Share

5.

Author: Ade Tiwi
last update Last Updated: 2021-04-19 11:25:10

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Cavia memperhatikan Davira yang duduk di sampingnya. Rasa penasaran yang menyeruak membuatnya jadi kepo dengan hal apa yang membuat Davira cengengesan begitu.

"Haha, kepo ya?" goda Davira, "hhh lagian orang kayak lo tahu apa Cav soal cinta."

"Cinta?" ulang Cavia mengerutkan dahinya bingung.

"Iya cinta, tahu apa kamu dengan satu kata penuh mantra dan makna itu?" tanya Davira.

Cavia sedikit tersentak saat mendapati pertanyaan seperti itu dari sepupunya ini. Sesekali bola mata Cavia bergerak melihat ke arah pak supir pribadi keluarga mereka. Takut-takut jika si pak supir mendengarkan percakapan mereka, dan syukurlah Cavia saat mendapati pak supir yang tampak hanya cuek saja.

"Jadi, maksud dari pertanyaanmu barusan itu adalah kamu yang sedang jatuh cinta?"

"Bingo!" seruan Davira membenarkan tebakan Cavia, "tumbenan lo pinter." sambungnya terkekeh.

"Ya habisnya kamu bilang cinta-cintaan sih." Cavia memutar bola matanya kesal. Davira hanya terkikik geli melihat sepupunya itu yang tampak kesal.

"Jatuh cinta sama siapa?" tanya Cavia yang kini tak lagi menatap ke arah Davira, gadis itu tengah menatap ke arah luar melihat jalanan dari dalam mobil yang melaju.

"Coba tebak!" tantang Davira menyuruh Cavia untuk menebak.

"Siapa? Manalah aku tahu Vir."

"Aissh, coba tebak saja dulu, siapa tahu kan bener."

Cavia tampak tengah memikirkan siapakah sosok lelaki yang kini tengah dekat dengan Davira dan mampu membuat sepupunya itu jatuh cinta. Meskipun Davira memang sangat terkenal playgirl, sama seperti papanya dulu, Dava Atmadja.

Davira mewarisi sifat playgirlnya dari sang papa dan mewarisi sifat suka berpenampilan seksi dari sang mama tercinta, Airaa.

Memang istilah pribahasa, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya memang sangat tepat untuk menggambarkan sosok Davira yang mirip dengan sosok sang papa dan mamanya.

Sungguh perpaduan yang komplit bukan?

"Reno?"

"What!!" kaget Davira saat Cavia menyebutkan satu nama lelaki yang sempat dekat dengannya.

"Sama dia cuma main-main aja kali." sungut Davira manyun, "coba tebak lagi deh."

Cavia kembali menyebutkan beberapa nama pria yang silih berganti sempat dekat dengan Davira. Tapi, lagi-lagi tebakan Cavia salah semua.

"Argh! Tidak tahu, aku menyerah." Cavia mengangkat kedua tangannya ke atas tanda menyerah.

"Ah, payah lo." ejek Davira.

"Bukan aku yang payah Vir, kamu sih banyak banget yang di pacari."

"Heh! Mereka semua itu bukan pacar aku ya, enak aja."

"Tapi, kan kamu dekat semua sama mereka Vir."

"Hanya dekat kan? Memang aku ada bilang atau buat pengumuman bahwasannya mereka pacarku? Enggak kan?" Cavia menggeleng.

"Nah, ya sudah. Jadi, lo jangan asal bicara."

"Sorry deh, habisnya ya aku pikir begitu." kata Cavia karena telah salah bicara. "Makanya Vir, jangan deketin banyak cowok gitu ah. Kesannya lu kayak cewek playgirl tahu gak sih."

"Memang iya gue playgirl." sahutnya bangga, "di sekolah kan juga gue terkenalnya gitu."

Cavia menepuk jidatnya melihat kelakuan sepupunya yang satu ini. Ampun dah!

