Beranda / Romansa / Dear Kakak Kelas / Dear Kakak Kelas ~ 2

Share

Dear Kakak Kelas ~ 2

Penulis: ToanMail
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-01 19:08:15

"OMG?! Itu Tasya, kan?" Ria, salah satu sahabat dari Tasya kini memekik seperti seorang perempuan yang dirayu oleh raja gombal.

Kali ini keberuntungan ada di pihak Tasya, karena kelasnya sedang freeclass. Ia bisa terhindar dari tatapan maut Bu Andra, sang guru Matematika.

"Iya, kok bisa disitu sih?" sahut Alana, sahabat Tasya yang lainnya.

"Apa jangan-jangan dia terlambat, ya? Gila, baru masuk seminggu di SMA tuh anak udah nakal," tambah Alana.

Tiba-tiba seorang pria dengan penampilan acak-acakan berdiri di samping mereka. "Yang di lapangan itu temen lo berdua?"

Ria meneguk salivanya, melihat lelaki tampan yang gantengnya gak ketulungan. "I-iya, kak."

"Siapa namanya?" tanya cowok itu.

"Tasya, kak."

Cowok itu memberikan botol minuman dingin kepada Ria. "Kalo dia udah selesai jalanin hukuman, kasih dia ini. Bilang aja dari kakak kelas."

OMG?! Cogan ini ngasih Tasya minuman?

Ria memekik dalam hati.

"I-iya, kak."

"Santai aja, gausah gugup. Gue gak gigit kok." 

Argghhhhhh.....

batin Ria.

"Nama kakak siapa? Biar kami langsung ngomong ke Tasya kalau--"

"Gak perlu tau nama gue," cowok itu memotong pembicaraan Alana, "bilang aja dari kakak kelas."

Alana mengangguk. "Oke kakak kelas."

"Btw, kalian kelas berapa?" tanya cowok itu.

"Kel--"

"Kelas X IPA 2, kak!" Ria memotong pembicaraan Alana.

Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut cowok itu selain kata 'Oh'.

"Thanks. Gue balik."

Saat punggung cowok itu sudah menjauh, Ria langsung berteriak histeris. "OMGG?! GUE IRI SAMA TASYA!"

Alana spontan menutup kedua telinganya agar tidak terganggu. "Berisik, lo!"

.

.

.

Kringgg kringgg...

Bel istirahat pun berbunyi, tanda kalau Natasya Priskilla telah selesai menjalankan hukuman. Haus, itulah yang Tasya rasakan dan sekarang pergi ke kantin adalah pilihan yang tepat. Saat hendak menuju ke kantin untuk membeli minuman, teriakan dari seorang yang sudah tidak asing lagi refleks menghentikan langkah Tasya.

"TASYAAA!"

Tampak Ria dan Alana sedang berlari ke arahnya dengan tergesa-gesa.

Tasya berbalik dan menghela berat. "Kenapa?"

"Lo dikasih minuman sama cogan, OMG!" ucap Ria histeris sambil menyerahkan minuman tersebut ke Tasya.

"Cogan?" Tasya bingung. "Siapa?"

"Nah, itu dia, Sya. Dia gak mau ngasih tau namanya. Dia bilang dari kakak kelas," jelas Alana.

Tasya semakin bingung. "Kok gitu?"

"Yah, gue juga gak tau. Dia juga nanya nama lo."

"Trus--"

"Minum aja apa susahnya sih? Kalo lo gak mau gue aja yang minum," Ria mulai bosan dengan pembicaraan kedua sahabatnya.

"Minum aja. Yakali udah diracunin," ucap Tasya.

"Aku rela diracunin, asal sama kakak kelas tadi." Ria meneguk botol air tersebut hingga sisa setengah.

"Lo haus?" tanya Alana heran.

"Haus akan cinta dari kakak kelas," Ria mulai lebay.

"Lebay ..." sahut Alana dan Tasya bersamaan kemudian meninggalkan Ria sendirian di situ.

"WOYY TUNGGUIN GUEE!"

Tanpa mereka sadari, cowok itu sedang melihat mereka bertiga dari tingkat dua.

***

Dentuman musik begitu kencang, kerlap-kerlip keindahan malam menyapa setiap insan yang tengah asyik menari di atas dancefloor.

Seorang cowok kini tersenyum manis, senyumannya mampu melumpuhkan setiap cewek yang melihatnya, begitu mematikan.

