Beranda / Romansa / Dear Kakak Kelas / Dear Kakak Kelas ~ 6

Share

Dear Kakak Kelas ~ 6

Penulis: ToanMail
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-01 19:42:26

Vicky terkekeh melihat perubahan raut wajah Tasya yang kini cemberut. "Nama gue Vicky Nugraha, nama panggilan Vicky. Tapi kalo lo manggil 'sayang' juga gakpapa kok."

Astaga! Jangan blushing Tasya, jangan blushing.

"Jadi kakak kelas yang dimaksud Ria itu, lo?" Tasya bersuara berusaha menghilangkan rasa gugupnya, namun percuma saja. Jantungnya tidak bisa diajak kompromi.

"Maksudnya?" Vicky bingung.

*Flashback on.

'Lo dikasih minuman sama cogan, OMG!" ucap Ria sambil menyerahkan minuman tersebut ke Tasya.

"Cogan?" Tasya bingung. "Siapa?"

"Nah, itu dia, Sya. Dia gak mau ngasih tau namanya. Dia bilang dari kakak kelas," jelas Alana.

*Flashback off.

"Heran gue sama Ria. Muka mirip ubur-ubur kayak lo dibilang cogan," Tasya menyindir, "selera temen gue mah rendah."

"Tapi lo suka, kan?" Vicky merayu.

"Mending gue lesbi daripada harus suka sama cowok kayak lo!"

Vicky terkekeh. "Yakin?"

"Ihh, bawel, lo!" Tasya greget. "Kenapa lo gak mau ngasih tau nama lo?"

"Supaya lo penasaran."

"Gak penasaran sama sekali gue!" tegas Tasya.

"Tuh penasaran sampe nanya 'kenapa lo gak mau ngasih tau nama lo?'" Vicky menirukan gaya bicara Tasya membuat Tasya sedikit tertawa.

"Lo tunggu disini, ya. Gue mandi dulu, habis mandi baru gue antar lo balik," ucap Vicky.

"Iya, buruan. Bau banget, lo." ucap Tasya sambil mengibas-ngibas depan wajahnya.

"Bau tapi sayang, kan?"

"Ihhh buruan sono. Ntar Bonyok gue nyari lagi," Tasya mengalihkan.

"Iya, sayang."

Vicky berlari kecil menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya, meninggalkan Tasya yang sudah hampir terbang ke langit.

Ternyata kakak kelas itu Vicky Nugraha ..

batin Tasya.

***

Vicky turun dari kamarnya, berniat mengantar Tasya pulang. Betapa terkejutnya Vicky melihat Tasya sedang tidur di sofa, dengan menggunakan tas sebagai bantalnya.

Tidak tega membangunkan, Vicky membopong tubuh Tasya dan membawa gadis itu menuju ke kamarnya. Dengan hati-hati, Vicky membaringkan Tasya di atas kasur.

Vicky melirik jam yang melekat di tangannya dan ternyata sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Artinya, Tasya sudah hampir empat jam di rumah Vicky karena mereka pulang sekolah jam tiga sore.

Vicky menghela berat, merasa aneh dengan gadis itu mengingat ia hampir bunuh diri.

Kayaknya nih anak punya masalah, sampe dia nekat bunuh diri.

pikir Vicky.

"Coba kalo gak ada gue, mungkin udah mati ni anak," gumamnya.

"Lo emang the best Vicky!" Vicky membanggakan dirinya.

Vicky memandang Tasya dengan teliti. Vicky akui Tasya memang gadis yang cantik, bahkan saat tidur pun cantiknya tidak pudar.

Vicky mendekatkan wajahnya dengan wajah Tasya,

3 Jengkal ..

2 Jengkal ..

1 Jengkal ..

"Kirain nih anak udah mati." Vicky bernapas lega saat meletakkan jari telunjuknya di sekitaran lubang hidung Tasya, gadis itu masih bernapas.

Cup!

"Selamat tidur, Tasya. Gue akan bantu lo untuk nyelesain masalah yang sedang lo alami."

***

Tasya mengerapkan matanya beberapa kali, merasa asing dengan kamar yang sekarang sedang ditempatinya. Kamar bernuansa hitam campur putih seperti catur, barang yang acak-acakan dan pakaian yang digantung sembarang.

Kemarin gue di rumah Vicky.

Tasya menerawang.

Shitt .. berarti ini kamar Vicky..

pikirnya lagi.