"Lagian gue cuma manfaatin mereka doang kok, lo tenang aja deh. Cuma main-main aja, karena hati gue udah ke kunci sama dia."

"Dia?" Davira mengangguk semangat.

"Impian gue," kata Davira dengan mata berbinar bahagia.

Cavia menatap lekat Davira, berusaha mencoba mencari jawaban disana.

"Om Haikal," kata Davira akhirnya memberitahukan nama pria yang sangat di cintainya.

Cavia diam dengan raut wajah tanpa ekspresi, bibirnya terkatup rapat karena saking syoknya.

"Eh, udah sampai!" ucap Davira menyadarkan Cavia yang masih tenggelam dengan pikirannya.

Davira turun dari mobil tanpa menghiraukan sepupunya itu. Saat keluar dari mobil Davira sudah di sambut oleh papa tercintanya yang berdiri di teras rumah.

Dava menatap lekat anaknya dengan wajah sedikit tersenyum dan kedua tangan yang bersedekap di dada menonjolkan otot-otot lengan kekarnya. Pakaian yang di kenakan pria itu pagi ini sangatlah simpel dan sederhana sekali. Namun, tak mengurangi kadar ketampanannya dan yang pasti masih selalu terlihat awet muda.

"P-papa," cicit Davira takut-takut.

"Haloo puteriku," sahut Dava menyapa sang anak dengan suara lembut. Ketakutan Davira sedikit berkurang setelah mendengar nada suara Dava.

"Haloo puteriku, Cavia." sapa Dava ketika melihat puteri bungsu Nando dan Kia yang turun dari mobil dan berjalan mendekati mereka.

"Haloo papa," balas Cavia yang memang sudah terbiasa memanggil Dava dengan sebutan yang sama seperti Davira dan Orlando, adik Davira.

"Ayo masuk!" titah Dava mengajak kedua gadis itu untuk masuk ke dalam rumah.

Cavia dan Davira berjalan mengekor di belakang Dava yang melangkah menuju ruang makan.

"Semuanya sudah berkumpul di ruang makan," kata Dava memberitahu.

"Semua?" pekik Davira mengulangi kata itu.

"Iya, seluruh keluarga sengaja berkumpul hari ini untuk sarapan bersama." beritahu Dava lagi menjelaskan secara detail.

"Kenapa?" tanya Davira, "mengapa semua orang berkumpul disini? Di rumah kita?"

Dava menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya, "memang salah jika seluruh keluarga ingin berkumpul, hmm?" Davira menggeleng.

"Tidak salah papa, hanya saja ini terlalu pagi sekali untuk berkumpul, bukan? Karena kita tidak sedang dalam acara besar maupun penting. Seluruh keluarga akan berkumpul jika ada hal penting yang ingin di bicarakan saja."

"Silahturahmi, benar kan Cavia?" ucap Dava meminta pembenaran pada Cavia yang sedari tadi hanya diam saja.

"Hah?" kaget Cavia melirik ke arah Dava dan Davira secara bergantian, tatapan anak dan bapak itu terlihat seperti ingin berduel meskipun suara Dava tetap lembut.

"I-iya papa," cicit Cavia membenarkan ucapan Dava.

"Memang seperti kamu yang tidak pulang karena terus kelayapan entah kemana. Bahkan kami orang tuamu saja tidak tahu dimana kamu tidur semalam." sindir Dava, "Davira, kamu tidak tahu apa jika mama kamu itu tadi malam marah-marah sama papa karena jadi orang tua yang gak becus. Gak mengetahui fakta bahwa anak gadisnya sering tidak pulang ke rumah."

"Apa?" kaget Davira.

"Bagaimana papa mau tahu kalau papa sendiri saja sibuk, lagian papa pikir kamu sudah besar dan beranjak dewasa. Tentu kamu sudah tahu mana hal yang baik dan hal yang gak baik. Ingat Davira! Papa berikan kamu kebebasan bukan berarti kamu terlalu bebas, sebebas-bebasnya yang kamu mau. Seharusnya kamu juga ingat pada batasanmu." tekan Dava berusaha memberi pengertian pada anaknya.