Dia adalah Vicky Nugraha. Seorang cowok yang termasuk jajaran orang-orang populer di sekolahnya. Ketampanannya tidak perlu diragukan lagi, bahkan sampai ada guru muda yang tergila-gila dengannya.

Bersama kedua temannya, Pace dan Angga, kini mereka bertiga sedang duduk sambil meneguk alkohol yang sudah mereka beli.

"Kita orang pulang su ko? Besok sekolah, ulangan Matematika lagi," ucap Pace sambil melirik Angga. Memang kebiasaan cowok Papua itu yang selalu mengajak pulang duluan padahal masih belum terlalu larut malam. Masih jam sebelas malam.

"Dasar bocah lo! Kebiasaan, jam segini lo pasti ngajak balik."

"Nanti beta pu bapa kejar beta deng golok? Baru dia cincang beta? Na bagemana?"

"Ya bersyukur gue. Udah lama gak makan kue," ucap Angga yang mulai pusing dengan omelan Pace.

"Tega sekali kau," ucap Pace manja.

"Bodo," sahut Angga.

Vicky mengacuhkan mereka, ia mengeluarkan sebatang rokok lalu menghisapnya dengan perlahan.

drttt drttt drttt ...

Vicky menghembuskan napas kasar ketika melihat nama "papa" tertera di layar ponselnya. Dengan ogah-ogahan, Vicky mengangkat telepon itu.

"Halo, Pa?" sahut Vicky melalui telepon.

"Kamu dimana?"

"Rumah temen, Pa."

"Udah jam setengah satu, ayo pulang!"

"Iya, Pa."

tittt tittt titt ...

"Gue cabut." ucap Vicky yang kemudian melenggang pergi tanpa menghiraukan Angga dan Pace yang tampaknya sudah terpengaruh dengan pesona gadis bertubuh sexy yang sedang memamerkan lekukan tubuhnya kepada dua cowok itu.

Vicky langsung naik di motor Ninja Hitam miliknya, kemudian meleset meninggalkan club dengan kecepatan penuh.

Sesampainya di rumah, Vicky langsung membanting pintu rumahnya secara kasar, membuat Viona-ibu Vicky dan Arga-ayah Vicky, terkejut setengah mati. Dan ternyata dugaan Viona benar bahwa Vicky mabuk.

"VICKY KAMU KE CLUB LAGI?!"

Bab terkait

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 3

    "VICKY KAMU KE CLUB LAGI?!" Viona mulai emosi dengan kelakuan anaknya yang semakin rusak."Papa sama Mama nggak pernah ngajarin kamu buat ngelakuin hal ini. Tapi--""Cukup, Ma. Vicky capek."Vicky menutup telinganya, ia pusing setengah mati jika Mamanya yang cerewet mulai berkokok.Vicky langsung pergi ke lantai atas menuju ke kamarnya, kesal rasanya mendengar ocehan Viona dan Arga setiap hari. Ia menghembuskan napas beberapa kali dan menutup matanya di kasur.Ia tersenyum kecil, mengingat besok hari Selasa yang artinya akan diadakan ulangan Matematika, dan banyak sekali tugas yang belum ia kerjakan. Tenang saja, ia akan mengandalkan Sandy, si cowok cupu kelas XI IPS 3 yang pintarnya gak ketulungan itu untuk menyalin tugasnya.Saat hendak menutup mata, pikirannya melayang kepada seorang gadis cantik kelas X IPA 2. Entah kenapa rasanya berbeda saat menyentuh tangan gadis itu?Tasya .. nama yang indah..***&

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 4

    "Jangan meluk tas terus. Nanti gue cemburu," ucap cowok itu santai. Tasya hanya memasangkan wajah cemberutnya dan menatap tajam ke arah cowok itu. "Gue jalan kaki!" Baru beberapa langkah berjalan, langkah kaki Tasya harus terhenti ketika ia merasakan lututnya mulai nyeri. Ia membalikkan badan dan mendapati cowok itu sedang tersenyum penuh kemenangan. "Yakin mau jalan kaki?" Tasya diam membeku. Ia menatap tajam cowok itu, kemudian berjalan pelan dan menaiki motor Ninja Hitam itu tanpa disuruh pemiliknya. "Lo ngapain?" ceplos cowok itu. "Ihh, bawel banget sih!! Buruan, keburu telat!" greget Tasya sambil memukul bahu cowok itu. "Emang gue nyuruh lo naik motor gue?" Jleb Ingin sekali rasanya Tasya mencekik mati cowok itu dipinggir jalan. Untung ganteng dan baik, pikir Tasya. "Gue bakal jalan kalau lo menuhin syarat dari gue." ucap cowok itu sambil tersenyum miring dan menatap ke depan. "Apa?" apapun