Tasya melihat dirinya di cermin, dan ia sedikit terkejut karena pakaiannya sudah diganti.

Kemarin kan gue pake baju sekolah. Kok bisa diganti?

batin Tasya.

Jangan-jangan, Vicky yang ganti?

pikirnya.

Tasya mencoba mengambil salah satu buku yang terletak di meja yang terlihat mulus, karena mungkin tidak pernah digunakan oleh pemiliknya.

Tasya membuka halaman pertama,

Nama : Vicky Gantengnya Keluarga Nugraha.

Kelas : XI IPS 3

Pelajaran : Semua yang dipelajari.

Tasya menggeleng kepala, baru membaca halaman pertama saja perutnya terasa seperti tergelitik apalagi halaman selanjutnya.

Brakk!

Buku yang ada di genggaman Tasya seketika jatuh karena dirinya kaget akan suara dobrakan pintu yang keras.

Tasya membulatkan matanya, "Vicky?"

Vicky berjalan dengan langkah gontai, menarik Tasya kedalam pelukannya. Jantung Tasya terasa seperti mau keluar apalagi di saat ia merasakan Vicky mengecup puncak kepalanya.

"Lo mabuk, Vik?" Tasya merasakan bau alkohol yang berasal dari mulut Vicky. Biasanya jika mencium bau alkohol Tasya akan muntah, namun di saat dalam dekapan Vicky rasanya tidak.

Vicky menarik Tasya menuju sofa yang terdapat di samping kasurnya, lalu membaringkan tubuh cewek itu. Vicky pun ikutan tidur disampingnya, jangan lupa 'Sambil memeluk Tasya!'

"Vik--"

"Sebentar aja," ucap Vicky dengan suara lirih, suara orang yang sedang mabuk.

Tasya mengangguk lalu mengelus kepala Vicky dengan lembut.

"Tidur, Vik. Lo masih mabuk." ucap Tasya memejamkan matanya bersamaan dengan Vicky.

Akhirnya Vicky dan Tasya tertidur di atas sofa. Dengan tubuh yang saling menyamping dan Vicky yang mendekap Tasya erat seolah-olah ia tak ingin Tasya pergi walau cuma sebentar.

Keduanya telah larut dalam mimpi mereka masing-masing.

Bab terkait

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 7

    Pengap, Sulit bernapas, Panas, Gerah. Itu yang dirasakan Tasya sekarang. Ia sudah bangun sejak tadi. Vicky mendekapnya terlalu erat membuatnya tidak bisa bergerak dengan leluasa.Tiba-tiba sesuatu hal membuat Tasya resah. Tasya belum pulang ke rumah. Meskipun Vando dan Sarah tidak mencarinya, tetapi ia khawatir kalau Bi Asih, Pembantu rumah tangganya mencarinya."Vik!" Tasya menepuk pipi Vicky.Vicky mengerjapkan matanya beberapa kali, dan pemandangan yang pertama dilihatnya adalah gadis cantik yang selalu menghantui pikirannya, Natasya Priskilla."Ta-Tasya?" Vicky terkejut dan dengan cekatan ia melepas dekapan itu dan langsung berdiri dihadapan Tasya."Gue gak macam-macam, kan?" tanya Vicky memastikan.Tasya menggeleng pelan sambil tersenyum. "Enggak."Vicky menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Suasana mendadak canggung, bahkan cicak di dinding pun enggan mengeluarkan suara. Sampai akhirnya, Tasya membuka suara."Vik,"

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 8

    "Kenapa lo jadiin gue sebagai pacar lo?" tanya Tasya memecahkan keheningan di dalam mobil."Sebenarnya gue gak mau jadiin lo sebagai pacar."Tasya mengerucutkan bibirnya, merasa dipermainkan oleh Vicky."Maunya dijadiin calon istri aja, biar gak lama."Tasya memalingkan wajahnya yang kini telah bersemu merah. Kenapa? Kenapa ia selalu baper bersama Vicky? Astaga Tasya!..."Belajar yang bener." ucap Vicky sambil sesekali mengacak-acak rambut Tasya."Iya--""Tasya!"Roy, Ketua Osis SMA Pancasila tampak sedang berlari menuju ke kelas X IPA 2, menuju ke arah Vicky dan Tasya. Ya, Tasya adalah salah satu anggota Osis di SMA Pancasila, jadi ia sudah tau jika dirinya dipanggil Roy berarti ada tugas yang harus di kerjakan. Selain Tasya, ada Ria juga yang merupakan salah satu anggota Osis."Hari ini ada rapat dadakan di Ruang Osis, untuk kegiatan sukarela terhadap anak-anak Panti Asuhan, Sya." ucap Roy kemud