Davira hanya diam mendengarkan tanpa menjawab sepatah kata pun ucapan Dava. Karena ia sendiri pun sadar jika ia salah.

Davira menatap mata Dava yang memancarkan kekecewaan, kecewa atas tingkah yang di perbuatnya.

"Hhh, baiklah, lupakan saja, semua orang pasti sudah menunggu kita." kata Dava sebelum berbalik badan dan kembali melangkah.

Tbc....

Related chapters

  • Davira   6.

    Sebelum mulai baca cerita ini, ada baiknya untuk kalian baca terlebih dahulu cerita istri pilihan & Davra. Karena kedua cerita itu berkaitan dengan cerita ini. Oke 🤗________________________Davira menatap tidak suka pada sosok wanita muda yang duduk di samping bunda Kia. Mencibir dengan suara seperti jijik melihat orang itu yang selalu ada di tengah-tengah keluarga mereka. Duduk dengan wajah yang menunduk sendu sembari salah satu tangannya menopang di meja makan."Hei! Ngapain lo ada disini?" tanya Davira to the point tanpa tendeng alih.Sontak hal itu membuat semua orang yang berkumpul di ruang makan kaget, Davira melabrak Ayesha secara terang-terangan di depan kedua mata mereka. Tapi, itu bukan satu dua kali terjadi, hal ini memang kerap terjadi apabila seluruh keluarga berkumpul."Vir

    Last Updated : 2021-04-19
  • Davira   7.

    Mendengkus kesal Davira menatap sengit pada dua orang yang barusan melewatinya. Rasanya jika tak memikirkan para orang tua, kemungkinan besar Davira sudah mencakar wajah wanita itu. Anak dari wanita gila jahat yang sangat ia benci, seperti itulah cerita yang pernah ia dengar lewat menguping pembicaraan antara mamanya dan bunda Kia. Meskipun Davira tidak begitu tahu cerita di masa lalu secara detailnya."Davira!" panggilan Dava membuyarkan segala lamunan Davira yang masih setia berdiri. "Duduk disini sayang." sambungnya menyuruh Davira agar duduk di kursi meja makan.Davira menurut sebab sudah tak ada lagi si dia yang sangat Davira benci. Davira memilih duduk di sebelah Orlando, adiknya.Orlando sendiri tampak cuek, tak ada sapaan jahil yang biasanya pemuda itu berikan setiap bertemu dengan Davira. Setelah insiden keributan kecil tadi cukup membuat semua orang yang ada di situ menjadi canggung dan tegang.Terut

    Last Updated : 2021-05-07
  • Davira   8.

    Davira mendesah kecewa karena hari ini sepertinya ia tidak akan bisa menemui Om Haikal di apartemennya. Sebab, mulai hari ini di terapkan penjagaan ketat untuknya yang otomatis tak ada keringanan akses keluar untuknya. Sungguh hal ini sangat menyulitkan sekali untuknya, Davira tidak suka ini. Biasanya ia di beri sedikit kebebasan untuk keluar, tapi sepertinya tidak akan berlaku lagi mulai hari ini.Davira sendiri juga tak mengerti kenapa bisa seperti ini, padahal sedari awal semuanya berjalan baik-baik saja. Tak ada masalah, tak ada protesan, dan yang paling utama tak ada larangan. Davira berpikir keras, apa mungkin Om Haikal sendiri yang mengatakan sejujurnya pada mamanya? Atau mungkin, Cavia?Ah tidak, tidak, kalau Cavia rasanya tidak mungkin. Dugaan kuat Davira sangat yakin jika ini pasti ulah Om Haikal.Sial!!Jika memang begitu, apa mungkin maksudnya si Om Haikal ini udah bosan, udah muak dan gak kuat lag

    Last Updated : 2021-05-07
  • Davira   9.