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 5

    Vicky's home.Disinilah mereka semua berada. Vicky, Angga, Pace, dan Tasya.Setelah tangan Vicky terluka akibat gesekan indah pisau cutter milik Tasya, cowok itu menyuruh Pace mengantarnya pulang. Karena Tasya merasa tidak enak, Tasya memilih untuk mengikut Vicky. Alhasil, Vicky dibonceng Pace, Tasya dibonceng Angga."Aaauww ...." Vicky meringis saat Tasya menaruh salep ke luka potong itu, kemudian diberi perban."Beres," ucap Tasya saat sudah selesai mengobati tangan Vicky."Tangan lo kenapa, Vik?" tanya Angga."Iya, Vik. Beta heran kenapa tangan kau bisa luka bagitu?" Pace mengeluarkan suara."Gak--""Kena pisau cutter gue," Tasya memotong pembicaraan Vicky, "gak sengaja.""Terus kenapa kau bawa cutter ke sekolah, Nona? Kau psikotak kah?""Psikopat, njirr." Angga menoyor kepala Pace atas ucapannya yang diluar pikiran manusia."Terserah beta to. Mau psikopat kah, psikotak kah, pesing kah, mulut mulut beta

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 6

    Vicky terkekeh melihat perubahan raut wajah Tasya yang kini cemberut. "Nama gue Vicky Nugraha, nama panggilan Vicky. Tapi kalo lo manggil 'sayang' juga gakpapa kok."Astaga! Jangan blushing Tasya, jangan blushing."Jadi kakak kelas yang dimaksud Ria itu, lo?" Tasya bersuara berusaha menghilangkan rasa gugupnya, namun percuma saja. Jantungnya tidak bisa diajak kompromi."Maksudnya?" Vicky bingung.*Flashback on.'Lo dikasih minuman sama cogan, OMG!" ucap Ria sambil menyerahkan minuman tersebut ke Tasya."Cogan?" Tasya bingung. "Siapa?""Nah, itu dia, Sya. Dia gak mau ngasih tau namanya. Dia bilang dari kakak kelas," jelas Alana.*Flashback off."Heran gue sama Ria. Muka mirip ubur-ubur kayak lo dibilang cogan," Tasya menyindir, "selera temen gue mah rendah.""Tapi lo suka, kan?" Vicky merayu."Mending gue lesbi daripada harus suka sama cowok kayak lo!"Vicky terkekeh. "Yakin?""Ihh, bawel, lo!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 7

    Pengap, Sulit bernapas, Panas, Gerah. Itu yang dirasakan Tasya sekarang. Ia sudah bangun sejak tadi. Vicky mendekapnya terlalu erat membuatnya tidak bisa bergerak dengan leluasa.Tiba-tiba sesuatu hal membuat Tasya resah. Tasya belum pulang ke rumah. Meskipun Vando dan Sarah tidak mencarinya, tetapi ia khawatir kalau Bi Asih, Pembantu rumah tangganya mencarinya."Vik!" Tasya menepuk pipi Vicky.Vicky mengerjapkan matanya beberapa kali, dan pemandangan yang pertama dilihatnya adalah gadis cantik yang selalu menghantui pikirannya, Natasya Priskilla."Ta-Tasya?" Vicky terkejut dan dengan cekatan ia melepas dekapan itu dan langsung berdiri dihadapan Tasya."Gue gak macam-macam, kan?" tanya Vicky memastikan.Tasya menggeleng pelan sambil tersenyum. "Enggak."Vicky menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Suasana mendadak canggung, bahkan cicak di dinding pun enggan mengeluarkan suara. Sampai akhirnya, Tasya membuka suara."Vik,"

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 8

    "Kenapa lo jadiin gue sebagai pacar lo?" tanya Tasya memecahkan keheningan di dalam mobil."Sebenarnya gue gak mau jadiin lo sebagai pacar."Tasya mengerucutkan bibirnya, merasa dipermainkan oleh Vicky."Maunya dijadiin calon istri aja, biar gak lama."Tasya memalingkan wajahnya yang kini telah bersemu merah. Kenapa? Kenapa ia selalu baper bersama Vicky? Astaga Tasya!..."Belajar yang bener." ucap Vicky sambil sesekali mengacak-acak rambut Tasya."Iya--""Tasya!"Roy, Ketua Osis SMA Pancasila tampak sedang berlari menuju ke kelas X IPA 2, menuju ke arah Vicky dan Tasya. Ya, Tasya adalah salah satu anggota Osis di SMA Pancasila, jadi ia sudah tau jika dirinya dipanggil Roy berarti ada tugas yang harus di kerjakan. Selain Tasya, ada Ria juga yang merupakan salah satu anggota Osis."Hari ini ada rapat dadakan di Ruang Osis, untuk kegiatan sukarela terhadap anak-anak Panti Asuhan, Sya." ucap Roy kemud

