Beranda / Fiksi Remaja / Dear My Lover / Bab 9- Aku cengeng

Share

Bab 9- Aku cengeng

Penulis: hnbyuuki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lelahnya menahan malu dan rasa sakit, aku berjalan pulang dengan malas. Perlahan mulai overthingking akan hari yang belum terjadi.

“Yuuki.” Lirih seseorang yang ternyata Michio. Kami mengobrol cukup lama sampai akhirnya aku baru ingat kalau rumahnya kan nggak searah dengan kosku. Aku mengatakan padanya siapa tahu dia juga lupa, tapi dia malah bilang memang mau mengantarku pulang.

“Eh iya, kamu gak masuk angin karna tadi kan?”

Aku menggelengkan kepala dan memberitahunya tentang apa yang terjadi di pagi hari tadi. Ia hanya merespon seadanya saja, tapi aku cukup puas sih dengan reaksi yang ia berikan, karna ia tak menghakimi ataupun bertanya banyak hal.

Mulai tak ingin membahas Kyohei lebih lanjut, aku mengalihkan pembahasan sampai kami tiba di depan kos. “Udah sampe loh,” kataku sambil menunjuk kos.

Michio tiba-tiba mengatakan kalau aku menginjak sesuatu, spontan aku menundukkan kepalaku. Tapi,..

“Kamu udah bertahan dengan baik ya..” Lirihnya sambil meletakkan tangannya di atas kepalaku. Tak lama, akhirnya ia pamit pulang.

Tanpa melihat orang baik itu berlalu pergi, aku hanya berkata, ‘hati-hati’ karena menahan air mata yang sebenarnya ingin keluar.

Sungguh, betapa cengengnya aku kalau bersamanya.

Di hari festival olahraga, semua telah siap dengan pakaian olahraganya. Oh iya, aku jadi ingat tentang pakaian yang Shima pinjamkan untukku waktu itu. Setelah mencucinya, aku langsung mengembalikan celana beserta jaketnya.

Tak enak mengembalikannya begitu saja, aku memberinya beberapa bungkus makanan ringan dan bekal yang kubeli di minimarket. Jujur saat itu, aku cukup malu karna aku berterus terang kalau aku tak bisa memasak, jadi aku hanya membelikannya makanan di minimarket. Tapi dengan itu saja ia sudah terlihat senang.

Kembali lagi ke topik awal, aku yang hanya mengikuti lomba pemandu sorak menunggu giliran lomba tiba sambil menyemangati teman-teman yang sedang berlomba.

Teriknya sinar matahari yang menyentuh kulit tak mematahkan semangat semua siswa. Masing-masing kelas terlihat antusias untuk memenangkan kelasnya.

“Kyohei!! Semangat!!!!!”

Seru Minami berteriak saat Kyohei bersiap untuk lomba lari estafet. Dua teman yang setia bersanding dengan Minami menatap tajam ke arahku. Tatapan mereka sangat tajam sampai membuatku merinding..

Akhirnya aku menyerah untuk memandang mereka dan mengatakan pada Hiromi kalau aku ingin pergi membeli minuman dingin lebih dulu. Aku juga menawarinya barangkali ia ingin menitip, tapi ia hanya menggelengkan kepalanya saja.

“Haaahhh.. Gila panas banget, kok pada bisa semangat gitu semua anak. Punya energi seberapa besar mereka..”

Yah sebenarnya aku ingin sekali pergi dari keramaian dan pergi ke kelas, tapi tak ada satupun orang yang meninggalkan arena lomba, jadi aku merasa tak enak pada yang lain.

Aku kembali ke lapangan dengan dua teh dingin kalengan.

“Emmm, Hiromi? Kamu suka ini gak, aku terlanjur masukin uang lebih dan kepencet dua kali juga.”

“Haa, bisa-bisanyaa??”

“Hehe, yaa gitulah.. Gimana, suka gak ini? Aku gak mungkin sih minum dua-duanya.”

“Ya oke oke aja sih.”

“Kalo gitu, nih buat Hiromi satu.”

“Nanti uangnya aku ganti aja.”