    Airaa menutup kedua matanya kembali, pura-pura tidur ketika mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Ah, itu pasti suaminya yang baru pulang dari mengantar anak mereka yang nakal ke rumah Haikal.What? Airaa tau?Ya, wanita itu tau jika suaminya ternyata melakukan persengkokolan dengan anak sulung mereka. Jadi, sebenarnya tadi Airaa tidak benar-benar tertidur saat Dava masih di dalam kamar ikut berbaring bersamanya.Airaa mendengar suara langkah kaki Dava yang perlahan keluar dari kamar. Hatinya berseru untuk mengikuti suaminya untuk menangkap basah anak dan bapak itu yang ketahuan bersekongkol. Tapi, niat itu di urungkannya.Airaa bukan wanita bodoh yang akan dengan gampang mereka tipu. Selama ini Airaa sempat menaruh curiga pada sang suami yang menurutnya terlalulembeksikapnya pada Davira. Tak seperti sikap seorang ayah pada umumnya, yang biasanya akan selalu tegas pada anak-anaknya.

    Last Updated : 2021-05-07
  • Davira   10.

    Kedua bola mata yang tertutup itu tampak bergerak kesana-kemari, perlahan kelopak mata itu terbuka. Davira tersentak bangun dari pingsannya, membiasakan cahaya lampu yang menyilaukan kedua matanya.Davira mengamati setiap sudut di sebuah kamar yang tengah di tempatinya, kamar yang sangat ia hafal hingga pikirannya kembali terlempar ke momen dimana ia menemukan perselingkuhan Haikal.Perselingkuhan? Ya, begitulah Davira mendefinisikannya.Dan karena itu juga sebabnya ia merasa syok luar biasa yang mengakibatkannya pingsan tak sadarkan diri."T-tapi, siapa yang menemukanku pingsan dan membawaku ke kamar ini?" ucap Davira tergugu dan bertanya-tanya pada diri sendiri.Apakah mungkin Om Haikal yang menemukannya pingsan dan membawanya ke kamar ini? Mungkinkah?Saat masih sibuk berperang melawan pemikirannya sendiri, pintu

    Last Updated : 2021-05-07
  • Davira   11.

    "Vira!" jerit Cavia memanggil Davira ketika ia sudah sampai di lantai apartemen tempat Haikal tinggal.Terlihat Davira yang masih betah bersandar di belakang pintu apartemen Haikal dengan posisi berjongkok menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan miliknya. Setelah mendengar panggilan Cavia, Davira membuka telapak tangan dan mendongak menatap Cavia yang kini sudah berdiri di depannya."Cavia...." panggil Davira dengan suara merengek manja, Davira membuka lebar kedua tangannya sebagai isyarat untuk Cavia agar memeluknya.Cavia yang mengerti kode itu pun mengangguk seraya tersenyum, merundukkan tubuhnya berjongkok di depan Davira.Cavia memeluk erat tubuh Davira yang montok namun kini seakan rapuh, bahkan di dalam pelukannya pun Davira kembali menangis."Dia jahat Cavia," kata Davira mengadu pada sepupunya ini. "Dia berselingkuh bahkan bercinta denga

    Last Updated : 2021-05-07
  • Davira   12.