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 9

    Hari Minggu Pagi ..Klingg-klingg ..Tasya yang tengah tidur langsung terbangun ketika mendengar ponselnya berdering, tanda notifikasi WhatsApp masuk. Ia membuka matanya dan meraih ponsel miliknya yang ia letakkan di samping bantal. Ketika Tasya melihat pesan itu, ia terkejut ketika mendapati pesan dari nama kontak Calon Suami.Calon suami?? Siapa yah??pikir Tasya.Calon suami : Woi!Calon suami : Woi, Tasya!Calon suami : Nih anak lagi tidur atau udah meninggal, sih?Calon suami : Sya, lo udah bangun, kan?Dengan rasa penasaran yang tinggi, Tasya pun membalas pesan itu.Tasya : Maaf, ini siapa yah?Belum sampai sepuluh detik, kontak yang bernama Calon suami itu pun membalas pesan dari Tasya.Calon suami : Lo udah lupa siapa calon suami lo?Tasya semakin bingung ketika membaca pesan dari orang asing itu.Gak jelas banget sih.pikir Tasya.Tasya : Maaf, saya masih sekolah dan saya b

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 10

    "Tapi boong." sambung Vicky, disertai tawanya yang menggelegar di dalam mobil.Dengan kesal, Tasya mencubit lengan Vicky. "Nyebelin banget sih, lo!"Melihat wajah kesal Tasya, Vicky semakin bergairah untuk menggodanya. "Lo cantik, tapi sayang .."Tasya mengerutkan kening. "Sayang?"Vicky menoleh ke arah Tasya. "Sayang, kita belum halal."Tasya menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sekarang sudah mirip dengan kepiting rebus.Melihat Tasya salah tingkah, membuat Vicky semakin gemas dan kini tangannya sedang mengacak-acak rambut cokelat indah milik Tasya. "Mau kemana?""Jangan diacak-acakin, Vicky! Berantakan, tau!" Tasya kembali merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan."Mau berantakan, kek, mau botak, kek, lo tetap buat gue percaya sama mitos.""Mitos apa?" tanya Tasya bingung.Vicky sedikit mendekatkan wajahnya ke telinga Tasya. "Mitos kalau bidadari pernah turun ke bumi."Tasya merasakan darahnya berger

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03

Bab terbaru

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 10

    "Tapi boong." sambung Vicky, disertai tawanya yang menggelegar di dalam mobil.Dengan kesal, Tasya mencubit lengan Vicky. "Nyebelin banget sih, lo!"Melihat wajah kesal Tasya, Vicky semakin bergairah untuk menggodanya. "Lo cantik, tapi sayang .."Tasya mengerutkan kening. "Sayang?"Vicky menoleh ke arah Tasya. "Sayang, kita belum halal."Tasya menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sekarang sudah mirip dengan kepiting rebus.Melihat Tasya salah tingkah, membuat Vicky semakin gemas dan kini tangannya sedang mengacak-acak rambut cokelat indah milik Tasya. "Mau kemana?""Jangan diacak-acakin, Vicky! Berantakan, tau!" Tasya kembali merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan."Mau berantakan, kek, mau botak, kek, lo tetap buat gue percaya sama mitos.""Mitos apa?" tanya Tasya bingung.Vicky sedikit mendekatkan wajahnya ke telinga Tasya. "Mitos kalau bidadari pernah turun ke bumi."Tasya merasakan darahnya berger