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 9

    Hari Minggu Pagi ..Klingg-klingg ..Tasya yang tengah tidur langsung terbangun ketika mendengar ponselnya berdering, tanda notifikasi WhatsApp masuk. Ia membuka matanya dan meraih ponsel miliknya yang ia letakkan di samping bantal. Ketika Tasya melihat pesan itu, ia terkejut ketika mendapati pesan dari nama kontak Calon Suami.Calon suami?? Siapa yah??pikir Tasya.Calon suami : Woi!Calon suami : Woi, Tasya!Calon suami : Nih anak lagi tidur atau udah meninggal, sih?Calon suami : Sya, lo udah bangun, kan?Dengan rasa penasaran yang tinggi, Tasya pun membalas pesan itu.Tasya : Maaf, ini siapa yah?Belum sampai sepuluh detik, kontak yang bernama Calon suami itu pun membalas pesan dari Tasya.Calon suami : Lo udah lupa siapa calon suami lo?Tasya semakin bingung ketika membaca pesan dari orang asing itu.Gak jelas banget sih.pikir Tasya.Tasya : Maaf, saya masih sekolah dan saya b

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 10

    "Tapi boong." sambung Vicky, disertai tawanya yang menggelegar di dalam mobil.Dengan kesal, Tasya mencubit lengan Vicky. "Nyebelin banget sih, lo!"Melihat wajah kesal Tasya, Vicky semakin bergairah untuk menggodanya. "Lo cantik, tapi sayang .."Tasya mengerutkan kening. "Sayang?"Vicky menoleh ke arah Tasya. "Sayang, kita belum halal."Tasya menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sekarang sudah mirip dengan kepiting rebus.Melihat Tasya salah tingkah, membuat Vicky semakin gemas dan kini tangannya sedang mengacak-acak rambut cokelat indah milik Tasya. "Mau kemana?""Jangan diacak-acakin, Vicky! Berantakan, tau!" Tasya kembali merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan."Mau berantakan, kek, mau botak, kek, lo tetap buat gue percaya sama mitos.""Mitos apa?" tanya Tasya bingung.Vicky sedikit mendekatkan wajahnya ke telinga Tasya. "Mitos kalau bidadari pernah turun ke bumi."Tasya merasakan darahnya berger

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Dear Kakak Kelas   P R O L O G

    Dear Kakak Kelas ..Di saat kamu hadir dalam hidupku, disitulah aku mengenal cinta ..Tapi maaf, aku tak bisa membalas cinta mu karena aku tak mau, tak mau kamu terluka..Kamu tidak tau semuanya tentang apa yang sedang kurasakan..Tapi ketahuilah, aku mencintaimu, karena dalam segala keadaanku, cuma kamu yang ada disisiku..Love you. #Natasya Priskilla.Note : Jangan menyimpulkan cerita dari prolognya, karena prolog hanyalah sebuah perkenalan yang belum tentu akhirnya juga begitu. So, baca aja biar tau kelanjutannya.Jangan jadi silent readers yang hanya membaca satu cerita hingga selesai, kemudian membaca cerita lain tanpa memberikan suara. Kalau membaca setiap cerita orang, jangan lupa sertakan voment, lagian voment itu gratis kok. Sebuah voment sangat berarti bagi seorang penulis..So, happy reading dan jangan lupa vomentnya..Love you readers..

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 1

    Apakah kalian pernah terlambat datang ke sekolah dan takut dihukum? Sekarang seorang Natasya Priskilla ada di posisi itu.Tasya dengan tergesa-gesa turun dari bus mengingat kalau sekarang sudah jam 07.18. Apalagi sekarang adalah hari Senin, berarti Tasya sudah terlambat delapan belas menit dan pastinya akan dijemur di bawah terik matahari selama kurang lebih tiga jam."Makasih, Mang," ucap Tasya saat turun dari bus sekolah dan menyerahkan selembar uang duaribuan kepada knek bus."Sama-sama, Neng."Saat sampai di depan gerbang sekolah, Tasya mendadak panik karena gerbang sudah tertutup rapat dan memperlihatkan para Siswa/Siswi SMA Pancasila yang sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang artinya upacara sudah dilaksanakan daritadi."Gue baru pertama kali lihat seorang cewek terlambat dateng ke sekolah sampe jam segini."Merasa asing mendengar suara tersebut,