    Benar saja apa yang Davira katakan, tak butuh waktu lama hanya dengan hitungan jam saja kabar mengenai dirinya yang tengah berada di kediaman keluarga Wicaksana sudah diketahui oleh sang papa. Dava Atmadja.Pria tampan yang dulunya mantan playboy itu kini sudah berada di kediaman rumah milik Arnando Wicaksana. Pagi-pagi sekali saat ia berpamitan pada Airaa untuk berangkat kerja ke kantor, Dava menyempatkan diri berkunjung ke rumah sahabatnya tersebut setelah mendapatkan kabar dari salah satu anggota keluarga itu.Meskipun sedikit dilanda kebingungan tentang keberadaan Davira yang ada di sana. Seingat Dava, bukankah tadi malam ia sengaja membantu putrinya itu untuk kabur dari rumah agar bisa menemui Haikal? Lalu kenapa sekarang anaknya bisa berada di rumah Nando? Seharusnya kan Davira masihberada di apartemennya Haikal. Aneh! pikir Dava merasa sepertinya sedang terjadi sesuatu hal yang tak beres.Kedatangan Dava di sambu

    Last Updated : 2021-05-07
  • Davira   13.

    "Dasar bodoh!" umpat Dava memaki Haikal.Setelah pergi dari rumah Nando, Dava bukannya ke kantor malah singgah mendatangi apartemen Haikal. Syukurlah Haikal masih berada di apartemennya dan langsung membuka pintu begitu mendengar suara bunyi bel apartemen.Sedikit tercengang ketika melihat siapa tamu yang datang dan sungguh tak menyangka jika Dava akan berkunjung ke apartemennya pagi ini.Tak ada sapaan yang Dava berikan, justru pria itu langsung nyelonong masuk ke dalam tanpa sang tuan rumah menyuruh terlebih dahulu. Dan Dava tanpa tendeng alih-alih langsung mengeluarkan semua makian dan umpatan pada Haikal yang sama sekali tak mengerti."Berengsek, Haikal bodoh!" entah umpatan dan makian yang ke berapa kalinya Dava berikan untuk Haikal.Haikal yang tadinya berusaha tenang dan sabar menghadapi sikap Dava pada akhirnya pun meledak. "Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba datang ke ap

    Last Updated : 2021-05-07

Latest chapter

  • Davira   44. (Part bonus)

    "Bagaimana perasaan Anda setelah menikah, Nona Davira?""Tentu saja bahagia.""Anda tidak menyesal menikah di usia muda?"Davira melirik kesal pada sang pembawa acara program reality show di salah satu channel televisi swasta. Bagaimana tidak kesal? Pasalnya, sudah perjanjian bahwa pertanyaan seperti itu tidak ada masuk ke dalam pembahasan dan perbincangan mereka. Tapi, ternyata Davira terkecoh oleh program acara ini."Maaf, sepertinya petanyaan seperti ini melenceng jauh dari kesepakatan kita. Anda tau, bahwa wajah kami dan kisah kehidupan pernikahan kami menjadi sorotan penuh minat oleh semua orang yang saat ini mungkin tengah menyaksikan acara ini." ucap Davira mengingatkan.Sang pembawa acara itu tersenyum malu. "Ah, maaf, tapi sepertinya pertanyaan yang saya ajukan belum termasuk melanggar perjanjian kita sebelumnya Nona."Davira memutar bola matanya kesal sekaligus j

  • Davira   43.

    Dua bulan kemudian....Bagi Haikal dan Davira tidak butuh waktu lebih lama lagi untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Begitu keduanya sudah siap dengan niat dan tekad yang bulat, akhirnya sepasang kekasih dengan perbedaan umur yang jauh itu memutuskan untuk menikah.Dan ... hari bahagia itu jatuh pada hari ini. Baik Haikal maupun Davira sama-sama dilanda rasa gugup yang luar biasa untuk menyambut hari ini.Akan ada serangkaian acara yang akan mereka lewati nanti, dimulai dari ijab kabul sampai resepsi pernikahan.Meski dilanda perasaan gugup namun tak dipungkiri keduanya juga jika mereka sudah tak sabar untuk segera dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan. Davira yang sudah tak sabar menjadi istri sah Haikal, dan begitu juga dengan Haikal yang sudah tak sabar ingin segera memiliki Davira seutuhnya.Namun dibalik itu semua, mereka berdua sama-sama tau jika proses perjalanan cinta merek

  • Davira   42.

