Share

Bab 38- Tak Lagi Berani

“Indah ya, cahaya yang kembali hadir setelah gelapnya malam ….” kata Kak Usa tersenyum yang diangguki oleh semua orang. Akhirnya, pagi pertama di tahun baru semakin pasti setelah matahari terbit. Beberapa jam yang lalu, kami memutuskan untuk jalan pagi menuju bukit untuk menyaksikan matahari bersama di atas sana.

Hiromi menertawakan mataku yang sudah tak kuat menahan kantuk. “Gimana kalau kita pulang, Kak? Yuuki udah bentar lagi tidur ini,” ucapnya terus tertawa.

“Ayo!”

“E-eh?!”

“Ayo kita pulang, katanya ngan-“

“Ih ngeledek banget sih, Kak. Umm yah, emang beneran ngantuk sih, ya udah deh ayo pulang.”

Saat kuraih tangan Kak Hikaru, aku melihat dia tersenyum. Manis banget, apalagi dua matanya yang menyipit itu. Ingin rasanya meleleh di tempat.

Sesampainya di kos, kami istirahat di waktu yang sama sebelum kembali beraktivitas. Hiromi tidur bersamaku, sedangkan yang lain tidur di kamar masing-masing tentunya.

Sebelum tidur, aku dan Hiromi saling berbagi rasa. Sesi curhat se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status