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 2

    "OMG?! Itu Tasya, kan?" Ria, salah satu sahabat dari Tasya kini memekik seperti seorang perempuan yang dirayu oleh raja gombal.Kali ini keberuntungan ada di pihak Tasya, karena kelasnya sedang freeclass. Ia bisa terhindar dari tatapan maut Bu Andra, sang guru Matematika."Iya, kok bisa disitu sih?" sahut Alana, sahabat Tasya yang lainnya."Apa jangan-jangan dia terlambat, ya? Gila, baru masuk seminggu di SMA tuh anak udah nakal," tambah Alana.Tiba-tiba seorang pria dengan penampilan acak-acakan berdiri di samping mereka. "Yang di lapangan itu temen lo berdua?"Ria meneguk salivanya, melihat lelaki tampan yang gantengnya gak ketulungan. "I-iya, kak.""Siapa namanya?" tanya cowok itu."Tasya, kak."Cowok itu memberikan botol minuman dingin kepada Ria. "Kalo dia udah selesai jalanin hukuman, kasih dia ini. Bilang aja d

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 3

    "VICKY KAMU KE CLUB LAGI?!" Viona mulai emosi dengan kelakuan anaknya yang semakin rusak."Papa sama Mama nggak pernah ngajarin kamu buat ngelakuin hal ini. Tapi--""Cukup, Ma. Vicky capek."Vicky menutup telinganya, ia pusing setengah mati jika Mamanya yang cerewet mulai berkokok.Vicky langsung pergi ke lantai atas menuju ke kamarnya, kesal rasanya mendengar ocehan Viona dan Arga setiap hari. Ia menghembuskan napas beberapa kali dan menutup matanya di kasur.Ia tersenyum kecil, mengingat besok hari Selasa yang artinya akan diadakan ulangan Matematika, dan banyak sekali tugas yang belum ia kerjakan. Tenang saja, ia akan mengandalkan Sandy, si cowok cupu kelas XI IPS 3 yang pintarnya gak ketulungan itu untuk menyalin tugasnya.Saat hendak menutup mata, pikirannya melayang kepada seorang gadis cantik kelas X IPA 2. Entah kenapa rasanya berbeda saat menyentuh tangan gadis itu?Tasya .. nama yang indah..***&

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01

Bab terbaru

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 10

    "Tapi boong." sambung Vicky, disertai tawanya yang menggelegar di dalam mobil.Dengan kesal, Tasya mencubit lengan Vicky. "Nyebelin banget sih, lo!"Melihat wajah kesal Tasya, Vicky semakin bergairah untuk menggodanya. "Lo cantik, tapi sayang .."Tasya mengerutkan kening. "Sayang?"Vicky menoleh ke arah Tasya. "Sayang, kita belum halal."Tasya menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sekarang sudah mirip dengan kepiting rebus.Melihat Tasya salah tingkah, membuat Vicky semakin gemas dan kini tangannya sedang mengacak-acak rambut cokelat indah milik Tasya. "Mau kemana?""Jangan diacak-acakin, Vicky! Berantakan, tau!" Tasya kembali merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan."Mau berantakan, kek, mau botak, kek, lo tetap buat gue percaya sama mitos.""Mitos apa?" tanya Tasya bingung.Vicky sedikit mendekatkan wajahnya ke telinga Tasya. "Mitos kalau bidadari pernah turun ke bumi."Tasya merasakan darahnya berger

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 9

    Hari Minggu Pagi ..Klingg-klingg ..Tasya yang tengah tidur langsung terbangun ketika mendengar ponselnya berdering, tanda notifikasi WhatsApp masuk. Ia membuka matanya dan meraih ponsel miliknya yang ia letakkan di samping bantal. Ketika Tasya melihat pesan itu, ia terkejut ketika mendapati pesan dari nama kontak Calon Suami.Calon suami?? Siapa yah??pikir Tasya.Calon suami : Woi!Calon suami : Woi, Tasya!Calon suami : Nih anak lagi tidur atau udah meninggal, sih?Calon suami : Sya, lo udah bangun, kan?Dengan rasa penasaran yang tinggi, Tasya pun membalas pesan itu.Tasya : Maaf, ini siapa yah?Belum sampai sepuluh detik, kontak yang bernama Calon suami itu pun membalas pesan dari Tasya.Calon suami : Lo udah lupa siapa calon suami lo?Tasya semakin bingung ketika membaca pesan dari orang asing itu.Gak jelas banget sih.pikir Tasya.Tasya : Maaf, saya masih sekolah dan saya b