“Gak usah lah, ngapain diganti.”

“Bener nih?? Oke deh, makasih.”

Kegirangan, Takumi berteriak, “Yossssha! Kelas kita menang!!”

Minami pun menyombongkan pacarnya yang turut serta dalam lomba setelah mendengar teriakan ketua kelas. “Iyalah, ada Kyohei yang ikut,” begitu katanya sembari melihatku.

Mungkin Hiromi juga enggan melihatnya, ia menekuk muka manisnya itu mengajakku untuk kembali ke kelas.

“Padahal yang bikin kelas kita menang dari tadi Shima.”

“Hehe, iya ya.. Yah biarin aja deh, biar dia seneng.”

Kukira aku dan Hiromi yang pertama kali sampai di kelas, ternyata ada beberapa anak laki-laki yang sudah sampai di kelas. Diantaranya ada Souta. Raul langsung mendekat begitu ia melihatku.

“Hei hei, Yuuki..,”

“Ternyata si Souta waktu itu berantem loh sama Kyohei, kamu apa tahu?”

Aku menoleh ke arah Souta yang terlihat mengerutkan keningnya melihat Raul. Sambil menggeleng, aku bertanya balik, “Kok bisa?”

Setelah semua orang terdiam, beberapa saat setelahnya Souta menjawab.

“Yah urusan cowok aja. Gak ada hal lain kok, tenang aja.”

Teman-teman yang ada di kelas menyoraki Souta karena jawaban yang ia berikan seperti pengungkapan perasaannya untukku.

Berbagai kegiatan selesai dilaksanakan, hari pertama festival pun berjalan dengan lancar.

“Yuuki yuukii??” Terdengar suara Shima. Dia mengajakku untuk pergi bersamanya, mencari sesuatu. Hadiah untuk seseorang katanya.

Sebenarnya aku berniat pulang bersama Hiromi. Setelah mengobrol banyak hal, kami jadi tahu kalau ternyata jalan pulangku dengannya satu arah. Tapi rencana kali ini kugagalkan karna Shima sampai memohon pada Hiromi.

Aku dan Shima pun pergi ke mall terdekat.

“Jadi? Kamu mau cari apa dan buat siapa?”

Bersambung..

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Blow X outsiders
Novel yang keren ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dear My Lover   Bab 10- Kencan? Pede banget~

    “Jadi? Kamu mau cari apa dan buat siapa?” Shima berdehem, “ah tau dah bodoamat! Untuk siapanya, aku belum bisa kasih tau. Tapi, yang jelas buat cewek. Kalo untuk cari apanya, aku belum tau mau beliin apa, makannya aku minta temenin kamu.” Dasar ini anak, terkenal di semua kalangan tapi urusan gituan aja kaya susah banget nentuinnya. Tapi yah mengeluh seperti apapun, nyatanya aku malah semakin terbiasa dengan semua kelakuan Shima. Biarpun begitu aku sangat bersyukur karena dia selalu berusaha ada untukku jadi aku tak merasa sendiri. Tapi aku jadi sering menerima tatapan-tatapan tajam dari banyak cewek. Baik di sekolah, maupun di luar saat bersamanya. Aku membantunya memilih beberapa barang atas kriteria orang yang akan diberinya, tapi Shima terlihat sangat serius dalam memilih, sampai aku sekilas berfikir betapa beruntungnya cewek yang sedang dipikirkan olehnya.. Beberapa menit ia terpaku pada barang yang sama, bahkan aku sempat meninggalkannya untuk melihat-lihat barangk

  • Dear My Lover   Bab 11- Ternyata Untukku..