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 9

    Hari Minggu Pagi ..Klingg-klingg ..Tasya yang tengah tidur langsung terbangun ketika mendengar ponselnya berdering, tanda notifikasi WhatsApp masuk. Ia membuka matanya dan meraih ponsel miliknya yang ia letakkan di samping bantal. Ketika Tasya melihat pesan itu, ia terkejut ketika mendapati pesan dari nama kontak Calon Suami.Calon suami?? Siapa yah??pikir Tasya.Calon suami : Woi!Calon suami : Woi, Tasya!Calon suami : Nih anak lagi tidur atau udah meninggal, sih?Calon suami : Sya, lo udah bangun, kan?Dengan rasa penasaran yang tinggi, Tasya pun membalas pesan itu.Tasya : Maaf, ini siapa yah?Belum sampai sepuluh detik, kontak yang bernama Calon suami itu pun membalas pesan dari Tasya.Calon suami : Lo udah lupa siapa calon suami lo?Tasya semakin bingung ketika membaca pesan dari orang asing itu.Gak jelas banget sih.pikir Tasya.Tasya : Maaf, saya masih sekolah dan saya b

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 8

    "Kenapa lo jadiin gue sebagai pacar lo?" tanya Tasya memecahkan keheningan di dalam mobil."Sebenarnya gue gak mau jadiin lo sebagai pacar."Tasya mengerucutkan bibirnya, merasa dipermainkan oleh Vicky."Maunya dijadiin calon istri aja, biar gak lama."Tasya memalingkan wajahnya yang kini telah bersemu merah. Kenapa? Kenapa ia selalu baper bersama Vicky? Astaga Tasya!..."Belajar yang bener." ucap Vicky sambil sesekali mengacak-acak rambut Tasya."Iya--""Tasya!"Roy, Ketua Osis SMA Pancasila tampak sedang berlari menuju ke kelas X IPA 2, menuju ke arah Vicky dan Tasya. Ya, Tasya adalah salah satu anggota Osis di SMA Pancasila, jadi ia sudah tau jika dirinya dipanggil Roy berarti ada tugas yang harus di kerjakan. Selain Tasya, ada Ria juga yang merupakan salah satu anggota Osis."Hari ini ada rapat dadakan di Ruang Osis, untuk kegiatan sukarela terhadap anak-anak Panti Asuhan, Sya." ucap Roy kemud

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 7

    Pengap, Sulit bernapas, Panas, Gerah. Itu yang dirasakan Tasya sekarang. Ia sudah bangun sejak tadi. Vicky mendekapnya terlalu erat membuatnya tidak bisa bergerak dengan leluasa.Tiba-tiba sesuatu hal membuat Tasya resah. Tasya belum pulang ke rumah. Meskipun Vando dan Sarah tidak mencarinya, tetapi ia khawatir kalau Bi Asih, Pembantu rumah tangganya mencarinya."Vik!" Tasya menepuk pipi Vicky.Vicky mengerjapkan matanya beberapa kali, dan pemandangan yang pertama dilihatnya adalah gadis cantik yang selalu menghantui pikirannya, Natasya Priskilla."Ta-Tasya?" Vicky terkejut dan dengan cekatan ia melepas dekapan itu dan langsung berdiri dihadapan Tasya."Gue gak macam-macam, kan?" tanya Vicky memastikan.Tasya menggeleng pelan sambil tersenyum. "Enggak."Vicky menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Suasana mendadak canggung, bahkan cicak di dinding pun enggan mengeluarkan suara. Sampai akhirnya, Tasya membuka suara."Vik,"

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 6

    Vicky terkekeh melihat perubahan raut wajah Tasya yang kini cemberut. "Nama gue Vicky Nugraha, nama panggilan Vicky. Tapi kalo lo manggil 'sayang' juga gakpapa kok."Astaga! Jangan blushing Tasya, jangan blushing."Jadi kakak kelas yang dimaksud Ria itu, lo?" Tasya bersuara berusaha menghilangkan rasa gugupnya, namun percuma saja. Jantungnya tidak bisa diajak kompromi."Maksudnya?" Vicky bingung.*Flashback on.'Lo dikasih minuman sama cogan, OMG!" ucap Ria sambil menyerahkan minuman tersebut ke Tasya."Cogan?" Tasya bingung. "Siapa?""Nah, itu dia, Sya. Dia gak mau ngasih tau namanya. Dia bilang dari kakak kelas," jelas Alana.*Flashback off."Heran gue sama Ria. Muka mirip ubur-ubur kayak lo dibilang cogan," Tasya menyindir, "selera temen gue mah rendah.""Tapi lo suka, kan?" Vicky merayu."Mending gue lesbi daripada harus suka sama cowok kayak lo!"Vicky terkekeh. "Yakin?""Ihh, bawel, lo!"