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 8

    "Kenapa lo jadiin gue sebagai pacar lo?" tanya Tasya memecahkan keheningan di dalam mobil."Sebenarnya gue gak mau jadiin lo sebagai pacar."Tasya mengerucutkan bibirnya, merasa dipermainkan oleh Vicky."Maunya dijadiin calon istri aja, biar gak lama."Tasya memalingkan wajahnya yang kini telah bersemu merah. Kenapa? Kenapa ia selalu baper bersama Vicky? Astaga Tasya!..."Belajar yang bener." ucap Vicky sambil sesekali mengacak-acak rambut Tasya."Iya--""Tasya!"Roy, Ketua Osis SMA Pancasila tampak sedang berlari menuju ke kelas X IPA 2, menuju ke arah Vicky dan Tasya. Ya, Tasya adalah salah satu anggota Osis di SMA Pancasila, jadi ia sudah tau jika dirinya dipanggil Roy berarti ada tugas yang harus di kerjakan. Selain Tasya, ada Ria juga yang merupakan salah satu anggota Osis."Hari ini ada rapat dadakan di Ruang Osis, untuk kegiatan sukarela terhadap anak-anak Panti Asuhan, Sya." ucap Roy kemud

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 7

    Pengap, Sulit bernapas, Panas, Gerah. Itu yang dirasakan Tasya sekarang. Ia sudah bangun sejak tadi. Vicky mendekapnya terlalu erat membuatnya tidak bisa bergerak dengan leluasa.Tiba-tiba sesuatu hal membuat Tasya resah. Tasya belum pulang ke rumah. Meskipun Vando dan Sarah tidak mencarinya, tetapi ia khawatir kalau Bi Asih, Pembantu rumah tangganya mencarinya."Vik!" Tasya menepuk pipi Vicky.Vicky mengerjapkan matanya beberapa kali, dan pemandangan yang pertama dilihatnya adalah gadis cantik yang selalu menghantui pikirannya, Natasya Priskilla."Ta-Tasya?" Vicky terkejut dan dengan cekatan ia melepas dekapan itu dan langsung berdiri dihadapan Tasya."Gue gak macam-macam, kan?" tanya Vicky memastikan.Tasya menggeleng pelan sambil tersenyum. "Enggak."Vicky menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Suasana mendadak canggung, bahkan cicak di dinding pun enggan mengeluarkan suara. Sampai akhirnya, Tasya membuka suara."Vik,"

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 6

    Vicky terkekeh melihat perubahan raut wajah Tasya yang kini cemberut. "Nama gue Vicky Nugraha, nama panggilan Vicky. Tapi kalo lo manggil 'sayang' juga gakpapa kok."Astaga! Jangan blushing Tasya, jangan blushing."Jadi kakak kelas yang dimaksud Ria itu, lo?" Tasya bersuara berusaha menghilangkan rasa gugupnya, namun percuma saja. Jantungnya tidak bisa diajak kompromi."Maksudnya?" Vicky bingung.*Flashback on.'Lo dikasih minuman sama cogan, OMG!" ucap Ria sambil menyerahkan minuman tersebut ke Tasya."Cogan?" Tasya bingung. "Siapa?""Nah, itu dia, Sya. Dia gak mau ngasih tau namanya. Dia bilang dari kakak kelas," jelas Alana.*Flashback off."Heran gue sama Ria. Muka mirip ubur-ubur kayak lo dibilang cogan," Tasya menyindir, "selera temen gue mah rendah.""Tapi lo suka, kan?" Vicky merayu."Mending gue lesbi daripada harus suka sama cowok kayak lo!"Vicky terkekeh. "Yakin?""Ihh, bawel, lo!"