    “I-ini bukan tentang aku sih tapi, aku cuma jadi bingung aja karena emm apa itu namanya, ahhh aku jadi perantara buat temenku aja..” Hiromi mengangguk mengerti, ekspresi wajahnya itu seakan dia sangat menantikan kelanjutan ceritaku ini. Aku bercerita padanya tentang paperbag Shima yang masih ada padaku. Kenyataannya pagi ini aku tak bisa meletakkan di mejanya begitu saja. Tentunya aku tak menyebutkan Shima ataupun namaku sendiri. “Bukannya itu karena si cowok emang mau ngasih si cewek dari awal? Kenapa bisa ka-ah maksudku temenmu itu malah salah sangka mengira itu hanya akting?” “Ya lagian kalo kata si temenku ini, dia itu gak berbuat sesuatu yang membuatnya diberi hadiah sama si cowok ini..” “Dari si cowok juga gak ada omongan apapun setelah itu?” Aku menganguk. Hiromi menunjuk jari telunjuknya di depanku, “nah itu, kalo itu emang akting harusnya dia bakalan tagih tuh barangnya. Kalo misal ka- ekhm maksudnya kalo misal emang temenmu itu penasaran harusnya dia tanya b

  • Dear My Lover   Bab 12- Pentas Seni Sekolah

    Setelah telur yang kubuat matang, mereka kusajikan di atas piring dan kutinggal mandi. Seusai mandi semua orang sudah bangun dan telur yang kurebus habis tak tersisa. Kak Aimi menghampiri kamarku, ia mengetuk pintu sambil cengengesan berterima kasih. “Eh iya, hari ini kami bawa mobil dari tempat kerja. Nanti berangkatnya bareng aja yaa?” “Eh gak usah lah kak, deket juga sekolahan.” “Udah gapapa sekalian.. Aku juga pengen liat sekolahanmu.” Normalnya seorang kak Aimi, ia terus memaksaku dengan berbagai macam alasan. Aku pun kalah untuk tetap pada pendirianku. “Ini parkir di depan boleh kan ya?” “Boleh kok kak.” “Apasih, Hikkun gitu aja tanya.” “Ya elah Mii, sinis amat lu, lagian bener dia tanya dulu. Masa mau seenak sendiri di jalan.” Sahut kak Usa yang membuat kak Aimi ngambek. Tak lama, aku turun dari mobil dan berterima kasih atas tumpangannya. Mobil itupun melaju pergi setelah kami saling menyemangati satu sama lain. Guru yang menggengam tongkat berukuran seda

  • Dear My Lover   Bab 13- "Makasih kak.."

    “Lagi lihat apa?” Tanya kak Aimi mengagetkanku. Sambil cengengesan aku menjawabnya. Kak Aimi duduk mendekat sambil melirik ke ponselku. Aku terlalu fokus membuka media sosial yang kebetulan postingan milik Minami lewat disana, sampai lupa kalau aku tak sendiri disini. “Oh anak laki-laki itu udah punya pacar rupanya, pantesan aja sih..” “Pantes kenapa kak?” “Gini-gini aku juga cewek kan, aku waktu itu ngerasa aneh aja liat kamu, tapikan aku gak mau menyimpulkannya sendiri.” Drrrdd.. drrr.. ponselku bergetar kemudian, “Hei, aku di depan..” “Maksudnya?” “Buruan keluar aja, aku dah di depan kos.” Mendapat pesan mendadak dari Kyohei, aku buru-buru menghampirinya. Di setiap langkahku, aku berharap kalau itu hanya sebatas candaan. Tapi yang benar saja, dia benar-benar menunggu di depan kos sambil celingak-celinguk ke segala arah. Aku menarik lengannya agar kami tak mengobrol di pinggir jalan. “Kamu ngapain Hei kesini?!” “Nih.. buat kamu.” Ucapnya memberikan s