    Cavia merasa sangat malu dan menutupi wajah cantiknya yang terlihat pucat dengan kedua telapak tangannya. Rasanya, Cavia sudah tak memiliki wajah lagi untuk berhadapan dengan Davira dan Haikal.Padahal niatnya untuk pertemuan ini adalah meminta maaf pada kedua orang itu. Karena gosip murahan atau fitnahnya-lah yang membuat Davira dan Haikal bertengkar hebat. Belum lagi aksi Davira yang sempat melabrak Ayesha.Cavia tau betul dan sangat sadar dengan tindakannya itu sebelum pada akhirnya ia memutuskan untuk bunuh diri saja. Entahlah, saat itu Cavia memiliki alasan sendiri kenapa sampai memilih jalan pintas seperti itu."Maafkan aku, Vira, Om." kata Cavia sangat lirih."Aku benar-benar menyesal dan sangat malu atas apa yang aku lakukan." isak Cavia terdengar pilu.Terbukti, kata-kata Cavia mampu menggetarkan relung hati Davira yang terda

  • Davira   41.

    Seminggu kemudian Davira mendengar kabar jika Cavia sudah di perbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Selama itu pula ia dan Haikal tak pernah datang lagi ke rumah sakit untuk menjenguknya.Haikal melarang keras Davira untuk pergi, karena menurut Haikal tak ada untungnya juga menjenguk Cavia yang ternyata bebal dan sangat keras kepala.Gadis itu masih terus saja menyesali takdirnya yang masih hidup. Pernah sekali, beberapa hari yang lalu Davira dan Haikal mendapat kabar jika Cavia kembali mencoba melakukan upaya bunuh diri dengan cara meminum racun.Davira tidak tau pasti kejelasan dari ceritanya seperti apa. Yang hanya Davira tau bahwa aksi nekat Cavia itu kepergok dan berhasil di gagalkan oleh salah satu suster yang tengah bertugas saat itu.Meski kecewa dengan Cavia, tetapi Davira merasa senang dan bersyukur karena sepupunya itu selamat dari kematian. Setidaknya Davira ingin Cavia tetap hidup sampai ajaln

  • Davira   40.

    Seluruh keluarga kaget dengan reaksi Cavia tampak terkendali pasca setelah sadar dari koma. Kia dan Nando sedari tadi sudah mencoba berusaha untuk menenangkan Cavia mengingat kondisi gadis itu."Kenapa kalian menyelamatkanku?" begitulah kata-kata yang terus di ucapkan Cavia. Seakan gadis itu tak mensyukuri dirinya yang masih hidup."Jadi kamu ingin mati?" seruan Haikal yang sejak tadi tampak geram melihat Cavia.Dengan langkahnya yang pasti Haikal berjalan mendekati ranjang, menatap tajam tepat ke manik mata Cavia. "Kamu merasa menyesal karena tidak jadi mati, begitukah?"Cavia menatap sendu Haikal yang justru malah balas menatapnya tajam. Melihat itu Davira menjadi was-was dan takut jika Haikal hendak berniat melukai Cavia."Ayesha, panggilkan Suster dan Dokter." bisik Davira pada Ayesha yang berdiri di sampingnya.

  • Davira   39.

    Kabar baik untuk seluruh keluarga karena hari ini Cavia sudah sadar. Mendengar itu tentu saja semua anggota keluarga senang mendengarnya, tak terkecuali Ayesha dan juga pak Ridwan.Sejak pagi tadi Ayesha dan bapaknya sudah tiba di rumah sakit. Disana juga sudah ada Nando beserta Kia, sang istri tercintanya. Sedangkan untuk Hasan, entahlah, pria itu belum menampakkan batang hidungnya sedari tadi sampai sekarang.Kia dan Nando sekarang tengah di dalam kamar rawat inap Cavia sementara Ayesha dan pak Ridwan lebih memilih menunggu diluar dan duduk di kursi tunggu rumah sakit.Sembari terus menunggu, mereka di kejutkan dengan kehadiran keluarga Atmadja dan Haikal yang datang ke rumah sakit secara bersamaan. Sedangkan Orlando, putra bungsu Airaa dan Dava tidak bisa ikut ke rumah sakit karena harus mengikuti ujian sekolah.Terlihat Dava menyapa hangat Ridwan seraya bertanya. "Sudah lama disini?""Sejak

  • Davira   38.