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 5

    Vicky's home.Disinilah mereka semua berada. Vicky, Angga, Pace, dan Tasya.Setelah tangan Vicky terluka akibat gesekan indah pisau cutter milik Tasya, cowok itu menyuruh Pace mengantarnya pulang. Karena Tasya merasa tidak enak, Tasya memilih untuk mengikut Vicky. Alhasil, Vicky dibonceng Pace, Tasya dibonceng Angga."Aaauww ...." Vicky meringis saat Tasya menaruh salep ke luka potong itu, kemudian diberi perban."Beres," ucap Tasya saat sudah selesai mengobati tangan Vicky."Tangan lo kenapa, Vik?" tanya Angga."Iya, Vik. Beta heran kenapa tangan kau bisa luka bagitu?" Pace mengeluarkan suara."Gak--""Kena pisau cutter gue," Tasya memotong pembicaraan Vicky, "gak sengaja.""Terus kenapa kau bawa cutter ke sekolah, Nona? Kau psikotak kah?""Psikopat, njirr." Angga menoyor kepala Pace atas ucapannya yang diluar pikiran manusia."Terserah beta to. Mau psikopat kah, psikotak kah, pesing kah, mulut mulut beta

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 4

    "Jangan meluk tas terus. Nanti gue cemburu," ucap cowok itu santai. Tasya hanya memasangkan wajah cemberutnya dan menatap tajam ke arah cowok itu. "Gue jalan kaki!" Baru beberapa langkah berjalan, langkah kaki Tasya harus terhenti ketika ia merasakan lututnya mulai nyeri. Ia membalikkan badan dan mendapati cowok itu sedang tersenyum penuh kemenangan. "Yakin mau jalan kaki?" Tasya diam membeku. Ia menatap tajam cowok itu, kemudian berjalan pelan dan menaiki motor Ninja Hitam itu tanpa disuruh pemiliknya. "Lo ngapain?" ceplos cowok itu. "Ihh, bawel banget sih!! Buruan, keburu telat!" greget Tasya sambil memukul bahu cowok itu. "Emang gue nyuruh lo naik motor gue?" Jleb Ingin sekali rasanya Tasya mencekik mati cowok itu dipinggir jalan. Untung ganteng dan baik, pikir Tasya. "Gue bakal jalan kalau lo menuhin syarat dari gue." ucap cowok itu sambil tersenyum miring dan menatap ke depan. "Apa?" apapun

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 3

    "VICKY KAMU KE CLUB LAGI?!" Viona mulai emosi dengan kelakuan anaknya yang semakin rusak."Papa sama Mama nggak pernah ngajarin kamu buat ngelakuin hal ini. Tapi--""Cukup, Ma. Vicky capek."Vicky menutup telinganya, ia pusing setengah mati jika Mamanya yang cerewet mulai berkokok.Vicky langsung pergi ke lantai atas menuju ke kamarnya, kesal rasanya mendengar ocehan Viona dan Arga setiap hari. Ia menghembuskan napas beberapa kali dan menutup matanya di kasur.Ia tersenyum kecil, mengingat besok hari Selasa yang artinya akan diadakan ulangan Matematika, dan banyak sekali tugas yang belum ia kerjakan. Tenang saja, ia akan mengandalkan Sandy, si cowok cupu kelas XI IPS 3 yang pintarnya gak ketulungan itu untuk menyalin tugasnya.Saat hendak menutup mata, pikirannya melayang kepada seorang gadis cantik kelas X IPA 2. Entah kenapa rasanya berbeda saat menyentuh tangan gadis itu?Tasya .. nama yang indah..***&

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 2

    "OMG?! Itu Tasya, kan?" Ria, salah satu sahabat dari Tasya kini memekik seperti seorang perempuan yang dirayu oleh raja gombal.Kali ini keberuntungan ada di pihak Tasya, karena kelasnya sedang freeclass. Ia bisa terhindar dari tatapan maut Bu Andra, sang guru Matematika."Iya, kok bisa disitu sih?" sahut Alana, sahabat Tasya yang lainnya."Apa jangan-jangan dia terlambat, ya? Gila, baru masuk seminggu di SMA tuh anak udah nakal," tambah Alana.Tiba-tiba seorang pria dengan penampilan acak-acakan berdiri di samping mereka. "Yang di lapangan itu temen lo berdua?"Ria meneguk salivanya, melihat lelaki tampan yang gantengnya gak ketulungan. "I-iya, kak.""Siapa namanya?" tanya cowok itu."Tasya, kak."Cowok itu memberikan botol minuman dingin kepada Ria. "Kalo dia udah selesai jalanin hukuman, kasih dia ini. Bilang aja d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status