  • Dear My Lover   Bab 14- Latihan Dadakan

    "Gimana, susah ya..” Kak Hikaru muncul, akhirnya ia masuk dan membantuku membangunkan kak Aimi. Dalam beberapa panggilan dari kak Hikaru, kak Aimi terbangun dengan cepatnya. Ia buru-buru berjalan ke kamar mandi dan mencuci mukanya. Sesuatu yang aku usahakan sampai hitungan menit dengan mudahnya dilakukan kak Hikaru. Jelas aku kalah telak ini namanya. Aku kembali sambil terheran sampai akhirnya kami kumpul bersama di meja makan. “Tadi si Yuuki bangunin kamu tahu, kesian lama banget dia manggil-manggil, kamunya gak bangun sama sekali.” Terang kak Usa. Kak Shin yang selalu saja adu mulut dengan kak Aimi menyalahkannya karena membuatku repot. “Maaf maaf Yuuki, aku emang susah bangun ehehehe..” “Gapapa kok kak,” jawabku tersenyum kembali heran tentang kak Hikaru yang dengan cepat membangunkan kak Aimi. Tapi tak seorang pun dari mereka yang membahas lebih lanjut, aku sendiri pun tak berani untuk bertanya. Aku rasa, itu tak sopan. “Loh, mau kemana? Bukannya libur??” Tanya ka

  • Dear My Lover   Bab 15- Souta Ditembak

    Hari-hari penuh kesibukan membuat pentas seni sedikit lebih dekat. Semua anak menuruti kesibukannya masing-masing. Walau begitu, kami tak melupakan pembelajaran sih.. “Yuuki..” Panggil kak Imada. Kakak cantik itu berjalan menghampiriku dengan anggunnya. Aku menunggu kedatangannya sambil menyuruh Hiromi untuk kembali ke kelas lebih dulu. “Ada apa kak?” “Formulir pentas seni yang masih kurang udah dibawa ke ruang OSIS?” “Oh iya aku lupa belum ngomong, udah kak. Tadi pagi aku berangkat langsung kubawa ke ruang OSIS setelah terkumpul.” “Gitu? Oh ya oke deh. Makasih ya.” “Sama-sama kak.” Dia buru-buru pergi dengan map tipis di tangannya. Mungkin menuju ruang OSIS. Di persiapan pentas kali ini, OSIS kekurangan orang. Dan karena aku ingin cari kegiatan tambahan, aku ikut mendaftarnya. Awalnya aku takut kalau sampai bermusuhan lebih lanjut dengan kak Imada. Tapi ternyata lagi-lagi keadaan berjalan tak seperti yang kubayangkan. Kak Imada malah seperti orang yang berbeda p

  • Dear My Lover   Bab 16- Cemburu

    Kringg.. kring.. “Selamat datang..” Kusampaikan senyum hangat untuk penjaga kasir. Hari ini adalah hari dimana kelanjutan cerita dari novel favoritku mulai dijual di toko buku. Sangat kunantikan, aku langsung mencarinya di toko buku yang biasa kudatangi setelah kegiatan sekolah selesai. “Yatta! Aku belum kehabisan!!” “Yuuki??” Panggil seseorang yang suaranya sangat kukenali. Bagaimana tidak kukenal, suara itu yang selama ini selalu bersamaku... Ya, dia Kyohei. Pacar Minami itu berdiri di belakangku memegang tumpukan komik. Karena tak ingin menimbulkan masalah, aku buru-buru ke kasir untuk membayar. “Hei, tunggu aku..” Serunya. Tentu saja aku memilih untuk mengabaikannya. Aku beruntung kasir sedang sepi jadi aku bisa langsung membayar tanpa perlu mengantri. Dan karena komik yang Kyohei pegang lebih dari dua buah, ia tak sempat mengejarku. Syukurlah aku bisa lolos. “Pagi!” “Selamat pagi cantik... Berangkat pagi ya?” “Apaan juga dah, umm iya nih mau ke OSIS dulu

  • Dear My Lover   Bab 17- Pahitnya Kenyataan

    “Nyesel darimananya sih, emang aku ada ngomong nyesel?” “Kamu kira aku gak tahu??” Jari telunjuk Minami sudah berada di depan wajah Kyohei yang menunduk menatap dalam mata Minami. “Kamu akhir-akhir ini selalu merhatiin Yuuki loh!” Kyohei kaget mendengar ucapan itu. Ia melihat wajah Minami yang memerah. Terlihat jelas amarah sedang memburu dalam diri remaja itu. Dengan cepat, Kyohei memeluknya, seakan tak pedulikan dimana mereka sedang berada sekarang. “Gak gitu.. Maaf,” lirih Kyohei yang tak lama ia lepas pelukannya karena terdengar langkah kaki mendekat. “Rukun banget ya pasangan satu ini~” Ucap Shima meledek. Ia tak mendapat jawaban apapun karena Kyohei menarik Minami untuk pergi dari sana setelah melemparkan tatapan sinis untuk Shima. “Kamu itu loh Ma, suka banget ngeledek Kyohei ya...” Ujar Takumi menggelengkan kepalanya. Shima menyeringai tak memberi Takumi jawaban. … “Kami tunggu kalian di agensi kami.” Ucap laki-laki berjas rapi tersenyum dengan hangatnya.

