalan mendekat ke arah adiknya yang duduk di sofa. "Kenapa kau terus mengurung diri, Alana?" tanya Ebrahim, duduk di sebelah adiknya. Alana menatap sejenak pada Ebrahim kemudian lanjut membaca novel di tangan, "aku tidak nyaman dengan kalian. Dikit dikit cie cie cie. Aku tidak suka Kak Ethan dan aku tidak punya hubungan dengan Kak Ethan. Kalian begitu, aku ma

  • Dekapan Dingin Suami Panas   179. Kelapa Muda yang Meresahkan

    Alana langsung menarik tangannya, meringsut ke lemari kabinet bawah sembari menatap Ethan dengan muka konyol–malu bercampur panik secara bersamaan. Ethan bangkit, melayangkan tatapan dingin ke arah Alana. Setelah itu, dia beranjak dari sana–tanpa mengatakan apa-apa pada Alana. "Eih." Kanza menatap Ethan dengan tampang muka bingung. Pria itu pergi begitu saja dengan muka dingin dan terlihat seperti marah. Mengingat sesuatu, Kanza buru-buru melangkah ke dapur, bersama dengan Anne. "Kamu kenapa, Al?" tanya Kanza dengan nada perhatian, mendekati Alana lalu membantu perempuan itu untuk berdiri. "I-itu … kecoa," jawab Alana, terpaksa berbohong karena dia tak mungkin jujur kalau dia habis …-Haisss! Tangannya! "Trus Kak Ethan …-" Anne bertanya tetapi cukup ragu karena melihat wajah adik iparnya yang terlihat kaku–seperti sedang marah. Sebenarnya Ethan dan Anne seumuran, akan tetapi karena dia berbicara dengan Alana, dia menyebut Ethan dengan embel-embel kakak. Alasannya karena Ethan ja

  • Dekapan Dingin Suami Panas   178. Kejadian Naas dan Rejeki

    Akhirnya produk terbaru dari Healthy'Food telah diluncurkan, bersama dengan iklan yang mengguncang dunia cinematic da perfilm-an. Iklan yang setara dengan film berkelas tesebut berhasil mencuri perhatian banyak orang. Pemasaran berhasil, produk dikenal lebih jauh dan menjadi incaran masyarakat–viral karena iklan yang spektakuler. Mereka juga berbohong-bondong membeli, demi mendapatkan foto card para model iklan. Incaran mereka adalah foto Alana dan si kecil berambut putih, tak lain adalah Abizar. Naman Ethan juga semakin dikenal, lewat proyek ini. Samuel mengakui kehebatan adiknya dan sangat bangga atas keberhasilan sang adik. Dia meminta maaf karena terlalu menekan Ethan, sedangkan Ethan menerima dengan ikhlas. Dia mengganggap tekanan yang diberikan oleh Samuel adalah salah satu dorongan untuk keberhasilan Ethan sekarang. Untuk merayakan keberhasilannya, kakak dan sepupunya yang lain mengajak Ethan berlibur ke Pulau pribadi milik keluarga Azam. Alana sebenarnya tak ingin ikut; sep

  • Dekapan Dingin Suami Panas   177. Ketakutan Alana

    "Aku tidak apa-apa, Kak Ethan," jawab Alana cukup kikuk, menoleh ke arah Ebrahim dan berniat menghampiri kakaknya. Akan tetapi, tangannya dicekal oleh Ethan–pria itu tak membiarkan Alana beranjak dan dekat dengan Ebrahim. Ebrahim mengamati hal tersebut secara lekat dan teliti, dia menatap ke arah genggaman tangan Ethan di tangan adiknya kemudian memperhatikan Alana dan Ethan secara bergantian. "Kalian …-" Ebrahim bersedekap dingin, menatap curiga pada adiknya dan Ethan. Namun, ucapannya berhenti saat melihat Luisa berniat kabur. Ebrahim dengan sigap mengulurkan kaki, sehingga Luisa tersandung oleh kakinya dan berakhir jatuh secara kasar di lantai. "Siapa perempuan ini? Terlihat kampungan dan rendahan," ucap Ebrahim, bertanya pada Ethan dan Alana. Alana langsung melepas genggaman tangan Ethan dan menghampiri kakaknya. "Kak, dia ini model yang dekat dengan Kak Ethan. Dia selalu menggangguku dan bahkan suka merendahkan keluarga kita," ucap Alana, mengadukan kelakuan Luisa pada k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status