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 5

    Vicky's home.Disinilah mereka semua berada. Vicky, Angga, Pace, dan Tasya.Setelah tangan Vicky terluka akibat gesekan indah pisau cutter milik Tasya, cowok itu menyuruh Pace mengantarnya pulang. Karena Tasya merasa tidak enak, Tasya memilih untuk mengikut Vicky. Alhasil, Vicky dibonceng Pace, Tasya dibonceng Angga."Aaauww ...." Vicky meringis saat Tasya menaruh salep ke luka potong itu, kemudian diberi perban."Beres," ucap Tasya saat sudah selesai mengobati tangan Vicky."Tangan lo kenapa, Vik?" tanya Angga."Iya, Vik. Beta heran kenapa tangan kau bisa luka bagitu?" Pace mengeluarkan suara."Gak--""Kena pisau cutter gue," Tasya memotong pembicaraan Vicky, "gak sengaja.""Terus kenapa kau bawa cutter ke sekolah, Nona? Kau psikotak kah?""Psikopat, njirr." Angga menoyor kepala Pace atas ucapannya yang diluar pikiran manusia."Terserah beta to. Mau psikopat kah, psikotak kah, pesing kah, mulut mulut beta

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 4

    "Jangan meluk tas terus. Nanti gue cemburu," ucap cowok itu santai. Tasya hanya memasangkan wajah cemberutnya dan menatap tajam ke arah cowok itu. "Gue jalan kaki!" Baru beberapa langkah berjalan, langkah kaki Tasya harus terhenti ketika ia merasakan lututnya mulai nyeri. Ia membalikkan badan dan mendapati cowok itu sedang tersenyum penuh kemenangan. "Yakin mau jalan kaki?" Tasya diam membeku. Ia menatap tajam cowok itu, kemudian berjalan pelan dan menaiki motor Ninja Hitam itu tanpa disuruh pemiliknya. "Lo ngapain?" ceplos cowok itu. "Ihh, bawel banget sih!! Buruan, keburu telat!" greget Tasya sambil memukul bahu cowok itu. "Emang gue nyuruh lo naik motor gue?" Jleb Ingin sekali rasanya Tasya mencekik mati cowok itu dipinggir jalan. Untung ganteng dan baik, pikir Tasya. "Gue bakal jalan kalau lo menuhin syarat dari gue." ucap cowok itu sambil tersenyum miring dan menatap ke depan. "Apa?" apapun

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 3

    "VICKY KAMU KE CLUB LAGI?!" Viona mulai emosi dengan kelakuan anaknya yang semakin rusak."Papa sama Mama nggak pernah ngajarin kamu buat ngelakuin hal ini. Tapi--""Cukup, Ma. Vicky capek."Vicky menutup telinganya, ia pusing setengah mati jika Mamanya yang cerewet mulai berkokok.Vicky langsung pergi ke lantai atas menuju ke kamarnya, kesal rasanya mendengar ocehan Viona dan Arga setiap hari. Ia menghembuskan napas beberapa kali dan menutup matanya di kasur.Ia tersenyum kecil, mengingat besok hari Selasa yang artinya akan diadakan ulangan Matematika, dan banyak sekali tugas yang belum ia kerjakan. Tenang saja, ia akan mengandalkan Sandy, si cowok cupu kelas XI IPS 3 yang pintarnya gak ketulungan itu untuk menyalin tugasnya.Saat hendak menutup mata, pikirannya melayang kepada seorang gadis cantik kelas X IPA 2. Entah kenapa rasanya berbeda saat menyentuh tangan gadis itu?Tasya .. nama yang indah..***&

  • Dear Kakak Kelas   Dear Kakak Kelas ~ 2

    "OMG?! Itu Tasya, kan?" Ria, salah satu sahabat dari Tasya kini memekik seperti seorang perempuan yang dirayu oleh raja gombal.Kali ini keberuntungan ada di pihak Tasya, karena kelasnya sedang freeclass. Ia bisa terhindar dari tatapan maut Bu Andra, sang guru Matematika."Iya, kok bisa disitu sih?" sahut Alana, sahabat Tasya yang lainnya."Apa jangan-jangan dia terlambat, ya? Gila, baru masuk seminggu di SMA tuh anak udah nakal," tambah Alana.Tiba-tiba seorang pria dengan penampilan acak-acakan berdiri di samping mereka. "Yang di lapangan itu temen lo berdua?"Ria meneguk salivanya, melihat lelaki tampan yang gantengnya gak ketulungan. "I-iya, kak.""Siapa namanya?" tanya cowok itu."Tasya, kak."Cowok itu memberikan botol minuman dingin kepada Ria. "Kalo dia udah selesai jalanin hukuman, kasih dia ini. Bilang aja d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status