Bab terbaru

  • Dear My Lover   Bab 50- Plot Twist untuk Yuuki

    “Yuu~” panggil Shima dengan sangat lantang. Dia berdiri, tangannya terpaku memegang tepian pintu. Kepala itu melongok ke dalam kelas, tepat lurus guna memandangku.Huft! Ini anak satu emang aneh!!Beberapa murid di kelasku, memang sudah mengerti kalau aku siswi yang sering bersama Shima. Namun, tetap saja mereka masih terheran saking lekatnya jarak di antara kami berdua. Padahal, dulu aku dan Kyohei tak sedekat ini di sekolah ini. Memang, semua tergantung orangnya bukan?“Hei, Yuuki. Bukannya itu, sahabat dekatmu? Samperin gih, keburu berisik!” tegas Hiromi sembarangan sambil cekikikan. Aku meliriknya sinis, kurang tepat candaan itu dilontarkan dengan nada bicara yang tak tanggung-tanggung.Karena sudah dibilang begitu dan memang aku tak ingin bising lebih lanjut, kuhampiri Shima daripada ia yang masuk melesat ke meja. Dia dan Souta kan seperti air dan minyak!“Apa, gimana, kenapa?” tanyaku sangat gemas. Lihat lihat, dia meringis kegirangan kini. Kalau saja dia ini anak kecil, sudah k

  • Dear My Lover   Bab 49- Kelas Baruuu!!

    "Kamu ngomong sama aku?"Souta mengangguk dengan pasti sebagai jawaban atas pertanyaanku. Dia menarik kursi tempat ia duduk di kelas ini, dan menaruh tasnya pada gantungan di samping meja.Karena aku cukup bingung atas ucapannya tiba-tiba, kulirik Takumi sambil berharap ia memberiku kunci jawaban atas sikap Souta, dia kan datang bersama Souta, harusnya ngerti dong..Namun, salah ternyata aku berharap.Takumi hanya mengedikkan bahunya sambil meringis. Seakan ia tahu, tetapi pura-pura tak tahu.Kocak ini anak, pikirku saat itu.Aku jadi terus penasaran apa yang sebenarnya Souta maksud, tetapi dia tak mau menjawab dan akhirnya kulupakan begitu guru yang menjadi wali kelas kami masuk.Bu Yukino, beliau yang akan jadi wali kelas duaku di sekolah ini. Beliau adalah guru yang jarang sekali kulihat semenjak aku masuk sekolah. Pernah kami berpapasan, dan hanya sekedar tegur sapa saja. Bahkan kala itu, aku belum mengerti namanya. Sedikit tak sopan, tetapi terlalu banyak guru yang ada. Daya ing

  • Dear My Lover   Bab 48- Naik Kelas

    “Sampahnya, udah semua kan? Gak ada yang ketinggalan?” tanya Kak Masao memastikan lagi. Puas sudah menikmati piknik bersama ini, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Tadinya.Ya, tadinya. Niat untuk pulang jadi tertunda saat Kak Kenta melihat ada kedai yang menjual teh sakura. Teh sakura ini, dibuat oleh kelopak bunga sakura yang diseduh dengan air panas. “Wah, enak ya. Manis!” kataku terlalu bersemangat. Sayangnya, yang merasakan minuman itu manis hanya aku dan Souta saja. Karena yang lain lumayan suka manis ternyata. Jadi, bagi mereka teh ini belum terasa manis.Tak lupa juga, kami membeli beberapa permen dan camilan bertema sakura untuk dibawa pulang. “Selamat datang,” ucap Kak Aimi menyambutku dengan senyuman hangat. Aku berikan oleh-oleh yang kubawa dari taman untuk semua orang di kos. Berbicara tentang kos, lagi-lagi keuanganku makin menipis. Aku harus mengumpulkan uang lagi untuk membayar kos. Sepertinya, aku butuh part time demi mengisi dompet unguku yang sudah tipis ini