    Dua minggu kemudian....Ini pekan kedua kondisi keadaan Cavia yang masih belum sadarkan diri setelah insiden aksi nekatnya yang mencoba melakukan upaya bunuh diri. Tetapi, syukurlah saat itu Cavia di bawa ke rumah sakit tepat waktu hingga nyawanya pun dapat terselamatkan.Seluruh keluarga sangat bersyukur karena Cavia masih hidup meskipun kondisinya saat ini masih kritis. Doa pun tak berhenti seluruh keluarga panjatkan untuk Cavia, dan mereka sangat berharap Cavia cepat sadar dan bisa kembali berkumpul bersama.Ada satu hal menarik yang terungkap Davira dapatkan di dalam kamar Cavia saat itu. Yaitu berupa sebuah buku diary milik Cavia yang terbuka. Saat itu Davira tak sengaja mengalihkan fokusnya ketika semua orang panik dan sibuk pada Cavia.Tangan Davira terulur untuk mengambil buku diary itu dan terhenyak kaget ketika membaca isi lembaran buku yang terbuka. Kenapa bisa Davira terhenyak kaget? Tentu saja!

  • Davira   37.

    Entah kesalahan apa yang di perbuat Nando dan Kia dulu sehingga kini mereka berdua merasa gagal dalam mendidik anak mereka. Rasanya Nando dan Kia tak pantas menjadi orangtua yang baik, lihatlah kelakuan kedua anak mereka yang tak pernah becus.Awalnya Hasan dan kini gantian Cavia yang berulah. Nando merasa telah di khianati sebab ia menaruh kepercayaan penuh pada anak perempuannya itu. Cavia menurutnya anak baik yang tidak mau membantah satu kata pun padanya. Tapi hari ini, Nando malah mendengar ucapan yang tak enak dari sahabatnya mengenai anak gadisnya.Ya, setelah mengetahui bahwa Davira mendapatkan berita bohong itu dari Cavia. Dava dan Haikal berserta Davira langsung bergegas pergi menuju kediaman keluarga Wicaksana. Haikal dan Dava langsung mengutarakan maksud dari kedatangan mereka.Tentu saja Nando awalnya kaget dan merasa tak percaya jika putrinya bertingkah seperti itu. Tapi melihat ke

  • Davira   36.

    Haikal sebenarnya berat untuk meninggalkan Davira yang dalam kondisi terikat dan mulut dilakban di dalam apartemennya. Memang terdengar gila, bagaikan seorang psikopat Haikal begitu nekat melakukan hal tersebut. Tetapi, apa boleh dibuat?Haikal tidak akan sanggup bila kehilangan Davira yang sudah pasti akan meninggalkannya bersamaan dengan rasa kepercayaan untuknya yang juga sudah hilang.Sebelum pergi Haikal sempat mengucapkan maaf untuk Davira. Ia tau jika apa yang dilakukannya ini malah akan semakin menambah kebencian Davira. Tapi, sekali lagi Haikal tegaskan jika ia tidak peduli karena ia hanya takut satu hal. Yaitu, berjauhan dan kehilangan Davira.Dan sekarang tujuan Haikal adalah ke rumah calon kedua mertuanya. Ya, Haikal ingin bicara pada Dava dan juga Airaa sebelum pergi berangkat kerja ke kantor.Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu hampir tiga puluh menit Haikal telah sampai di kediaman At

DMCA.com Protection Status