  • Dear My Lover   Bab 47- Musim Dingin Berakhir

    “Selamat tinggal bukanlah sebuah kata yang menyedihkan Ia menghubungkan kita dengan mimpi kita masing-masing” Menggema, suara Shima disusul Kak Masao mengisi penuh aula ini. Semua siswa kelas tiga terharu mendengar lagu Ikimono Gakari yang berjudul Yell. Bahkan beberapa dari mereka meneteskan air matanya sampai mengalir ke lantai licin itu. Suasana semakin haru, aku semakin membayangkan bagaimana jadinya jika aku di posisi mereka. Perpisahan bisa menjadi hal yang menakutkan, bisa juga jadi hal indah. Semua tergantung bagaimana kita mengatur mindset kita, ya kan? Namun, bagaimana aku di masa nanti saat datangnya perpisahan itu? Apa aku mampu untuk berpikir positif? Atau …. Entahlah, biar diriku di tahun-tahun berikutnya yang menjalaninya. Aku percayakan saja, padanya. Usai acara perpisahan, semua siswa berfoto dengan teman dan keluarga mereka. Beberapa masih sibuk menyatakan perasaannya. Lihat, bahkan baru saja kami melewati salah satu kakak kelas yang sedang menyatakan perasaann

  • Dear My Lover   Bab 46- Seperti Tong Sampah

    “Sini, duduk.” Aku ditawari mama, ingin dibuatkan teh atau kopi untuk kuminum. Tanpa sungkan, kukatakan saja apa yang kumau. Itu bukan permintaan yang sulit, kan? “Jadi, ada apa Mama memanggilku?” tanyaku terus terang. Aku pikir, Mama hanya merindukanku setelah dirinya dan Papa telah resmi bercerai.Aku kira, Mama akan kesepian dan merindukan anak satu-satunya ini dengan tulus dan penuh rasa haru. Tetapi aku salah. Tujuannya memanggilku kesini hanya untuk dijadikan tong sampah atas segala unek-uneknya akan Papa. Seakan melepas beban, Mama terus bercerita tentang bagaimana ia tersakiti oleh mantan suaminya. Padahal, aku sudah mengetahui cerita-cerita itu. Entah Mama yang lupa, atau segala ingatan menyakitkan itu yang terlalu membekas padanya. Aku hanya diam, duduk, mendengarkan semua keluhnya. Sampai-sampai, aku seperti kurang darah dibuatnya. Kepala ini mulai berputar, dan aku ingin pergi dari sini. Srakk! Suara dari seragamku berpadu dengan tempat yang sejak tadi aku duduki be

  • Dear My Lover   Bab 45- Senior Gila

    Michio muncul dari belakang, ia bertanya sedang apa aku duduk sendirian di sini. Katanya, dia baru saja pulang dari rumah temannya. Kami mengobrol banyak hal setelahnya.Michio bercerita tentang temannya yang sedang sakit karena cedera saat bermain bola voli. Dia benar-benar menggambarkan bagaimana perasaan sedihnya akan temannya itu, seolah-olah dia sendiri yang merasakan.Karena terus menangapi ceritanya, Michio dengan sengaja mengganti topik pada pembahasan mengenai band sekolah kami. Dia khawatir, bagaimana perasaan setiap anggota setelah dicurangi oleh keadaan. Aku tersenyum pahit mendengar pertanyaannya. “Bisa ditebak mungkin, gimana suasana band saat ini,” jawabku lirih.Michio menyemangatiku dan terus membuatku yakin bahwa semua ini akan berlalu, “Kalian pasti akan kembali bangkit dan bahagia seperti semula,” katanya. Dia tak memberi banyak motivasi atau solusi, tetapi setiap ucapan yang ia beri itu membuatku lebih tenang di pikiran. Michio benar-benar fokus pada apa yang seda

  • Dear My Lover   Bab 44- Kekalahan

    Malam ini, aku mempersiapkan diri untuk lomba besok pagi.Akhirnya, tiba juga saat band kami akan berhadapan dengan band dari sekolah-sekolah lain. Ada rasa bersemangat, ada juga rasa takut. Belum sempat bisa membayangkan bagaimana penampilan kami, hati ini sudah berdegup tak berirama.Membuatku sulit untuk tidur pasti nanti.Entah terlelap di pukul berapa, mata ini akhirnya terbuka karena suara alarm berbunyi dengan nyaring di telinga. Bangun dari tidur, aku duduk terdiam cukup lama sambil mengumpulkan seluruh nyawa.Rasa malas untuk keluar dari zona nyaman, bercampur dengan perasaan yang menggebu-gebu. Waktu juga terus berlalu, membuatku terpaksa untuk keluar dari kamar dan pergi mandi.Karena ini pertama kalinya bermain band di hadapan banyak orang dan dari luar sekolah, tentu saja aku berpakaian serapi mungkin. Tak lupa juga rambut yang kuhiasi dengan beberapa jepit rambut, sedikit aku mengepangnya.Memakai jaket dan syal yang melingkar di leher, kubuka pintu dengan semangat. “Ak

  • Dear My Lover   Bab 43- Sempat Terjebak

    [“Ashita koso wa" tteKyou mo shimyureeshonKimi to no koi waAmai musuku no kaori ga shitanda~]Menahan malu, akhirnya kami sudah memulai latihan untuk lagu Suki Dakara di mana aku turut bernyanyi di dalamnya. Sungguh, mood yang sangat dipaksakan.“Bagus bukan? Kalau dinyanyikan bersama Yuuki??” tanya Kak Kenta dengan muka sombongnya seakan ia minta dipuji.“Iya, iya. Ide bagus Ken!” balas Kak Masao menanggapi sahabatnya dengan ekspresi datar. Walaupun dia tahu temannya tak begitu menanggapi, Kak Kenta tetap cengengesan dengan bangga. Dia keluar dari zona drumnya, lalu merangkul Kak Masao. “Kalau gitu, kita istirahat dulu lima belas menit. Setelah itu, kita latihan lagu yang kemarin dan pastinya kita mainkan Suki Dakara lagi, fufufu~”Biarpun mereka ini cukup menyebalkan dan tak jarang aku kewalahan mengikutinya, aku sangat senang dengan keseharianku ini. Meskipun Kyohei tak ada lagi di dalam hari-hariku, aku rasa, tak apa. Ya, aku tak apa.***“Mau ngapain?”“Ah, mau balik ke

  • Dear My Lover   Bab 42- Duet Lagi Nihh???

    Pagi yang ramai, adalah pagi di mana Shima berjalan bersamaku dari depan sampai masuk ke kelas. Tak ada henti-hentinya, dia terus berbicara dan terkadang memberiku pertanyaan yang membuatku kewalahan. Sepertinya sekarang aku sudah terbiasa dengan tatapan tak suka dari anak-anak lain yang jelas iri saat Shima mendekatiku.Entahlah, mungkin saja aku sudah mulai bodoamat terhadap mereka.“Pagi,” sapaku cepat pada beberapa temanku saat mata kami bertatapan.Baru juga masuk kelas, sudah ada catatan tugas saja di papan tulis. Karena guru sedang mengadakan rapat hari ini, semua murid diberi tugas untuk beberapa jam kedepan. Untung saja bukan tugas kelompok, karena sejujurnya aku malas untuk kegiatan seperti itu.Mengeluarkan headset berkabel saat jam istirahat tiba, aku berniat mendengarkan musik yang akan Kaze band bawakan untuk lomba. Sepertinya moodku hari ini sedang aneh, atau ini karena perceraian papa dan mama ya?Kunaikkan volume musik mendekati full volume, kulihat beberapa anak y

DMCA.com Protection Status